Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Gelar Pelatihan dan Pendampingan Pendaftaran UMKM Desa Hadiluwih di Google Maps

0


Campusnesia.co.idSragen, 20 Agustus 2024 - Dalam upaya memajukan ekonomi lokal dan meningkatkan visibilitas UMKM, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro telah melaksanakan program pelatihan dan pendampingan di Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Program ini berfokus pada pendaftaran titik lokasi UMKM milik warga desa di Google Maps, sebuah langkah strategis yang bertujuan agar UMKM lebih mudah dikenal dan diakses oleh masyarakat luas.


Manfaat Mendaftarkan Titik Lokasi UMKM di Google Maps
Pada awal kegiatan, mahasiswa KKN menyampaikan presentasi mengenai berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari pendaftaran UMKM di Google Maps. Dalam presentasi yang disampaikan oleh Rhadiyyah Ariana Sasraswati, dijelaskan bahwa dengan mendaftarkan lokasi UMKM di Google Maps, para pelaku usaha dapat meningkatkan visibilitas bisnis mereka, membuat usaha lebih mudah ditemukan oleh konsumen, serta memperluas jangkauan pasar hingga ke luar daerah. Dengan adanya informasi lokasi, jam operasional, dan ulasan pelanggan yang tersedia secara online, UMKM dapat menarik lebih banyak pelanggan potensial dan membangun reputasi bisnis yang lebih baik.

Manfaat lainnya termasuk kemudahan dalam berbagi lokasi usaha kepada calon pelanggan melalui link Google Maps, yang sangat membantu dalam strategi pemasaran digital. Dengan hadirnya UMKM di peta digital, pelanggan dapat dengan mudah menemukan rute menuju lokasi UMKM, yang pada akhirnya meningkatkan peluang transaksi.


Langkah-langkah Pendaftaran Titik Lokasi UMKM di Google Maps

Setelah pemaparan mengenai manfaat, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan praktis tentang tata cara mendaftarkan titik lokasi UMKM di Google Maps. Setiap peserta, yang merupakan pemilik UMKM di Desa Hadiluwih, didampingi oleh mahasiswa KKN dalam proses pendaftaran. Pelatihan ini meliputi beberapa langkah penting:

1. Pembuatan Akun Google: Langkah pertama yang dilakukan adalah memastikan setiap peserta memiliki akun Google, yang akan digunakan untuk mengakses Google My Business, platform yang digunakan untuk mendaftarkan lokasi bisnis di Google Maps.

2. Akses ke Akun Google Maps: Peserta kemudian diajari cara mengakses Google Maps melalui perangkat komputer atau smartphone. Panduan ini mencakup penjelasan mengenai antarmuka pengguna dan fitur-fitur yang tersedia di Google Maps.

3. Pendaftaran Lokasi UMKM: Langkah berikutnya adalah mengisi informasi dasar mengenai UMKM, seperti nama usaha, kategori bisnis, alamat lengkap, nomor telepon, dan jam operasional. Mahasiswa KKN memberikan pendampingan langsung dalam memastikan data yang dimasukkan akurat dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Google Maps.

4. Pengunggahan Foto dan Deskripsi: Setelah data dasar diisi, peserta diajak untuk mengunggah foto-foto yang representatif dari produk atau layanan yang mereka tawarkan. Foto-foto ini, bersama dengan deskripsi singkat tentang UMKM, membantu dalam menarik perhatian calon pelanggan.

5. Verifikasi dan Penyelesaian Pendaftaran: Langkah terakhir adalah proses verifikasi oleh Google, di mana peserta akan menerima kode verifikasi melalui surat atau telepon yang digunakan untuk mengonfirmasi lokasi bisnis. Mahasiswa KKN memastikan setiap peserta memahami proses ini dan membantu dalam menyelesaikan pendaftaran hingga lokasi UMKM berhasil tampil di Google Maps.


Ketercapaian dan Dampak Positif
Hasil dari program ini sangat menggembirakan, dengan semua UMKM milik warga Desa Hadiluwih berhasil didaftarkan di Google Maps. Hal ini tidak hanya meningkatkan visibilitas UMKM di dunia digital, tetapi juga memberikan kepercayaan diri kepada para pemilik usaha untuk lebih aktif dalam mempromosikan bisnis mereka secara online.


Harapan Ke Depan
Dengan keberhasilan program ini, mahasiswa Universitas Diponegoro berharap Desa Hadiluwih bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memajukan ekonomi lokal. Kehadiran UMKM di Google Maps diharapkan dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi perkembangan usaha di desa ini.



Editor:
Achmad Munandar

Metode C3T Sebagai Ajang Pembelajaran Sejarah Kekinian di SDN Keditan

0



Campusnesia.co.idTim 2 Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro memberikan kontribusi nyata dan unik yang terfokus pada SDN Keditan tentang nonton bareng film dan diskusi sejarah. Adanya kegiatan ini bedasarkan problematika umum dari masyarakat Keditan dan Magelang khususnya tentang kurang melek akan pendidikan yang cukup rendah. Hal ini membuat mahasiswa Tim 2 KKN Undip Desa Keditan lebih fokus pada sekolah dasar yang bertujuan untuk meningkatkan iklim pembelajaran yang transformatif dan informatif bagi siswa SDN Keditan. 

Bedasarkan keresahan ini salah satu mahasiswa Tim 2 KKN Undip 2024 yakni Vava Ariella Aufa Azura dari Program Studi Sejarah melaksanakan program kerja berbasis pendidikan dengan judul “Pembinaan Gen-Alpha dalam upaya peningkatan SDGs Pendidikan dengan metode “Video Based Learning” dipadukan dengan model C3T”. Pembelajaran ini bedasarkan metode “kekinian” yang menekankan pada pengenalan sejarah dengan cara menonton film dan diskusi yang dilaksanakan pada 29 Juli 2024.

Apa itu metode C3T? Menurut Hermina dalam skripsinya “Metode C3T adalah model pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa untuk belajar mandiri di dalam maupun luar sekolah” Metode C3T adalah model pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa untuk belajar mandiri di dalam maupun luar sekolah. Metode ini sangat cocok diterapkan dalam siswa sekarang terlebih dibantu oleh kurikulum Merdeka yang menekankan hal tersebut. 

Kolaborasi nyata dengan nonton film “The Battle of Surabaya”  berupa animasi yang digemari oleh anak-anak khususnya pada sasaranya adalah siswa kelas 4-6. Pembelajaran yang inovatif ini juga berangkat dari mata Pelajaran Sejarah yang cenderung “membosankan dan hafalan”, karena pada dasarnya metode pembelajaran SDN harus disesuaikan dengan umur dan pola kemasyarakatan yang ada. Metode Video Based Learning  disesuaikan oleh Vava selaku pelaksana program kerja dengan melihat keadaan siswa yang sangat antusias dengan nonton film Sejarah ini. 

Film ini berisikan tentang seorang anak kecil Musa namanya, yang bekerja sebagai tukang semir Sepatu dan menjadi agen kurir surat dari pejuang arek-arek Surabaya. Hal ini selaras dengan Siswa SDN Keditan yang diharapkan oleh Vava agar bisa terimajimansi tentang film tersebut dan masuk sebgaai pembelajaran Sejarah yakni Pertempuran 10 November 1945. Vava juga menekankan tentang pentingnya Sejarah Indonesia yang harus disampaikan sedini mungkin terlebih pada siswa SDN Keditan terlebih menjelang bulan kemerdekaan.



Penulis:
Vava Ariella Aufa Azura

Editor:
Achmad Munandar

Menorehkan Tinta Untuk Legenda dan Sejarah Desa Keditan dengan Metodologi Ilmu Budaya dan Metode Sejarah Lisan

0


Campusnesia.co.id - Sejarah merupakan sumber ilmu yang mempelajari tentang masa lampau dimulai dari peristiwa dan juga kronologi dibuktikan dengan adanya sumber sejarah yang ada, sejarah sering disebut dalam bahasa inggris yakni History, dalam hal ini sejarah juga mengandung berbagai unsur dalam pembabakan dan penyusunanya, ada suatu metode untuk membuat rangkaian sejarah menjadi padu dan teratur demi tercapainya sejarah yang sistematis serta konsekuen. 

Dalam perumusan sejarah agar menjadi baik ada subjektifitas dalam pembuatan sejarah, tanpa ada subjektifitas dalam sejarah maka tidak ada semangat dalam merasakan bagi si pembaca untuk meresapi adanya perumusan sejarah tersebut. Membahas metodologi dalam sejarah, dalam sejarah juga ada tentang metodologi agar nantinya sistem sejarahnya dapat terarah dengan baik. Metodologi sejarah dimaksudkan agar sebagai seperangkat aturan untuk masalah pengumpulan data agar tidak salah nantinya dan juga sumber yang jelas serta pola pikir kritis agar nilai yang terkandung dalam sejarahnya sesuai.

Tim 2 Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro memberikan sumbangsi kepada Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Keditan dengan menuliskan Legenda dan Sejarah Desa Keditan. Penulisan ini berawal dari kurang validnya sejarah dan legenda dari Desa Keditan karena ada 2 versi sejarah yang ada di Desa Keditan. Maka dari itu perlu adanya metodologi sejarah yang mempertahankan orisinalitas dari legenda dan sejarah Desa Keditan dengan pendekatan metodologi ilmu budaya dan sejarah lisan.  

Karena problematika tersebut Mahasiswa TIM II KKN Undip yakni Vava Ariella Aufa dari Program Studi Sejarah mencoba memberikan tulisan tentang sejarah dan legenda Desa Keditan yang terjaga objektifikasinya karena metodologi sejarah yang ada. Sejarah dengan 2 versi tersebut, Vava selaku penulis sejarah mempertajam argumentasi dan validitas dengan pendekatan metodologi ilmu budaya, karena kurangnya sumber primer yang berupa dokumen. Adanya penulisan ini juga menggunakan sejarah lisan yang bertujuan memperkuat orisinilitas dari legenda dan sejarah Desa Keditan. Wawancara dilaksanakan dengan sesepuh desa yang merupakan warga asli dari Desa Keditan yang lebih faham terhadap sejarah lisan dari turun-temurun. Penyerahan tulisan tersebut dilaksanakan pada 6 Agustus 2024.




Penulis:
Vava Ariella Aufa Azura

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Ilpus Undip Memperkenalkan Pembelajaran Interaktif Melalui Permainan Papan

0



Campusnesia.co.id Soroyudan, 14 Agustus 2024 - Cristina Aprillia, seorang mahasiswa tim II KKN Universitas Diponegoro, telah memperkenalkan inovasi menarik dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas 5 di SD Negeri Soroyudan. Inovasi ini berupa pengemasan ulang materi pembelajaran melalui permainan papan yang dirancang khusus untuk meningkatkan daya tarik dan efektivitas pembelajaran. Dalam inovasi ini, Cristina menciptakan dua jenis permainan papan, yaitu permainan ular tangga dan monopoli, yang diadaptasi secara kreatif agar lebih relevan dengan kebutuhan pendidikan anak-anak.

Permainan papan ini dirancang tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran yang interaktif. Pada permainan ular tangga, ia menambahkan elemen edukatif berupa pertanyaan dan tantangan yang berkaitan dengan pengetahuan umum. Sementara itu, permainan monopoli yang biasanya menggambarkan negara-negara di dunia, diubah menjadi representasi wilayah-wilayah di Jawa Tengah. Setiap wilayah dalam permainan tersebut dilengkapi dengan ikon-ikon khas dari kota atau kabupaten setempat, yang bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada geografi dan kebudayaan daerah mereka.

Selain itu, permainan monopoli ini juga dilengkapi dengan pertanyaan dan tantangan yang berfokus pada materi pelajaran IPA dan IPS kelas 5. Dengan cara ini, siswa tidak hanya bermain, tetapi juga aktif belajar dan memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran secara menyenangkan. Inovasi ini bertujuan untuk mengatasi kejenuhan dalam metode pembelajaran konvensional yang cenderung monoton, sehingga siswa lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian, permainan papan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi juga membantu mereka menyerap materi pelajaran dengan lebih efektif.

Pengemasan materi pembelajaran melalui permainan papan ini dirancang dengan tujuan ganda, yaitu memudahkan siswa dalam memahami materi sekaligus membangun interaksi yang positif baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru. Dalam konteks pembelajaran di kelas, metode ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan metode pengajaran konvensional yang cenderung bersifat satu arah, dimana guru mendominasi penyampaian materi sementara siswa hanya sebagai penerima. Dengan menggunakan permainan papan, siswa diajak untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar, tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan yang menstimulasi pemikiran kritis dan kerjasama.


Selain itu, pertanyaan dan tantangan yang terdapat dalam permainan papan ini dirancang agar dapat fleksibel sesuai dengan kebutuhan materi yang sedang dipelajari. Guru dapat dengan mudah menyesuaikan atau menambahkan pertanyaan dan tantangan dengan materi lain yang relevan, sehingga permainan ini dapat digunakan secara berulang kali untuk berbagai topik pelajaran. Hal ini memberikan nilai tambah karena permainan papan tersebut tidak hanya terbatas pada satu mata pelajaran, tetapi bisa menjadi alat bantu belajar yang komprehensif dan serbaguna.

Dengan adanya interaksi aktif melalui permainan, siswa juga dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka, seperti berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan bersikap sportif dalam permainan. Di sisi lain, guru juga dapat lebih mudah mengamati kemampuan siswa dalam memahami materi dan berinteraksi dengan siswa dalam suasana yang lebih santai dan menyenangkan. Kombinasi antara pembelajaran yang menyenangkan dan interaksi yang baik diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, serta menjadikan pengalaman belajar di kelas lebih bermakna bagi para siswa.

Permainan papan ini telah berhasil diuji coba di kelas 5, dan para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi saat memainkannya. Inovasi ini mendapat sambutan positif dari para guru di SD Soroyudan. Melihat keberhasilan tersebut, guru-guru dari kelas lain juga tertarik untuk mengadopsi konsep permainan papan ini. Mereka berencana untuk membuat versi permainan yang serupa dengan menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan. Dengan cara ini, diharapkan pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi para siswa, sehingga dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan.




Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Laksanakan Program Optimalisasi Perpustakaan SD Soroyudan

0



Campusnesia.co.id -  Soroyudan, 14 Agustus 2024 - Cristina Aprillia, seorang mahasiswa dari tim II KKN Universitas Diponegoro, telah melaksanakan sebuah program penting di SD Negeri Soroyudan, yaitu optimalisasi perpustakaan dan pendidikan pemakai. Program ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan manfaat perpustakaan sekolah bagi siswa dan guru. Kegiatan ini meliputi berbagai aspek, mulai dari penataan ulang koleksi perpustakaan hingga sosialisasi mengenai tata cara penggunaan perpustakaan.

Optimalisasi koleksi perpustakaan dilakukan dengan mengatur ulang koleksi non-pelajaran sesuai dengan nomor kelas klasifikasi, dan menata koleksi buku pelajaran berdasarkan kelas siswa. Untuk memudahkan akses, dibuat juga petunjuk rak koleksi yang jelas serta poster yang memuat tata tertib, aturan peminjaman, dan pengembalian buku. Langkah-langkah ini diambil karena perpustakaan sekolah tersebut mengalami kekosongan petugas setelah pustakawannya pindah tugas, meninggalkan perpustakaan tanpa pengelola yang tetap.

Kondisi ini menyebabkan para guru mengalami kesulitan dalam mengelola perpustakaan, terutama ketika harus membantu siswa mencari atau meminjam buku. Selain itu, belum pernah ada pendidikan pemakai sebelumnya, sehingga guru-guru tidak sepenuhnya memahami sistem klasifikasi dan alur peminjaman yang ada.


Untuk mengatasi masalah ini, Cristina memberikan arahan kepada para guru mengenai kelas klasifikasi koleksi, cara penyusunan buku berdasarkan kelas, serta alur dan aturan peminjaman dan pengembalian koleksi. Sosialisasi ini mendapat respon positif dari para guru yang merasa terbantu karena mereka akhirnya memahami bagaimana cara mengelola dan memanfaatkan perpustakaan dengan lebih baik.

Dengan adanya kegiatan ini, perpustakaan SD Negeri Soroyudan diharapkan dapat berfungsi lebih optimal sebagai sumber belajar, baik bagi siswa maupun guru. Program ini juga menjadi contoh bagaimana partisipasi mahasiswa dalam KKN dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah.




Editor:
Achmad Munandar

Pengadaan Peta Administrasi pada Desa Hadiluwih

0


Campusnesia.co.idHADILUWIH (05/08/2024), Desa merupakan unit pemerintahan terkecil yang terdiri dari sejumlah keluarga dan dipimpin oleh seorang kepala desa. Pembentukan desa didasarkan pada kesamaan asal-usul, bahasa, adat, dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Desa Hadiluwih salah satu diantara 11 desa di wilayah Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Desa Hadiluwih memiliki fasilitas umum seperti Taman kanak-kanak (PAUD), Sekolah Dasar, pertokoan, Kantor desa dan Posko kesehatan. Mata pencaharian penduduk desa Hadiluwih mayoritas sebagai petani dan wilayah Hadiluwih dibatasi oleh lahan sawah yang luas.

Proses pelaksanaan kegiatan ini melibatkan tiga tahap utama. Dimulai dari tahap persiapan yang meliputi koordinasi dengan pihak desa dan pengumpulan data awal. Tahap kedua adalah tahap pengolahan data digital menggunakan perangkat lunak SIG (Sistem Informasi Geografis) QGIS.

Diharapkan peta administrasi desa ini dapat menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan desa yang lebih terarah dan berkelanjutan. Selain itu, peta ini juga diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan desa.
Pembuatan peta administrasi desa adalah langkah awal dalam mewujudkan desa yang maju dan mandiri. Dengan adanya peta ini, diharapkan desa Hadiluwih dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



Oleh: 
Vira Ayu Prasetia Wati

DPL: 
Enda Wista Sinuraya, S.T, M.T
Juang Abdi Muhammad, S.AP., M.AP.
Azaria Eda Pradana, S.A.P., MPM

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tuliskan Sejarah Desa Jogonayan untuk Melestarikan Warisan Budaya Lokal

0


Campusnesia.co.idJogonayan, 19 Agustus 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan program kerja penulisan sejarah Desa Jogonayan sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya lokal. Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan perjalanan panjang desa yang memiliki nilai historis dan budaya yang kaya, namun belum banyak terdokumentasi secara tertulis.

Desa Jogonayan, yang terletak di Kabupaten Magelang, dikenal dengan tradisi dan adat istiadatnya yang kental. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak generasi muda yang tidak lagi mengenal sejarah dan asal-usul desa mereka. Menyadari pentingnya pelestarian sejarah lokal, mahasiswa KKN Undip memprakarsai proyek penulisan sejarah desa dengan menggali berbagai sumber, termasuk wawancara dengan para sesepuh desa, studi literatur, serta pencarian arsip-arsip lama.

"Kami merasa bahwa sejarah Desa Jogonayan adalah bagian penting dari identitas warga desa yang perlu didokumentasikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya," kata Muhammad Ali Sajidin, salah satu mahasiswa KKN yang terlibat dalam proyek ini.
Proses penulisan sejarah ini melibatkan pengumpulan cerita-cerita dari para tetua desa yang masih mengingat dengan baik peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di masa lalu. Salah satu cerita yang menarik perhatian adalah kisah perjuangan warga Desa Jogonayan saat masa penjajahan, di mana desa ini menjadi salah satu tempat strategis dalam perlawanan terhadap penjajah. Kisah-kisah seperti ini memberikan gambaran tentang keteguhan dan semangat juang masyarakat Jogonayan di masa lalu.

Selain itu, mahasiswa KKN juga melakukan riset mendalam tentang perkembangan desa dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Mereka menelusuri perubahan yang terjadi dari masa ke masa, mulai dari zaman kolonial, kemerdekaan, hingga era modern saat ini. Hasil dari riset ini kemudian disusun dalam bentuk booklet sejarah yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi warga desa dan pihak-pihak lain yang tertarik dengan sejarah lokal.

Buku sejarah Desa Jogonayan ini tidak hanya akan disimpan di perpustakaan desa, tetapi juga akan didistribusikan ke sekolah-sekolah di sekitar desa sebagai bahan ajar dan sumber belajar bagi siswa. Para mahasiswa KKN berharap bahwa dengan adanya dokumentasi ini, masyarakat Desa Jogonayan akan lebih menghargai dan menjaga warisan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.

"Kami ingin sejarah Desa Jogonayan tidak hanya menjadi cerita yang diceritakan secara lisan, tetapi juga terdokumentasi dengan baik sehingga bisa dibaca dan dipelajari oleh generasi mendatang," tambah Ali.

Inisiatif penulisan sejarah ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat setempat, yang menyadari pentingnya pelestarian sejarah sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Dengan tersusunnya buku sejarah ini, Desa Jogonayan diharapkan dapat terus melestarikan nilai-nilai tradisional yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.

Penulisan sejarah Desa Jogonayan oleh mahasiswa KKN Undip ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa, sehingga warisan budaya lokal di berbagai daerah dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi yang akan datang.




Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Terapkan Sejarah Pragmatik dalam Perayaan Merti Dusun untuk Pelestarian Budaya Lokal

0



Campusnesia.co.id - Jogonayan, 19 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (Undip) berhasil menerapkan konsep sejarah pragmatik dalam rangkaian kegiatan perayaan Merti Dusun di Desa Jogonayan. Program kerja ini merupakan upaya kolaboratif antara mahasiswa dan warga setempat untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi tersebut.

Perayaan Merti Dusun yang diadakan setiap tahun di Desa Jogonayan merupakan tradisi turun-temurun yang bertujuan untuk mensyukuri hasil panen dan memohon keselamatan bagi seluruh warga desa. Namun, seiring berjalannya waktu, makna dari perayaan ini mulai pudar di kalangan generasi muda.

Melihat fenomena tersebut, para mahasiswa KKN Undip, yang salah satunya berasal dari jurusan Sejarah, mengambil inisiatif untuk mengintegrasikan pendekatan sejarah pragmatik ke dalam kegiatan Merti Dusun. Pendekatan ini tidak hanya mengedepankan cerita sejarah, tetapi juga mengaitkannya dengan konteks sosial dan budaya yang relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.

Dalam program kerja tersebut, mahasiswa melakukan berbagai kegiatan seperti penelitian sejarah, pembuatan poster edukasi, dan pertunjukan seni yang mengangkat cerita-cerita lokal. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah pertunjukan drama yang mengisahkan perjalanan sejarah Desa Jogonayan, mulai dari masa kemerdekaan hingga kini, yang disajikan dengan nuansa pragmatis. Pertunjukan ini mendapatkan sambutan hangat dari warga, terutama para orang tua yang merasa bangga akan upaya pelestarian budaya yang dilakukan oleh generasi muda.

"Melalui penerapan sejarah pragmatik ini, kami berharap masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, dapat lebih memahami dan menghargai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Merti Dusun," ujar Muhammad Ali Sajidin, salah satu mahasiswa KKN yang terlibat dalam program ini.

Selain itu, program kerja ini juga melibatkan para tokoh masyarakat dan pemuka adat desa dalam berbagai diskusi dan pelatihan, dengan tujuan memperkuat kolaborasi antara generasi muda dan orang tua dalam melestarikan budaya lokal. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi perayaan Merti Dusun di tahun-tahun mendatang, dengan konten yang lebih kaya dan bermakna.

Para mahasiswa KKN berharap bahwa inisiatif ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi Desa Jogonayan, sekaligus menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya pelestarian budaya lokal melalui pendekatan yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Dengan penerapan sejarah pragmatik ini, diharapkan bahwa nilai-nilai tradisional dan budaya lokal tidak hanya tetap hidup, tetapi juga dapat terus berkembang dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern.



Editor:
Achmad Munandar

Self Watering Pot: Mahasiswa KKN UNDIP Temukan Solusi Efisien Kurangi Limbah dan Tingkatkan Ekonomi

0


Campusnesia.co.id - Sragen (4/08/2024), telah dilaksanakan program kerja multidisiplin ”Self Watering Pot dalam Upaya Pengurangan Limbah dan Peningkatan Produktivitas serta Ekonomi Masyarakat” oleh mahasiswa Tim II KKN UNDIP  2023/2024 kepada salah satu RT di Desa Ngandul yaitu RT 11. Kegiatan ini dilakukan dengan memberi pelatihan dan sosialisasi serta pembagian poster dan 1 percontohan produk sebagai acuan bagi masyarakat untuk membuat Self Watering Pot secara mandiri di rumah. 

Sebagian besar masyarakat Desa Ngandul menggunakan galon sekali pakai untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari. Selain itu, kebanyakan masyarakat juga menyajikan air mineral dengan kemasan gelas plastik sebagai jamuan untuk tamu atau saat pertemuan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip berusaha meminimalisir pembuangan sampah galon sekali pakai dan gelas plastik sebagai upaya pengurangan sampah plastik. Mahasiswa KKN Undip juga ingin membantu meningkatkan produktivitas masyarakat dan ekonomi masyarakat melalui program kerja ini.

Self Watering Pot yang dibuat memiliki konsep seperti hidroponik, dimana penyiraman tanaman tidak perlu dilakukan secara berkala dan rutin, sehingga akan menghemat pengfgunaan air. Ada berbagai jenis tanaman yang dapat ditanam dalam media hidroponik antara lain seperti, kangkung, selada, cabai, pakcoy, dan berbagai sayuran lainnya. Nutrisi yang digunakan pada penanaman menggunakan metode Self Watering Pot ini berupa air dan Nutrisi Ab Mix sebagai pupuk. Nutrisi AB Mix merupakan nutrisi yang dibutuhkan dalam air untuk mempercepat tumbuhnya tanaman. 

Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta yaitu Ibu-Ibu PKK di RT 11 yang diawali dengan pembagian poster, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan dan manfaat dari Self Watering Pot dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan Self Watering Pot mulai alat, bahan, hingga cara pembuatannya. Pelatihan diakhiri dengan sesi tanya jawab oleh mahasiswa dengan peserta yang hadir. Peserta terlihat antusias ditunjukkan dengan banyakanya peserta yang memperhatikan penjelasan dan beberapa pertanyaan yang diajukan.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Ngandul dalam upaya mengurangi limbah plastik melalui pemanfaatannya untuk pembuatan Self Watering Pot dan membuat limbah menjadi sumber daya yang menguntungkan karena produk hasil Self Watering Pot yang dapat di konsumsi dan dijual. Banyak harapan kepada masyarakat agar tertarik atau dapat mengikuti pembuatan self watering pot ini secara berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Maggot: Mahasiswa KKN UNDIP Beri Solusi Revolusioner Pengurai Sampah Organik

0



Campusnesia.co.idSragen- pada hari Sabtu (06/08/2024) lalu, mahasiswa KKN II UNDIP 2023/2024 ajak warga Desa Ngandul melakukan budidaya maggot sebagai pengurai sampah organik melalui sosialisasi dan pelatihan. 

Sampah merupakan limbah hasil aktivitas manusia. Sampah dikategorikan menjadi dua macam terdiri atas sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik meliputi plastik, kaca, logam sedangkan sampah organik meliputi sisa makanan, daun, kotoran hewan. Pengolahan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Hal ini pun menjadi permasalahan yang sedang terjadi di Desa Ngandul, Kecamatan Sumber Lawang, Kota Sragen. Dimana, warga desa membuang sampah pada tempat pembuangan sampah illegal sehingga menyebabkan bau tak sedap dari sampah organik dan menyebabkan saluran drainase tersumbat. Akibatnya, pada musim hujan akan menyebabkan terjadinya banjir. 

Dalam upaya meminimalisir permasalahan tersebut dilakukan inovasi melalui budidaya maggot. Maggot merupakan larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly), dimana maggot merupakan agen biokonversi sampah yang dapat meminimalisir sampah organik, khususnya sisa makanan. Maggot tidak hanya mereduksi sampah organik, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan. Maggot yang berusia dua minggu dapat dijual, karena kandungan proteinnya yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Kegiatan ini diadakan melalui sosialisasi dan pelatihan kepada warga desa di Dukuh Brumbung Desa Ngandul, yang dihadiri oleh 30 peserta. Kegiatan diawali dengan pengenalan maggot  beserta manfaat dari budidaya maggot kemudian dilanjutkan dengan praktek cara budi daya maggot mulai dari persiapan alat dan bahan, persiapan kadang lalat, tahap pembibitan, penetasan telur, fase larva, fase pre-pupa dan pupa, fase lalat,  dan pemeliharaan maggot. Pada tahap terakhir dilakukan sesi tanya jawab  sebagai penutup acara. Peserta yang hadir cukup antusias dan memperhatikan penjelasan dari awal hingga akhir.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat makin sadar dan termotivasi untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dimana, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara budidaya maggot, karena melalui budi daya maggot tidak hanya akan dicapai kebersihan lingkungan tetapi dapat dikembangkan menjadi usaha yang meningkatkan nilai ekonomi. 

Diharapkan masyarakat akan melakukan budi daya secara berkelanjutan sehingga manfaatnya akan dapat dirasakan secara menyeluruh dan banyak masyarakat tertarik untuk mencoba budi daya maggot secara mandiri di rumah



Editor:
Achmad Munandar