Campusnesia.co.id - Maag atau gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung. (WHO, 2014) menyebutkan prevalensi penyakit gastritis di dunia diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar penduduk.
Angka kejadian gastritis di Indonesia adalah 40,8% dan angka kejadian maag di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi dengan angka kejadian 274.396 kasus dari total penduduk 238.452.952 jiwa. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang umumnya diderita oleh kalangan mahasiswa.
Banyak mahasiswa seakan acuh atau menganggap biasa saja penyakit satu ini. Padahal bisa menjadi awal dari sebuah penyakit yang dapat menyebabkan kekambuhan hingga kematian.
Pencegahan yang bisa dilakukan ialah dengan mengurangi paparan faktor risikonya. Dengan mengetahui apa saja faktor risikonya, diharapkan mahasiswa bisa menjadikan informasinya tersebut sebagai alat ukur, apakah pola hidup yang diterapkan mencerminkan faktor-faktor risiko dari penyakit gastritis atau tidak.
Faktor risiko tersebut antara lain konsumsi makanan dengan kadar pengawet dan garam yang tinggi berlebihan, konsumsi makanan berlemak dan berminyak berlebihan, konsumsi makanan asam dan pedas berlebihan, konsumsi alkohol berlebihan dan dalam jangka panjang, merokok, stres, dan bertambahnya usia.
Disinilah kebiasaan meminum minuman herbal memiliki manfaat yang baik terhadap pengobatan maupun pencegahan penyakit gastritis mahasiswa.
Penelitian Sebelumnya terkait Hubungan Gastritis dengan Pola Makan dan Pola Hidup
Sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis dimana sampel penelitiannya adalah individu dengan usia produktif, seperti siswa SMK dan mahasiswa. Penelitian yang diterbitkan pada Jurnal Keperawatan Galuh ini menggunakan uji korelasi Spearman yang memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pola makan, konsumsi kopi, dan tingkat stres dengan kejadian gastritis.
Selain itu, penelitian lainnya yang diterbitkan pada Jambura Health and Sport Journal juga telah melakukan penelitian menggunakan uji Chi-Square dimana diperoleh hasil serupa, yaitu terdapat hubungan yang signifikan pada variabel independen yaitu pola makan, konsumsi kopi, pola tidur terhadap variabel dependen yaitu gastritis.
Lebih lanjut, terdapat pula penelitian yang diterbitkan pada Jurnal Biologi Edukasi dengan kajian analisis deskriptif, dimana diketahui bahwa mahasiswa yang merantau dan mengalami kejadian gastritis merupakan mereka yang pola makannya tidak teratur (jarang sarapan pagi), pola tidur yang tidak teratur (sering tidur larut malam), dan stres yang berhubungan dengan tugas perkuliahan.
Dari penelitian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pola makan dan pola hidup pada kalangan mahasiswa mesti diperbaiki agar risiko penyakit gastritis dapat hilang, jika memang sulit untuk memperbaiki, maka diperlukan solusinya. Solusi yang saya tawarkan adalah dengan mengonsumsi minuman herbal secara rutin.
Minuman Herbal untuk Mencegah dan Mengatasi Gastritis
Minuman herbal juga mempunyai kelebihan yaitu tidak menimbulkan efek samping, tidak spesifik untuk satu penyakit, dan pengobatannya dapat dilakukan secara mandiri tanpa bantuan tenaga kesehatan formal. Minuman herbal merupakan salah satu pengobatan alternatif yang sudah lama digunakan secara trasdisional oleh masyarakat Indonesia. Keberhasilan pemanfaatan tanaman herbal sangat dipengaruhi oleh pengetahuan umum tentang masing-masing jenis tanaman beserta khasiatnya masing-masing.
a. Jus Lidah Buaya
Minuman ini banyak mengandung mineral, vitamin dan asam amino yang membantu meringankan gangguan pencernaan. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Traditional Chinese Medicine, lidah buaya terbukti efektif meminimalkan gejala asam lambung. Sebuah penelitian dengan metode quasi experiment yang dilakukan oleh Fita Kusnul Khotimah dan kawan-kawan ditemukan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak lidah buaya terhadap rata-rata nyeri gastritis.
Hal ini dikarenakan aloe vera mengandung saponin dan tenin untuk memperbaiki peradangan tidak menjadi lebih buruk. Zat bradykinase, karbiksipeptidase serta salisilatnya dapat mengurangi ketidaknyamanan yang berupa sakit atau nyeri pada lambung yang disebabkan oleh peradangan tersebut (Khotimah et al., 2019).
b. Air Rendaman Kunyit
Kunyit mempunyai kandungan senyawa zat aktif utama berupa kurkuminoiddan minyak astsiri. Kandungan kurkuminoidterdiri menurut kurkumin, desmetoksikumin, dan bisdesmetoksikurkumin, sedangkan minyak atsiri terdiri dari keton sesquiterpen, tumeron, tumeon, zingiberen, flandren, sabinen, borneol, dan sineil.
Kandungan kunyit lainnya berupa lemak, karbohidrat, protein, vitamin C, karoten, garam-garam mineral. Kandungan zat kurkuminoiddalam kunyit yang berperan sebagai obat herbal yang dibuat pada bentuk perasan untuk menghilangkan rasa nyeri dalam mukosa lambung yang terluka dan bisa menurunkan kadar asam lambung (Fajriyah & Dermawan, 2022).
c. Air Rendaman Jahe dan Madu
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food Science & Nutrition menunjukkan bahwa jahe dapat mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah. Risiko tidak bisa mengendurkan kerongkongan akan meningkat jika tidak disertai dengan penurunan tekanan pada area tersebut. Minuman ini akan mengurangi gejala asam lambung yang muncul seperti kembung, mual, dan gangguan pencernaan.
d. Jus Pepaya
Sebuah penelitian dengan metode quasi experiment yang dilakukan oleh Fita Kusnul Khotimah dan kawan-kawan diperoleh hasil adanya perbedaan rata-rata nyeri gastritis sebelum dan sesudah diberikan jus pepaya.
Pasalnya, pepaya mengandung enzim papain yang mampu meningkatkan aktivitas protein untuk meregenerasi lambung yang rusak. Mineral seperti magnesium, potasium, dan kalsium juga dapat menetralkan peningkatan asam lambung dan memperbaiki kerusakan lambung (Khotimah et al., 2019).
Marilah mahasiswa mulai menjaga pola makan dan pola hidupnya, jika penyakit gastritis tidak bisa dihindari dan sudah terjadi, maka berusaha untuk mencari pengobatan non farmakologik karena meningkatkan efikasi obat dan mengurangi efek samping.
Daftar Pustaka:
Bayti, C. S., Indah, I., Jubaidah, J., Priani, N. K., & Jayanthi, S. (2021). Gambaran Pola Hidup Mahasiswa Perantauan terhadap Kejadian Gastritis di Universitas Samudra, Aceh. Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 13(1), 43–47. https://doi.org/10.24815/jbe.v13i1.21841
Maidartati, M., Ningrum, T. P., & Fauzia, P. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis pada Remaja di Bandung. Jurnal Keperawatan Galuh, 3(1), 21. https://doi.org/10.25157/jkg.v3i1.4654
Evizal, R. (2013). Keragaman Tumbuhan dan Ramuan Etnomedisin Lampung Timur. Prosiding SEMIRATA 2013, 1(1). https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/semirata/article/view/621/441
Fajriyah, N., & Dermawan, D. (2022). Penatalaksanaan Manajemen Nyeri: Relaksasi Otogenik dan Pemberian Perasan Air Kunyit dengan Masalah Keperawatan Nyeri pada Pasien Gastritis di Desa Nguter. Healthy Indonesian Journal, 1(2), 82–92. https://jurnal.samodrailmu.org/index.php/jurinse/article/view/34
Jusuf, H., Adityaningrum, A., & Yunus, R. (2022). Determinan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa. Jambura Health and Sport Journal, 4(2), 108–118. https://doi.org/10.37311/jhsj.v4i2.15171
Kesehatan, K., Kesehatan, P., & Jurusan, S. (n.d.). PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL UNTUK KESEHATAN Susilo Yulianto. 1–7.
Khotimah, F. K., Sutrisno, & Fitriani. (2019). Efektivitas Jus Pepaya Dan Ekstrak Aloe Vera Terhadap Penurunan Dispepsia Pada Pasien Gastritis Di Puskesmas Purwodadi 1 Kabupaten Grobogan. The Shine Cahaya Dunia D III Keperawatan, 4(2), 9–17. http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCD3Kep/article/view/173
Wiboworini, B., & Shabrina, A. (2021). Pembuatan Minuman Herbal Sederhana Dari Jahe Untuk Mendukung Imunitas Melawan Covid-19. Smart Society Empowerment Journal, 1(3), 108. https://doi.org/10.20961/ssej.v1i3.56093
Penulis:
Resti Gitsilia Ramona
Mahasiswa Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.