Kesehatan Dasar yang Sering Diabaikan: Mahasiswa Tim II KKN Undip Paparkan Jamban Sehat sebagai Upaya Pencegahan Stunting

0


Campusnesia.co.id -  Klaten (13/08). Pada hari Selasa, 13 Agustus 2024, Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Semarang mengadakan sosialisasi penting terkait sanitasi dasar di Masjid Sadikan, Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini merupakan bagian dari acara rutin PKK yang diikuti oleh ibu-ibu dari RW 05. Sebanyak 30 orang ibu-ibu turut hadir dalam acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan jamban sehat sebagai upaya pencegahan stunting di masyarakat.

Sosialisasi ini dibawakan oleh Alamanda Sekar Nooringtyas, seorang mahasiswi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat yang juga merupakan pemateri utama dalam acara tersebut. Alamanda memaparkan berbagai materi terkait pentingnya sanitasi dasar dan bagaimana penggunaan jamban sehat dapat mencegah penyebaran penyakit yang dapat berkontribusi pada kasus stunting khususnya pada anak-anak.
 


Dalam presentasinya, Alamanda menjelaskan bahwa stunting adalah masalah kesehatan serius yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan anak-anak. Salah satu faktor yang memperburuk kondisi ini adalah lingkungan yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, penggunaan jamban sehat menjadi salah satu langkah efektif untuk mencegah stunting.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program kerja monodisiplin yang diusung oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro, dengan tujuan utama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Pondok mengenai pentingnya kebersihan lingkungan dan sanitasi dalam menjaga kesehatan keluarga, terutama anak-anak.

Para peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait penerapan praktik-praktik kebersihan di rumah masing-masing. Acara ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dasar dan peranannya dalam mencegah stunting, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa Pondok.



Editor:
Achmad Munandar

Kesehatan Anak-anak Desa Pondok Terancam: Mahasiswa Tim II KKN Undip Edukasikan tentang Penyakit Demam Berdarah (DB) yang Kian Merajalela

0


Campusnesia.co.idKlaten (24/07). Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, Sekolah Dasar Negeri Pondok yang terletak di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, menjadi sasaran kegiatan sosialisasi mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah (DB). Acara ini diselenggarakan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro Semarang dan dihadiri oleh 24 siswa/siswi sekolah tersebut.

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja monodisiplin yang digagas oleh Alamanda Sekar Nooringtyas, seorang mahasiswi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa/siswi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi vektor utama penyebaran penyakit Demam Berdarah (DB).

Dalam sosialisasi ini, para siswa/siswi diberikan penjelasan mengenai tanda-tanda gejala Demam Berdarah (DB), serta cara-cara yang efektif untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, seperti menguras, menutup, dan mengubur (3M). Selain itu, siswa/siswi juga diajarkan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan lingkungan bersih guna mencegah penyakit tersebut.
 

Acara berlangsung interaktif dengan banyaknya siswa/siswi yang antusias dalam berdiskusi. Alamanda juga menyampaikan materi dengan menggunakan metode yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak, seperti menggunakan papan gabus bertuliskan “Yes/No” mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit Demam Berdarah (DB).

Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa/siswi dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing dengan menerapkan dan menyebarkan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Program sosialisasi ini juga mendapat apresiasi dari pihak sekolah yang menilai bahwa kegiatan semacam ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan siswa/siswi sejak dini.

Kegiatan ini berakhir dengan penempelan poster berisi informasi terkait pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah (DB) di setiap papan majalah dinding (mading) sekolah dan ajakan kepada para siswa/siswi untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah utama dalam mencegah penyakit Demam Berdarah (DB).



Editor:
Achmad Munandar

Untung Besar dari TikTok! Ibu-Ibu dan Pemuda Desa Ini Raup Cuan Lewat Sosialisasi Kreatif Mahasiswa UNDIP

0



Campusnesia.co.id - Klaten, 4 Agustus 2024 - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) kembali berinovasi dengan mengadakan program sosialisasi bertajuk “Sosialisasi TikTok Afiliasi: Cerdas Gunakan Gadget, Raih Penghasilan,” yang diprakarsai oleh Angelica Priscilia Maharani dari Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Program ini bertujuan untuk memberdayakan pemuda dan ibu-ibu di Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Klaten, agar dapat memanfaatkan platform TikTok secara produktif sebagai sumber penghasilan tambahan.

Kegiatan ini dihadiri oleh 20 peserta yang terdiri dari gabungan pemuda dan ibu-ibu setempat. Dalam pelatihan ini, Angelica mempresentasikan langkah-langkah praktis dalam memanfaatkan TikTok Affiliate, mulai dari cara membuat akun, baik dengan maupun tanpa minimal followers, hingga memasukkan produk ke keranjang kuning yang ikonik di platform tersebut. Para peserta juga mendapatkan fasilitas wifi gratis untuk mendownload aplikasi TikTok Shop khusus affiliator, serta panduan langsung dalam mendaftarkan diri sebagai TikTok Affiliate. 


Selain itu, untuk memotivasi para peserta, Angelica juga menyelenggarakan lomba pembuatan konten TikTok dengan hadiah menarik bagi dua pemenang yang berhasil membuat video TikTok dengan keranjang kuning dan menggunakan beberapa hashtag, yaitu #JadiKreatifRaihCuan, #PondokKreatif, dan #KKNPondok. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian edukasi mengenai keuntungan bergabung dalam program TikTok Affiliate, terutama dalam konteks Desa Pondok yang warganya memiliki ketertarikan tinggi pada gadget namun belum memanfaatkan platform TikTok secara optimal sebagai sumber penghasilan.

Program ini mendapat respon positif dari para peserta, yang berharap bisa mempraktikkan ilmu yang telah mereka dapatkan untuk mendukung perekonomian keluarga. Dengan sosialisasi ini, Angelica Priscilia Maharani berharap masyarakat Desa Pondok bisa lebih cerdas dalam menggunakan gadget dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.



Editor:
Achmad Munandar

Tas Rajut Bisa Bikin Tajir?! Mahasiswa KKN UNDIP Bongkar Rahasia Crocheting Ibu-Ibu Desa Pondok

0



Campusnesia.co.id - Klaten, 9 Agustus 2024 - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP), Angelica Priscilia Maharani, dari Program Studi Administrasi Bisnis, FISIP, mengadakan pelatihan bertajuk "Sosialisasi Pembuatan UMKM Baru Crocheting Kreatif: Peluang Usaha bagi Ibu-Ibu PKK" di Balai Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Klaten. Program ini diselenggarakan dengan kolaborasi bersama POKJA 2 dan dihadiri oleh 12 ibu-ibu PKK yang dibagi dalam tiga kelompok, masing-masing terdiri dari empat orang.

Pelatihan dimulai dengan pemaparan singkat mengenai potensi usaha crocheting sebagai alternatif penghasilan tambahan bagi ibu-ibu rumah tangga. Angelica menjelaskan bahwa crocheting, atau merajut, adalah kerajinan tangan yang membutuhkan ketelatenan dan bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan jika dikelola dengan baik.

Setelah pemaparan teori, Angelica membagikan masing-masing satu benang chunky yarn kepada setiap kelompok, yang kemudian digunakan sebagai bahan praktik. Dengan telaten, Angelica memandu para peserta untuk membuat simpul awal, diikuti dengan langkah-langkah dasar dalam pembuatan tas rajut sederhana berukuran 20 cm x 5 cm x 15 cm. 

"Simpul pertama yang kita buat adalah chain stitch, di mana kita memulai dengan satu lingkaran kecil dan kemudian menarik benang melalui lingkaran tersebut berulang kali hingga membentuk rantai," jelas Angelica sambil menunjukkan teknik tersebut kepada para peserta. Setelah rantai terbentuk, Angelica melanjutkan dengan teknik single crochet, yaitu dengan memasukkan hakpen ke dalam lubang rantai, menarik benang, dan kemudian mengaitkan kedua benang yang ada di hakpen. Proses ini diulang hingga membentuk dasar tas.


Ibu-ibu tampak antusias mengikuti setiap langkah yang ditunjukkan oleh Angelica. Suasana pelatihan menjadi semakin hidup ketika para peserta mulai bisa melihat hasil dari rajutan mereka yang mulai terbentuk. Selain praktik membuat tas, Angelica juga memberikan arahan tentang pentingnya branding dalam membangun UMKM. Ia memperkenalkan konsep brand label dan memberikan contoh label nama yang bisa digunakan oleh ibu-ibu untuk produk crocheting mereka di masa depan.

"Dengan adanya label nama ini, ibu-ibu bisa mulai memikirkan identitas produk yang akan dibuat. Branding adalah salah satu elemen penting dalam usaha karena bisa memberikan nilai tambah pada produk yang dijual," kata Angelica.

Pelatihan ini diakhiri dengan diskusi singkat dan sesi tanya jawab seputar peluang usaha crocheting di Desa Pondok. Ibu-ibu peserta mengaku mendapatkan banyak ilmu baru dan merasa lebih termotivasi untuk mencoba merintis usaha rajut sebagai bagian dari UMKM di desa mereka.

Angelica berharap bahwa dengan adanya pelatihan ini, ibu-ibu PKK di Desa Pondok dapat lebih mandiri secara ekonomi dan mampu mengembangkan usaha kreatif berbasis kerajinan tangan yang potensial di pasar lokal.




Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim II Undip 2024 Luncurkan Kotak Aspirasi: Terobosan Baru untuk Meningkatkan Layanan Publik dan Partisipasi Masyarakat Secara Kritis dan Dinamis di Desa Ketundan

0


Campusnesia.co.id - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) yang dipelopori dan digerakkan oleh Ivana Tiara Purnama, mahasiswi Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Angkatan 2021, menghadirkan inovasi dan terobosan terbaru di Desa Ketundan dengan meluncurkan 2 Kotak Aspirasi, Kritik, dan Saran yang disertai dengan Poster SOP nya, yang merupakan sebuah inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan mendorong partisipasi aktif dan kritis masyarakat terhadap kualitas kinerja aparat internal desa. Peluncuran ini merupakan bagian dari komitmen mahasiswa Tim KKN II Undip dalam memperkuat hubungan antara masyarakat dan pemerintah desa serta mendorong keterlibatan aktif warga dalam proses pembangunan desa.

2 Kotak Aspirasi, yang terletak di balai desa, merupakan sebuah kotak kritik dan saran yang memungkinkan warga untuk menyampaikan aspirasi/ide, keluhan, atau permintaan langsung kepada pihak internal perangkat desa tanpa harus menghadapi hambatan birokrasi yang seringkali menghalangi partisipasi mereka. Masyarakat dapat dengan mudah memberikan aspirasi dengan cara membaca poster SOP yang terletak di dekat kotak aspirasi tersebut dan langsung mengisi form aspirasi yang tersedia di samping kotak aspirasi serta langsung memasukkan form tersebut ke dalam kotak aspirasi. Inisiatif ini muncul dari pengamatan mahasiswa terhadap kebutuhan mendesak akan saluran komunikasi yang lebih efisien dan responsif di tingkat desa. Peluncuran ini merupakan salah satu dari berbagai inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat mereka, yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.

"Program kerja ini bertujuan untuk membuka saluran komunikasi yang lebih transparan dan langsung antara masyarakat dan pemerintah desa. Melalui hal ini diharapkan masyarakat dapat lebih memiliki wadah yang tepat untuk menyalurkan kritik, saran, hingga aspirasinya terhadap perangkat internal desa yang diharapkan pula dapat menjadi bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja pelayanan publik di Desa Ketundan" ujar Ivana Tiara Purnama, penggerak program kerja ini. "Dengan adanya Kotak Aspirasi, saya berharap warga tidak hanya lebih mudah untuk menyampaikan pendapat mereka tetapi juga merasa lebih terlibat dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka."
 

Inovasi 2 Kotak Aspirasi dan Poster SOP tersebut diluncurkan dan disertai dengan sosialisasi kepada aparat pelayanan desa pada Senin 12 Agustus 2024, mengenai edukasi SOP atau Standar Operasional Prosedur dalam mengelola aspirasi yang diterima melalui kotak tersebut. Kehadiran Kotak Aspirasi diharapkan akan menjadi langkah awal dalam transformasi menuju pemerintahan yang lebih inklusif dan responsif di Desa Ketundan. 

Program kerja ini mendapatkan respons positif dari perangkat Desa Ketundan, yang mengapresiasi langkah konkret untuk meningkatkan partisipasi publik melalui wadah baru secara tepat dan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan publik di Desa Ketundan. Dengan pendekatan yang kritis dan dinamis, diharapkan model ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pelayanan publik.




Editor:
Achmad Munandar

Katakan Tidak Pada Hipertensi, Ubah Pola Hidup dan Lakukan Senam Anti Hipertensi Sebagai Solusi!

0


Dokumentasi pelaksanaan program “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: 
Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (06/08/2024) Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit yang tidak menular. Sesuai dengan namanya, Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah berada di atas normal. Normalnya, tekanan darah orang dewasa muda adalah 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg, sedangkan pada lansia normalnya adalah 130/80 mmHg sampai 140/90 mmHg. Adapun faktor risiko dari penyakit hipertensi ini terbagi menjadi dua, diantaranya adalah faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi tembakau serta alkohol berlebih, dan obesitas. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi adanya riwayat hipertensi dari keluarga, usia di atas 65 tahun, dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes ataupun ginjal. Oleh karena faktor-faktor tersebut, penyakit hipertensi ini sebenarnya dapat menyerang manusia dari semua usia, baik itu muda maupun tua. 

Pada lansia sendiri, hipertensi merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi bagi kehidupan mereka. Hal tersebut disebabkan oleh pertambahan usia yang membuat arteri kehilangan keelastisannya dan gaya hidup yang tidak teratur diiringi dengan kurangnya aktivitas fisik menjadi pemicu utama bagi lansia untuk rawan terkena hipertensi. Oleh karena hal itu, mahasiswi KKN Undip Kelurahan Sapugarut, Noor ‘Aini mengusung sebuah program kerja dengan tema “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi” dengan sasaran utama yaitu lansia di Kelurahan Sapugarut yang memiliki riwayat penyakit hipertensi. Program ini sebagai wujud usaha dalam meningkatkan manajemen diri pada lansia pengidap hipertensi untuk lebih sadar dan peduli akan kondisi mereka. Mengingat jumlah lansia yang memiliki riwayat hipertensi di Kelurahan Sapugarut ini tergolong cukup banyak, diharapkan dengan adanya program penyuluhan ini dapat membantu mereka dalam mengendalikan hipertensi yang dimiliki.

Pelaksanaan program kerja “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi” dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Agustus 2024 pukul 09.00 WIB berbarengan dengan kegiatan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Posko 3 Kelurahan Sapugarut. Karena pelaksanaannya yang berbarengan dengan kegiatan ILP, membuat peserta yang datang dan ikut serta dalam program ini tidak hanya dari kalangan lansia saja. Namun, mulai dari ibu-ibu batita yang datang untuk memeriksakan anakanya sampai dengan ibu-ibu kader kesehatan yang bertugas pun turut antusias dalam menyambut pelaksanaan program ini.


Kegiatan penyuluhan ini dimulai dengan pengukuran tekanan darah pada peserta lansia yang telah datang, diikuti dengan peserta ILP lainnya. Setelah dilakukan pengukuran tekanan darah, acara dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai penyakit hipertensi oleh Aini. Sebelum pemaparan materi, leaflet berisi rangkuman materi dan poster langkah-langkah senam anti hipertensi dibagikan kepada seluruh peserta penyuluhan. Setelah selesai pemaparan materi dan diskusi tanya jawab, acara dilanjutkan dengan senam anti hipertensi yang dipandu langsung oleh Aini. Terakhir, acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama para peserta penyuluhan.

Kegiatan pelaksanaan program “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi” di Kelurahan Sapugarut berjalan dengan lancar. Semua peserta mengikuti rangkaian acara dengan sangat tertib dan kondusif. Salah satu peserta juga menyampaikan kesan mereka terhadap kegiatan ini, “Senam anti hipertensi ini ternyata ngga susah ya mbak, saya mau tempel kertas ini di pintu kamar saya.” Ujar Ibu Yati selaku petugas kader kesehatan Kelurahan Sapugarut. 



Editor:
Achmad Munandar

Cegah Pergaulan Bebas, Jadilah Generasi Penerus Bangsa yang Bijak dan Cerdas!

0

Dokumentasi Pelaksanaan Program “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (02/08/2024). Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa. Perubahan fisik, emosi, dan psikis menjadi tanda seseorang telah memasuki masa ini. Perubahan-perubahan tersebut dapat membuat remaja menjadi lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Remaja yang memasuki masa peralihan, biasanya memiliki pengetahuan yang masih kurang mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Sehingga pada masa ini, remaja cenderung berpotensi besar untuk terpengaruh dalam melakukan pergaulan yang bebas sampai akhirnya berujung pada seks bebas sebelum menikah dan tindakan yang melanggar norma serta nilai lainnya. Oleh karena itu, di masa remaja yang krusial ini penting bagi remaja untuk memiliki bekal pengetahuan mengenai kesehatan reproduksinya agar remaja dapat menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab. 

Di Kelurahan Sapugarut sendiri, masih banyak remaja yang belum memiliki cukup pengetahuan terkait pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Berdasarkan fenomena tersebut, mahasiswi KKN Undip Kelurahan Sapugarut, Noor ‘Aini mengusung sebuah program kerja dengan tema “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa”. Program kerja ini bertujuan untuk membantu membangun kesadaran diri bagi remaja di Kelurahan Sapugarut untuk menjaga kesehatan reproduksi mereka agar terhindar dari dampak negatif pergaulan bebas. Program kerja ini berupa penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi yang didalamnya akan dipaparkan materi tentang cara menjaga dan merawat organ-organ reproduksi, pencegahan terhadap penyakit menular seksual, pergaulan bebas, dan pernikahan dini. Sasaran dari program ini adalah anak usia 12 tahun, yang mana usia tersebut merupakan usia awal dari masa remaja. Penyuluhan kesehatan reproduksi tersebut dilaksanakan di SD Negeri Sapugarut pada hari Jumat, 2 Agustus 2024 pukul 08.00 WIB dengan pesertanya yaitu seluruh siswa dan siswi kelas 6 baik perempuan maupun laki-laki.

Kegiatan Program “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa” ini dimulai dengan mini kuis terkait pergaulan bebas dan kesehatan reproduksi secara umum yang peserta ketahui. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian booklet berisi materi yang akan disampaikan oleh Aini. Selanjutnya masuk pada sesi pemaparan materi dan diskusi tanya jawab. Setelah sesi pemaparan materi dan diskusi, acara dilanjutkan dengan pengerjaan kuis yang soal-soalnya diambil dari materi yang telah dipaparkan. Terakhir, acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama seluruh peserta penyuluhan.

Program “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa” disambut dengan sangat antusias oleh para siswa dan siswi kelas 6 di SD Negeri Sapugarut. Mulai dari sesi awal sampai akhir penyuluhan, semangat mereka tidak pernah pudar. Bahkan pada saat sesi kuis setelah pemaparan materi, mereka dengan kompetitif bersaing untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Aini.



Editor:
Achmad Munandar

Herbarium Sederhana! Petualangan Menarik Mengenal Dunia Tumbuhan

0
 

Dokumentasi Program “Herbarium Sederhana! 
Petualangan Menarik Mengenal Dunia Tumbuhan”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (27/08/2024). SD Negeri Sapugarut berhasil menambah karya siswa yang tertempel di dinding-dinding kelasnya. Mereka membuat karya hias dinding dengan awetan tumbuhan yang menakjubkan! Siswa-siswi SD dengan semangat membuat herbarium, awetan tumbuhan kering yang bisa jadi jendela untuk mengenal dunia tumbuhan lebih dekat. Selain itu, kegiatan pembuatan herbarium ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa-siswi supaya lebih mengenai klasifikasi tumbuhan, serta melatih keterampilan mereka dalam mengidentifikasi dan mengawetkan spesimen tumbuhan. Selain itu, herbarium ini juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar dan referensi bagi siswa-siswa lainnya.

Atha Wahyuning Utami mahasiswa Universitas Diponegoro program studi Biologi mengajak siswa-siswi SD Negeri Sapugarut untuk membuat herbarium sederhana. Bunga yang telah dikeringkan, dirangkai pada pigura tanpa kaca. Bahan yang digunakan yaitu kelopak bunga mawar dan daun tumbuhan paku. Kedua bahan tersebut dikeringkan dengan dipipihkan diantara dua karton selama beberapa hari hingga kering. Lalu dirangkai diatas kertas yang telah ditempelkan ke papan figura. Setelah itu diberi plastik mika diatasnya dan hasilnya herbarium sederhana ini sangat menarik!

 

Pembuatan herbarium ini dibawa ke dalam suasana yang seru, sehingga menarik minat siswa-siswi dalam belajar lebih mengenal dunia tumbuhan. Keberjalanan program diselingi juga dengan penjelasan tentang ilmu taksonomi seperti cara mengklasifikasikan makhluk hidup. Dengan membuat herbarium, anak-anak tidak hanya belajar tentang taksonomi, tetapi juga melatih keterampilan observasi, klasifikasi, dan dokumentasi. Selain itu, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa cinta terhadap alam dan lingkungan sekitar. 

Herbarium yang telah selesai dibuat akan disimpan di dinding kelas dan dapat diakses oleh seluruh siswa serta guru. Diharapkan herbarium ini tidak hanya menjadi karya seni yang menarik, tetapi juga dapat menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi generasi mendatang. 



Editor:
Achmad Munandar

Nugget Sayur Ayam! Makanan Tambahan Untuk Menarik Minat Anak Picky Eater

0

Dokumentasi Program “Nugget Sayur Ayam! Pembuatan makanan tambahan 
berisi sayur dan dada ayam filet dalam bentuk nugget untuk menarik minat anak”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (05/08/20240) Pada zaman yang sudah cukup maju masih terdapat kasus stunting yang menjadi perhatian internasional. Stunting merupakan kasus dalam pertumbuhan anak yang terganggu sehingga memiliki tubuh kerdil. 

Kasus ini terjadi karena masalah gizi kronis pada bayi maupun ibu hamil. Berdasarkan hasil survei dan kader kesehatan di Sapugarut, angka stunting Sapugarut masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa Universitas Diponegoro membuat program penurunan angka stunting dengan makanan tambahan. 

Program stunting yang berjudul “Nugget Sayur Ayam! Pembuatan makanan tambahan berisi sayur dan dada ayam filet dalam bentuk nugget untuk menarik minat anak” merupakan program  Atha Wahyuning Utami salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro dari program studi Sarjana Biologi yang telah menyelesaikan KKN TIM II di Kelurahan Sapugarut.

Nugget sehat ini mengandung sayur bayam, dada ayam filet, telur, wortel, dan tahu. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang mengandung gizi tinggi. Sayur bayam dipilih karena merupakan sayur dengan zat besi paling tinggi. Adonan dihaluskan kemudian dicampur menjadi satu dan dikukus dengan api sedang. Setelah matang, dipotong-potong dan dilumuri tepung panir serta di goreng. Proses pembuatan yang sederhana ini membuat nugget mudah ditiru oleh masyarakat. Respon masyarakat pun sangat positif 
 

“Resepnya enak sudah saya coba tadi pagi” ujar salah satu warga yang bertemu di suatu pertemuan setelah pembuatan nugget.

Semangat warga Kelurahan Sapugarut untuk menurunkan angka stunting tercermin dari terbukanya terhadap kegiatan mengenai kesehatan. Program pembuatan makanan tambahan untuk anak menjadi kunci awal menurunkan angka stunting pada Kelurahan Sapugarut. Program ini diikuti oleh ibu kader kesehatan, ibu hamil, dan ibu yang memiliki anak batita. 

Keberhasilan program ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak yang besar. Nugget sayur ayam tidak hanya menjadi contoh nyata bagaimana pengetahuan dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Adakan Pelatihan dan Pendampingan Shopee Affiliate di Desa Hadiluwih

0


Campusnesia.co.idSragen, 20 Agustus 2024 - Di Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro menjalankan program yang bertujuan memberdayakan masyarakat melalui teknologi digital. Fokus utama kegiatan ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan terkait Shopee Affiliate, sebuah program afiliasi yang memungkinkan masyarakat menghasilkan pendapatan tambahan melalui promosi produk di platform e-commerce Shopee.


Pemaparan Shopee Affiliate secara Mendalam
Pelatihan diawali dengan presentasi mendetail yang disampaikan oleh Rhadiyyah Ariana Saraswati, mahasiswa KKN dengan latar belakang Informatika. Materi presentasi mencakup penjelasan dari Shopee Affiliate, cara kerja program, dan alasan mengapa program ini menjadi peluang berharga bagi pemuda - pemudi karang taruna Desa Hadiluwih dalam mendapatkan penghasilan tambahan.


Mekanisme Kerja dan Keuntungan Shopee Affiliate
Setelah pengenalan konsep dasar, pelatihan berlanjut ke penjelasan mengenai mekanisme kerja Shopee Affiliate. Peserta diberikan pemahaman tentang alur kerja, mulai dari pendaftaran sebagai affiliate, pemilihan produk yang akan dipromosikan, hingga cara membagikan link afiliasi melalui media sosial atau platform online lainnya. Berbagai keuntungan yang bisa diperoleh dari program Shopee Affiliate dijelaskan secara rinci, termasuk komisi yang diterima dari setiap transaksi yang berhasil dilakukan melalui link yang dibagikan, fleksibilitas waktu kerja, dan potensi penghasilan yang signifikan tanpa memerlukan modal awal.


Langkah-langkah Pendaftaran Shopee Affiliate
Setelah pemahaman dasar mengenai Shopee Affiliate, kemudian berfokus pada pendaftaran menjadi affiliate. Setiap peserta dibimbing secara langsung melalui tahapan pendaftaran, mulai dari pembuatan akun, memahami syarat dan ketentuan yang berlaku, hingga memilih kategori produk yang sesuai dengan minat dan target pasar masing-masing. Peserta yang mengalami kendala teknis mendapatkan bantuan langsung dari mahasiswa KKN, memastikan mereka dapat menyelesaikan proses pendaftaran dengan baik dan benar.


Pendampingan Menyeluruh hingga Sukses Menjadi Shopee Affiliate
Setelah proses pendaftaran, peserta tidak dibiarkan berjuang sendiri. Mahasiswa KKN melanjutkan dengan pendampingan intensif, memastikan setiap peserta memahami cara kerja Shopee Affiliate dan dapat menjalankannya secara mandiri. Dalam pendampingan ini, peserta dibantu memilih produk potensial, diberikan teknik pemasaran yang efektif, serta didorong untuk memaksimalkan penggunaan media sosial dalam mempromosikan produk. Mahasiswa KKN juga terus memberikan saran dan solusi untuk setiap kendala yang dihadapi.


Harapan dan Respons Masyarakat
Program pelatihan dan pendampingan ini disambut dengan antusiasme tinggi dari karang taruna Desa Hadiluwih. Harapannya, pelatihan Shopee Affiliate ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Hadiluwih untuk lebih mandiri secara ekonomi dengan memanfaatkan teknologi digital yang semakin berkembang.

Dengan selesainya program KKN ini, mahasiswa Universitas Diponegoro berharap pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh masyarakat, sehingga Desa Hadiluwih bisa menjadi contoh desa yang sukses memanfaatkan ekonomi digital.




Editor:
Achmad Munandar