Campusnesia.co.id - Semarang 14/01/2024. Ada anekdot yang bilang toko Madura hanya tutup saat kiamat datang. Hal ini merujuk pada konsistensi mereka yang buka nyaris 24 jam dan tak mengenal hari libur atau tanggal merah.
Mengambil contoh di sekitar Tembalang Semarang, dalam kurun waktu satu hingga dua tahun terakhir kehadiran toko sembako Madura semakin merajalela. Sebelum becandaan tentang kedai es krim Mixue yang menempati setiap ada ruko kosong, toko sembako Madura sudah lebih dulu melakukannya.
Seakan tak peduli berapapun ukuran rukonya, dimanapun lokasinya asalkan bisa disewa bakal mereka tempati untuk berjualan.
Dilihat dari sisi produk sebenarnya tidak jauh beda dengan toko kelontong dan toko sembako pada umumnya, dari jajanan harga Rp 500-an, kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, sampo, dan tentu saja sembako dari gula, minyak, gas lpg, air minum galon dan kemasan, rokok serta pada umumnya menyediakan bensin eceran.
Disebut toko Madura karena memang pemilik dan penjaganya warga asal Madura. Dari pengamatan yang saya lakukan pada salah satu toko di dekat kost saya, sepertinya antar satu toko dengan toko yang lainnya saling berjejaring, termasuk suplier berbagai produknya yang datang silih berganti.
Kehadiran toko sembako Madura ini sedikit banyak membuktikan bahwa kehadiran mini market seperti Indomaret dan Alfamart tak sepenuhnya mematikan toko kelontong. Walau tak bisa dipungkiri sejak kehadiran kedua brand mini market tersebut banyak toko kelontong lokal yang berguguran akibat kurang mampu bersaing.
Dalam beberapa jenis produk toko kelontong Madura berani menjual dengan harga yang lebih murah dari mini market, hal ini membuat pembeli jadi punya alternatif dalam menentukan dimana akan membeli kebutuhannya.
Jam operasional yang nyaris 24 jam juga jadi kelebihan, sebagai contoh toko sembako El Madura yang ada di dalam gang Iwenisari Tembalang bakal lebih dipilih oleh warga dan anak kost ketika butuh sesuatu ketimbang harus menyeberang jalan raya ke mini market terdekat.
Fenomena toko sembako Madura sebagai bukti bahwa toko kelontong tak sepenuhya punah dengan kehadiran mini market juga terasa hingga desa. Sekarang makin banyak toko kelontong dan sembako dengan gaya display mirip mini market, setidaknya bagaimana sebuah produk dipajang di rak. Dari sisi varian produk dan harga juga sudah bisa bersaing berkat kehadiran berbagai toko grosir dan tentu saja kemudahan belanja lewat toko online, cari yang sedang diskon di e-comerce kemudian menjualnya di toko offline.
Demikian tadi sobat Campusnesia postingan kita kali ini tentang Belajar Dari Konsistensi dan Kerja Keras Toko Madura yang Ada Dimana-mana. Semoga bermanfaat sampai jumpa.
Penulis
Nandar
===
Baca juga: