Sumpah Pemuda: Memaknai Nasionalisme di Era Kecerdasan Buatan

0
 

Oleh: 
Fidelis Roy Maleng, tinggal di Ritapiret

Campusnesia.co.id - Tanggal 28 Oktober 1928 adalah momen bersejarah bagi Indonesia, ketika para pemuda dari berbagai latar belakang bersatu untuk merumuskan sebuah ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Ikrar ini mencerminkan semangat persatuan, kebersamaan, dan komitmen yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai tanah air bersama, tanpa memperhitungkan perbedaan suku, agama, atau bahasa. Semangat ini tidak hanya menjadi fondasi bagi bangsa yang baru lahir tetapi juga menjadi simbol kebangkitan nasionalisme yang menyatukan beragam identitas menjadi satu entitas bangsa.

Namun, hampir satu abad kemudian, nasionalisme menghadapi tantangan yang sama sekali baru seiring berkembangnya teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI). Di era ini, teknologi memiliki peran signifikan dalam mempengaruhi pola pikir, nilai, dan interaksi sosial, baik di dalam maupun di luar batas negara. Kemudahan akses informasi lintas negara yang difasilitasi oleh algoritma dan platform digital membawa peluang sekaligus ancaman bagi nasionalisme Indonesia. Tanpa pengawasan dan pemahaman yang kuat, arus informasi global dapat mengikis identitas nasional dan memudarkan rasa kebanggaan akan budaya lokal, khususnya di kalangan generasi muda.

Dalam konteks ini, perlu dilakukan pembaruan terhadap konsep nasionalisme agar dapat menjawab tantangan yang ada. Nasionalisme tidak bisa lagi hanya dipahami sebagai cinta tanah air dalam arti geografis, tetapi juga harus mencakup upaya mempertahankan budaya dan identitas nasional di tengah derasnya arus globalisasi digital. Dalam artikel ini, penulis akan membahas bagaimana semangat persatuan dalam Sumpah Pemuda dapat dimaknai kembali dan dijaga melalui pendekatan yang kritis dan mendalam di era kecerdasan buatan.


Tantangan Nasionalisme di Era Kecerdasan Buatan

Di era kecerdasan buatan, pengertian nasionalisme mengalami perubahan signifikan. Anthony D. Smith, seorang ahli teori nasionalisme, menjelaskan bahwa nasionalisme adalah sebuah proses membangun identitas kolektif yang didasarkan pada simbol-simbol budaya yang mengikat. Menurut Smith, "Nationalism is, first and foremost, a phenomenon of the modern era, that seeks to unify a people around shared cultural symbols and historical memories" (Smith, Nationalism and Modernism, 1998, hlm. 44). Namun, ketika identitas nasional berhadapan dengan globalisasi digital, konsep ini mengalami tekanan.

Media sosial dan platform digital menciptakan dunia tanpa batas yang menyebarkan budaya global, berpotensi mengancam budaya dan identitas lokal. Pengaruh budaya pop yang mendominasi media sosial seringkali menyisihkan kearifan lokal dan tradisi yang telah ada sejak lama. Masyarakat, terutama generasi muda, semakin terpapar oleh konten yang bersifat global dan sering kali tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Algoritma pada platform digital juga mengontrol dan mengarahkan konsumsi informasi masyarakat, yang kadang menciptakan ketergantungan terhadap konten asing serta meminimalkan keterpaparan terhadap budaya dan nilai lokal.

Kondisi ini mengakibatkan potensi memudarnya ikatan nasionalisme di kalangan generasi muda yang terus dibanjiri oleh budaya pop global. Hal ini perlu diwaspadai karena generasi muda adalah penerus bangsa yang seharusnya dipersiapkan untuk meneruskan semangat Sumpah Pemuda. Kita harus merenungkan bagaimana cara mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai lokal sehingga identitas nasional tetap terjaga.


Potensi dan Risiko Kecerdasan Buatan terhadap Persatuan Bangsa

Nasionalisme di era digital harus menimbang ulang bagaimana semangat persatuan yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat dijaga dalam konteks modern ini. Di satu sisi, AI berpotensi menyatukan, memungkinkan masyarakat saling terhubung dan mengembangkan literasi bersama, seperti yang dikemukakan oleh Marshal McLuhan dalam gagasannya tentang "Global Village." McLuhan menulis bahwa, "The new electronic interdependence recreates the world in the image of a global village" (McLuhan, Understanding Media: The Extensions of Man, 1964, hlm. 93). Dengan kemudahan akses informasi dan komunikasi, masyarakat dapat saling bertukar ide dan budaya, memperkaya pemahaman dan toleransi antarbudaya.

Namun, jika tidak diawasi, AI juga dapat menjadi alat disintegrasi. Data besar dan algoritma yang beroperasi tanpa mempertimbangkan nilai lokal cenderung menciptakan bias informasi yang homogen, mencabut keunikan lokal dan menciptakan identitas massa yang seragam. Perusahaan teknologi besar sering kali mengutamakan keuntungan bisnis daripada dampak sosial dari konten yang mereka distribusikan, yang dapat memperparah kesenjangan antara budaya lokal dan budaya global.

Kondisi ini, seperti yang dijelaskan Pierre Bourdieu dalam konsep “habitus,” dapat menyebabkan perubahan struktur sosial, di mana nilai-nilai asing mulai mendominasi nilai lokal. Bourdieu mencatat bahwa, “Habitus is a system of durable, transposable dispositions" (Bourdieu, The Logic of Practice, 1990, hlm. 53). Pemahaman tentang habitus ini penting untuk menganalisis bagaimana generasi muda membentuk identitas mereka dalam konteks budaya yang terpengaruh oleh kecerdasan buatan.

Kita perlu menciptakan lingkungan di mana teknologi dapat berfungsi sebagai alat untuk memperkuat identitas nasional dan keberagaman budaya, bukan sebaliknya. Hal ini dapat dilakukan melalui kebijakan yang mendorong penciptaan konten lokal dan pelibatan masyarakat dalam produksi konten digital yang mencerminkan keberagaman budaya Indonesia.


Pendidikan Literasi Digital Berbasis Nilai Pancasila

Untuk menjaga identitas nasional di tengah derasnya arus teknologi, kita perlu mendorong pendidikan literasi digital yang berakar pada nilai-nilai Pancasila. Manuel Castells dalam konsepnya mengenai “Network Society” menyatakan bahwa teknologi komunikasi modern memerlukan pemahaman yang mendalam akan norma dan nilai masyarakat. Castells menulis bahwa, “Our societies are increasingly structured around a bipolar opposition between the Net and the Self” (Castells, The Rise of the Network Society, 1996, hlm. 3). Dalam konteks ini, penting bagi pendidikan untuk menanamkan pemahaman akan hak dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi, serta bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkuat identitas nasional.

Pendidikan literasi digital yang berbasis Pancasila bisa menjadi jalan untuk menciptakan pemuda yang kritis dan selektif terhadap konten global, sekaligus menumbuhkan kebanggaan akan nilai-nilai budaya lokal. Mengintegrasikan nilai Pancasila dalam literasi digital tidak hanya akan membantu masyarakat mempertahankan perspektif nasional tetapi juga memperkuat rasa identitas dan kebersamaan di antara mereka.

Kurikulum pendidikan harus mencakup pelajaran tentang penggunaan teknologi yang bijak, pemahaman tentang etika digital, dan cara menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten positif yang menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan pendekatan ini, generasi muda diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan konten yang mendukung identitas nasional, serta menjadi konsumen yang cerdas dalam menghadapi informasi global.


Kecerdasan Buatan sebagai Alat untuk Mempromosikan Budaya Lokal
Semangat Sumpah Pemuda juga bisa diwujudkan dengan menjadikan AI sebagai sarana untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. Edward Said, dalam teori "Orientalism," menyatakan pentingnya representasi dan narasi dalam menjaga identitas budaya. Said berpendapat bahwa, “Orientalism is a style of thought based upon an ontological and epistemological distinction made between ‘the Orient’ and (most of the time) ‘the Occident’” (Said, Orientalism, 1978, hlm. 2). Dalam konteks ini, kita perlu menyadari bahwa teknologi, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat berfungsi sebagai platform untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan budaya lokal kepada dunia.

AI dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mengembangkan konten lokal yang mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Misalnya, algoritma yang diprogram untuk mendukung konten kebudayaan lokal dapat membantu masyarakat mengenal lebih dalam tentang tradisi, bahasa daerah, dan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Platform digital lokal dengan basis AI juga bisa berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan komunitas yang berbeda, memfasilitasi dialog antarbudaya dalam semangat persatuan yang sesuai dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda.

Dengan memanfaatkan teknologi untuk mengedukasi dan mempromosikan budaya lokal, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga memperkuat nasionalisme. Program-program yang memfasilitasi penciptaan konten digital berbasis budaya lokal dapat diinisiasi melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam industri kreatif, di mana generasi muda dapat berkontribusi aktif dalam menjaga dan mempromosikan budaya Indonesia.


Refleksi Semangat Sumpah Pemuda di Tengah Tantangan Globalisasi

Pada akhirnya, era kecerdasan buatan memberikan tantangan yang tidak kecil terhadap pemahaman nasionalisme. Samuel Huntington dalam “The Clash of Civilizations” mengingatkan bahwa perbedaan budaya dan identitas akan menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Huntington menyatakan, “The great divisions among humankind and the dominating source of conflict will be cultural” (Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, 1996, hlm. 21). Dalam konteks Indonesia, Sumpah Pemuda adalah ikrar yang seharusnya tetap menjadi acuan dalam mempertahankan persatuan. Semangat ini dapat diterjemahkan ke dalam nasionalisme yang dinamis dan fleksibel, yang mampu menghadapi perubahan zaman tanpa mengorbankan prinsip dasar bangsa.

Seiring dengan perubahan zaman, nasionalisme juga perlu dipahami sebagai sebuah proses yang terus berkembang. Dalam menghadapi globalisasi dan kecerdasan buatan, kita perlu mengadaptasi nilai-nilai yang ada dalam Sumpah Pemuda agar relevan dengan konteks saat ini. Nasionalisme tidak lagi hanya sekadar perasaan cinta tanah air yang terikat pada aspek geografis, tetapi juga mencakup pengertian tentang solidaritas, keberagaman, dan keadilan sosial yang dijunjung tinggi dalam nilai-nilai Pancasila.

Masyarakat Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi konsumen pasif dari budaya global, tetapi juga aktif dalam menciptakan dan menyebarkan nilai-nilai lokal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mendiskusikan dan merefleksikan semangat Sumpah Pemuda dalam konteks yang lebih luas. Kita perlu mengembangkan sikap kritis terhadap informasi yang kita terima dan menyadari bahwa teknologi, dalam hal ini AI, adalah alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan budaya dan identitas lokal.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci untuk menjaga dan mengembangkan nasionalisme di era kecerdasan buatan. Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pelestarian budaya dan mempromosikan konten lokal. Sementara itu, masyarakat harus didorong untuk berpartisipasi dalam memproduksi dan menyebarkan nilai-nilai kebudayaan yang menggambarkan keanekaragaman Indonesia.

Dengan merenungkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda dan mengintegrasikannya dalam konteks digital saat ini, kita dapat menciptakan identitas nasional yang kuat dan relevan. Kita harus yakin bahwa dengan kebersamaan, semangat, dan komitmen yang diusung oleh para pemuda di tahun 1928, kita dapat menghadapi tantangan zaman dan membangun masa depan yang lebih baik untuk bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda bukan sekadar sebuah ikrar; ia adalah refleksi dari semangat persatuan yang harus terus hidup di tengah perubahan zaman. Di era kecerdasan buatan ini, tantangan terhadap nasionalisme semakin kompleks, tetapi bukan berarti tidak ada solusi. Dengan memperkuat pendidikan literasi digital berbasis nilai-nilai Pancasila, memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mempromosikan budaya lokal, dan beradaptasi dengan perubahan global, kita dapat menjaga dan memperkuat identitas nasional. Nasionalisme di era digital bukan hanya tentang mempertahankan apa yang telah ada, tetapi juga tentang merangkul keberagaman dan menjadikan teknologi sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian, semangat Sumpah Pemuda dapat terus hidup dan memberikan inspirasi bagi generasi masa depan dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.



Foto: gettyiamges
Credit: Ali Trisno Pranoto

Daftar Toko Skincare di Terdekat Sekitar Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati

0



Campusnesia.co.id - Saat ini selain sandang pangan dan papan, skincare bisa dikatakan juga bagian penting yang tidak terpisahkan baik oleh wanita atau laki-laki. Kesadaran akan pentingnya merawat diri dan penampilan membuat pasar skincare begitu cepat berkembang.

Tidak heran saat ini banyak sekali muncul toko dan merk skincare yang beraneka ragam. Walau demikian untuk sebagai konsumen kita wajib teliti dan berhati-hati sebelum memutuskan membeli dan menggunakan sebuah produk skincare.

Jangan hanya mencari yang harga murah atau claim muluk-muluk namun hasilnya tidak sesuai bahkan bisa berdampak pada kesehatan. Demikian juga tentang memilih di mana tempat membeli skincare, pastikan tokonya sudah punya reputasi yang baik agar tidak menyesal di kemudian hari.

Lewat postingan kali ini, berikut kami hadirkan informasi tentang Daftar Toko Skincare di Sekitar Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati, apa saja? ini dia daftarnya:


1. Khaira Drw Skincare Pati
Alamat:
Desa Trangkil
Kec. Trangkil Kab. Pati
Jawa Tengah 59153
(Sebelah selatan PG Trangkil, belakang Balai Desa Trangkil, Bakmi Jowo Pak BG masuk ke barat)

Nomor whatsapp: 085 7521 0198

Instagram: @khaira_drwskincare



2. Campusnesia Store
Alamat:
Dukuh Weron Desa Tegalharjo RT 01 RW 05
Kec. Trangkil Kab. Pati
Jawa Tengah 59153



3. Ayu Store Pasucen
Alamat: 
Ruko Bumdes Pasucen
Desa Pasucen
Kec. Trangkil Kab. Pati
Jawa Tengah 59153



4. Srijaya Cosmetics Cabang Kajen
Alamat: 
Jl. Ronggo KusumoKembangarum
Ngemplak Kidul, 
Kec. Margoyoso, Kab. Pati
Jawa Tengah 59154



5. Queen Cosmetics Pati
Alamat: 
Jl. Kyai H. Ahmad Dahlan No.4
Pati Wetan/Dosoman, Pati Wetan
Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59115



6. Rania Beauty Pati
Alamat: 
Jl. Dr. Susanto No.56A, Kaborongan, Parenggan
Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59119



7. Rika Beauty Cosmetic Store
Alamat: 
Jl. R. A. Kartini, Kaborongan, Pati Lor
Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59111



Demikian tadi sobat pembaca, postingan kita kali ini tentang Daftar Toko Skincare di Sekitar Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati, semoga bermanfaat sampai jumpa.

Daftar Contoh Soal UTS dan PTS Bahasa Jawa Kelas 1 SD Semester 2 beserta Kunci Jawaban

0



Campusnesia.co.id - Bagi sobat yang lagi persiapan UTS Bahasa Jawa, lewat postingan ini berikut kami hadirkan Daftar Contoh Soal UTS dan PTS Bahasa Jawa Kelas 1 SD Semester 2 beserta Kunci Jawaban.



1. Perangane awak sing digunakake kanggo nyokot panganan yaiku ...

a. lambe

b. untu

c. rambut

Jawaban: b


2. ... iku gunane kanggo ngrungokake swara.

a. dengkul

b. irung

c. kuping

Jawaban: c


3. Rani ambekane ngos-ngosan bar mlayu. Perangane awak sing kanggo ambekan yaiku ...

a. ilat

b. irung

c. alis

Jawaban: b


4. Santi nutupi sirahe ben ora kepanasen nganggo ...

a. sepatu

b. topi

c. sabuk

Jawaban: b


5. Bacutna : jamur gajih mbejijih ...

a. sak ara ara

b. sak anane

c. sak becike

Jawaban: a


6. Nembang dolanan kanthi rasa ....

a. seneng

b. susah

c. sedih

Jawaban: a



7. Sing dienggo mlaku arane ...

a. tangan

b. sirah

c. sikil


Jawaban: c


8. Yen kenalan ning ngarep kelas ngadege sing ...

a. jejek

b. miring

c. jegang

Jawaban: a


9. Agus kelas 1 SD, sragame rupane ....

a. biru putih

b. abang putih

c. coklat

Jawaban: b


10. (taun - umurku - 7). Tembung ing jero kurung dadekno ukara kang becik !

a. umurku 7 taun

b. 7 taun umurku

c. taun 7 umurku

Jawaban: a






Demikian tadi sobat Campusnesia postingan kali ini tentang Daftar Contoh Soal UTS dan PTS Bahasa Jawa Kelas 1 SD Semester 2 beserta Kunci Jawaban, semoga bermanfaat sampai jumpa.





Griya Riset Indonesia Resmi Tandatangani Kerjasama dengan FSH Unisnu Jepara

0


Campusnesia.co.idAmrizarois Ismail, M.Ling., Ketua Griya Riset Indonesia dan Dr. Wahidullah, S.H.I., M.H., Dekan FSH UNISNU Jepara menandatangani kesepakatan kerjasama. Kerjasama ini menjadi sebuah upaya strategis untuk memperkuat bidang penelitian dan inovasi pendidikan. Melalui kolaborasi ini, Griya Riset Indonesia berkomitmen mendukung pengembangan riset dan kapasitas akademik bagi mahasiswa serta dosen di UNISNU Jepara.

Penandatanganan kerjasama berlangsung dalam rangkaian acara MOTIVASHOW FSH Development Program pada Jum'at, 25 Oktober 2024  di Auditorium Perpustakaan UNISNU Jepara. Acara dihadiri langsung oleh founder dan perwakilan dari Griya Riset Indonesia, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UNISNU Jepara, serta jajaran akademisi lainnya. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Griya Riset Indonesia berfokus pada penguatan kolaborasi di bidang penelitian, pelatihan kepenulisan dan riset serta peningkatan kemampuan publikasi ilmiah.


Dr. Wahidullah, S.H.I., M.H , Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UNISNU Jepara menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam mendukung visi misi fakultas. Kolaborasi ini direalisasikan dalam kerjasama yang akan dilakukan oleh FSH UNISNU Jepara dan GRI.

Ma'as Shobirin, Founder Griya Riset Indonesia menyatakan, "GRI membuka selebar-lebarnya untuk kerja sama dan kolaborasi." Ia menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Griya Riset Indonesia untuk membangun ekosistem riset yang inklusif dan relevan. Melalui MoU ini, Griya Riset Indonesia akan mendukung kegiatan pendampingan penelitian dan publikasi ilmiah, penyelenggaraan seminar dan pelatihan, serta peningkatan kapasitas SDM khususnya di Fakultas Syariah dan Hukum UNISNU Jepara.

Dengan adanya penandatanganan ini, Griya Riset Indonesia dan UNISNU Jepara siap berkomitmen untuk melahirkan berbagai inovasi riset yang unggul dan bermanfaat, serta berperan aktif dalam mewujudkan visi besar pengembangan pendidikan dan penelitian di Indonesia.

Review Series Riding a Unicorn, Dorama Jepang dengan Tema Startup

0



Campusnesia.co.id - Setelah kembali berlangganan Netflix untuk nonton film laga The Shadow Strays garapan Timo Tjahjanto, saya mulai menyelam untuk mencari tontonan baru yang segar dan dapatlah sebuah series dari Jepang yang menurut saya sangat menarik.

Ketertarikan awal saya karena temanya yang mengangkat tentang dunia Startup, tema-tema kantor dan teknologi seperti ini sangat menarik bagi saya pribadi setelah sebelumnya menemukan series tentang Spotify berjudul The Playlist.

Bonusnya ternyata salah satu aktornya adalah Hidetoshi Nishijima yang beberapa tahun lalu berperan dalam film Shin Ultraman dan series Kemen Rider Black Sun.

Sekilas dorama ini mengingatkan saya pada drama korea Start Up yang diperankan oleh Bae Suzy dan Kim Sun Ho namun dengan sentuhan dorama jepang yang sebagaimana penggemar dorama pasti sudah tahu gaya penceritaannya dan banyak sopan santunnya. Bedanya jika drakor Start Up identik dengan drama romancenya, di Riding a Unicorn unsur dramanya lebih kental dibanding romancenya.

Unsur teknologi yang dihadirkan sangar menarik, yaitu impian sang karaker utama Sana Narukawa yang ingin membangun sebuah aplikasi education technology atau EdTech gratis untuk semua kalangan bernama Dream Pony. Hal ini memunculkan sebuah tantangan tentan pendanaan dan usursan bisnis karena perusahaan harus tetap profit untuk terus berkembang dan memberikan imbal balik kepada investor namun di sisi lain juga tidak mau membebankan biaya langganan atau pemasangan iklan yang mengganggu kenyamanan pengguna.

Walau sudah rilis dua tahun lalu yaitu tahun 2022 namun bagi saya dorama Riding a Unicorn masih relevan mengingat saat ini banyak startup berjenis EdTech yang berguguran bahkan setelah mendapatkan pendanaan besar dan membakar uang untuk akuisisi pengguna secara besar-besaran.

Dalam hal filosofi juga banyak quote-quote yang inspiratif misalnya tentang alasan kenapa pendidikan harus merata, setara dan aksesable untuk semua kalangan bahkan dalam hal pemilihan teknologi yang dalam sebuah kesempatan picthing dianggap oleh calon investor sangat ketinggalan dan kurang canggih namun hal itu merupakan bagian dari strategi bukan kelemahan alasan sebuah alasan.

Memang agak disayangkan karena porsi romancenya sedikit dan kurang dieksplore namun dari sisi dedikasi dalam pekerjaan sangat Jepang sekali, penuh semangat dalam mengerjakan sesuatu.

Saat review ini saya tulis, sebenarnya masih tersisa tiga episode lagi dan sedang muncul sebuah konflik yang dihadapi oleh tim Dream Pony justru saat mereka baru saja memenangkan sebuah kompetisi dan mendapatkan investasi baru yaitu pembajakan karyawan mereka. Saya belum tahu bagaimana endingnya tapi sejauh ini sangat rekomended jadi tontonan di waktu luang.

Sobat yang nonton dorama Jepang Riding a Unicorn bisa streaming lewat Netflix di link ini: 


Sinopsis dorama Jepang Riding a Uncorn

Ketika Sana Narukawa (Mei Nagano) baru berusia 23 tahun, dia ikut mendirikan perusahaan startup Dream Pony. Produk perusahaan adalah aplikasi pendidikan. Impiannya adalah membuat orang di seluruh dunia menggunakan aplikasinya. Kini, Sana Narukawa berusia 26 tahun. Perusahaannya sudah memasuki tahun ke-3 berdirinya. Perusahaan ini awalnya tumbuh pesat, namun kini mengalami penurunan pertumbuhan. Karena perlambatan tersebut, Sana Narukawa merasa gugup setiap hari. Dalam kehidupan pribadinya, dia memiliki perasaan terhadap Ko Suzaki, yang merupakan salah satu pendiri Dream Pony. Dia tidak menyadari perasaan pribadinya terhadapnya.

Suatu hari, pria paruh baya Satoshi Kotori mulai bekerja di Dream Pony sebagai bawahan Sana Narukawa. Sebelum bekerja di Dream Pony, Satoshi Kotori bekerja di perusahaan yang lebih tradisional, yang memiliki lingkungan kerja yang sangat berbeda dari Dream Pony. Pada awalnya, Sana Narukawa tidak suka bekerja dengan karyawan barunya, namun dia semakin dekat dengannya dan menerima nasihat bijak berdasarkan pengalaman kerjanya yang panjang. Sementara itu, Sana Narukawa terus menghadapi kesulitan dalam pekerjaan dan kehidupan cintanya.


Pemeran dorama Jepang Riding a Uncorn

Mei Nagano sebagai Sana Narukawa
Hidetoshi Nishijima sebagai Satoshi Kotori
Yosuke Sugino sebagai Ko Suzaki
Ryota Bando sebagai Kaito Morimoto
Kou Maehara sebagai Jirou Kuriki
Thelma Aoyama sebagai Megumi Natsui
Takaya Yamaguchi sebagai Takashi Shirogane
Ruka Takeyama sebagai Iri Narukawa
Maholo Terajima sebagai Reo Haneda
Ryoko Hirosue sebagai Sachi Haneda
Ren Ishikawa sebagai Rinka Kurata


Oke sobat Campusnesia, demikian tadi Review Series Riding a Unicorn, Dorama Jepang dengan Tema Startup semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Nandar

Ngomongin Komik Lokal Baru Jagad Raya, Angkat Unsur Cerita Rakyat Indonesia dengan Kemasan Kekinian

0



Campusnesia.co.id - Kabar baik datang dari dunia kreatif komik Indonesia, mas Shani Budi Pandita yang sebelumnya terlibat dalam lahirnya komik Degalings dan H20, tahun 2024 ini ia bersama tim kembali menghadirkan sebuah komik berjudul Jagad Raya.

Lewat akun X nya @ShaniBudi ia menyampaikan bahwa Jagad Raya adalah sebuah proyek yang sudah dinantikan selama 10 tahun. Bersama Anggaditya Putra, Akhmad Fadly, Sonny Hermawan, Alfian Miftah dan Widi KW buku pertama bertajuk "Petualangan Di Planet Tamalate" akhirnya berhasil diterbitkan dalam bentuk buku komik fisik.

Secara resmi komik Jagad Raya akan dirilis pada event Comifuro 19 yang berlangsung pada tanggal 9-10 November 2024 nanti. Komik ini akan menggabungkan cerita rakyat dan science fiction.

Mengutip Gamewave Magazine @gamewave_id Jagad Raya berhasil membawa unsur budaya lokal berupa cerita rakyat dan dongeng ke ranah komik namun tidak terlalu over dan bisa relate untuk pembaca. 

Pembaca akan diajak mengikuti petualangan dua katakter yaitu Tarub dan Kancil. Tarub terinspirasi dari cerita rakyat Indonesia berasal dari Jawa Tengah. Di Jagad Raya, Tarub adalah pemburu hadiah amatir dengan masa lalu yang misterius. Ia menderita amnesia dan impiannya adalah menjelajah Jagad Raya untuk mencari tahu siapa sebenarnya dirinya.

Partnernya yaitu karakter Kancil adalah pemburu hadiah yang cerdas dan tangkas, menggunakan kecerdasan dan keterampilan di bidang teknologi untuk bertahan di Jagad Raya yang penuh bahaya. Karakter ini terinspirasi dari fabel dan lagu anak yang sudah sangat terkenal di Indonesia.

Menarik ya guys, secara karakter sudah tidak asing karena versi dongengnya sudah kita sering baca dan dengar sejak kecil, namun lewat Jagad Raya mas Shani Budi dan teman-temannya mencoba menginterpretasikan dalam cerita yang lebih modern. Sekilas memang familiar dengan Guardian of the Galaxy milik Marvel tapi gak apa-apa dari inisiatif-inisiatif seperti ini diharapkan akan lahir lebih banyak komik-komik yang mengangkat karakter lokal dengan citarasa kekinian.

Lewat preview 8 halaman yang dibagikan secara gratis di media sosial X, sinopsis buku pertama Jagad Raya ini akan mengisahkan Tarub dan Kancil yang menjalankan misi terbesar mereka yaitu mencuri Susu dari makhluk bernama Pok-Ame di planet tersembunyi bernama Tamalate. Yang mereka tidak tahu adalah misi mereka itu menyimpan salah satu rahasia terbesar di Jagad Raya.

Sejauh ini lewat sistem pre order, komik Jagad Raya yang dibanderol dengan harga Rp45.000 sudah terjual sebanyak 106 pcs yang komik cetaknya bakal bisa diambil di event Comifuro19. Mas Shani mengungkapkan jika masih banyak yang ingin membeli besar kemungkinan akan dibuka kembali penjualan, rencananya juga bakal ada merchandise seperti T-shirt dll.

Dalam sebuah kesempatan interaksi di X, saya bertanya tentang aksara di atas logo Jagad Raya, mas Shani menjelaskan kalau itu adalah Aksara Lontara dari Bugis yang dibaca Jagad Raya.

Oke sobat Campusnesia, demikian tadi postingan kita kali ini tentang komik baru bertema petualangan Jagad Raya yang mengangkat tema dari cerita rakyat dan dongeng Indonesia lewat media dan jalan cerita yang kekinian, tetap berkarya dan semoga komiknya diterima oleh masyarakat Indonesia. Sampai jumpa.



Penulis
Nandar

Review Anime Dandadan, Petualangan Seru Ayase dan Okarun Membuktikan Eksistensi Alien dan Hantu

0


Campusnesia.co.id - Tanggal 17 Oktober 2024 kemarin selain merilis film The Shadow Strays dan animasi Gundam juga ada anime baru Dandadan.

Sebelumnya sudah pernah kita bahas bahwa versi manganya dikenal sangat bagus ceritanya sampai saat Raditya Dika tanya, Kevin Anggara merekomendasikannya.

Hingga artikel ini ditulis pada tanggal 20 Oktober 2024 which is berbarengan dengan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru, anime Dandadan sudah rilis 3 episode dan bisa dinikmati lewat plarform Netflix.


Review Anime Netflix Dandadan

Tanpa basa basi, sejak episode pertama sudah menghadirkan petualangan seru karakter Ayase dan Okarun yang keduanya memiliki ketidakpercayaan, Ayase gak percaya Alien dan Okarun tidak percaya Hantu.

Walau memiliki ketidakpercayaan, justru masing-masing percaya pada hal yang berseberangan Okarun percaya banget tentang Alien dan UFO dan Ayase sangat percaya pada hantu karena sang nenek adalah seorang medium atau bisa dibilang dukun.

Episode pertama kedua karakter langsung dihadapkan pada kenyataan masing-masing yang mereka tidak percayai benar adanya lewat sebuah tantangan yang agak konyol.

Ayase diminta pergi ke gedung rumah sakit terbengkalai yang kono tempat alien sering muncul dan Okarun diminta ke sebuah terowongan lawas konon ada hantu penunggunya.

Dan yes, keduanya menemui apa yang mereka tidak percayain, entah bagaimana keduanya terhubung saat di titik nadir dan saling meyelamatkan.

Selamat dari alien yang punya sinar spesium ala Ultraman, tidak membuat keadaan jadi lebih baik. Okarun dikutuk hantu Nenek Turbo dan akan mati jika dalam beberapa hari tdiak datang ke terowongan.

Hendak meminta bantuan sang Nenek justru duo petualang Ayase dan Okarun harus berhadapan dengan sesosok hantu setengah alien berwujud Sumo Raksasa yang nafasnya penuh CO2, mungkin terlalu banyak menghidap polusi bumi kali ya.

Finally, ketemulah mereka dengan sang Nenek Seiko yang gagal menebak kepribadian seseorang dalam acara televisi. Ia berdalih bahwa kekuatannya sebagai cenayang tidak akan berguna jika keluar dari teritorinya. Hmm ini menjelaskan kenapa santet dari Indonesia tidak mempan untuk Josh Buss kali ya.

Ayase dan Okarun dengan pakaian adat menuju terowongan markas Nenek Turbo dan disitulah episode 3 berakhir, kita nantikan episode 4 yang kabarnya akan rilis pada hari kamis mendatang.


Penulis
Nandar


===
Baca juga:

Review Film The Next Three Days, Keyakinan Seorang Suami Bahwa Istrinya Tak Bersalah Membuatnya Rela Melakukan Segalanya

0
 


Campusnesia.co.id - Judul di atas memang terasa panjang, namun demikianlah gambaran tepat untuk Review Film The Next Three Days, Keyakinan Seorang Suami Bahwa Istrinya Tak Bersalah Membuatnya Rela Melakukan Segalanya.

Saya nonton di channel Rock Action dan seperti biasa nonton film di saluran tv kabel bakal untung-untungan karena nyaris tidak tahu suguhan apa yang akan dihadirkan.

Tetap menonton karena ada salah satu aktor favorit yaitu Russel Crowe, nyatanya The Three Days memang bagus. Lebih banyak drama ketimbang aksi, alur dibangun dengan baik awal hingga akhir dan selama menonton saya mendapatkan beberapa hal yang perlu digarisbawahi.

Pertama betapa cinta dan percaya pada pasangan itu penting dan layak diperjuangkan. 

Banyak hal gila yang kadang bisa sangat berlebihan, tapi ya namanya juga film ya kan.

Ada titik di mana, sebagai penonton saya nyaris menyerah mempercayai keyakinan sosok John yang diperankan oleh Russel Crowe, seorang guru, ayah dan suami yang percaya bahwa istrinya tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan atasannya.

Namun aksi-aksinya juga sudah masuk kriminal yang membuat berfikir bakal susah happy ending nih. Ditambah kemampuannya sebagai warga sipil yang baik hati membuat semua skenario pembebesan sang istri terlihat mustahil untuk penonton sekalipun apalagi tokoh-tokoh dalam filmnya.

The Next Three Days berhasil menyuguhkan drama keluarga yang emosional, drama misteri dan aksi slow burn serta plot twist yang menarik walau tidak eksplisit memberi happy ending, setidaknya penonton diberi kepastian dengan bergumam, "tuh kan..bener keyakinan John."

Rekomended untuk ditonton, selamat menikmati.

Tentang film The Next Three Days

The Next Three Days merupakan sebuah film Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2010 Film yang disutradarai oleh Paul Haggis ini pemainnya antara lain oleh Russell Crowe, Elizabeth Banks, dan masih banyak lagi. Tanggal rilisnya pada 9 September 2010.


Daftar pemain film The Next Three Days

Russell Crowe sebagai John Brennan Elizabeth Banks sebagai Lara Brennan Brian Dennehy sebagai George Brennan Lennie James sebagai Lieutenant Nabulsi Olivia Wilde sebagai Nicole Ty Simpkins sebagai Luke Helen Carey sebagai Grace Brennan Liam Neeson sebagai Damon Pennington Daniel Stern sebagai Meyer Fisk Kevin Corrigan sebagai Alex 
Jason Beghe sebagai Detective Quinnan Aisha Hinds sebagai Detective Collero


Jalan cerita film the Next Three Days

Film The Next Three Days menceritakan kehidupan keluarga yang harmonis John Brennan (Russell Crowe) dan Lara Brennan (Elizabeth Banks) dengan satu orang anak laki-laki. Kehidupan keluarga ini berubah setelah Lara Brennan (Elizabeth Banks) dituduh membunuh atasannya di tempat parkir. Sang suami John Brennan (Russell Crowe) pun tidak percaya akan apa yang dilakukan oleh sang istri dan berusaha keras untuk membebaskan Lara Brennan dengan mengajukan banding di pengadilan, tetapi banding yang diajukannya selalu pupus karena bukti-bukti pengadilan memberatkan Lara Brennan (Elizabeth Banks) sebagai tersangka tunggal dalam pembunuhan ini. John Brennan (Russell Crowe) sangat tertekan dengan ditinggalnya sang istri di penjara dan harus tetap mencari nafkah sebagai dosen di perguruan tinggi serta merawat anak laki-laki yang baru saja masuk di sekolah dan mendapatkan ejekan dari teman-temannya kalu ibunya di penjara. Tak hanya itu Lara Brennan (Elizabeth Banks) pun mencoba bunuh diri di penjara, hal ini membuat John Brennan (Russell Crowe) tambah tertekan akan kehidupan pahit yang diajalaninya. 

Tidak patah arang John Brennan (Russell Crowe) pun mencoba jalan lain yaitu dengan jalan ilegal dengan membawa kabur atau lari dari penjara. Berbekal dari wawancara seorang narapidana Damon Pennington (Liam Neeson) yang berkali-kali dapat lari dari penjara, ia mendapatkan pengetahuan tentang cara melarikan diri dari penjara yaitu rencana yang matang, tempat pelarian, dan uang yang cukup di pelarian. John Brennan (Russell Crowe) pun memulai rencana tersebut di salah satu ruangan rumahnya dengan mencoba mengorek informasi tentang denah penjara. 

Disisi lain ia juga mencoba mencari tempat mendapatkan pasport palsu dengan mencoba mendekati seorang pengedar narkoba. Namun di sayang pengedar narkoba ini bersama teman-temannya malah merampoknya. 

John Brennan (Russell Crowe) pun melancarkan aksinya dengan menduplikat kunci penjara dan aksinya pun gagal karena kunci yang dipakainya patah pada waktu mencoba membuka pintu. Aksi ini hampir saya membuat John Brennan (Russell Crowe) ditangkat oleh sipir penjara tetapi bebekal ketenangan ia waktu dinterogasi ia pun luput dari sangkaan. Terdesak akan uang yang dibutuhkan unruk rencananya John Brennan (Russell Crowe) yang natabene taat akan peraturan pun memberanikan diri untuk merampok bandar narkoba. Berbekal dari rutinitas yang di lakukan di penjara John Brennan mencoba memanipulasi rekaman medis sang istri agar seakan-akan mengidap hiperkalemia dengan cara mencuri dan mengubah hasilnya sehingga yang istri dapat dipindahkan ke rumah sakit agar lebih mudah untuk melancarkan aksinya. 

Untuk melancarkan aksinya John Brennan (Russell Crowe) menitipkan anaknya kepada Luke (Ty Simpkins). Setelah Lara Brennan (Elizabeth Banks) dibawa di rumah sakit John Brennan (Russell Crowe) pun beraksi dengan menodongkan pistol ke penjaga yang mengantar Lara ke rumah sakit dan berhasil membawa keluar dari rumah sakit. Dalam pelariannya John Brennan (Russell Crowe) dan sang istri akan menjemput sang anak tetapi ternyata anaknya dibawa ke kebun binatang oleh Luke, tetapi karena rencananya ini dikejar oleh waktu John Brennan tidak jadi menjemput anaknya di kebun binatang.

Didalam mobil terjadi pertengkaran karena sang istri ingin tetap menjemput anaknya dan membuat Lara ingin bunuh diri dengan cara membuka pintu mobil dan meloncat, tetapi dengan kesigapan sang suami dengan menariknya, Lara pun gagal dalam usaha bunuh diri. Karena sayangnya John Brennan (Russell Crowe) kepada sang istri ia mengubah rencana yang telah disusunnya. Setelah mereka menjemput anaknya dia pun lari dengan mobil ke luar negara bagian, tetapi perbatasan telah di tutup dan dijaga oleh polisi dengan sasaran mobil yang berpenumpang keluarga yang berisikan suami, istri dan seorang anak laki-laki tetapi mereka berhasil melewati perbatasan dengan bantuan orang tua dari John Brennan (Russell Crowe). Setelah berhasil melewati perbatasan mereka menuju bandara dan terbang menuju Caracas, Venezuela dan memulai kehidupan barunya.



Penulis
Nandar

Link Streaming, Sinopsis dan Review The Shadow Strays, Film Action Terbaru Timo Tjahjanto Penuh Talenta Muda

0



Campusnesia.co.id - Sukses dengan The Night Come For Us dan The Big 4, Timo Tjahjanto melanjutkan kerjasama dengan Netflix dalam film terbarunya berjudul The Shadow Strays.

Dalam cuitannya di media sosial X atau Twittet, Timo menyampaikan terika kasih untuk semua penontonya, film The Shadow Strays berdurasi 144 menit dan sebagian bedar merupakan talenta muda.

Film The Shadow Strays juga merupakan sebuah surat cinta dari Timo yang ditujukan untuk Jhon Woo, Miike dan Besson.


Sinopsis film The Shadow Strays

The Shadow Strays menjadi film action terbaru karya sutradara Timo Tjahjanto. Sang sutradara menggandeng aktris Aurora Ribero sebagai pemeran utama film tersebut. 

Film The Shadow Strays mengisahkan seorang pembunuh profesional berusia 17 tahun yang memiliki kode nama 13. Ia bergelut dengan hati nuraninya sebagai manusia ketika bertemu dengan seorang bocah laki-laki.

Kisah The Shadow Strays berpusat pada karakter 13 (Aurora Riberi), seorang remaja perempuan yang sekaligus pembunuh profesional. Ia merupakan anak hasil didikan mentornya yang bernama Umbra (Hana Malasan) sejak kecil.

Suatu hari, 13 dikirim menjalani misi di Jepang untuk menghabisi nyawa seorang bos mafia. Namun, misinya itu tidak berjalan mulus sesuai yang telah direncanakan.

Kegagalan itu membuat 13 dihukum oleh organisasi tempatnya bernaung, bernama Shadow. 13 tidak diberikan misi baru selama berminggu-minggu sehingga ia hanya mendekam di kamarnya.

Sebelum tayang di Netflix, The Shadow Strays tayang perdana di Toronto International Film Festival 2024 dalam program Midnight Madness.

Sementara, film The Shadow Strays mulai bisa disaksikan di Netflix pada 17 Oktober 2024.

Film laga itu turut dibintangi Aurora Ribero, Hana Malasan, Kristo Immanuel, Adipati Dolken, Ali Fikry, Taskya Namya, Andri Mashadi, Agra Piliang, Daniel Eka, hingga Tanta Ginting.

Arswendy Bening Swara, Chew Kin Wah, Hiroaki Kato, dan Nobuyuki Suzuki juga turut berperan dalam The Shadow Strays.

Sobat yang mau nonton streaming online film The Shadow Strays bisa lewat link berikut ini: Netflix.com


Review film Netflix The Shadow Strays

Dua kata untuk Bang Timo, Luar Biasa!
Jika dalam film The Big 4 masih ada selipan komedi, dalam The Shadow Strays full action, durasib144 menit yang artinya 2.5 jam nyarid tak terasa.
Hal yang sering terjadi dalam film berdurasi panjang yaitu membodankan apalagi ini film laga nyatanya tak terasa. 
Jika sobat suka dengan typical film Korea Selatan yang berlayer-layer jalan ceritanya, pasti bakal suka nonton The Shadow Strays.
Menit di layar Netflix sudah mau menunjukkan akhir, nyatanya masih saja ada kejutan yang menambah sery film ini.
Ada saat-saat saya mengira oh ini final boss nih, final fight nih, tapi ternyata masih ada lagi dan lagi hingga benar-benar final yang penuh intensitas.
Salut untuk Duo Aurora Ribero dan Hana Malasan, jujur walau ternyata setelah saya cari tahu sudah banyak main film tapi inu kali pertama saya menonton keduanya langsung beradu jotos penuh darah.
Tentang para perempuan organisasi bayangan ini sedikit banyak mengingatkan pada The Widow di MCU. Troika yang tinggi besat nyaris saya tebak isinya om Deddy Corbuzier.
Gaya pertarungannya mengingatkan dengan style salah satu aktor laga kebanggaan Indonedia dan terjawab di akhir film.
Urusan membunuh karakter dalam gilm yang sering kali jadi dilena film maker tidak saya temukan di sini. Justru "tega" mematikan karakter bisa jadi penguat drama dan jalan cerita yang dibangun dan film jadi believeable.
Final fight antara Agen 13 dan Umbra sudah setara dengan Iko Uwais vs kang Yayan Ruhiyan, Iko vs kang Cecep dan Joe Taslim vs Iko Uwais di The Night Comes For Us.
Akhir kata terima kasih untuk mas Timo Tjahjanto telah membuat film The Shadow Strays, kini Indonesia punya tambahan aktor dan aktris film laga baru yabg siap mendunia.

Penulis 
Nandar

IYSLO 2024 Sukses Diikuti 2.630 Peserta se-Indonesia

0
  



Campusnesia.co.id - Semarang - (13/10) Rangkaian kegiatan Indonesian Youth Science and Language Olympiad (IYSLO) Jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/MAK/SMK Tingkat Nasional 2024 telah usai. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Perkumpulan Pegiat Sains Madrasah atau biasa disebut PPSM. Tahun 2024 ini merupakan tahun ke-empat penyelenggaraan IYSLO. Sejak 2021 sampai 2024 ini, jumlah peserta terus bertambah, tidak kurang dari 2.630 peserta dari berbagi kota di Indonesia berpatisipasi pada ajang tahunan ini. Ini menunjukkan adanya atensi dari siswa yang memang aktif mengikuti pagelaran olimpiade sains. “IYSLO mempunyai visi yaitu munculnya saintis muda Indonesia yang berkarakter dan berdaya saing” tegas Mohamad Tafrikan, M.Si selaku ketua Panitia dan Ketua PPSM. Tafrikan juga menambahkan tujuan diadakannya IYSLO, dia berharap acara ini mampu (1) Meningkatkan kualitas daya nalar siswa Indonesia menuju generasi 
emas Indonesia 2045, (2) Menyediakan ruang berkompetisi bagi siswa Indonesia untuk mengembangkan bakat dan minat di bidang Bahasa, Sains, Sosial, dan Matematika, (3) Meningkatkan kemampuan emosional dan intelektual siswa Indonesia, dan (4) Terbentuknya jaringan antar saintis muda Indonesia untuk masa depan.

IYSLO merupakan ajang kompetisi yang meliputi mata Pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Rangkain acara ini dimulai masa pendaftaran dibuka mulai 1 Juli sampai dengan 4 Oktober 2024, kemudian dialnjutkan adanya pembinaan pra lomba tanggal 6 Oktober, Simulasi pada tanggal 12 Oktober, dan Pelaksanaan lomba pada tanggal 13 Oktober. Penentuan peraih medali ditentukan dengan sostem passing grade, yaitu nilai 71 – 100 memperoleh medali emas, nilai 56 – 70 memperoleh medali perak, dan nilai 41 – 55 memperoleh medali perunggu. Sistem aplikasi menggunaan e-ujian dengan setiap peserta login ke https://www.e-ujian.com/ppsm4indonesia paling lambat 30 menit sebelum lomba dimulai. Selain itu, eserta wajib menggunakan PC/Laptop/Tablet yang mempunyai kamera aktif saat mengerjakan soal lomba dan terkoneksi dengan internet. Untuk menjaga kredibilitas, peserta wajib menggunakan HP dan bergabung dengan zoom yang disediakan oleh panitia.




“Sangat menyenangkan, menambah wawasan ilmu, serta melatih otak untuk terus berpikir” tulis Najwa Syahfira Nurmaulida dari MIN 1 Kebumen dalam memberikan kesannya terhadap kelangsungan acara IYSLO 2024. Beberapa komentar dari peserta lain, atas nama SAADAN MALIK RAMADHAN dari SDS PELITA Jakarta juga menyampaikan bahwa IYSLO 2024 sangat baik untuk melatih kemampuan masing-masing anak. “Alhamdulillah senang bisa mencari pengalaman mengerjakan soal dan berkompetisi secara seimbang” ungkap Ardiansyah Rizky Permana dari SMP Negeri 2 Depok. “Sangat membantu untuk meningkatkan pengalaman anak, lebih kompetitif dalam segala bidang dan memiliki mental yang siap/kuat.” tambah Rachmedia Rafif Alghiffari dari PKBM STQ Telaga Ilmu Bantul. 


Mayoritas peserta merespon positif penyelenggaran IYSLO ini, bahkan acara ini diharapkan lebih sering diadakan karena sangat positif. Salah satu yang membuat acara ini menarik adalah adanya pembinaan pra lomba yang merupakan fasilitas untuk peserta dan juga respon cepat panitia kepada peserta yang membutuhkan bantuan atau sedang mengalami masalah teknis. “Semoga IYSLO terus memunculkan talenta anak Indonesia di bidang sains guna menyambut Indonesia Emas” Pungkas Tafrikan.