Campusnesia.co.id - Program KKN Polman Bandung di Desa Cibodas, yang berlangsung dari 4 Oktober hingga 1 November 2024, dirancang untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal melalui pengembangan teknologi penyulingan minyak atsiri. Program ini sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini gencar menginisiasi hilirisasi komoditas. Kebijakan hilirisasi bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan mentah melalui pengolahan di tingkat lokal, sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat setempat.
Teknologi ini diharapkan mampu mengubah paradigma masyarakat desa dari hanya menjual bahan mentah menjadi memproduksi hasil olahan yang bernilai jual lebih tinggi. Dilansir dari situs Harvest to Table(2024), harga daun mint mentah berkisar antara Rp50.000 hingga Rp75.000 per kilogram. Sementara itu, menurut Statista(2023), minyak atsiri mint olahan memiliki nilai jual lebih tinggi, mencapai Rp134.211 hingga Rp407.484 per kilogram tergantung pada kualitasnya. Dengan adanya alat penyulingan ini, masyarakat desa memiliki kesempatan untuk bersaing di pasar yang lebih luas.
Pak Suparno, tokoh sosial yang merupakan purna dosen Institut Teknologi Bandung berkolaborasi dengan mahasiswa KKN Polman Bandung, menyoroti pentingnya memanfaatkan potensi lokal. “Potensi desa sering kali tidak dimanfaatkan maksimal karena urbanisasi. Padahal, dengan alat sederhana seperti ini, masyarakat bisa meningkatkan pendapatan tanpa harus meninggalkan kampung halaman,” ungkapnya.
Program ini juga menjawab kebutuhan petani seperti Pak Ica, yang menyampaikan harapannya terhadap teknologi ini. “Semoga ke depannya saya bisa menggunakan alat ini, karena biasanya saya hanya menjual bahan mentah saja. Dengan teknologi ini, saya harap bisa menjual hasil produksi dengan lebih praktis lagi,” ujarnya.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari perangkat desa dan Karang Taruna. Ketua Karang Taruna, Maulana Rizal, menegaskan, “Kami sangat tertarik untuk mendampingi para petani menggunakan alat ini, karena teknologi ini merupakan gabungan pertanian dan digital. Petani di sini kebanyakan orang tua, jadi mungkin kesulitan untuk penggunaan aplikasi digital. Kami siap membantu dalam hal itu.” Sementara itu, Handri Sugandi, perangkat desa, menyampaikan apresiasinya. “Kami sangat berterima kasih. Pada intinya alat ini sangat dibutuhkan warga Cibodas yang mayoritasnya bertani. Dengan alat ini, setidaknya bisa mempermudah pengelolaan lahan dan mengurangi biaya produksi,” jelasnya.
Melalui teknologi penyulingan minyak atsiri, Desa Cibodas berupaya mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal secara maksimal. Program ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara teknologi dan potensi lokal dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.
Jadilah saksi dalam mewujudkan kemandirian desa dengan menonton cuplikan video documenter berikut ini : https://youtu.be/yJjlDr_M2fk. Anda akan dibawa untuk menjelajahi perjalanan ini bersama mahasiswa KKN Polman Bandung, yang sepenuhnya akan kembali kepada masyarakat.
Author :
Miranti Lestari
Editor :
Achmad Munandar