Campusnesia.co.id - Limbah minyak jelantah menjadi salah satu permasalahan yang jarang sekali mendapat sorotan, padahal jika pengelolaan limbah ini tidak dilakukan secara benar dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen salah satu daerah yang memiliki permasalahan terkait pengolahan limbah jelantah. Sragen (23/01/2024), mahasiswi KKN Tim I UNDIP tahun 2024 melakukan Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah Sebagai Upaya Implementasi Reverse Logistics.
Reverse Logistics merupakan upaya untuk mengelola limbah hasil produksi yang dapat digunakan kembali sehingga dapat meminimalkan dampak bagi lingkungan. Pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dilakukan oleh Refi Regita Atmaja Putri, mahasiswi Manajemen dan Administrasi Logistik, Universitas Diponegoro di kediaman Ibu Linda RT 01 , Dukuh Kedungpring, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen. Program Kerja dilaksanakan dengan mengundang ibu - ibu di Desa Juwok untuk turut serta dalam pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Total terdapat 11 peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Umumnya limbah minyak jelantah langsung dibuang ke saluran pembuangan air, bak cuci piring, maupun langsung ke tanah. Membuang minyak jelantah sembarangan pada dasarnya akan menimbulkan berbagai masalah, seperti penyumbatan pipa serta masalah kesuburan tanah. Adapun jika dikonsumsi kembali akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Untuk itu, perlu pengelolaan maupun pengolahan yang baik terkait limbah minyak jelantah. Kegiatan pelatihan dimulai dari pemaparan terkait bahaya limbah minyak jelantah bagi lingkungan dan kesehatan, setelah itu dilakukan praktik pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah secara langsung di depan ibu-ibu di Desa Juwok. Adapun untuk alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan lilin aromaterapi tersebut yakni untuk alat berupa panci, sendok, saringan, mangkok atau gelas, wadah lilin dan tusuk gigi. sedangkan untuk bahan yang dibutuhkan berupa minyak jelantah, stearic acid, krayon bekas, parfum/pewangi dan benang katun atau sumbu.
Langkah-langkah pembuatan yakni berupa:
● Saring minyak jelantah hingga bersih
● Masukan minyak jelantah ke panci sebanyak 200 mili dan nyalakan kompor, kemudian masukan stearic acid 150 gram serta aduk sampai merata.
● Setelah semua tercampur masukan krayon bekas dan aduk terus sampai pewarna larut.
● Kemudian masukan juga parfum/essential oil untuk memberi aroma wangi pada lilin sebanyak 10 mili. Jika aroma telah muncul, matikan api kompor.
● Tuanglah ke wadah yang telah diberi sumbu lilin. Diamkan hingga padat selama 24 jam, kemudian angkat stik kayu dari sumbu lilin.
● Lilin Aromaterapi siap digunakan
Kegiatan pelatihan ini mendapat antusias yang tinggi dari ibu-ibu di Desa Juwok, terdapat 11 peserta yang hadir. “Kegiatan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah sangat menarik. Kami baru mengetahui bahwa minyak jelantah yang selama ini kami umumnya buang setelah 3 - 4 kali pemakaian, ternyata bisa dimanfaatkan menjadi lilin” ujar Ibu Linda salah satu peserta pelatihan.
Selain membagikan brosur tentang tata cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah, di akhir kegiatan juga dilakukan pembagian sempel lilin aromaterapi dari minyak jelantah yang sebelumnya telah disiapkan. Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan kedepannya limbah minyak jelantah dapat dioptimalkan pemanfaatannya sehingga mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Penulis:
Refi Regita Atmaja Putri
Dosen Pembimbing Lapangan:
Riza Susanti, S.T., M.T
Lokasi:
Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen
Editor:
Achmad Munandar