Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri review buku. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri review buku. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Review Film The Aviator Karya Sutradara Martin Scorsese, Ini Baru Sinema!

0


Campusnesia.co.id - Sebulan di rumah saya coba mengaktifkan paket Nex Parabola Basic yang harganya Rp24.000 sebulan. Dengan paket ini saya sudah bisa menyaksikan banyak sekali channel yang biasanya tidak bisa saksikan jika tanpa membeli paket.

Banyak channel dan acara yang saya suka di Nex Parabola, misalnya AFN yang tayangannya tentang kuliner, BBC Lifestyle, Discovery Channel, Animax yang menayangkan anime dan Rock Action yang setiap hari menayangkan film aksi baik yang masih hangat baru saja tayang di layar bioskop maupun yang agak lawas.

Kemarin Jumat tanggal 13 September 2024, pagi hari saya menonton sebuah film berjudul The Aviator, saya sama sekali tidak tahu tentang apa film ini yang pasti karena ada Leonardo DiCaprio jadi saya putuskan untuk nonton hingga selesai.

Surprisingly, selain Leonardo DiCaprio ada banyak aktor kawakan dengan kualitas akting yang sudah tak diragukan misalnya Cate Blanchett, Cate Blanchett, Alec Baldwin dan Jude Law. 

Sepanjang film saya menikmati alur ceritanya, Leonardo masih muda karena film ini dibuat pada tahun 2004 atau dua tahun setelah film Catch Me If You Can yang fenomenal itu.

Awalnya film berkisah tentang karakter Howard Hughes yang diperankan Leonardo yang menjadi seorang sutradara film perang berjudul Hell's Angels , film ini berkisah tentang pasukan udara dan heroiknya berperang menggunakan pesawat. Untuk kebutuhan syuting Howard ingin serealistis mungkin dan membutuhkan pesawat custome yang belum ada pada jamannya.

Ternyata sikap perfeksionis dan inovatif Howard tentang pesawat ini membawa pada dunia Aviasi dimana ia berhasil menciptakan jenis pesawat yang maju pada jamannya, mampu terbang dengan jangkauan luas hingga membawanya pada petualangan menciptakan pesawat pengintai dan pengangkut militer jumbo bernama Hercules.

Film The Aviator mendapatkan review positif dari para kritikus. Berdasarkan Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating 87%, berdasarkan 216 ulasan, dengan rating rata-rata 7,8/10.

Berdasarkan Metacritic, film ini mendapatkan skor 77 dari 100, berdasarkan 41 kritik, menunjukkan "ulasan yang baik". Berdasarkan CinemaScore, film ini mendapatkan nilai "B+" dari penonton film untuk skala A+ sampai F.

Film The Aviator mendapatkan $102.610.330 di Amerika Utara dan $111.131.129 di negara lain. Total pendapatan yang dihasilkan oleh film ini mencapai $213.741.459, melebihi anggaran produksi film $110 juta.

Pada pembukaan akhir pekan secara terbatas, film ini mendapatkan $858.021, menempati posisi ke-14 di box office. Namun, pada pembukaan akhir pekan secara luas, film ini mendapatkan $8.631.367, menempati posisi ke-4 di box office di belakang film Meet the Fockers, Lemony Snicket's A Series of Unfortunate Events dan Fat Albert.

Secara keseluruhan film The Aviator sangat menarik dari sisi jalan cerita dan dramanya, akting bintang papan atasnya menambah hidup film ini dan tentu saja sang sutradara yang sudah dikenal mengarahkan film-film master piece yang sinema banget.



Tentang Film The Aviator 

The Aviator adalah film biografi drama sejarah Amerika Serikat tahun 2004 yang disutradarai oleh Martin Scorsese dan diproduseri oleh Michael Mann, Sandy Climan, Graham King dan Charles Evans Jr. Naskah film ini ditulis oleh John Logan berdasarkan buku non-fiksi Howard Hughes: The Secret Life karya Charles Higham. Film ini dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, Cate Blanchett, Kate Beckinsale, John C. Reilly, Alec Baldwin, Alan Alda dan Jude Law.

Film The Aviator ditayangkan secara perdana di New York pada tanggal 14 Desember 2004 dan dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 17 Desember 2004 secara terbatas dan 25 Desember 2004 secara luas. Film ini mendapatkan review positif dari para kritikus.

Pada tahun 1913 di Houston, Howard Hughes yang berusia delapan tahun dimandikan oleh ibunya, lalu ibunya memperingatkan Howard tentang wabah kolera akhir-akhir ini di Houston bahwa ia "tidak aman". Empat belas tahun kemudian, Howard (Leonardo DiCaprio) mulai menyutradarai film Hell's Angels dan mempekerjakan Noah Dietrich (John C. Reilly) untuk mengelola operasional rutin dari pekerjaannya. Setelah perilisan film The Jazz Singer, film bersuara pertama, Howard terobsesi dengan syuting filmnya secara nyata dan memutuskan untuk mengubah film menjadi film bersuara. Meskipun film ini menjadi terkenal, Howard tetap tidak puas dengan hasil akhirnya dan meminta agar film-nya dipotong ulang setelah penayangan perdana Hollywood. Howard menjalani hubungan romantis dengan aktris Katharine Hepburn (Cate Blanchett), yang membantu meringankan gejala Obsessive–Compulsive Disorder (OCD) Howard yang semakin parah.

Pada tahun 1935, Howard mencoba menerbangkan menerbangkan pesawat H-1 Racer, mendorongnya ke rekor kecepatan baru. Tiga tahun kemudian, ia memecahkan rekor dunia dengan terbang keliling dunia selama empat hari. Ia kemudian membeli sebagian besar saham di Transcontinental & Western Air (TWA). Juan Trippe (Alec Baldwin), saingan dan pemimpin perusahaan Pan American World Airways (Pan Am), mendapatkan sahabat karibnya, Senator Owen Brewster (Alan Alda), untuk memperkenalkan the Community Airline Bill, yang akan memberikan Pan Am kekhususan pada perjalanan udara internasional. Katharine bosan dengan obsesi Howard dan meninggalkannya demi aktor Spencer Tracy (Kevin O'Rourke). Howard cepat tertarik dengan Faith Domergue (Kelli Garner) yang berusia 15 tahun, lalu ia tertarik dengan aktris Ava Gardner (Kate Beckinsale). Namun, Howard masih memiliki perasaan terhadap Katharine dan memeras seorang reporter untuk menyimpan dan menyembunyikan laporan tentang Katharine dan Spencer, yang sebenarnya telah menikah, dari publik.

Howard mengontrak dua proyek dengan Pasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat untuk sebuah pesawat mata-mata dan pesawat angkut militer. Pada tahun 1946, dengan perahu terbang Spruce Goose yang masih dalam konstruksi, Howard menyelesaikan pesawat pengintai XF-11 dan membawanya untuk uji coba penerbangan. Namun, salah satu mesin pesawat itu mati di tengah penerbangan dan jatuh di Beverly Hills, dengan Howard yang terluka parah. Dengan berakhirnya Perang Dunia II, para tentara membatalkan pesanan pesawat Hercules H-4, meskipun Howard masih melanjutkan pengembangan dengan uangnya sendiri. Ketika Howard dibebastugaskan, ia diberitahu bahwa ia harus memilih antara pendanaan maskapai penerbangan atau "perahu terbangnya". Howard meminta Noah untuk menggadaikan aset TWA agar ia dapat melanjutkan pengembangan.

Ketika gejala OCD Howard memburuk, Howard menjadi semakin paranoid, menaruh mikrofon dan mengetuk saluran telepon Ava untuk melacaknya. FBI menggeledah rumah Howard karena bukti yang memberatkan tentang pencatutan perang, pencarian harta bendanya dan yang ditakutkan Howard, melacak kotoran di rumahnya. Owen secara rahasia menawarkan Howard untuk mencabut tuduhan tersebut jika Howard menjual aset TWA ke Juan, tetapi Howard menolaknya. Gejala OCD Howard semakin parah dan ia mundur ke "zona bebas kuman" yang terisolasi selama tiga bulan. Juan memiliki Owen, yang memanggilnya untuk penyelidikan senat, yakin bahwa Howard tidak akan muncul. Ava mengunjunginya dan secara pribadi memakaikan dan merapikan baju untuk Howard dalam persiapan sidang.

Howard yang bersemangat membela diri terhadap tuduhan-tuduhan Owen dan menuduh Owen menerima suap dari Juan. Howard menyimpulkan dengan mengumumkan bahwa ia telah berkomitmen untuk menyelesaikan pesawat H-4 dan bahwa ia akan meninggalkan negara itu jika ia tidak bisa mendapatkan pesawat H-4 itu untuk terbang. Tuduhan-tuduhan tersebut dibatalkan dan setelah berhasil menerbangkan pesawat, Howard berbicara dengan Noah dan insinyurnya, Glenn "Odie" Odekirk (Matt Ross), tentang pesawat jet baru untuk TWA. Namun, pemandangan pria dengan pakaian anti-kuman menyebabkan Howard mengalami serangan panik. Ketika Odie menyembunyikan Howard di kamar kecil dan Noah mencari seorang dokter, Howard mulai melihat kilas balik masa kecilnya, obsesinya terhadap penerbangan dan ambisinya untuk sukses dengan mengulang ungkapan "the way of the future" (yang artinya cara mencapai masa depan).


Poster  film The Aviator



Daftar pemeran film The Aviator
Leonardo DiCaprio sebagai Howard Hughes
Cate Blanchett sebagai Katharine Hepburn
John C. Reilly sebagai Noah Dietrich
Kate Beckinsale sebagai Ava Gardner
Alec Baldwin sebagai Juan Trippe
Alan Alda sebagai Senator Owen Brewster
Ian Holm sebagai Profesor Fitz
Danny Huston sebagai Jack Frye
Gwen Stefani sebagai Jean Harlow
Jude Law sebagai Errol Flynn
Willem Dafoe sebagai Roland Sweet
Adam Scott sebagai Johnny Meyer
Matt Ross sebagai Glenn "Odie" Odekirk
Kevin O'Rourke sebagai Spencer Tracy
Kelli Garner sebagai Faith Domergue
Frances Conroy sebagai Katharine Houghton
Brent Spiner sebagai Robert E. Gross
Stanley DeSantis sebagai Louis B. Mayer
Edward Herrmann sebagai Joseph Breen
J. C. MacKenzie sebagai Ludlow Ogden Smith
Josie Maran sebagai Thelma si gadis perokok



Sekilas info tentang channel Rock Action

Rock Action (dahulu Blue Ant Extreme, RTL CBS Extreme, dan Rock Extreme) adalah sebuah saluran televisi film berbahasa Inggris yang melayani wilayah Asia Tenggara, dimiliki dan diproduksi oleh Rock Entertainment Holdings.

RTL CBS Extreme
Saluran ini sebelumnya dikenal sebagai RTL CBS Extreme, yang diproduksi oleh RTL CBS Asia Entertainment Network, sebuah usaha patungan antara RTL Group dan CBS Studios International. Saluran ini diluncurkan pada 27 Maret 2014 yang berfokus pada aksi yang dikemas dalam hiburan dan disiarkan dalam resolusi tinggi.

Pada 1 Januari 2018, RTL CBS Extreme berganti nama menjadi Blue Ant Extreme setelah akuisisi Blue Ant Media dari RTL CBS.

Pada 18 Agustus 2021, diumumkan bahwa Blue Ant Entertainment dan Blue Ant Extreme akan melakukan rebranding menjadi Rock Entertainment dan Rock Extreme mulai 1 September.

Pada 12 Desember 2022, Rock Entertainment Holdings menyusun ulang konten mereka, dengan rencana program yang berfokus pada film dan acara spesial, dimana Rock Extreme menjadi Rock Action yang berfokus pada film aksi, di negara dan penyedia televisi berbayar terpilih.

Rock Action umumnya menanyangkan film dari studio film Hollywood, seperti Sony Pictures, Paramount Pictures, Universal Pictures, Lionsgate Films, dan lain-lain.



Penulis
Nandar


===

Review Series The Playlist Tentang Perjalanan Lahirnya Spotify yang Mendisrupt Blantika Musik

0
 



Campusnesia.co.id - Baru-baru ini saya menyelesaikan sebuah series asal Swedia di Netflix tentang perjalanan lahirnya aplikasi streaming musik Spotify. Series ini berjudul The Playlist total sebanyak 6 episode, setiap episodenya kita akan disajikan bagaimana ide awal spotify lahir, berkembang dan menghadapi tantangan dari 6 sudut pandang berbeda orang-orang yang terlibat di dalamnnya.

Pertama kita akan disajikan dari sudut pandang sang founder yaitu Daniel Ek, ia adalah programmer yang berhasil membuat laman situs lelang asal swedia mengalahkan pencarian Google sehingga masuk halaman pertama, sebelum akhirnya membuat aplikasi streaming musik ia membuat sebuah startup periklanan yang bisa mencustome jenis iklan yang muncul berdasar preferensi pengunjung webistenya.

Episode kedua akan disajikan bagaimana dari sisi industri musik konvensional yang kala itu sedang dihadapkan dengan pembajakan di situs piratebay dan transisi dari fisikal berupa kaset, piringan hitam dan cd ke musik digital. 

Berikutnya dari sisi hukum yang sangat menarik karena kekeuhnya industri musik dari label besar dan usaha para iinovator aplikasi yang berusaha membawa musik ke ranah digital secara legal dan saling menguntungkan semua pihak dari label rekaman, manajemen dan musisi.

Masuk episode keempat kita diperlihatkan dari sisi para programer yang berusaha keras menciptakan protokol internet baru untuk bisa menhasilkan aplikasi pemutar musik seketika atau tanpa buffering barang sedetikpun. Episode ini sangat teknikal namun untuk pecinta teknologi digital seperti saya jadi episode yang menarik sekali dan banyak inspirasi yang bisa dipetik. Membuat aplikasi streaming musik ternyata sepelik itu proses dan alurnya apalagi Spotify dibuat di tahun 2006 saat infratsruktur internet belum secanggih saat ini.

Dalam episode kelima series ini menceritakan sisicofounder dan sang pemodal menjadi angel investor, kenekatan serta kesalahan-kesalahan dalam yang dilakukan membuat kita belajar bahwa pertimbangan bisnis dalam membuat startup sangat penting, sekali lagi banyak insight yang saya dapat darimana saja revenue sebuah aplikasi atau website bisa didapat, cara mendapatkan investor dan manajemen keuangan.

Sebagai penutup series ini memberi epilog dari sisi para musisi yang sempat crash dengan Spotify dari boikot Taylor Swift hingga unjuk rasa musisi Swedia menuntuk hal dan keadilan. Spotify dianggap monopoli dan memotong pendatan para artis yang karyanya dilisting di aplikasi salah satunya karena ada publisher dan label yang memiliki saham Spotify.

Secara keseluruhan series Netflix asal Swedia berjudul The Playlist ini sangat menarik, selain kita bisa belajar dari perjalanan penciptaan aplikasi streaming musik Spotify yang mendisrupt industri musik konvensional kita juga tahu intriks di dalamnya. 

Untuk saya series sejenis tentang bagaimana sebuah startup dibangun dari nol sangat personal, salah satunya karena sekarang sedang membangun sebuah platform listing UMKM di desa saya Tegalharjo Pati bernama Pasardesaku.com.

Bagi sobat yang suka dengan series atau film bertema perjalanan sukses membangun sebuah perusahaan teknologi dan startup saya punya rekomendasi yaitu series The Billion Dollar Code yang bercerirta tentang Google Earth, film The Social Network tentang facebook dan drama korea berjudul Start-Up walau fiksi dan penuh romance namun unsur inspirasinya masih banyak.

Selamat menonton.



Tentang series Netflix The Playlist 

The Playlist  adalah miniseri doku-drama yang dibuat untuk Netflix. Terinspirasi dari buku Spotify Untold yang ditulis oleh Sven Carlsson dan Jonas Leijonhufvud. Disutradarai oleh Per-Olav Sørensen, serial ini menceritakan kisah "fiksi" tentang lahirnya perusahaan streaming musik Swedia Spotify, beserta tantangan awalnya. The Playlist tayang perdana di Netflix pada 13 Oktober 2022.

Premisnya adalah tentang seorang pengusaha yang bercita-cita tinggi, Daniel Ek, menemukan peluang di tengah pertarungan antara industri musik yang sukses dan pembajakan musik. Ek melihat sebuah solusi yang belum pernah ada sebelumnya dalam industri musik yang penuh gejolak. Ia kemudian memutuskan untuk membangun layanan streaming musik gratis dan legal bersama rekan bisnisnya, Martin Lorentzon. Dia tidak tahu, layanan itu akan "merevolusi" industri musik global dan menghadapi tantangan tak terduga beserta fondasinya.

Pada 11 Desember 2019, Netflix mengumumkan serial terbatas yang belum diberi nama tentang pendirian perusahaan streaming musik, Spotify. Serial ini terinspirasi oleh buku non-fiksi, Spotify Untold, yang ditulis oleh Sven Carlsson dan Jonas Leijonhufvud, reporter bisnis di Swedish Dagens Industri. 

Berna Levin dari Yellow Bird UK akan berperan sebagai produser eksekutif serial ini dan Per-Olav Sørensen akan mengarahkan serial tersebut. Pada tanggal 14 Juni 2021, pengumuman lebih lanjut dibuat, mengungkapkan bahwa serial ini akan terdiri dari enam episode berdurasi 45 menit. 

Selain itu, Eiffel Mattsson dan Luke Franklin akan menjadi produser bersama Levin; sementara itu, Christian Spurrier dipekerjakan sebagai penulis skenario untuk serial tersebut. Pada 13 September 2022, Sofie Forsman dan Tove Forsman diumumkan sebagai penulis bersama serial tersebut.


Pemeran  series Netflix The Playlist 

Edvin Endre sebagai Daniel Ek, salah satu pendiri dan CEO Spotify yang sebelumnya bekerja sebagai insinyur perangkat lunak untuk Tradera.

Christian Hillborg sebagai Martin Lorentzon, salah satu pendiri dan investor utama Spotify, pemilik dan Salah satu pendiri Tradedoubler.

Joel Lützow sebagai Andreas Ehn, seorang programmer berbakat, karyawan pertama Spotify dan CTO yang direkrut Ek untuk membangun aplikasi Spotify.

Gizem Erdogan sebagai Petra Hansson, pengacara berkinerja terbaik yang ditawari posisi sebagai negosiator lisensi musik di Spotify.

Ulf Stenberg sebagai Per Sundin, salah satu eksekutif Sony Music Swedia yang berjuang dengan munculnya The Pirate Bay.

Janice Kamya Kavander sebagai Bobbi Thomasson, seorang calon musisi yang merupakan mantan teman sekelas Daniel Ek.



===
Baca juga:

Review dan Penjelasan Ending Series 3 Body Problem, Ketika Bumi Terancam Alien Dari Trisolaris

0



Campusnesia.co.id - Netflit baru saja merilis series science fiction berjuudl 3 Body Problem yang merupakan adaptasi dari novel populer dengan judul The Three-Body Problem yang dutulis oleh novelis Liu Cixin, pertama dipublikasikan pada tahun 2006.

3 Body Problem adalah serial televisi fiksi ilmiah Amerika yang dibuat oleh David Benioff, D. B. Weiss dan Alexander Woo, berdasarkan novel Tiongkok pemenang Penghargaan Hugo, The Three-Body Problem karya Liu Cixin. Ini adalah adaptasi live-action kedua setelah serial televisi Tiongkok tahun 2023. Serial ini tayang perdana di Netflix dengan delapan episode pada 21 Maret 2024.


Sinopsis Pemeran series 3 Body Problem
Ye Wenjie adalah seorang astrofisikawan yang melihat ayahnya dipukuli sampai mati selama sesi perjuangan di Revolusi Kebudayaan Tiongkok. Dia wajib militer oleh militer karena latar belakang ilmiahnya dan dikirim ke pangkalan militer rahasia di daerah terpencil. Keputusannya yang menentukan di pangkalan itu bergema melintasi ruang dan waktu bagi sekelompok ilmuwan di masa kini, memaksa mereka menghadapi ancaman terbesar umat manusia.


Pemeran series 3 Body Problem
Jovan Adepo sebagai Saul Durand (berdasarkan karakter Luo Ji)
John Bradley sebagai Jack Rooney (berdasarkan karakter Hu Wen)
Rosalind Chao sebagai Ye Wenjie dewasa
Zine Tseng sebagai Ye Wenjie muda
Liam Cunningham sebagai Thomas Wade
Eiza González sebagai Augustina "Auggie" Salazar (berdasarkan karakter Wang Miao)
Jess Hong sebagai Jin Cheng (berdasarkan karakter Wang Miao dan Cheng Xin)
Marlo Kelly sebagai Tatiana Haas
Alex Sharp sebagai Will Downing (berdasarkan karakter Yun Tianming)
Sea Shimooka sebagai Sophon
Saamer Usmani sebagai Prithviraj "Raj" Varma (berdasarkan karakter Zhang Beihai)
Benedict Wong sebagai Clarence "Da" Shi (berdasarkan karakter Shi Qiang/Da Shi)
Jonathan Pryce sebagai Mike Evans


Review series 3 Body Problem
Jujur untuk versi Netflix saya baru nonton hingga episode 3 kemudian karena penasaran langsung loncat ke episode 8 karena penasaran dengan endingnya.

Karena makin bingung saya coba memdingkan adaptasi versi China baik yang series maupun animasi. Jujur versi China yang diproduksi Tencent Video dan bisa ditonton di We TV jauh lebih setia pada versi novelnya.

Masih juga penasaran saya mencari rangkuman dari novelnya yang terdiri dari tiga bagian dan kesimpulan saya sungguh mind blowing sangat menarik disimak bagi sobat yang suka science fiction bakal suka banget.

Tindakan Ye Wenjie di awal cerita yang mengirim pesan ke angkasa dan membalasnya padahal sudah diingatkan agar tidak membalas membuat semua peristiwa di semesta Three Body Problem berawal. Tapi kalau dilihat dari sudut pandang Ye Wenjie tindakannya juga bisa dipahami, bagaimana ia sudah sangat tertekan dengan apa yang dilakukan pemerintahnya terhadap masyarakat dan para akademisi.

Alien dari Trisolaris gak langsung datang dan menguasai bumi begitu saja, karena butuh waktu setidaknya 400 tahun perjalanan untuk sampai di Bumi dengan membawa seluruh armada dan panghuni planetnya. Sebagai info alasan alien trisolaris berencana datang ke bumi selain undangan Ye Wenjie juga didorong pada keadaan dimana planet mereka sudah sekarat akibat anomali dari tiga matahari yang mengorbit dan menyebabkan bencana bagi penduduk planet mereka.

Invasi mereka secara diam-diam, dengan teknologi yang lebih canggih mereka mengawasi gerak gerik manusia dengan teknologi mata-mata hingga level quantum bernama sophons. Tujuan mereka selaian mengetahui persiapa manusia bumi juga menyabotase setiap kemajuan ilmu pengetahun dan penemuan teknologi baru yang bisa membawa kemajuan kehidupan manusia.

Sabotase sophons ini berakibat beberapa penelitian ilmuan bumi hasilnya jauh dari hipotesis, membuat mereka stress dan despetarate berujung bunuh diri yang nantinya rentetan peristiwa ini bakal dari trigger manusia untuk menyelidiki dan menyadari kehadiran alien dari trisolaris yang ingin menjajah bumi.


Spoiler ending series 3 Body Problem
Saya tidak bisa memastikan apakah versi Netflix bakal setia pada alur seperti dalam novelnya, tapi jika merujuk pada versi novelnya apa yang terjadi di season pertam 3 Body Problem versi Nerflit baru awalan saja.

Jika menutip versi novel maka nanti wallfacer yang jadi harapan manusia bumi akan membuat strategi yang disebut dengan The Dark Forest. Dalam novel dilakukan oleh karakter  Luo Ji yang versi Netflix diganti jadi Saul Durand.


Penjelasan tentang strategi The Dark Forest
Menyusul penggunaan teknologi oleh Trisolaran untuk mengunci ilmu pengetahuan Bumi dan meluncurkan armada ruang angkasa besar langsung ke tata surya, manusia juga menciptakan armada ruang angkasa besar untuk bereaksi terhadap krisis peradaban Bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara PDC menggunakan kelemahan fatal dalam sistem tersebut. Logika Trisolarans untuk menciptakan "Rencana Wallfacer". Sebagai salah satu dari empat "penghadap tembok" yang melancarkan serangan balasan rahasia terhadap Trisolaran, profesor sosiologi Luo Ji secara tak terduga terpilih. Meskipun mereka tidak mampu memahami taktik manusia, para Trisolaran mengandalkan "penghancur tembok" yang dipilih oleh para pengkhianat Bumi untuk memulai pertarungan cerdas.

Dalam perjuangan sengit untuk kelangsungan hidup peradaban, Luo Ji akhirnya menyadari tanggung jawabnya untuk melarikan diri dan hedonisme pada awalnya dan menyusun strategi untuk melawan invasi peradaban Trisolaris. Luo Ji juga membenarkan Aturan Hutan Gelap, yang menyatakan bahwa setiap peradaban yang mengungkapkan lokasinya akan musnah. Dengan penemuan ini, ia mengancam akan mengungkap koordinat posisi Trisolaris ke seluruh alam semesta, untuk sementara menunda invasi Trisolaran ke tata surya dan membangun keseimbangan strategis yang berbahaya antara Bumi dan Trisolaris.


Semua kisah tentang alien dan makhluk bumi ini akan berakhir dalam babak yang berjudul Death's End.

Menggunakan kehidupan manusia Cheng Xin di Bumi sebagai alur utamanya, buku ini melanjutkan sejarah manusia setelah terbentuknya pencegah dalam karya kedua, Hutan Gelap, dan selanjutnya mengungkap kebenaran kesulitan Hutan Gelap di kosmos. Pandangan pertama umat manusia tentang kebenaran alam semesta yang gelap datang dari pertarungan dengan peradaban Trisolaran, yang membuat peradaban bumi menggigil di malam yang gelap seperti anak kecil yang ketakutan. Mereka percaya bahwa mereka telah menemukan kunci untuk bertahan hidup, namun kenyataannya, mereka jauh dari memenuhi syarat untuk pertarungan antarbintang.

Di medan perang kosmik, serangan di Hutan Gelap yang mengancam kelangsungan hidup dua peradaban hanyalah sebuah episode kecil. Karena teknik dan senjata perang telah jauh melampaui imajinasi manusia dan hari menyaksikan medan perang adalah hari pemusnahan, tidak ada seorang pun yang pernah melihat perang antarbintang yang nyata, dan mustahil untuk melihatnya. Meskipun tata surya tidak bertahan dalam buku tersebut, Cheng Xin dan Guan Yifan dari peradaban Starship berhasil menjaga api peradaban manusia di tata surya.


Bagi sobat yang mau mendengarkan rangkuman dari buku The Three-Body Problem karya Liu Cixin kami rekomendasikan channel youtube The Orbital Array berikut ini:

1. The Three Body Problem, by Cixin Liu, Book 1 of 3


2. The Three Body Problem: The Dark Forest, by Cixin Liu, Book 2 of 3


3. The Three Body Problem: Death's End, by Cixin Liu, Book 3 of 3



Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Review Series 3 Body Problem, Ketika Bumi Terancam Alien Dari Trisolaris. Semoga bermanfaat sampai jumpa.






Penulis
Nandar


===
Yuk support Campusnesia hadirkan konten pendidikan dan hiburan berkualitas dengan Saweria di link berikut ini: https://saweria.co/Campusnesia

Ulasan Avatar The Last Airbender Versi Netflix, Nostalgia yang Bikin Bangga

0



Campusnesia.co.id - Sukses dengan series adaptasi manga dan anime One Piece, bulan Februari 2024 ini Netflix kembali menyajikan live action adaptasi dari kartun populer besutan Nickiledon yaitu Avatar The Last Airbender, bukan Avatar yang warna biru ya.

Ini buka kali pertama Avatar Aang dijadikan live action jauh sebelumnya pada tahun 2010 pernah dirilis jadi film layar lebar namun oleh penggemar dianggap kualitasnya kurang dari berbagai sisi dan nasibnya berakhir seperti Dragon Ball ala Hollywood.

Mengadaptasi kartun dan anime memang bukan pekerjaan mudah, bahkan untuk studio dari jepangpun kadang tidak melulu berhasil. Sejauh ini adaptasi dari Netflix dianggap berhasil terbukti dengan kualitas series One Piece, YuYu Hakusho dan terkahir Avatar Aang ini.

Avatar: The Last Airbender (dikenal sebagai Avatar: The Legend of Aang) adalah sebuah serial televisi fantasi petualangan asal Amerika Serikat yang ditayangkan di Netflix. Seri merupakan adaptasi live-action dari serial televisi animasi dengan nama yang sama (2005–2008). Serial ini pertama kali diumumkan pada bulan September 2018. Albert Kim akan menjadi showrunner dengan pemeran ansambel yang terdiri dari Gordon Cormier, Dallas Liu, Kiawentiio, Ian Ousley, Paul Sun-Hyung Lee, Elizabeth Yu dan Daniel Dae Kim.

Serial ini dijadwalkan tayang perdana pada 22 Februari 2024 di Netflix dan akan terdiri dari delapan episode.


Sinopsis series Avatar: The Last Airbender
Serial ini berlatarkan dunia yang dilanda perang yang terinspirasi oleh budaya Asia dan Pribumi Amerika di mana orang-orang tertentu dapat "mengendalikan" salah satu dari keempat elemen klasik yang terdiri air, bumi/tanah, api, atau udara. Aang sang "Avatar" dan sekaligus Pengembara Udara terakhir yang masih hidup adalah jembatan antara dunia fana dan dunia roh. 

Hanya Avatar satu-satunya yang mampu menguasai keempat elemen. Seorang Avatar juga memiliki tujuan membawa dan menjaga keseimbangan dan perdamaian antar dunia dan juga alam. Kini Aang dihadapkan pada tanggung jawab untuk mengakhiri ambisi Negara Api yang militeristik untuk menaklukkan dunia. 

Bersama dengan teman barunya, Katara dan Sokka, Aang bertekad untuk menguasai keempat elemen sembari dikejar oleh Zuko, seorang putra mahkota Negara Api yang diasingkan. Zukko berusaha mendapatkan kembali kehormatannya dengan menangkap Aang.


Pemeran series Avatar: The Last Airbender

Gordon Cormier sebagai Aang: Pengendali udara berusia dua belas tahun yang berjiwa bebas dan damai yang dibekukan dalam es selama seratus tahun. Ketika dia bangun, semua pengendali udara lainnya telah dimusnahkan oleh Negara Api dan dia dikirim dalam misi untuk mengakhiri perang dan menjadi tokoh keseimbangan dan harmoni bagi dunia sebagai seorang Avatar.

Dallas Liu sebagai Pangeran Zuko: Putra mahkota Negara Api berusia tujuh belas tahun yang memiliki bekas luka, diasingkan, dan pemarah. Ia bertekad menangkap Avatar. dengan tujuan mengakhiri pengusirannya dan mendapatkan kembali kehormatannya.

Kiawentiio sebagai Katara: Seorang anak berusia empat belas tahun yang merupakan pengendali air terakhir di sukunya setelah ibunya dibunuh oleh Negara Api. Terlepas dari tragedi pribadinya, Katara bergabung dengan Aang dalam perjalanannya sambil mengembangkan potensi dalam dirinya.

Ian Ousley sebagai Sokka: Kakak Katara yang berusia enam belas tahun yang mencoba menjadi pemimpin dari sukunya setelah ayah mereka pergi berperang. Sokka juga bergabung dengan Aang dalam misinya bersama Katara. Sokka menutupi kekurangan kemampuan dirinya dengan kecerdasan, akal, dan bumerang yang dapat dipercaya.

Paul Sun-Hyung Lee sebagai Jenderal Iroh: Seorang pensiunan jenderal Negara Api, kakak laki-laki Raja Api Ozai, dan sekaligus paman serta mentor Zuko yang bijaksana dan penuh kasih sayang.

Elizabeth Yu sebagai Putri Azula: Putri Negara Api yang licik yang sangat berbakat serta adik perempuan Pangeran Zuko.

Daniel Dae Kim sebagai Raja Api Ozai: Penguasa Negara Api yang kejam dan sadis, adik Jenderal Iroh, ayah Pangeran Zuko dan Putri Azula. Kim telah mengisi suaranya ke franchise Avatar beberapa kali dalam serial animasinya-pertama kali dalam Book 2 dari The Last Airbender di mana ia mengisi suara Jenderal Fong, dan dalam The Legend of Korra di mana ia mengisi suara Hiroshi Sato.

Ken Leung sebagai Laksamana Zhao: Seorang perwira angkatan laut Negara Api yang ambisius, namun juga arogan, kejam, dan tidak terhormat serta saingan utama Zuko dalam mengejar Avatar.

Maria Zhang sebagai Suki: Pemimpin sekaligus prajurit elit Pulau Kyoshi yang semua anggotanya adalah perempuan. Suki juga menjadi kekasih Sokka.

n
Lim Kay Siu sebagai Gyatso: Seorang biksu Pengembara Udara yang jahil, ceria, baik hati, dan juga perhatian. Gyatso merupakan mentor dan sekaligus menjadi figur ayah Aang.

A Martinez sebagai Pakku: Seorang ahli pengendalian air dari Suku Air Utara yang juga memiliki peran sebagai guru Aang dan Katara.

Amber Midthunder sebagai Putri Yue: Seorang Putri dari Suku Air Utara yang juga menjadi kekasih Sokka.

Yvonne Chapman sebagai Avatar Kyoshi: Seorang Avatar pengendali bumi legendaris. Ia merupakan inkarnasi Aang sebelumnya yang lahir sebelum Avatar Roku.

Tamlyn Tomita sebagai Yukari/Ibunya Suki: Seorang ibu dan juga wali kota yang sangat protektif di desa kecilnya, Pulau Kyoshi.

Casey Camp-Horinek sebagai Gran Gran: Seorang wanita pemimpin Suku Air Selatan, ibu dari Hakoda, serta nenek dari Katara dan Sokka.

C.S. Lee sebagai Avatar Roku: Avatar pengendali api yang mendahului Aang dan sekaligus menjadi mentornya.

Danny Pudi sebagai The Mechanist (Sang Mekanis): Ayah tunggal dan seorang penemu dari Kerajaan Bumi.

Utkarsh Ambudkar sebagai Raja Bumi: Raja tua Omashu yang merupakan teman tertua Aang.

James Sie sebagai Pedagang Kubis: Seorang pedagang sial dan malang yang hasil panennya secara terus-menerus dihancurkan. Sie mengulangi perannya dari serial animasi.

Rainbow Dickerson sebagai Kya: Ibu dari Sokka dan Katara.

Joel Montgrand sebagai Hakoda: Ayah dari Sokka dan Katara yang juga menjadi kepala suku Air Selatan yang pergi berperang.

Arden Cho sebagai June: Seorang pemburu bayaran.

Momona Tamada sebagai Ty Lee: Teman akrobatik Putri Azula yang ahli dalam pemblokiran chi.

Thalia Tran sebagai Mai: Teman Putri Azula lainnya yang ahli dalam melempar pisau dan juga kekasih Zuko.

Joel Oulette sebagai Hahn: Seorang prajurit Suku Air Utara yang arogan bertunangan dengan Putri Yue.

Nathaniel Arcand sebagai Arnook: Kepala Suku Air Utara.

Meegwun Fairbrother sebagai Avatar Kuruk: Avatar Suku Air Utara yang lahir sebelum Avatar Kyoshi.

Irene Bedard sebagai Yagoda: Seorang tabib Suku Air Utara.

Ryan Mah sebagai Letnan Dang: Seorang perwira di Angkatan Laut Negara Api.

François Chau sebagai Sage Agung: Pemimpin Sage Api di Kuil Api.

Sebastian Amoruso sebagai Jet: Pemimpin Pejuang Kemerdekaan.

Hiro Kanagawa sebagai Raja Api Sozin: Raja Api yang memulai perang 100 tahun dan Kakek buyut Zuko.
n

George Takei sebagai Koh si Pencuri Wajah: Roh mirip kelabang yang menggunakan wajah korban yang dicurinya. Takei juga berperan sebagai sipir di Buku 1: Episode 6 dalam serial animasi aslinya.

Randall Duk Kim sebagai Wan Shi Tong: Roh burung hantu yang bertanggung jawab atas Perpustakaan Roh dengan mengklaim bahwa mengetahui sepuluh ribu hal dan sangat tidak percaya terhadap manusia.

Lucian-River Chauhan sebagai Teo: Putra dari Sang Mekanis.

Ruy Iskandar sebagai Letnan Jee: Letnan Negara Api di kapal Zuko.

Taylor Lam Wright sebagai Duke: Seorang anggota Pejuang Kemerdekaan dan juga temannya Jet.

Wes Valarao sebagai Smellerbee: Seorang perempuan Pejuang Kemerdekaan yang sering disangka laki-laki karena perawakannya.

Nathaniel Kong sebagai Longshot: Pemanah senyap para pejuang kemerdekaan.

Jeff Yung sebagai Biksu Tsutop. Seorang biksu pengendali udara dari salah satu Kuil Udara.

Iris Han Aitong sebagai Biarawati Pengendali Udara Tanpa Nama


Posterseries Avatar: The Last Airbender



Ulasan series Avatar: The Last Airbender

Sebagai penonton Avatar versi kartun, saya sangat menikmati series live action bikinan Netflix ini. Tidak melenceng jauh dari versi kartunya dan yang paling penting pemilihan pemeran mendekati kata sempurna terutama Gordon Cormier sebagai Aang, anak yang ceria, naif dan penuh optimistis.

Kalau ada kekurangan mungkin dari sisi action dibeberapa pertarungan masih kurang greget saja, harusnya bisa lebih maksimal namun mungkin memang disesuaikan dengan target audiensnya sehingga dibuat demikian aman untuk semua penonton.

Sangat tidak sabar menantikan season dua series Avatar: The Last Airbender, semoga bisa sampai final fight yang akan menampilkan pertarungan epik antara Aang melawan Raja Api Ozai.

Sangat rekomended bisa jadi tontonan bersama kerluarga sambil nostalgia, selamat menonton.




Penulis
Nandar


====
Baca juga:

Review Beli Jam Casio Original W-800H-1A untuk Self Reward

0
 



Campusnesia.co.id - Semarang 08/01/2024. Setelah sekian lama tertunda oleh kebutuhan yang lain, bulan ini saya memantapkan diri untuk membeli salah satu wish list untuk self reward yaitu jam tangan digital Casio. 

Ada beberapa alasan kenapa pilihan jatuh pada merk Casio terutama jenis digital, pertama terlihat retro dan classic. Kedua dulu waktu kecil pernah punya jam merk Casio, sayang karena rasa penasaran saat kecil suka buka-buka barang elekronik, wal hasil jadi rusak. Ketiga karena rekomendasi seorang rekan yang sudah berpengalaman karena gonta-ganti jam. menurut beliau dibanding merk lain Casio ini aman saat kena suhu dingin dan embun.

Terima kasih untuk pak Mahdi dari Lamongan Jawa Timur yang sudah order logo, fee dari beliau akhirnya saya gunakan untuk mewujudkan wish list saya untuk membeli jam tangan Casio.

Piihan saya jatih pada Casio Original W-800H-1A, beli di Shopee nama tokonya Time Era dengan harga asli Rp 415.000 dan setelah dipotong diskon jadi Rp 279.000 serta dapat gratis ongkir. Btw sebelumnya saja cek di official store Casio di Tokopedia harganya Rp  429.000 jadi semoga ini sudah pas ya harganya.


Specifikasi jam  Casio Original W-800H
- Resin Glass
- 100-meter water resistance
- Case / bezel material: Resin
- Resin Band
- LED backlight amber
- Dual time
- 1/100-second stopwatch
- Hourly time 
- 12/24-hour format
- Regular timekeeping: Hour, minutes, seconds, pm, year, month, date, day
- Size of case: 44.2 x 36.8 x 13.4mm


Kelengkapan yang saya dapat:
- 1 Unit Jam Casio
- 1 Box Casio Biru
- 1 Box Mika 
- 1 Buku Panduan (modul)
- 1 Garansi Resmi Casio International 1 Tahun / Garansi Seller 1 Tahun
- Free Packing Bubble Wrap

Saya checkout Jumat malam tanggal 5 Januari 2024 malam jam 21.48 wib dan sampai di Semarang tanggal 8 Januari 2024 jam 09.25 wib pagi terpotong hari minggu jadi menurut saya sudah baik pengirimannya.


Demikian tadi postingan kita kali ini tentang Review Jam Casio Original W-800H-1A untuk Self Reward, over all puas dan nyaman dipakai, untuk sobat yang mau beli juga, rekomended. Semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar


Movie Science Ala Lele Laila, Penulis Skenario Film Terlaris Sepanjang Masa di Indonesia

0
 


Campusnesia.co.id - Semarang 16/10/2023. Riset dan Development selalu memegang peranan penting dalam banyak hal termasuk industri hiburan, ajang balap MotoGP dan F1 yang selalu menghibur dan menegangkan merupakan bagian dari riset untuk sepeda motor dan mobil prototype.

Dalam industri olahraga sudah dikenal dengan Sport Science yaitu pengetahuan sistematis dan terstruktur tentang fenomena olahraga yang dibangun melalui proses penelitian ilmiah. Sebagai disiplin ilmu tersendiri, cakupan penelitian ilmu keolahragaan dapat didasarkan pada studi ontologis, epistemologis dan aksiologis.

Baru-baru ini dalam wawancara di acara In Frame bersama Ernest Prakasa di channel youtube Hahaha Corp penulis skenario Lele Laila yang dikenal sebagai penulis skenario film terlaris sepanjang masa KKN Di Desa Penari menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan beberapa naskah filmnya menembus box office melalui proses panjang riset tentang film laris di indonesia.

Dari perbincangan tersebut terungkap bahwa Lele Laila pernah melakukan riset tentang film laris di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun dengan hasil misalnya, dalam setiap sepuluh besar film laris ada genre horor.

Dalam film horor yang laris, hantunya fokus hanya satu yang ditonjolkan, tidak banyak jump scare dan beberapa poin penting lainnya.

Berbekal hasil penelitiannya tersebut lahirlah beberapa skenario film yang berhasil tembus satu juta penonton, standart box office di Indonesia.

Khusus dalam film KKN Di Desa Penari yang berangkat dari Thread viral di Twitter karya Simple Man, Lele Laila dan tim bahkan mencatat setiap kata kunci yang muncul di twitter dan youtube untuk jadi acuan pengembangan naskah skenarionya, jadi bukan hanya karena aji mumpung viral ya, tapi memang risetnya mendalam dipadukan moment tepat pasca pandemi berhasil jadi fenomena meraih 10 juta lebih penonton.


Biografi Ala Lele Laila, Penulis Skenario Film Terlaris Sepanjang Masa di Indonesia

Laila Nurazizah (lahir 8 April 1991), kerap disapa Lele, adalah seorang penulis skenario asal Indonesia. Ia memulai kariernya sebagai penulis skenario film Sanubari Jakarta (2013) dan dikenal sebagai penulis skenario seri film Danur serta film Indonesia terlaris sepanjang masa KKN di Desa Penari.

Lele berkenalan dengan dunia film lewat ekstrakurikuler di SMA. Memulai karier sebagai penulis skenario di usia 21 tahun sebagai penulis skenario film Sanubari Jakarta (2013).

Lele juga merupakan penulis skenario dari film yang termasuk dalam seri film Danur. Ia juga merupakan penulis skenario film Indonesia terlaris sepanjang masa KKN di Desa Penari.

Lele merupakan alumi Jurusan Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia dan melanjutkan studi S2 jurusan Administrasi Bisnis, Institut Teknologi Bandung.


Daftar skenario film yang ditulis Lele Laila

1. Sanubari Jakarta 2012

2. Adriana 2013

3. Princess, Bajak Laut & Alien 2014

4. Untuk Angeline 2016

5. Danur: I Can See Ghosts 2017 Bersama Ferry Lesmana jumlah penonton 2.736.391

6. Keluarga Tak Kasat Mata 2017

7. Danur 2: Maddah 2018 jumlah penonton  2.572.871

8. Asih 2018 jumlah penonton 1.714.798 

9. Silam 2018 jumlah penonton 793.107

10. Danur 3: Sunyaruri 2019 jumlah penonton 2.416.691

11. Asih 2 2020 jumlah penonton 1.714.898

12. Eyang Putri 2021

13. KKN di Desa Penari 2022 jumlah penonton 10.061.033

14. Ivanna 2022 jumlah penonton 2.793.775

15. Qorin 2022 jumlah penonton 1.323.008

16. Aku Tahu Kapan Kamu Mati 2023


Serial web yang ditulis Lele Laila
1. Rewrite (2019) - sebagai Penulis Skenario

2. Ustad Milenial (2021) - sebagai Penulis Skenario


Buku yang ditulis Lele Laila

1. Memorabilia: dalam keabadian (2010) - Novel

2. Sanubari Jakarta (2013) - Kumpulan Cerpen


Penghargaan dan nominasi yang pernah diraih Lele Laila

1. Tahun 2014 Nominasi Penulis Skenario Terpuji untuk film Adriana di ajang Festival Film Bandung

2. Tahun 2018 Nominasi Penulis Skenario Terbaik (Bersama Ferry Lesmana) untuk film Danur: I Can See Ghosts di ajang  Indonesian Box Office Movie Awards

3. Tahun 2021 Nominasi Penulis Skenario Adaptasi Terbaik untuk film Asih 2 di ajang Festival Film Indonesia

4. Tahun 2022 Nominasi Penulis Skenario Terbaik (Genre Horor) untuk film KKN di Desa Penari di ajang Festival Film Wartawan Indonesia

5. Tahun 2022 Nominasi Penulis Skenario Terbaik (Genre Horor) untuk film Ivanna di ajang Festival Film Wartawan Indonesia



Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Movie Science Ala Lele Laila, Penulis Skenario Film Terlaris Sepanjang Masa di Indonesia, semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lele_Laila

Foto: Channel youtube Hahaha Corp



===
Baca juga:

Alur Cerita dan Review Film All the President's Men, Tentang Watergate Skandal Presiden yang Menyalahgunakan Data Intelijen

0
 


Campusnesia.co.id - Semarang 16/09/2023. Selain genre action, film bertema intelijen, politik dan pemerintahan selalu menarik perhatian. Apalagi ditonton menjelang pemilu seperti ini kadang ada saja insight yang bisa dipelari.

Dalam rubrik review film kali ini kami akan membahas tentang sebuah film berjudul All the President's Men yang rilis pada tanggal 4 April 1976 berdurasi 138 menit. Betul film ini memang lawas dan salah satu dari film yang membahas latar belakang peristiwa Watergate sebagai bagian dari ceritanya.

All the President's Men adalah sebuah film thriller drama politik biografi Amerika tahun 1976 tentang skandal Watergate yang menjatuhkan presiden Richard Nixon. Disutradarai oleh Alan J. Pakula dengan skenario oleh William Goldman, film ini didasarkan pada buku non-fiksi tahun 1974 dengan judul yang sama karya Carl Bernstein dan Bob Woodward, dua jurnalis yang menyelidiki skandal tersebut untuk The Washington Post.

Film ini dibintangi oleh Robert Redford dan Dustin Hoffman masing-masing sebagai Woodward dan Bernstein; itu diproduksi oleh Walter Coblenz untuk Redford's Wildwood Enterprises.

Film ini dinominasikan dalam berbagai kategori Oscar, Golden Globe dan BAFTA; Jason Robards memenangkan Academy Award untuk Aktor Pendukung Terbaik untuk perannya sebagai Ben Bradlee. Pada tahun 2010, film tersebut dipilih untuk disimpan di Pendaftaran Film Nasional Amerika Serikat oleh Perpustakaan Kongres karena "penting secara budaya, sejarah, atau estetika".

All the President's Men meraup $7.016.001 pada minggu pertama dari 604 bioskop, menempatkannya di puncak box office AS. Film tersebut akhirnya meraup $70,6 juta di box office.


Pemeran Film All the President's Men 
Dustin Hoffman sebagai Carl Bernstein
Robert Redford sebagai Bob Woodward
Jack Warden sebagai Harry M. Rosenfeld
Martin Balsam sebagai Howard Simons
Hal Holbrook sebagai "Deep Throat"
Jason Robards sebagai Ben Bradlee
Jane Alexander sebagai Pembukuan
Stephen Collins sebagai Hugh W. Sloan Jr.
Ned Beatty sebagai Martin Dardis
Meredith Baxter sebagai Deborah Murray Sloan
Penny Fuller sebagai Sally Aiken (berdasarkan Marilyn Berger)
Penny Peyser sebagai Sharon Lyons
Lindsay Crouse sebagai Kay Eddy
Robert Walden sebagai Donald Segretti
F. Murray Abraham sebagai Sersan Paul Leeper
David Arkin sebagai Eugene Bachinski



Alur Cerita Film All the President's Men
Pada tanggal 17 Juni 1972, penjaga keamanan Frank Wills di kompleks Watergate menemukan baut pintu ditempel agar tidak terkunci. Dia menelepon polisi, yang menemukan dan menangkap lima pencuri di markas Komite Nasional Demokrat di dalam kompleks tersebut. Keesokan paginya, The Washington Post menugaskan reporter baru Bob Woodward ke gedung pengadilan setempat untuk meliput berita tersebut, yang dianggap tidak terlalu penting.

Woodward mengetahui bahwa kelima pria tersebut-James W. McCord Jr. dan empat warga Kuba-Amerika dari Miami-memiliki peralatan penyadapan elektronik dan diwakili oleh pengacara "country club" yang mahal. Pada dakwaan, McCord mengidentifikasi dirinya di pengadilan sebagai orang yang baru saja meninggalkan Badan Intelijen Pusat (CIA), dan yang lainnya juga diketahui memiliki hubungan dengan CIA. Woodward menghubungkan para pencuri itu dengan E. Howard Hunt, seorang pegawai penasihat Gedung Putih Presiden Richard Nixon, Charles Colson, dan mantan CIA.

Carl Bernstein, reporter Post lainnya, ditugaskan untuk meliput cerita Watergate bersama Woodward. Kedua pemuda ini enggan menjadi pasangan tetapi bekerja sama dengan baik. Editor eksekutif Benjamin Bradlee yakin bahwa karya mereka tidak memiliki sumber yang dapat diandalkan dan tidak layak dimuat di halaman depan Post, namun dia mendorong penyelidikan lebih lanjut.

Woodward menghubungi pejabat senior pemerintah, sumber anonim yang pernah dia gunakan sebelumnya dan disebut sebagai "Deep Throat". Berkomunikasi secara diam-diam, menggunakan bendera yang ditempatkan di pot bunga balkon untuk menandakan pertemuan, mereka bertemu pada malam hari di garasi parkir bawah tanah. Deep Throat berbicara samar-samar dan dengan metafora, menghindari fakta penting tentang pembobolan Watergate, namun berjanji untuk menjaga Woodward di jalan yang benar menuju kebenaran, menasihati Woodward untuk "mengikuti uang."

Woodward dan Bernstein menghubungkan kelima pencuri tersebut dengan aktivitas korup yang melibatkan kontribusi kampanye kepada Komite Nixon untuk Memilih Kembali Presiden (CRP atau CREEP). Ini termasuk cek sebesar $25.000 yang dibayarkan oleh Kenneth H. Dahlberg, yang diidentifikasi oleh pihak berwenang Miami ketika menyelidiki perampok yang berbasis di Miami. 

Namun, Bradlee dan rekan-rekannya di The Post masih meragukan penyelidikan tersebut dan ketergantungannya pada sumber-sumber seperti Deep Throat, dan bertanya-tanya mengapa pemerintahan Nixon harus melanggar hukum ketika presiden hampir pasti akan mengalahkan lawannya, calon dari Partai Demokrat George McGovern.

Melalui mantan bendahara CREEP Hugh W. Sloan, Jr., Woodward dan Bernstein menghubungkan dana tertentu sebesar ratusan ribu dolar kepada kepala staf Gedung Putih H. R. Haldeman—"orang terpenting kedua di negeri ini"—dan kepada mantan jaksa agung John N. Mitchell, sekarang kepala CREEP. Mereka mengetahui bahwa CREEP mendanai kampanye "sialan" untuk menyabotase kandidat presiden dari Partai Demokrat setahun sebelum perampokan Watergate, ketika Nixon tertinggal dari Edmund Muskie dalam jajak pendapat.

Meskipun permintaan Bradlee untuk ketelitian memaksa para wartawan untuk mencari sumber lain untuk mengkonfirmasi hubungan Haldeman, Gedung Putih mengeluarkan penolakan yang tidak dapat disangkal terhadap berita utama The Post. Bradlee terus mendorong penyelidikan.

Woodward kembali bertemu secara diam-diam dengan Deep Throat dan menuntut agar dia tidak terlalu mengelak. Dengan sangat enggan, Deep Throat mengungkapkan bahwa Haldeman mendalangi pembobolan dan penutupan Watergate. Dia juga menyatakan bahwa penutupan ini tidak hanya dimaksudkan untuk menyamarkan keterlibatan CREEP tetapi juga untuk menyembunyikan “operasi rahasia” yang melibatkan “seluruh komunitas intelijen AS,” termasuk CIA dan FBI. 

Dia memperingatkan Woodward dan Bernstein bahwa nyawa mereka, dan nyawa orang lain, berada dalam bahaya. Ketika keduanya menyampaikan informasi ini kepada Bradlee dan memberitahunya tentang kedalaman konspirasi tersebut, Bradlee menyadari bahwa krisis konstitusional akan datang, namun meminta mereka untuk melanjutkan cerita tersebut.

Pada tanggal 20 Januari 1973, Bernstein dan Woodward mengetik cerita lengkapnya, sementara televisi di ruang redaksi memperlihatkan Nixon mengambil sumpah jabatan untuk masa jabatan keduanya sebagai presiden. Montase headline teletype terkait Watergate dari tahun-tahun berikutnya ditampilkan, diakhiri dengan laporan pengunduran diri Nixon dan pelantikan Gerald Ford pada 9 Agustus 1974.



Review Film All the President's Men
Bagi sobat yang suka film drama tema pemerintahan, politik dan intelijen film All the President's Men ini rekomended untuk ditonton, dan untuk dapat penyegaran dan sudut pandang lain tentang Watergate dari sisi media massa pada waktu itu bisa dilanjutkan dengan menonton film The Post yang dibintangi oleh Tom Hanks dan Meryl Streep.

Pada saat film tersebut dirilis, Roger Ebert dari Chicago Sun-Times menganugerahi film tersebut 3+1⁄2 bintang dari 4 bintang, menulis: "Ini memberikan studi paling jeli tentang jurnalis yang bekerja yang mungkin pernah kita lihat di film layar lebar. Dan film ini berhasil dengan cemerlang dalam menunjukkan perpaduan antara kegembiraan, paranoia, keraguan diri, dan keberanian yang merasuki The Washington Post ketika dua reporter mudanya mencalonkan diri sebagai presiden."Majalah Variety memuji "arahan yang cerdik dan penulisan naskah" yang mengatasi kurangnya drama yang mungkin terjadi pada berita tentang reporter yang memuat berita tersebut. Dave Kehr dari Chicago Reader mengkritik penulisannya dan menyebut film tersebut sebagai "pejalan kaki" dan "studi tentang peluang yang terlewatkan". Gene Siskel menamakannya film terbaik tahun 1976 dalam daftar akhir tahunnya.

Pada agregator ulasan Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating 94% berdasarkan 64 ulasan, dengan rata-rata rating 9.10/10. Konsensus para kritikus situs tersebut berbunyi: "Sebuah pujian yang tegas dan tegas terhadap manfaat pers yang bebas dan bahaya dari kekuasaan yang tidak terkendali, menjadi lebih efektif karena asal-usulnya dalam peristiwa kehidupan nyata."Tentang Metacritic, yang memberikan dengan skor rata-rata tertimbang, film ini mendapat skor 84 dari 100, berdasarkan ulasan dari 13 kritikus, yang menunjukkan "pengakuan universal".



Tentang Skandal Watergate
Skandal Watergate adalah serangkaian peristiwa politik dan kejahatan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1972. Skandal ini dimulai ketika lima orang yang terkait dengan Komite Presiden untuk Reeleksi Richard Nixon mencoba untuk meretas kantor Partai Demokrat yang berlokasi di kompleks Watergate di Washington, D.C. Upaya ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi rahasia yang dapat digunakan untuk keuntungan politik dalam pemilihan presiden tahun 1972.

Ketika upaya mereka terungkap, penyelidikan resmi dimulai, dan melalui serangkaian lapisan investigasi, terungkap bahwa staf tinggi dalam pemerintahan Nixon terlibat dalam penutupan dan penyalahgunaan kekuasaan untuk menyembunyikan kejadian ini. Skandal ini mencapai puncaknya ketika rekaman audio dari percakapan di dalam Gedung Putih mengungkap peran aktif Presiden Nixon dalam upaya menutupi kejahatan tersebut.

Akibat dari Skandal Watergate sangat serius, termasuk pengunduran diri Richard Nixon dari jabatan Presiden pada tahun 1974 untuk menghindari pemakzulan yang hampir pasti. Skandal ini menyebabkan ketidakpercayaan besar terhadap pemerintah Amerika Serikat dan memicu perubahan besar dalam kebijakan dan reformasi politik, seperti Undang-Undang Kebebasan Informasi dan Undang-Undang Penyelidikan Independen. Skandal Watergate tetap menjadi salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah politik Amerika Serikat.






====
Baca juga:

Sinopsis dan Review Film Sewu Dino dari Penulis Simpleman KKN di Desa Penari

0
 


Campusnesia.co.id - Salah satu film lebaran paling diantisipasi tahun 2023 ini adalah Sewu Dino, dari penulis Simpleman sosok di balik buku dan film KKN di Desa Penari yang hingga artikel ini ditulis masih kokoh jadi film paling laris di Indonesia dengan pencapaian 10 juta lebih penonton.

Sewu Dino adalah sebuah film horor misteri Indonesia tahun 2023 yang disutradarai oleh Kimo Stamboel berdasarkan cerita viral berjudul sama karya SimpleMan. Film yang tayang di bioskop Indonesia pada 19 April 2023 ini dibintangi oleh Mikha Tambayong, Givina Lukita Dewi, Agla Artalidia, Gisellma Firmansyah, Marthino Lio, Pritt Timothy, Rio Dewanto, dan Karina Suwandi.

Proses pengambilan gambar utama dimulai pada 10 Desember 2022 dan selesai pada 18 Januari 2023 dengan total 40 hari proses syuting.

Pada 30 November 2022, sebuah teaser judul Sewu Dino diluncurkan di akun resmi film ini. Pada 2 Desember 2022, syukuran dan pengungkapan pemeran diadakan serta teaser poster film ini diunggah.

Pada 23 Desember 2022, diumumkan bahwa sebuah adegan Sequence Zero atau pengantar cerita menuju film Sewu Dino ditampilkan sebagai mid-credit dalam film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni yang tayang pada 29 Desember 2022.

Pada 18 Februari 2022, sebuah teaser resmi film ini diunggah. Lalu pada 21 Maret, poster resmi film ini dirilis.

Film ini awalnya resmi diumumkan akan tayang pada 20 April 2022 bertepatan dengan hari libur Lebaran Idul Fitri 2023, namun dipercepat menjadi 19 April 2023.


Pemeran film Sewu Dino
Mikha Tambayong sebagai Sri
Givina Lukita Dewi sebagai Erna
Agla Artalidia sebagai Dini
Gisellma Firmansyah sebagai Della Atmodjo
Marthino Lio sebagai Kuncoro
Pritt Timothy sebagai Mbah Tamin
Rio Dewanto sebagai Sugik
Karina Suwandi sebagai Karsa Atmodjo
Maryam Supraba sebagai Minah
Ayez Kassar
Karina Ranau
Dayinta Melira



Sinopsis film Sewu Dino
Film Sewu Dino berlatar tahun 2003 dan mengisahkan Sri yang sedang membutuhkan uang banyak. Ia pun mendapat tawaran bekerja di keluarga Atmojo dengan bayaran yang fantastis.

Tak sendiri, Sri ditemani oleh Erna dan Dini. Mereka bertiga dikirim ke sebuah gubuk di tengah hutan. Di sana ada Dela Atmojo, cucu dari Mbah Karsa Atmojo.

Dela mengalami gangguan misterius. Ia diceritakan tak sadarkan diri, karena terkena santet sewu dino dari Sabdo Kuncoro. Lalu, mampukan Sri, Dini, dan Erna menyelamatkan nyawa Dela yang di ambang kematian?





Sinopsis film Sewu Dino
Coming soon





Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Sinopsis dan Review Film Sewu Dino dari Penulis Simpleman KKN di Desa Penari, akan kami update. Semoga bermanfaat sampai jumpa.




===
Baca juga: