Jelang Akhir Tahun Sebagian Jalan Raya Pasucen Mulus Setelah Diaspal

0


Campusnesia.co.id - Pertigaan jalan dari arah Desa Pasucen ini awalnya rusak, banyak lubang dan berbahaya bagi pengendara sepeda motor saat turun hujan karena jalan tertutup aliran air.

Jalan ini jika belok kiri akan mengarah ke Desa Tlogosari dan ke kanan mengarah ke Desa Tegalharjo.

Namun saat berita ini ditulis tanggal 24 November 2024 Alhamdulillah jalannya sudah mulus, pengerjaan aspal dimulai sekitar pertengahan bulan November dari pertigaan depan Puskesmas Trangkil. Namun juga belum semua baru beberapa bagian jalan saja.

Sebagai warga yang sering melewati jalan ini ketika hendak bepergian tentu saja saya senang, namun pertanyaannya kenapa perbaikannya menunggu waktu lama sejak jalan mulai rusak akibat air hujan, kenapa tidak waktu itu juga atau segera setelah musim hujan reda.

Saya tidak tahu pasti jawabannya, mungkin rencananya sudah dari awal tahun tapi anggarannya baru turun di akhir tahun, atau bisa juga untuk menghabiskan sisa anggaran agar terserap menjelang tutup buku dan perbaikan jalan adalah program yang sangat terlihat hasilnya.

Jika sobat berkendara dari pertigaan tadi menuju pabrik gula Trangkil, bakal menemui banyak jalan yang baru saja diperbaiki, which is good untuk masyarakat tapi saran buat pemerintah di kemudian hari perbaikannya jangan nunggu akhir tahun ya bapak ibu, apalagi masuk musim hujan, nanti aspalnya bisa rusak lagi kena air hujan.



Penulis
Mumun

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UDINUS Gelar Kampanye “Jaga Jari, Jaga Diri” di SMA N 15 Semarang

0


Campusnesia.co.id - Semarang, 20 November 2024 - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) sukses menyelenggarakan kampanye  “Jaga Jari, Jaga Diri” di SMA N 15 Semarang. Kegiatan ini mengusung tema jejak digital dan etika bermedia sosial, bertujuan untuk mengedukasi pelajar agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

Acara yang berlangsung pada Rabu, 20 November 2024 ini diikuti oleh 55 siswa kelas 11. Sebagai pembicara utama, kampanye menghadirkan dosen berpengalaman dari UDINUS, Ibu Arni Ernawati, S.Sn., M.Med.Kom. Dalam seminar ini, pelajar diajak untuk memahami pentingnya menjaga jejak digital dengan berhati-hati dalam berkomentar, memposting, maupun mengunggah konten di media sosial.

Seminar ini berlangsung interaktif dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti cerdas cermat dan sesi tanya jawab. Antusiasme para siswa terlihat dari partisipasi aktif mereka selama acara. Wakil Kepala Sekolah SMA N 15 Semarang, Mulyadi Wibowo, S.Pd., turut mengapresiasi kegiatan ini. “Seminar ini sangat relevan dengan kehidupan saat ini yang erat kaitannya dengan teknologi dan media sosial. Kita harus berhati-hati dalam bertindak di dunia digital, dan acara ini membantu siswa memahami hal tersebut,” ujarnya.


Salah satu peserta, Raya, juga menyampaikan kesannya setelah mengikuti seminar. “Menurut saya, sosialisasinya sangat baik karena memberikan informasi yang bermanfaat agar kami dapat lebih cerdas bermedia sosial di masa depan,” ungkapnya.

Melalui kampanye “Jaga Jari, Jaga Diri”, mahasiswa Ilmu Komunikasi UDINUS berharap dapat memberikan dampak positif dan menanamkan nilai-nilai etika bermedia sosial di kalangan pelajar. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa UDINUS dalam mendukung literasi digital di lingkungan sekolah.



Editor:
Achmad Munandar

Komunitas Pemuda Weron People Pasang Banner Waspadai Penyebaran DBD Di Dukuh Weron Tegalharjo Pati

0


Campusnesia.co.idPati, 22 November 2024. Komunitas Pemuda “Weron People” Dukuh Weron Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati memasang banner sosialisasi pencegahan penyebaran nyamuk Demam Berdarah Dengue.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat sore waktu setempat dan selesai menjelang magrib. Sebanyak tiga buah banner berisi ajakan mencegah Demam Berdarah Dengue dipasang di tiga titik strategis yang dilewati warga dengan harapan banyak yang melihat dan melaksanakannya.

Mengutip laman berita rri.co.id (Edisi 15 November 2024). Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati dr Aviani Tritanti Venusia menyebut ada 566 kasus DBD di wilayahnya, 4 penderita di antaranya meninggal dunia. Wabah ini lebih banyak menjangkit anak-anak berusia 7 hingga 13 tahun.

“Kasus tertinggi tercatat di Kecamatan Margoyoso dengan 80 kasus, menyusul Kecamatan  Trangkil 67 kasus, dan Kecamatan Tayu 46 kasus. Kasus DBD tahun ini meningkat dibanding 2023  yang hanya 424 kasus,” katanya.

Dengan latar belakang tersebut Komunitas Pemuda Weron People melakukan kegiatan bakti sosial berupa pemasangan banner pencegahan penyebaran DBD di Dukuh Weron.


“Banner yang kami pasang berisi anjuran untuk mewaspadai penyebaran DBD karena sudah masuk musim penghujan, di dalamnya ada tips 3M Plus, yaitu menguras bak penampungan air, menutup rapat dan mengubur barang bekas yang bisa dijadikan tempat berkembang biak nyamuk. Selain itu juga agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, menabur bubuk abate, menggunakan obat nyamuk atau kelambu jika perlu, memelihara ikan pemakan jentik dan menutup tempat pakaian kotor. Memang terdengar sepele namun sangat penting dalam upaya bersama mencegah penyebaran DBD di Dukuh Weron” jelas Paminto Ketua Komunitas Pemuda Weron People saat dihubungi wartawan.


Sementara itu bidang Sarana Prasarana Komunitas Weron People Puji Pramono juga menjelaskan disamping pemasangan banner sebagai bentuk pengingat dan menumbuhkan kewaspadaan, mereka juga akan mendorong terlaksananya kerja bakti membersihkan lingkungan dan selokan di setiap RT di Dukuh Weron, “Kita usahakan Dukuh Weron sebisa mungkin tidak ada kasus DBD tahun ini, kalau perlu akan kami usahakan untuk melakukan foging seperti tahun 2023 lalu agar lingkungan benar-benar bebas dari nyamuk aedes aegypti” tuturnya.



Penulis:
Achmad Munandar

Perancangan Ulang Kios Pasar Krempyeng

0


Campusnesia.co.id - Sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro, Muhammad Pasha Putra Perdana dari program studi Arsitektur dibawah bimbingan Ir. Bambang Sulistyanto, M. Agr. Sc., Ph.D., IPU. Program yang dilaksanakan adalah merancang ulang kios Pasar Krempyeng, sebuah proyek yang dirancang untuk mengoptimalkan fungsi pasar sekaligus menghadirkan solusi desain yang kontekstual dan berkelanjutan.  

Pasar Krempyeng memiliki peran vital dalam mendukung perekonomian desa, namun kondisi kios yang ada saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara maksimal. Penataan ruang yang kurang efisien, minimnya daya tarik visual menjadi tantangan utama yang harus diselesaikan. Dengan pendekatan arsitektur berbasis kearifan lokal, saya merancang ulang kios ini menggunakan bambu sebagai material utama, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mencerminkan karakter lokal Desa Pakintelan.  


Proses Perancangan 
Proses desain dimulai dengan analisis tapak dan konteks lingkungan. Dilakukan studi mendalam terhadap pola sirkulasi pedagang dan pengunjung, alur logistik barang, serta potensi iklim lokal untuk mengintegrasikan elemen desain pasif seperti ventilasi alami dan pencahayaan yang optimal. Data ini kemudian diolah menjadi dasar perancangan yang berorientasi pada efisiensi ruang, kenyamanan termal, dan keberlanjutan material. 


Landasan desain yang dikembangkan meliputi tiga prinsip utama:  

1. Fungsionalitas  
Desain kios dirancang untuk memaksimalkan ruang yang tersedia tanpa mengorbankan fleksibilitas penggunaan. Tata letak modular diterapkan agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan pedagang, baik skala kecil maupun menengah.  

2. Keberlanjutan 
Penggunaan bambu sebagai material utama tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga memperkuat aspek sosial ekonomi masyarakat lokal. Bambu yang mudah diakses dan diolah di sekitar desa memungkinkan desain ini untuk diimplementasikan secara mandiri oleh warga setempat.  

3. Estetika Kontekstual 
Struktur kios didesain dengan mempertimbangkan harmoni visual dengan lanskap desa. Elemen seperti bentuk atap tradisional dan detail sambungan bambu menonjolkan identitas lokal, menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga bernilai estetis.  



Hasil Akhir  
Program ini menghasilkan gambar kerja lengkap dan visualisasi 3D yang dapat digunakan sebagai acuan teknis untuk proses konstruksi. Desain ini dirancang agar dapat direplikasi secara modular dan efisien, dengan pertimbangan aspek teknis seperti konstruksi sederhana, stabilitas struktural, dan daya tahan material bambu.



Editor:
Achmad Munandar

Kenalan dengan Pixellab, Aplikasi Desain Logo Tema Sound Horeg

0


Campusnesia.co.id - Bagi sobat pembaca yang sering melihat pertunjukkan sound horeg baik live maupun di aplikasi youtube, pasti sering melihat logo-logo sound horeg yang bisa dibilang memiliki ciri khas yang sangat unik sekaligus familiar antara logo satu dengan yang lainnya.

Tren logo sound horeg ini tidak hanya di antara pemilik dan pecinta sound dengan suara menggelegar saja. Tren logo ini melebar hingga bidang lain mulai dari nama grup orkes dangdut, usaha sound sistem bahkan bidang-bidang lain di luar dunia yang berkaitan dengan musik dan event.

Tak jarang dijumpai juga logo-logo komunitas pemuda menggunakan tren logo yang sama biasanya dicetak di kaos untuk kegiatan takbir kelilingm karnaval hingga saat menggelar acara dangdutan.


Bagi yang penasaran tren logo ini dibuat dengan apa, jawabannya bukan potoshop, coreldraw atau canva melainkan sebuah aplikasi mobile untuk desain dan editing text bernama Pixellab.

Aplikasi Pixellab merupakan aplikasi yang dapat digunakan dalam pembuatan logo yang berbasis android.

Pixellab bisa diunduh di Google Play Store dan tersedia gratis, namun untuk menggunakan fitur-fitur premium pengguna harus berlangganan seperti Canva.

Dengan editor foto Pixel Lab, pengguna bisa menambahkan teks bergaya, teks 3d, bentuk, stiker, dan menggambar di atas gambar sobatnda tidak pernah semudah ini. Dengan antarmuka yang sederhana dan bersih yang memungkinkan sobat fokus pada apa pun yang sobat lakukan, berbagai pilihan preset, font, stiker, latar belakang, lebih dari 60 opsi unik yang dapat sobat sesuaikan dan tentu saja imajinasi sobat, sobat akan dapat buat grafik yang memukau dan kagumi teman sobat langsung dari ponsel atau tablet sobat.

Link download aplikasi Pixellab di sini

Selain untuk kebutuhan sendiri, dengan aplikasi Pixellab sobat bisa membuka jasa pembuatan desain logo, di desa saya untuk satu logo bisa dikenai harga dari Rp20.000 hingga Rp40.000 dan bisa lebih mahal untuk tema yang lebih rumit.

Jadi bagaimana sudah terjawab rasa penasarannya tentang aplikasi apa yang digunakan untuk membuat logo tema sound horeg kan?

Semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Nandar

Mahasiswa KKN Undip Dukung Pengembangan Desa Wisata Agroekokultural di Dusun Sironjang

0
 


Campusnesia.co.idPada bulan Oktober 2024, sebanyak sebelas mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik bertajuk “Pengembangan Desa Wisata Agroekokultural” di Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Program ini berlangsung selama 35 hari yang berada di bawah bimbingan dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian, Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU. Para peserta berasal dari berbagai jurusan, di antaranya Perencanaan Wilayah dan Kota, Peternakan, Hukum, Sastra Inggris, Arsitektur, dan Manajemen.  

Selaras dengan tema yang diusung, para mahasiswa menjalankan berbagai program yang bertujuan untuk mendukung pengembangan Dusun Sironjang sebagai desa wisata. Kegiatan utama meliputi pembangunan kios tradisional untuk Pasar Krempyeng, penanaman tanaman khas di lokasi-lokasi ikonik, serta revitalisasi Taman Toga (Tanaman Obat Keluarga).  


Pembangunan Kios Pasar Krempyeng
Salah satu program unggulan KKN ini adalah pembangunan kios untuk mendukung aktivitas Pasar Krempyeng, sebuah pasar tradisional yang hanya diadakan pada hari Minggu Legi dan Minggu Kliwon sesuai penanggalan Jawa. Pasar ini merupakan gagasan paguyuban setempat yang memanfaatkan lahan kosong dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. 
 
Kios yang dibangun dirancang dengan mempertahankan nuansa tradisional, menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu untuk menciptakan kesan yang selaras dengan budaya lokal. Dengan adanya kios ini, diharapkan Pasar Krempyeng dapat menjadi daya tarik wisata sekaligus menjaga kelestarian budaya tradisional Dusun Sironjang.  



Penghijauan di Lokasi Ikonik Dusun Sironjang
Program penghijauan dilaksanakan di beberapa lokasi ikonik, salah satunya adalah Sendang Curug Sari. Sendang ini dahulu merupakan sumber mata air penting bagi warga dengan air yang jernih dan lingkungan yang asri. Untuk mengembalikan keindahannya, mahasiswa menanam tanaman Ceplok Piring atau Kacapiring Wangi di sekitar sendang. Penanaman ini bertujuan mencegah erosi tanah sekaligus mempercantik kawasan.  

Selain itu, tanaman Ceplok Piring juga ditanam di sepanjang jalan menuju Dusun Sironjang sebagai bagian dari upaya mewujudkan desa hijau. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata sekaligus memberikan manfaat ekologis bagi lingkungan sekitar.  


Revitalisasi Taman Toga
Dusun Sironjang memiliki Taman Toga, hasil swadaya warga RT 01 dan RT 02, yang sebelumnya berisi tanaman obat, sayuran, dan buah-buahan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, seiring waktu, taman ini kurang terawat. Mahasiswa KKN mengambil langkah untuk merevitalisasi taman ini dengan membersihkan area dan menanam berbagai jenis tanaman seperti jahe, temulawak, teh Afrika, serta sayuran seperti selada, daun bawang, dan seledri.  

Revitalisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung kepada warga, baik sebagai sumber bahan pangan maupun untuk keperluan kesehatan, sehingga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.  


Harapan dan Dampak Kegiatan
Melalui rangkaian program tersebut, mahasiswa KKN Undip berharap Dusun Sironjang dapat semakin dikenal sebagai desa wisata yang mengintegrasikan aspek agroekokultural dengan pelestarian budaya tradisional. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan.  

Inisiatif ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi warga Dusun Sironjang, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah untuk pengabdian kepada masyarakat.  



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa IISMA Memperkenalkan Budaya Seni, Makanan, dan Permainan Terkenal Indonesia kepada Siswa-Siswi University of Western Australia

0


Campusnesia.co.id - Perth, Australia - IISMA atau Indonesian International Student Mobility Awards merupakan program beasiswa dari Kemendikbud yang membuka kesempatan pertukaran mahasiswa ke luar negeri selama satu semester. Penerima IISMA melaksanakan pertukaran selama lima bulan dengan rentang waktu yang disesuaikan dengan masing-masing kurikulum kampus.

Terdapat 30 negara dan 150 universitas yang dapat dipilih oleh peserta baik sarjana maupun vokasi. Penulis sendiri, Fiolina Salsabila Maharani, mahasiswa FIB UNDIP angkatan 2021, mendapatkan kesempatan untuk belajar di The University of Western Australia (UWA), Perth, Australia, selama lima bulan dimulai dari tanggal 12 Juli sampai 12 November 2024.

Diawali dengan penugasan wajib yang diberikan oleh IISMA sendiri, mahasiswa IISMA UWA menyelenggarakan Culturise: Savour, Stitch, and Stage di tanggal 20 September 2023, yaitu acara budaya besar yang berkolaborasi dan disponsori oleh Kantor Urusan Internasional dari host university, UWA GLO (University of Western Australia’s Global Learning Office). Mahasiswa diberi bantuan pendanaan sebagai pembantu penyelenggaraan acara.  Culturise bertujuan untuk menyebarluaskan budaya Indonesia dari tiga segi: makanan (Savour), seni (Stitch) dan permainan/pertunjukan (Stage). Dikarenakan masih ada budaya Indonesia yang kurang diketahui oleh masyarakat luar negeri, awardee IISMA UWA menginginkan untuk memberi warga luar negeri kesempatan untuk merasakan budaya nasional. Acara ini didatangi oleh 315 pendatang internasional; sekitar 200 lebih banyak dari ekspektasi awal. 

Acara dibagikan tiga seksi, Exhibition dalam bentuk mading untuk menampilkan jenis-jenis karya seni Indonesia disertai penjelasan tertulis dalam bahasa Inggris, kemudian seksi Games yang terdapat kumpulan permainan nasional yang dapat dimainkan oleh para peserta, dan seksi Food atau Buffet yang dibagikan kepada seluruh peserta. Makanan sendiri dibagi menjadi dua jenis: makanan berat (nasi kotak rendang dengan sayur singkong, ayam cabe ijo dengan sayur urap, dan kari tahu dengan sayur singkong) dan makanan ringan (tahu isi, dadar gulung, kue lumpur, perkedel jagung), serta minuman (Nutrisari, bandrek, dan bajigur). Makanan berat diputuskan untuk menjadi salah satu hadiah untuk pemenang permainan untuk memberi motivasi kepada pendatang. Selain makanan berat, terdapat souvenir berbentuk dompet dan kipas bermotif batik yang diberikan sebagai hadiah.

Acara diawali dengan sambutan hangat dari MC serta dari perwakilan siswa IISMA UWA dan dilanjutkan dengan sesi makan-makan camilan. Selagi makan, pendatang dihimbau untuk berpartisipasi dalam lomba permainan tradisional seperti lomba makan kerupuk, memasuki pensil ke dalam botol, dan membawa bola kelereng menggunakan sendok kayu. Bila mereka menang, pemenang akan mendapatkan nasi kotak lengkap sebagai hadiah. Sementara acara berlangsung, seksi Exhibition menyelenggarakan kuis kecil melalui website Kahoot tentang topik yang telah ditampilkan di mading, yaitu meliputi sejarah batik, makanan Indonesia, serta sejarah seni pertunjukan nasional. Kuis dilakukan hanya sekali setiap 30 menit, dan pemenang diberi hadiah gantungan figurin makanan-makanan tradisional. 

Di beberapa titik keberlangsungan acara, diselenggarakan dua kali tarian Maumere yang dilakukan bersama-sama. Saat ini, baik panitia yang bertugas maupun sub-acara diberhentikan sementara agar tarian tersebut dapat meramaikan dan menambah keseruan. Orang WNI maupun WNA bergabung dan melaksanakan tarian tersebut secara bersama. 


Salah satu pendatang, James Skelton, membagikan kesan dan pesannya terhadap acara Culturise: Savour, Stitch, and Stage: “"When I first arrived, I was amazed by the atmosphere that it had created. Everyone was laughing and dancing, and the IISMA students were so approachable - they took me through all of the different stalls and were able to answer all of the questions I had. I really enjoyed Culturise and would 100% go again. 10/10," Sangat diharapkan bahwa acara ini dapat meninggalkan kesan yang penuh arti serta kesan pertama yang bagus tentang Indonesia bagi pendatang internasional. Mahasiswa IISMA UWA bersyukur telah mendapat kesempatan untuk mengharumkan nama Indonesia ke warga Perth, Australia Barat.



Penulis:
Fiolina Salsabila Maharani

Editor:
Achmad Munandar

Doom Spending Didukung Perkembangan Financial Technology: Mungkinkah Ekonomi Keriting?

0



Campusnesia.co.id - Melepas stres dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melakukan hobi, mencoba hal-hal baru, berekreasi, berbelanja atau sekedar berjalan-jalan. Cara untuk melepas stres dengan berbelanja umum terjadi. Namun, kurangnya kontrol diri dapat mengakibatkan terjerumusnya seseorang ke perilaku yang berlebihan. Doom spending atau perilaku impulsif dalam pembelian sesuatu di masa ketidakpastian, tak memikirkan fungsi dan tujuan barang tersebut dibeli. Hal ini mengacu kepada perilaku seseorang yang rela menghabiskan hartanya untuk kemewahan. Bahkan, hanya sekadar untuk mengisi konten media sosialnya. Rasa cemas dan takut ketinggalan sesuatu (FOMO) merupakan pemicu perilaku ini. Berbelanja memang dapat membantu meredakan stres dan menjadikan diri bahagia, tetapi jika berlebihan justru dapat menimbulkan stres lainnya berupa masalah finansial. 

Media sosial memberikan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Mengapa demikian? Mudahnya penyebaran informasi dan peran sosok influencer dapat membuat pengguna media sosial cenderung mengikuti dan setuju akan hal yang beredar. Termasuk gaya hidup influencer kesukaannya. Hal ini tentu dapat memicu seseorang berbelanja lebih banyak untuk mengikuti gengsinya, terlebih ketika merasa cemas. Selanjutnya, kemudahan financial technology mendukung seseorang melakukan doom spending. Layanan pembayaran digital dan e-wallet membuat proses pembayaran menjadi lebih cepat dan nyaman. Dengan demikian, makin sulit seseorang untuk mengontrol diri dalam berbelanja. Terutama, apabila mereka benar-benar cemas dan terburu-buru untuk mengikuti tren media sosial.

Tren di media sosial terus menerus berganti dalam waktu singkat. Sebagai contoh, boneka labubu, fast-fashion, makanan viral, cokelat dubai, gawai, dan lain sebagainya. Melihat orang lain mengunggahnya, membuat pengguna lain menjadi ingin memiliki hal tersebut karena mereka takut kehilangan momen dan ketinggalan tren. Mereka cemas akan kemungkinan lonjakan harga atau supply yang menipis, padahal sebenarnya barang tersebut tidak diperlukan sama sekali. Terlebih apabila terkena influence dari tokoh publik. Perasaan takut tertinggal itu disebut fear of missing out (FOMO), tentunya kondisi ini merugikan apalagi jika FOMO ke hal-hal yang tidak bermanfaat. Selain menghabiskan waktu, tenaga dan harta pun dapat ikut terkuras. Selanjutnya, perilaku ini dapat merugikan diri.

Dalam konteks doom spending, FOMO mempengaruhi daya beli seseorang. Namun, apa yang terjadi jika seseorang ingin terus menerus mengikuti tren karena FOMO dan di sisi lain ia sedang kesulitan secara finansial? Akibat pengaruh dari perilaku FOMO, tidak menutup kemungkinan seseorang akan menggunakan sistem cicilan, bahkan mengambil pinjaman online. Di sini lah doom spending menimbulkan dampak yang mengerikan. Perkembangan financial technology yang tidak digunakan secara tepat menimbulkan efek domino bagi penggunanya. Pengambilan pinjaman online umumnya memiliki bunga yang dapat dikatakan tinggi. Ketika seseorang tidak mampu membayar pinjaman tepat waktu, bunga akan terus bertambah, alhasil total utang semakin membengkak. Tak jarang mereka juga mengalami tekanan mental akibat utang yang dimiliki. Apa yang terjadi setelahnya? Tekanan ini mengakibatkan siklus doom spending terus berulang tiada henti. Tekanan mental menjadikan pengidapnya mencari sesuatu untuk meredakan stres. Nah, yang terjadi doom spending akan kembali terulang dan tentunya pengeluaran membengkak. 

Financial technology (fintech) berkembang seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi oleh pengguna teknologi informasi tuntutan hidup yang serba cepat. Dengan Fintech, permasalahan dalam transaksi jual-beli dan pembayaran seperti tidak sempat mencari barang ke tempat perbelanjaan, ke bank/ATM untuk mentransfer dana, keengganan mengunjungi suatu tempat karena pelayanan yang kurang menyenangkan dapat diminimalkan (Murdinar, H., Zidny, M., 2023). Perkembangan financial technology yang menawarkan kemudahan bagi manusia justru dapat menjerumuskan mereka pada jurang kehancuran ekonomi. Kini proses transaksi tidak hanya secara konvensional, tetapi berkembang ke digital. Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi digital banking telah meningkat pada awal Januari 2024 dibanding tahun sebelumnya. Nominal transaksi uang elektronik (UE) meningkat 41,70% (year on year/yoy) menjadi Rp253,39 triliun. 

Salah satu sistem transaksi digital yaitu Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disebut QRIS. Bagaimana QRIS dapat mempengaruhi kuantitas seseorang melakukan doom spending? QRIS memberikan kemudahan dalam transaksi baik secara daring maupun luring, cukup dengan memindai barcode yang disediakan, memasukan PIN dan transaksi selesai. Tak terasa berapa transaksi yang dilakukan, nominal yang dikeluarkan dan sisa saldo yang ada. Sebenarnya, kita dapat mengontrol hal ini melalui riwayat transaksi pada aplikasi keuangan yang digunakan. Namun, kepraktisan dari QRIS menjadikan seseorang sulit untuk mengontrol diri. Banyak sekali penawaran berupa cashback atau diskon yang mengakibatkan pengeluaran lebih dari yang diperkiraan, kembali lagi ke doom spending, adanya penawaran dan kepraktisan ini menimbulkan perilaku impulsif dalam berbelanja. Penawaran yang mendorong seseorang membuat keputusan agar tidak kehilangan kesempatan dan akhirnya membeli produk tersebut tanpa pikir panjang.

Kurangnya kemampuan untuk berpikir jangka panjang mengakibatkan kerugian bagi individu. Dampak dari segi ekonomi yaitu ketidakstabilan keuangan seperti timbulnya utang yang sulit dicicil tagihannya sehingga bunganya semakin tinggi. Ketika belanja secara impulsif, tabungan untuk masa mendatang terabaikan. Rancangan keuangan pun menjadi tidak teratur. Lantas, apa yang dimiliki untuk masa depan?

Dampak dari sisi psikologis akan membuntuti. Kecemasan akibat pengeluaran yang membengkak menimbulkan stres. Selain itu, akan muncul rasa bersalah setelah menyadari bahwa mereka telah melakukan transaksi yang tidak diperlukan. Merasa boros dan salah dalam mengambil keputusan. Perasaan bersalah yang terus menerus menjadikan individu semakin stres dan mengganggu kesehatan mental. 

Penggunaan sosial media serta pemanfaatan dari fintech perlu adanya kontrol dari individu. Perkembangan fintech sebenarnya sangat memudahkan manusia dalam bertransaksi. Inovasi yang ada dapat menghemat waktu, mengefisienkan pekerjaan dan memudahkan transaksi di berbagai tempat. Adanya adopsi solusi fintech yang lebih baik dan perilaku konsumen yang lebih bertanggung jawab, diharapkan ekonomi menjadi lebih baik. Pengeluaran yang terencana dan terukur untuk mengurangi risiko krisis ekonomi akibat pengeluaran yang tidak terkendali. Doom spending diharapkan dapat berkurang dengan perencanaan keuangan dan tanggung jawab pribadi akan perekonomian masing-masing. 



Penulis:
Sanny Tazkiyah Fastabiqul Husna
Lahir di Boyolali, 09 Maret 2007. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret pada Program Studi Informatika. 
Instagram: @tazkiyahfh

Mendekap Kenangan Melepaskan Harapan, Kritik Film 18 X 2 BEYOND YOUTHFUL DAYS

0


Campusnesia.co.id18 x 2 Beyond Youthful Days adalah sebuah karya yang menawan, mengisahkan cinta lintas budaya yang terjalin antara seorang pemuda Taiwan bernama Jimmy dan seorang gadis Jepang bernama Ami yang rilis pada tahun 2024, disutradarai oleh Michihito Fujii dan diproduseri oleh Chang Chen. Film ini dibintangi oleh Greg Hsu dan Kaya Kiyohara. Dalam alur maju-mundur yang bergulir rapi, film ini mengupas tentang kerinduan, kehilangan, dan perjuangan untuk berdamai dengan masa lalu. Film ini dibuka dengan menceritakan Jimmy, seorang pengembang game yang kariernya hancur dan kembali ke rumah untuk beristirahat sejenak, kemudian ia menemukan surat dari Ami yang sudah usang berisi undangan agar ia mampir ke rumah Ami di Jepang. Keputusannya untuk mengikuti undangan tersebut membawa Jimmy dalam perjalanan emosional antara masa kini dan masa lalu, saat ia mengingat kembali pertemuannya dengan Ami ketika mereka berusia 18 tahun. 

Film ini membawa kita dalam perjalanan emosional antara dua masa, ketika Jimmy yang kini dewasa kembali ke Jepang untuk merangkai kepingan kenangan masa mudanya, yaitu ketika Jimmy dan Ami masih berusia 18 tahun. Ketika itu, Jimmy baru lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliah. Ia bertemu seorang backpacker yang kehilangan dompet bernama Ami. Mereka berdua bekerja di tempat yang sama, yaitu sebuah tempat karaoke. Di sanalah tumbuh benih-benih cinta antara Jimmy dan Ami. Ketertarikannya tak hanya berakar pada kekaguman fisik, tetapi juga kecintaan pada budaya Jepang yang memicu rasa ingin tahunya. Namun, cinta itu tidak pernah tersampaikan karena tidak ada yang berani mengungkapkan perasaan tersebut. Perasaan itu terhenti setelah Ami berhasil mengumpulkan cukup uang dan kembali ke negaranya. Perpisahan mereka penuh ketidakpastian, meninggalkan Jimmy dengan segudang pertanyaan tak terjawab. Lalu cerita kembali ke masa kini, di mana Jimmy melakukan solo trip ke negara tempat Ami tinggal, yaitu Jepang, untuk mencari jawaban dan menutup kenangan masa lalu. Dalam perjalanan ini, Jimmy tidak pergi ke sana untuk mencari cintanya yang hilang, yaitu Ami, tetapi ternyata ia berusaha menghadapi dukanya dan mengikhlaskan kepergian Ami akibat penyakit jantung.

Film ini menggambarkan perjalanan seseorang dalam menghadapi duka mendalam. Setelah Jimmy mengetahui bahwa Ami meninggal karena sakit, ia menyangkal kenyataan dan malah menenggelamkan diri ke pekerjaannya sebagai pengembang game sebagai pelarian.  Pelarian ini awalnya terasa seperti solusi, namun duka yang tidak dihadapi dengan ikhlas justru berujung pada kehancuran kariernya. Di titik inilah Jimmy mulai mencari pencerahan dengan mengunjungi negara asal Ami dan menemukan makna ikhlas dan menerima kenyataan. Hubungan Jimmy dan Ami sebelumnya diwarnai dua perpisahan. Perpisahan pertama terjadi ketika Ami kembali ke negaranya setelah mengumpulkan cukup uang dari bekerja di tempat karaoke. Namun, perpisahan yang sejati adalah saat Ami meninggal. Kehilangan ini membuat Jimmy tenggelam dalam penyesalan dan rasa sakit, menyadari bahwa ia telah kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya tanpa sempat benar-benar mengucapkan selamat tinggal.

Ami di sisi lain memilih menikmati hidup dengan berkelana meski tahu penyakitnya serius. Dia tidak berpasrah diri dan memilih mati di rumah saja, namun ia berpergian dan ingin melihat dunia. Ketika sedang jalan-jalan ke Taiwan, dompetnya hilang, dan ia terpaksa bekerja di tempat karaoke untuk mencari uang. Di sana ia bertemu dengan banyak orang yang nantinya menjadi teman dan sekaligus rekan kerjanya. Di sana ia menemukan arti pertemanan dan bahkan cinta. Ini memberikan makna bahwa pertemuan kita dengan orang lain sangat berarti dan mungkin tidak akan bertemu lagi, jadi sebaiknya kita tinggalkan kesan yang baik ketika berinteraksi dengan orang lain. Cara Ami dalam melihat dunia tergambar melalui hobinya, yaitu melukis. Dia melihat dunia sebagai tempat yang indah dan sederhana, hingga setiap momen ingin ia abadikan dalam lukisan. Hal ini menggambarkan bahwa ia punya harapan ingin tetap hidup di dunia ini. Cita-citanya ingin berkeliling dunia, tapi kenyataannya hanya Taiwan negara yang ia kunjungi. Mungkin ketika seseorang tahu sebentar lagi ia akan meninggal, ia jadi lebih memaknai arti dari kehidupan yang ia jalani dan menganggap setiap detik dalam hidupnya sebagai berkah karena masih diberi kesempatan untuk hidup.

Film ini menyoroti bahwa cinta bukanlah hal yang rumit. Dengan hal-hal sederhana seperti berkeliling kota bersama dengan mengendarai motor, menonton film di bioskop, dan pergi ke Festival Lampion, itu merupakan momen yang berarti. Dalam Festival Lampion yang gemerlap, Jimmy dan Ami menerbangkan Lampion Harapan mereka. Jimmy berharap agar bisa terus bersama Ami, sedangkan Ami berharap bisa sembuh dari penyakitnya dan terus bersama-sama dengan Jimmy. Sayangnya, harapan ini tidak akan pernah terwujud, karena Ami memilih untuk pergi meninggalkan Jimmy dengan alasan ingin berpergian ke negara lain. Sebenarnya, Jimmy dan Ami saling mencintai, namun tidak pernah bisa mengungkapkan perasaan mereka. Jimmy yang terlalu takut menyatakan cinta, sedangkan Ami malah sengaja menyakiti perasaan Jimmy agar ketika ia meninggal nanti, Jimmy telah melupakannya dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Karena hal ini, nantinya Jimmy merutuki kebodohannya di masa depan. Mungkin saja jika ia berusaha lebih keras, ia akan bisa menemani Ami di sisa waktu terakhirnya.

Mungkin kisah Jimmy dan Ami seperti tergambarkan dalam lagu Perfect Strangers, maybe we perfect strangers yaitu Jimmy dan Ami awalnya dipertemukan sebagai dua orang asing yang belum saling mengenal, maybe it's not forever yaitu pertemuan antara Jimmy dan Ami hanya sementara dan tidak selamanya, maybe the night will change us yaitu keduanya memiliki mimpi yang berbeda; yang satu mempersiapkan diri ke kehidupan kuliah, yang satu ingin menjelajah keliling dunia dan sembuh dari penyakit, maybe we stay together yaitu mungkin mereka tetap bersama jika keduanya berani mengungkapkan perasaan, maybe we walk away yaitu keduanya terpisah karena Ami memilih kembali ke negaranya dan meninggalkan Jimmy, maybe we realize we only human maybe we don't need no reason why yaitu mungkin mereka sadar bahwa mereka hanya manusia biasa dan sebenarnya tidak butuh banyak alasan untuk merasakan momen bersama. Selain itu, juga tergambarkan dalam lagu take a chance with me, andai saja Jimmy berani mengambil kesempatan untuk bersama dengan Ami, mungkin di masa depan tidak akan timbul perasaan menyesal yang luar biasa dan setidaknya bisa menghabiskan sedikit waktu lebih lama bersama Ami. Ini mencerminkan bahwa banyak hal baik dalam hidup ini tidak terjadi karena kita terlalu takut mengambil kesempatan.

Dari segi visual, 18 x 2 Beyond Youthful Days memanfaatkan pencahayaan dan warna untuk menekankan kontras antara masa remaja yang penuh harapan dan masa kini yang dingin serta penuh penyesalan. Adegan-adegan yang menunjukkan masa lalu memiliki palet warna hangat yang menambah kedalaman romantisme, yaitu ketika Jimmy masih berusia 18 tahun. Sangat berbeda dengan ketika ia berusia 32 tahun. Ketika ia berusia 18 tahun, warnanya cenderung kuning cerah, menggambarkan keceriaan dan semangat masa muda bersama Ami dan teman-temannya. Latarnya juga terdapat banyak orang, sedangkan ketika berusia 32 tahun, yaitu setelah karirnya hancur, warna latar belakang film cenderung berwarna biru gelap, melambangkan kesedihan, duka, dan penyesalan. Latarnya terlihat lebih sepi dan kelam, mencerminkan emosi yang sudah lebih tenang dan reflektif. Dari hal ini tergambar bahwa banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan ini, di mana sesuatu bergeser dari hal yang menyenangkan menjadi menyedihkan. Namun, sebaiknya kita harus segera menyelesaikan permasalahan atau duka dengan menghadapinya. Janganlah kita berlarut-larut dalam kesedihan dan menenggelamkan diri dalam ketakutan serta rasa pengecut untuk menghadapi kenyataan yang ada. Sebenarnya, kata kunci dari semua ini adalah ikhlas: ikhlas akan apa yang terjadi di masa lalu, yaitu perasaan yang tidak tersampaikan hingga kematian Ammy; ikhlas akan apa yang terjadi di masa kini, yaitu berusaha menerima kematian Ammy dan merelakan karir yang hancur; ikhlas terhadap masa depan, apa yang akan terjadi dalam perjalanan memulai kembali setelah berhasil menghadapi duka. Karena semakin kita menyangkal apa yang terjadi, akan semakin sakit.

Namun, di balik keindahan visual dan penggarapan tema nostalgia, film ini menyisakan beberapa kekurangan yang membuat kisah cinta Jimmy dan Ami terasa tidak sepenuhnya utuh. Salah satu titik lemah terbesar adalah pengembangan karakter. Jimmy sebagai remaja terlalu generik, mencerminkan stereotip karakter impulsif tanpa banyak kedalaman, sementara itu Ami kurang diberi kesempatan untuk menunjukkan kompleksitas batinnya, menjadikannya lebih sebagai sosok misterius yang sulit dipahami ketimbang karakter dengan konflik nyata. Meskipun ini bisa dimaknai sebagai cara untuk menambah aura misteri, ketidakseimbangan karakter membuat hubungan mereka terasa sepihak, dengan Jimmy yang lebih banyak mengejar, sedangkan Ami tampak ragu-ragu tanpa alasan yang kuat.

Film ini juga menghadirkan alur yang maju-mundur antara masa lalu dan masa kini, sebuah teknik yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk memperkuat emosi dan ketegangan cerita, namun kurang dieksekusi dengan baik. Adegan-adegan kilas balik yang menjadi inti dari kisah mereka kurang terisi dengan emosi yang kuat. Mungkin penonton dibiarkan mengisi kekosongan emosi antara adegan-adegan penting tersebut, sehingga keterikatan dengan karakter kurang terbangun. Mungkin akan lebih efektif jika film ini menggali lebih dalam perubahan karakter Jimmy dari remaja impulsif menjadi pria dewasa yang penuh penyesalan dan refleksi.

Salah satu adegan paling menyentuh dalam film ini adalah saat Jimmy dewasa kembali ke Jepang untuk mencari Ami dan mendapati kenyataan pahit tentang kepergiannya. Dalam pencariannya, kita melihat bagaimana kenangan masa lalu telah mencengkeram hatinya. Dari perspektif psikologis, perjalanan ini adalah simbol dari usaha Jimmy untuk menuntaskan penyesalan yang telah lama ia pendam. Ketika ia melihat bahwa ia berhadapan dengan masa lalu bukan untuk menemukan Ami, tetapi untuk menuntaskan penyesalan dan berdamai dengan dirinya sendiri. Adegan festival lampion pada akhirnya menjadi simbol dari harapan yang tak lekang oleh waktu. Lampion-lampion yang mengapung di udara menjadi simbolisasi bahwa meskipun cinta mungkin tidak selalu bertahan, tetapi kenangan akan cinta bisa menjadi sumber kekuatan yang bertahan dalam diri kita.

18 x 2 Beyond Youthful Days adalah film yang menghadirkan keindahan visual, kenangan manis, dan pesan mendalam tentang kehilangan. Film ini mampu menginspirasi kita untuk merenungkan bagaimana cinta pertama tidak pernah benar-benar hilang, melainkan terus hidup dalam ingatan kita. Film ini mengajarkan bahwa perjalanan memahami cinta dan kehilangan adalah bagian dari perjalanan hidup itu sendiri. Jimmy mungkin tidak mendapatkan jawaban yang ia harapkan, tetapi ia menemukan kedamaian dalam menerima bahwa kenangan Ami akan selalu menjadi bagian dari dirinya. Film ini mengajak kita untuk belajar arti ikhlas dalam menghadapi apa yang terjadi dalam kehidupan, menghargai kenangan-kenangan yang membentuk diri kita, bahwa kenangan tersebut memiliki peran sebagai kekuatan yang membimbing kita dalam menjalani hari-hari mendatang dan menapaki jalan menuju masa depan.



Penulis:
Queen Nika Prahara Mutiara Phasya 
Lahir di Ngawi, 04 Oktober 2006. Mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. 
IG: @queenika48

Dapat Respon Positif Dari Warga, Komunitas Pemuda Weron People Tegalharjo Pati Lanjutkan Pemasangan Lampu Menuju Masjid

0


Campusnesia.co.idPati, 14 November 2024. Komunitas Pemuda Weron People Dukuh Weron Desa Tegalharjo Trangkil Pati lanjutkan tahap dua pemasangan lampu penerangan menuju Masjid. Hal ini dilakulan setelah mendapatkan respon yang positif dari warga setempat.

"Wah ngene yo setuju (red: wah seperti ini ya setuju)." komentar ibu Munasri salah satu warga Dukuh Weron yang rutin sholat berjamaah di Masjid Al Mujahidin. 

Hal senada disampaikan Harso warga Dukuh Weron menanggapi bakti sosial ini, "Program kerjanya bagus, sangat bermafaat untuk warga. Saya memutuskan bergabung setelah melihat aksi nyata teman-teman di komunitas Weron People." Ungkapnya.

Saat ditanya tentang kegiatan ini Paminto selaku ketua menjelaskan, "Program bakti sosial pemasangan lampu penerangan jalan merupakan respon atas keluhan warga Weron yang jalannya gelap ketika berangkat dan pulang dari Masjid untuk sholat Magrib, Isya dan Subuh. Pemasangan lampu pada tanggal 14 November 2024 ini adalah tahap kedua setelah sebelumnya pada tanggal 10 November 2024 dan rencananya akan terus berlanjut di titik-titik jalan lain yang belum tercover lampu dari pemerintah."

"Weron People adalah komunitas pemuda lintas generasi Dukuh Weron Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati yang bertujuan jadi wadah aktualisasi dan sarana pengabdian anggotanya demi kemajuan Dukuh Weron." Jelas Bowo selaku sekretaris saat ditanya tentang komunitas ini.

Ary Widiarto yang bertugas sebagai bendahara memaparkan pendanaan aneka program komunitas Weron People dari iuaran dan donasi anggota sehingga tidak memberatkan warga atau pemerintah.

"Kami terbuka berkolaborasi dengan pihak manapun jika ada yang ingin mendukung program Weron People baik secara moril maupun materil, selain pemasangan lampu penerangan ada juga foging yang sudah terlaksana serta beberapa program di bidang ekonomi, lingkungan dan kreatif yang akan dilaksanakan kedepannya." Jelas Ary menutup wawancara.


Penulis: Achmad Munandar