Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2024 Melakukan Peningkatan Pemahaman dan Pendampingan Pendaftar Hak Merek dan Nomor Izin Berusaha (NIB)

0




Campusnesia.co.id - Karangrejo, Kerjo , Karanganyar (19/08/20240) – Mahasiswa peserta Kuliah kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro telah sukses melaksanakan program kerja berupa pelatihan dan Pendampingan Pendaftaran Hak Merek serta Nomor Izin Berusaha (NIB) untuk Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Karangrejo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman pelaku UMKM mengenai pentingya hak merek dalam melindungi produk dan usaha mereka di pasar serta membantu para pelaku UMKM dalam memperoleh NIB, yang merupakan identitas dan izin usaha resmi di Indonesia.

Desa Karangrejo memiliki banyak pelaku UMKM yang menghasilkan produk unggulan lokal. Namun, mayoritas pelaku usaha belum menyadari pentingnya Hak Merek serta Nomor Induk Berusaha (NIB), dimana Hak Merek dapat memberikan berbagai keuntungan, seperti perlindungan hukum terhadap plagiarisme, peningkatan nilai tambah produk, serta memperkuat daya saing di pasar.

Sedangkan, NIB sendiri merupakan salah satu persyaratan utama agar usaha dapat berjalan secara legal dan mendapatkan berbagai kemudahan, seperti akses permodalan, perlindungan hukum, dan kemudahan dalam berurusan dengan pemerintah. Namun, masih banyak pelaku UMKM di Desa Karangrejo yang belum memahami mengenai Hak Merek maupun NIB itu sendiri karena keterbatasan informasi dan pemahaman mengenai prosedur pendaftarannya.
 
Program pendampingan ini dilaksanakan pada Tanggal 11 Agustus 2024. Pada pelatihan ini, pelaku usaha diberikan pemahaman mulai dari  dasar-dasar hak merek, termasuk pengertian, fungsi, dan manfaat pendaftaran hak merek. Selain itu pelaku usaha juga diberikan pemahaman mengenai tata cara pendaftaran NIB melalui Sistem Onine Singe Submission (OSS). Mahasiswa KKN menjelaskan langkah-langkah pendaftaran secara rinci serta memberikan materi berupa brosur dan booklet yang dapat dibawa oleh para pelaku usaha dan dijadikan panduan.

 
Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan para pelaku UMKM di Desa Karangrejo dapat mengembangkan usahanya dengan lebih percaya diri dan memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai peluang usaha.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2024 Mengadakan Konsultasi Hukum untuk Masyarakat di Desa Karangrejo

0



Campusnesia.co.id - Karangrejo, Kerjo, Karanganyar (19/08/2024) - Dalam upaya meningkatan kesadaran hukum dan akses terhadap keadilan di kalangan masyarakat pedesaan, khususnya di Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, dimana Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro telah melaksanakan Program Kerja berupa Konsultasi Hukum untuk seluruh masyarakat di Desa Karangrejo. Program ini bertujuan untuk meningkatan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat tentang betapa pentingnya hukum.

Namun, tidak banyak masyarakat desa yang bisa mendapatkan bantuan hukum maupun edukasi mengenai hukum yang layak karena berbagai alasan. Diantaranya karena ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan sebagainya.

Desa butuh sentuhan, salah satunya memang urusan hukum, sampai saat ini belum ada. Ini sangat penting karena urusan hukum di desa itu adalah sesuatu yang sederhana bisa menjadi rumit. Program pendampingan ini dilaksanakan pada Tanggal 5 Agustus 2024. Pada program kerja ini.

Kegiatan program kerja ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Desa Karangrejo. Mereka merasa mendapatkan banyak manfaat dari informasi yang disampaikan, terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman hukum mereka. Warga berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkala untuk menjaga dan meningkatkan kesadaran hukum di kalangan masyarakat desa.

Dengan adanya program kerja konsultasi hukum ini, Desa Karangrejo berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih sadar hukum, adil, dan sejahtera bagi seluruh warganya.




Editor:
Achmad Munandar

Mencegah Lebih Baik: Mahasiswa KKN UNDIP Tim II 2024 Melakukan Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kembung atau Bloat pada Kambing di Desa Karangrejo

0
 


Campusnesia.co.id -  Karangrejo (24/7). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro mengadakan sosialisasi mengenai pencegahan penyakit kembung atau bloat pada kambing sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak di Desa Karangrejo. Penyakit kembung sering menjadi masalah bagi peternak di desa ini, dan jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kematian pada kambing. Penyakit bloat adalah ancaman serius yang sering terjadi pada kambing, terutama ketika pola makan tidak teratur atau saat mengonsumsi pakan yang kurang tepat.

Bloat terjadi ketika gas menumpuk di dalam rumen (bagian perut kambing), yang menyebabkan perut kambing membesar dan memberi tekanan pada organ-organ penting lainnya. Tanpa penanganan yang cepat, bloat dapat berakibat fatal. Untuk itu, mahasiswa KKN berinisiatif memberikan edukasi kepada kelompok ternak tentang cara mencegah dan menangani penyakit ini sejak dini.

Dalam sosialisasi ini, diharapkan para peternak bisa mengenali penyebab, gejala, dan cara pencegahan, serta langkah-langkah penanganan darurat ketika kambing mengalami kembung, termasuk penggunaan obat tradisional dan teknik fisik untuk mengurangi gas di dalam rumen. Dengan berkurangnya kasus kematian kambing akibat penyakit kembung, diharapkan kesejahteraan peternak akan meningkat seiring dengan peningkatan produktivitas ternak dan stabilitas ekonomi yang lebih baik.

Mahasiswa KKN menjelaskan berbagai cara pencegahan penyakit bloat pada kambing, termasuk pentingnya memberikan pakan yang seimbang antara hijauan, seperti rumput segar, dan konsentrat. Mereka juga mengingatkan peternak untuk menghindari pemberian hijauan yang terlalu muda atau basah karena bisa meningkatkan risiko bloat. Selain itu, mereka memberikan informasi mengenai tanda-tanda awal bloat, seperti perut yang membesar, kambing yang terlihat gelisah, dan sering kali mendadak berhenti makan. 

Jika tanda-tanda tersebut muncul, peternak diinstruksikan untuk segera memberikan pengobatan sederhana seperti minyak kelapa atau minyak tanah untuk membantu mengeluarkan gas dari rumen. Selain memberikan teori, mahasiswa KKN juga memperagakan cara-cara sederhana untuk menolong kambing yang terkena bloat, seperti menepuk-nepuk perut kambing atau mengangkat kambing dalam posisi tertentu agar gas lebih mudah keluar.



Nama : 
Evi Candra Dewi

Fakultas/Prodi
Fakultas Peternakan dan Pertanian/Peternakan

Editor:
Achmad Munandar

Pembuatan Mineral Blok sebagai Suplemen Pakan Ternak oleh Tim II KKN Undip di Desa Karangrejo

0



Campusnesia.co.id - Karangrejo (23/7). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro di Desa Karangrejo, Kec. Kerjo, Kab. Karanganyar menghadirkan program inovatif berupa sosialisasi dan pembuatan mineral blok sebagai suplemen mineral untuk ternak. Desa Karangrejo, yang dikenal memiliki potensi besar dalam peternakan kambing, sering menghadapi tantangan dalam pemenuhan nutrisi hewan ternak. Untuk itu, mahasiswa KKN bekerja sama dengan peternak setempat dalam menciptakan mineral blok yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas kambing. 

Mineral blok yang dihasilkan dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan oleh ternak, khususnya mineral-mineral esensial seperti kalsium, fosfor, dan magnesium. Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi ternak, diharapkan produktivitas ternak, baik dari segi pertumbuhan maupun produksi susu, akan meningkat. Melalui sosialisasi dan pelatihan, masyarakat desa diharapkan lebih memahami pentingnya asupan nutrisi yang baik bagi kesehatan ternak.

Sosialisasi dilaksanakan melalui kunjungan langsung ke peternak-peternak (door to door) dengan memperkenalkan pentingnya suplemen mineral bagi kesehatan ternak kepada para peternak. Mahasiswa menjelaskan manfaat mineral seperti kalsium, fosfor, dan magnesium yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan kambing. Para peternak diberikan pengetahuan tentang dampak kekurangan mineral, seperti penurunan berat badan, kualitas susu yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit.



Setelah sosialisasi, mahasiswa KKN mengadakan pelatihan praktis pembuatan mineral blok. Bahan-bahan yang digunakan meliputi garam, semen putih, mineral, molase, dan air yang mudah didapat di sekitar desa. Para peternak diajari cara mencampur bahan-bahan tersebut dengan proporsi yang tepat, mencetaknya dalam bentuk blok, dan membiarkannya mengeras sebelum diberikan kepada ternak. Partisipasi aktif dari peternak dalam pelatihan ini memastikan mereka mampu memproduksi mineral blok secara mandiri di masa depan.


Penulis : 
Evi Candra Dewi

Fakultas/Prodi
Fakultas Peternakan dan Pertanian/Peternakan

Editor:
Achmad Munandar

Pertanian Berkelanjutan: Darurat Sampah! Mahasiswa KKN UNDIP mengadakan Program Kerja mengenai Pengelolaan dan Pemanfaatan sampah organik menjadi kompos yang berguna untuk meningkatkan Kesuburan Tanah dan Tanaman

0


Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Kabupaten Karanganyar,  24 Juli 2024 - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro membawa inovasi baru ke Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, dengan memperkenalkan teknologi biopori. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan di desa yang selama ini menghadapi tantangan terkait kualitas tanah dan pengelolaan air. 

Biopori merupakan teknologi pengolahan tanah yang melibatkan pembuatan lubang-lubang kecil di tanah untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan infiltrasi air. "Lubang-lubang biopori diisi dengan bahan organik seperti daun kering yang akan terurai seiring waktu, membantu tanah menyerap air hujan dan mengurangi genangan" Ujar Monica. Pemanfaatan sampah - sampah organik seperti daun - daunan kering, dan sampah-sampah organik kulit buah-buahan dan lainnya. “Biopori merupakan lubang resapan air yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman 80 cm - 100 cm”Ujar Monica. 

Demonstrasi dilakukan langsung di hadapan bapak-bapak kelompok tani di Desa Karangrejo. Biopori berfungsi untuk meningkatkan daya resapan air tanah dengan Lubang biopori mempercepat proses penyerapan air hujan ke dalam tanah, sehingga mengurangi genangan air di permukaan tanah, menjaga kelembaban tanah yaitu air  yang tersimpan di dalam tanah akan menjaga kelembaban tanah, sehingga akar tanaman dapat menyerap air dengan lebih mudah, Meningkatkan kualitas tanah dengan proses penguraian bahan organik di dalam lubang biopori akan menghasilkan humus yang menyuburkan tanah, dan dapat memperbaiki struktur tanah. “Pengelolaan sampah organik dapat diolah menjadi kompos dengan teknologi biopori yang berguna bagi tanaman”Jelas Monica. 

Mekanisme biopori sebagai pengurai bahan organik dengan cara sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan menjadi makanan bagi mikroorganisme tanah seperti bakteri dan jamur, selanjutnya mikroorganisme ini akan mengurai sampah organik menjadi humus, zat organik yang kaya nutrisi bagi tanaman. Dengan adanya teknologi lubang resapan biopori, dapat meningkatkan Kapasitas Infiltrasi yakni kemampuan tanah untuk menyerap air (infiltrasi) akan meningkat dan air hujan yang terinfiltrasi akan tersimpan di dalam tanah sebagai cadangan air bagi tanaman. 

Pada tanggal 24 Juli 2024, tim KKN dari Universitas Diponegoro menggelar sosialisasi bersama Bapak-bapak anggota Kelompok Tani di Desa Karangrejo. Acara ini dihadiri oleh kelompok tani setempat. Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKN menjelaskan dan mendemonstrasikan manfaat biopori, cara pembuatan, serta langkah-langkah pemeliharaannya. “Biopori merupakan solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi masalah kualitas tanah dan pengelolaan air,” jelas Monica, Tim KKN. “Kami berharap warga Desa Karangrejo dapat mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan kondisi lingkungan mereka.” Setelah sosialisasi, tim KKN melanjutkan dengan pelatihan langsung mengenai pembuatan biopori. 

Peserta pelatihan, yang terdiri dari kelompok tani yang mencakup warga desa, diberikan instruksi praktis tentang cara menggali lubang biopori, mengisi dengan bahan organik, dan merawatnya. Dalam minggu-minggu berikutnya, tim KKN menerapkan biopori di beberapa area strategis di desa, termasuk lahan pertanian dan pekarangan rumah. Warga desa dilibatkan dalam proses pembuatan dan pemeliharaan biopori, memastikan bahwa mereka dapat melanjutkan praktek ini setelah tim KKN meninggalkan desa. Monitoring awal menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tanah di sekitar lubang biopori menunjukkan peningkatan kualitas, dengan kemampuan yang lebih baik dalam menyerap air hujan. Selain itu, penggunaan biopori juga membantu dalam pengelolaan sampah organik, mengurangi volume sampah yang harus dibuang.


“Alat dan bahan yang diperlukan dalam menerapkan teknologi biopori yakni alat bor, sampah-sampah organik”Jelas Monica. Lokasi pembuatan biopori dapat dibuat pada area seperti halaman rumah, sekitar pepohonan yang terdapat resapan air alami, ataupun pada area yang sering tergenang. “Penerapan Biopori memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia” Ujar Monica. Manfaat Biopori bagi Manusia yakni Menjaga Kualitas Udara: Dengan adanya tanaman di sekitar lubang biopori, kualitas udara akan menjadi lebih bersih karena tanaman menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, Menciptakan Lingkungan yang Sehat: 

Lingkungan yang hijau dan asri akan memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia, Menurunkan Suhu Udara: Adanya tanaman di sekitar lubang biopori dapat membantu menurunkan suhu udara, sehingga membuat lingkungan menjadi lebih nyaman. Program KKN ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi Desa Karangrejo, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung dan memfasilitasi penggunaan biopori serta melakukan monitoring berkala untuk memastikan efektivitasnya.. 

“Penerapan Lubang Resapan Biopori juga memiliki peran penting dalam mitigasi dalam perubahan iklim”Jelas Monica. 

Biopori memiliki peran dalam penyerapan karbon yakni Sampah organik yang terurai di dalam lubang biopori akan terurai menjadi humus yang kaya akan karbon dan akan tersimpan di dalam tanah, sehingga mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global, Pendinginan Suhu Udara yakni Tanaman yang tumbuh di sekitar lubang biopori membantu menyerap panas matahari dan melepaskan uap air. Proses ini membantu menurunkan suhu udara di sekitar area tersebut. Penurunan suhu udara ini dapat membantu mengurangi dampak gelombang panas yang semakin sering terjadi akibat pemanasan global, dan Mitigasi Banjir dengan adanya Biopori membantu mengurangi risiko banjir. Banjir yang sering terjadi akibat perubahan iklim dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi yang besar.


Penerapan Lubang Resapan Biopori juga diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai sampah-sampah di lingkungan sekitar. “Sampah organik yang biasanya dibuang ke tempat pembuangan sampah, dapat diolah melalui biopori, Dengan demikian, jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah dapat berkurang”Ujar Monica. Pembuangan sampah organik ke tempat pembuangan sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air dan udara. Biopori memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk mengelola sampah organik. “Masyarakat juga akan lebih terdorong untuk memilah sampah dan mengolah sampah organik secara mandiri”Ujar Monica. Program Kerja Biopori dapat menjadi solusi tentang pengelolaan sampah-sampah organik yang banyak memiliki manfaat untuk lingkungan sekitar.



Editor:
Achmad Munandar




Solusi Ramah Lingkungan: Mahasiswa Tim KKN Universitas Diponegoro Desa Karangrejo Mengadakan Program Kerja mengenai “Pengenalan dan Pemanfaatan Pestisida Nabati sebagai Alternatif bagi Petani dan Menjamin Keamanan Pangan dan Kelestarian Lingkungan

0


Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Dusun Karangnongko, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, 22 Juli 2024 - Pengendalian hama tanaman di Indonesia pada umumnya masih menggunakan pestisida berbahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia, organisme, dan lingkungan. Mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan Program Monodisiplin Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Karangrejo menghadirkan solusi ramah lingkungan untuk masalah hama pertanian dengan memperkenalkan pestisida nabati berbasis daun pepaya. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia di desa yang sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian. 

"Pestisida nabati daun pepaya dapat digunakan atau diaplikasikan ke tanaman-tanaman hortikultura seperti cabai, terong, tomat, dan kacang panjang" Ujar Monica. Pestisida nabati adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti tanaman, dan digunakan untuk mengendalikan hama dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Daun pepaya, yang kaya akan enzim protease, dapat digunakan untuk membuat pestisida nabati yang efektif melawan berbagai jenis hama tanaman. 

Keunggulan dari pestisida nabati yakni dapat terurai di alam sehingga tidak mencemari tanah, air, maupun udara dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada hasil panen bagi para petani, dan aman bagi tanaman.“Penggunaan bahan kimia seperti pestisida kimia yang berlebihan dapat mencemari lingkungan, dan dapat membahayakan kesehatan manusia”Ujar Monica. Tanggal 22 Juli 2024, tim KKN mengadakan sosialisasi untuk memperkenalkan konsep pestisida nabati dari daun pepaya. 

Acara ini dihadiri oleh petani di Desa Karangrejo. Tim KKN menjelaskan manfaat dari pestisida nabati, cara pembuatan, dan aplikasinya dalam pertanian.“Kami ingin membantu petani di sini untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan,” jelas Monica. “Dengan pestisida nabati dari daun pepaya, petani dapat memiliki alternatif yang lebih aman dan efektif.” Pelatihan praktis mengenai pembuatan pestisida nabati dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2024. 

Dalam pelatihan ini, petani diajarkan langkah-langkah membuat pestisida dari daun pepaya, mulai dari pemilihan bahan, proses ekstraksi, hingga cara aplikasi pada tanaman. Program KKN ini memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Desa Karangrejo dengan menawarkan alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung penggunaan pestisida nabati dan melakukan pelatihan lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program ini.

Keunggulan lainnya penggunaan pestisida nabati dibandingkan kimia yakni toksisitas rendah, Toksisitas rendah, aman bagi manusia dan hewan, bahan pembuatan yang mudah dicari dengan harga yang terjangkau, dan dapat meningkatkan kualitas hasil panen. Pestisida kimia mengandung toksisitas tinggi, meninggalkan residu, harga relatif mahal bagi para petani. Sehingga, pengenalan cara pembuatan pestisida nabati dapat menjadi solusi bagi para petani untuk tanaman yang terkena serangan hama. Pestisida nabati daun pepaya dapat dibuat dengan beberapa bahan seperti berikut: 

1. Daun pepaya 1 kg 

2. Air mengalir 7 liter 

3. Bawang putih 3 siung 

4. Serai 8 buah 

5. Detergen 

Program kerja monodisiplin oleh Monica yakni Pembuatan pestisida nabati yang diawali dengan melakukan demonstrasi cara pembuatannya. Langkah pertama yakni menghaluskan daun pepaya. Daun pepaya dihaluskan dengan cara dipotong - potong dan ditumbuk secara perlahan sampai halus. Bawang putih berjumlah 3 siung dan serai berjumlah 8 batang ditumbuk secara perlahan. Setelah itu langkah selanjutnya adalah campur bahan-bahan yang sudah halus tadi dengan detergen dan air bersih sebanyak 7 liter. Pestisida daun pepaya dapat digunakan apabila sudah didiamkan selama 1x24 jam, dengan indikasi atau ciri - ciri keberhasilan yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman yaitu bau yang menyengat. 

Pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan melarutkan 100 ml pestisida nabati daun pepaya dalam 1 liter air. Bawang putih mengandung senyawa allicin yang bersifat antibakteri dan insektisida bagi tanaman, Daun pepaya mengandung papain dan Enzim ini memiliki sifat proteolitik yang dapat merusak jaringan tubuh serangga, sehingga menyebabkan kematian. Papain juga dapat menghambat pertumbuhan serangga, juga mengandung Chymopapain yakni enzim ini memiliki fungsi serupa dengan papain, yaitu merusak jaringan tubuh serangga, dan Carpaine merupakan Alkaloid bersifat racun bagi serangga dan dapat mengganggu sistem saraf mereka. 

Deterjen berfungsi sebagai emulsifier, yaitu zat yang membantu mencampurkan bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, sehingga pestisida dapat terdispersi secara merata dalam air. “Mekanisme kerja pestisida nabati daun pepaya dan bawang putih adalah merusak jaringan tubuh: Setelah masuk ke dalam tubuh serangga, senyawa aktif akan merusak jaringan tubuh, terutama saluran pencernaan, sehingga serangga tidak dapat makan dan akhirnya mati, mengganggu sistem saraf: Beberapa senyawa aktif, seperti carpaine, dapat mengganggu sistem saraf serangga, menyebabkan kelumpuhan dan kematian. 

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menjadi sasaran pestisida nabati adalah Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri, antraknosa, dan embun tepung. Manfaat dari penggunaan pestisida nabati daun pepaya adalah dapat mengusir serangga, aman terhadap lingkungan, dan bahan baku yang mudah untuk didapatkan. Harapannya setelah adanya sosialisasi dan demonstrasi anggota dari Petani di Desa Karangrejo menjadi lebih tergugah untuk menggunakan pestisida nabati daun pepaya dan dapat sedikit demi sedikit mengurangi adanya penggunaan pestisida kimia. 

Dengan adanya program kerja  ini, diharapkan dapat menekan adanya penggunaan pestisida kimia dalam persentase yang cukup banyak dan pestisida nabati daun pepaya dapat berkelanjutan dan dapat diperkenalkan ke khalayak ramai, terutama di masyarakat Desa Karangrejo, dan menjadikan bahan organik sebagai bahan yang aman untuk lingkungan dan kesehatan. Program KKN ini memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Desa Karangrejo dengan menawarkan alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung penggunaan pestisida nabati dan melakukan pelatihan lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program ini. 
  



 
Pengaplikasian pestisida nabati pada tanaman hortikultura seperti cabai, terong, tomat, dan lainnya. “Pengaplikasian dengan cara disemprot pada daun, batang, hingga buah yang terserang hama tanaman”Jelas Monica. “Alat semprot seperti sprayer manual dan waktu penyemprotan yang baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat intensitas matahari tidak terlalu tinggi untuk menghindari penguapan yang cepat. Pada Pagi hari, Suhu udara belum terlalu panas, sehingga pestisida tidak cepat menguap, Kelembaban udara cukup tinggi, sehingga pestisida dapat menempel dan menyerap lebih baik pada tanaman., Sebagian besar serangga hama mulai aktif pada pagi hari. Pada Sore hari, Suhu udara sudah mulai turun, sehingga mengurangi risiko penguapan pestisida dan serangga hama masih cukup aktif. “Penggunaan pestisida nabati dapat mengurangi pemakaian bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan bagi manusia”Ujar Moniica.




Editor:
Achmad Munandar

Demi Menggali Potensi Wirausaha Lebih Dalam, Mahasiswa KKN Undip Ciptakan Bootcamp Business Idea dan BMC di Desa Karangrejo

0


Campusnesia.co.id - Dalam rangka menggali potensi wirausaha lebih dalam bagi siswa-siswi khususnya di SMPN 1 Kerjo dan UMKM Desa Karangrejo sekaligus meningkatkan model bisnis bagi UMKM Desa Karangrejo, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro bernama Ahmad Faqih dengan sapaan Faqih dari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro ini telah sukses menggelar program monodisiplin bernama "Bootcamp Business Idea dan BMC bagi Siswa dan UMKM Desa Karangrejo". Program ini diperuntukkan bagi para siswa-siswi khususnya di SMPN 1 Kerjo dan UMKM Desa Karangrejo. 

Program "Bootcamp Business Idea dan BMC bagi Siswa dan UMKM Desa Karangrejo" ini hadir untuk menjawab adanya masalah seperti rendahnya pemahaman dan minat siswa SMP untuk berwirausaha serta membuat business idea dan BMC. Padahal, Desa Karangrejo memiliki banyak potensi UMKM yang luar biasa melimpah dan bagus untuk iklim berwirausaha. Di sisi lain, beberapa  pemilik UMKM kesulitan dalam menggali jiwa berwirausahanya lebih dalam dan potensi model bisnisnya. Hal tersebutlah yang melandasi mahasiswa dengan sapaan Faqih ini dalam membuat program Bootcamp Business Idea dan BMC ini yang bertujuan untukmemberikan pengetahuan praktis kepada siswa dan UMKM mengenai cara membangun ide bisnis yang inovatif serta merancang model bisnis yang berkelanjutan.
 

Program "Bootcamp Business Idea dan BMC" yang diselenggarakan turut bekerja sama dengan pihak sekolah SMPN 1 Kerjo dan berbagai UMKM di Desa Karangrejo. Pada implementasinya, Faqih pun akan memberikan edukasi mengenai entrepreneur dan benefitnya, pengertian dan contoh business idea yang menarik, BMC dan komponennya, serta tips trik membangun bisnis yang unik berdasarkan komponen BMC tersebut. Kemudian, akan diberikan mini challenge untuk membuat business idea dan BMC yang menarik selama 30 menit di lembar worksheet yang telah disediakam. BMC terbaik dan terinovatif akan mendapatkan hadiah menarik. Sebagai tambahan, para pemilik UMKM dapat menggunakan BMC tersebut untuk pengembangan model bisnisnya.

Para siswa-siswi serta pihak sekolah khususnya di SMPN 1 Kerjo dan UMKM Desa Karangrejo sangat menyambut dengan antusias adanya program Bootcamp Business Idea dan BMC ini. Faqih menyebutkan bahwa program ini harapannya tidak hanya sekedar teori belaka melainkan untuk menggali potensi wirausaha lebih dalam bagi Siswa dan UMKM Desa Karangrejo sekaligus mengembangkan model bisnis milik UMKM Desa Karangrejo.



Penulis: 
Ahmad Faqih

Dosen Pembimbing: 
Ahmad Ainun Najib, S.H., M.H

Editor:
Achmad Munandar

Cegah DBD!! Mahasiswa KKN UNDIP Tahun 2024 Berhasil Membuat Spray Anti Nyamuk DBD Berbahan Dasar Serai Untuk Masyarakat Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar

0


Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Kec Kerjo, Kab Karanganyar (19/08/2024) - Pada minggu ketiga, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN ) TIM II Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah berhasil mengolah serta membuat produk berupa spray anti nyamuk Demam Berdarah berbahan dasar alami yaitu daun serai yang mengandung banyak manfaat. 

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang bertransmisi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD muncul sepanjang tahun dan dapat diderita seluruh kalangan usia. Kemunculan penyakit ini sendiri berkaitan erat dengan perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan, 

Maka dari itu Mahasiswa KKN bekerja sama dengan warga desa untuk mengembangkan solusi alami dan efektif yaitu pembuatan spray anti nyamuk dengan bahan dasar serai. Pemilihan serai dikarenakan mudah didapatkan dan terbukti secara ilmiah mampu mengusir nyamuk yang penggunaannya lebih aman untuk kesehatan manusia dan lingkungan.

Dalam jurnal terkait, serai dapat dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk karena mengandung zat-zat seperti geraniol, metil heptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik dan terutama sitronela sebagai obat nyamuk semprot. Adapun output yang diberikan berupa poster yang berguna untuk penyampaian materi saat demonstrasi berlangsung.

Kegiatan program monodisiplin ini telah dilakukan oleh Naufa Azzahra dari prodi Biologi Angkatan 2021 dengan melakukan demonstrasi kepada Perkumpulan ibu-ibu muda dusun karangnongko, desa karangrejo. Pada saat melakukan penyuluhan, dilakukan dengan memaparkan kasus terkait demam berdarah di Indonesia seperti mengenalkan ciri-ciri fisik nyamuk Aedes, tempat perindukan, ciri-ciri penderita DB, cara penanganan penyakit DB. 
 
Dalam penyuluhan juga menjelaskan langkah-langkah pembuatan hingga cara pengaplikasiannya pada ruangan yang diduga menjadi sarang nyamuk. Langkah-langkahnya yaitu memotong kecil-kecil serai yang sudah dibersihkan, masukkan serai dan air kedalam panci, merebus air yang sudah dicampur serai tersebut hingga mendidih hingga tercium aroma wangi serai lalu dinginkan selama 30 menit, Saring air yang sudah dingin dan memasukkan ke dalam botol spray dan Spray anti nyamuk berbahan dasar tanaman serai siap digunakan
 

Besar harapan kami selaku mahasiswa KKN, masyarakat dapat menerapkan melalui inovasi spray antinyamuk dari serai ini, tidak hanya memberikan solusi praktis bagi masyarakat, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan DBD. 



Editor:
Achmad Munandar

Akta Kematian Penting dalam Proses Administrasi dan Hukum

0


Campusnesia.co.id -  Masyarakat Desa Karangrejo belum banyak yang memiliki akta kematian. Akta kematian perlu dimiliki untuk keperluan administrasi warga yang bersangkutan. Akta kematian memiliki banyak manfaat diantaranya menghindari penyalahgunaan data penduduk, memastikan keakuratan data penduduk, syarat mengurus penetapan ahli waris, syarat mengklaim asuransi dan taspen, hingga persyaratan untuk melakukan perkawinan kembali.

Pembuatan akta kematian bertujuan untuk melengkapi administrasi sebagai warga negara Indonesia untuk memberikan bukti legal bahwa seseorang telah meninggal dunia. Akta ini digunakan untuk berbagai tujuan administrasi dan hukum.

 
Pembuatan akta kematian dilakukan dengan door to door menggunakan pendekatan dengan masyarakat pada Selasa (30/07/2024). Pelaksanaan program dimulai dari meminta data Kepala Desa Karangrejo terkait masyarakat yang belum memiliki akta kematian. Setelah mendapatkan data, selanjutnya melakukan door to door untuk memberikan penjelasan terkait pentingnya memiliki akta kematian, bagaimana cara membuat akta kematian dan berkas yang diperlukan untuk membuat akta kematian. Masyarakat yang berkenan membuat akta kematian, maka dibantu mengumpulkan berkas ke Balai Desa Karangrejo dan apabila sudah jadi akan diantarkan ke rumah warga. Selain itu, juga membuat poster yang berisi tentang pengertian akta kematian, berkas yang diperlukan untuk membuat akta kematian dan kalimat ajakan membuat akta kematian bagi yang sudah meninggal dan manfaat memiliki akta kematian.



Oleh : 
]Amanda Alvina Hapsari

Dosen Pembimbing : 
Ahmad Ainun Najib, S.H., M.H.

Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Digitalisasi Buku Tamu Pelayanan dengan Pemanfaatan Teknologi Melalui Google Form

0



Campusnesia.co.id - Balai Desa Karangrejo dalam melakukan pelayanan belum terekap secara rutin, sehingga perlu ada upaya perekapan aktivitas pelayanan secara harian yang dilakukan di Desa Karangrejo dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menggunakan media google form yang dapat dicek secara berkala.

Buku Tamu Digital bertujuan untuk merekap aktivitas pelayanan yang dilakukan di Balai Desa Karangrejo. Rekapan aktivitas pelayanan dapat diketahui secara berkala.

Digitalisasi Buku Tamu Pelayanan melibatkan pegawai Balai Desa Karangrejo bagian pelayanan dan masyarakat. Pegawai Balai Desa Karangrejo sebagai pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima layanan yang ada di Balai Desa Karangrejo.

 
Pelaksanaan program dimulai dari pembuatan link google form yang berisi nama, tanggal, alamat dan kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan. Link google form tersebut kemudian diubah menjadi bentuk barcode agar memudahkan masyarakat untuk scan. Setelah barcode buku tamu jadi, selanjutnya diserahkan kepada petugas pelayanan Balai Desa Karangrejo dengan menjelaskan bagian per bagian dari buku tamu pelayanan digital pada Kamis (25/07/2024). 

Selain membuat barcode juga membuat poster untuk memudahkan masyarakat dalam mengisi buku tamu pelayanan digital. Poster yang dibuat berisi langkah-langkah untuk memandu cara penggunaan buku tamu pelayanan digital. Langkah-langkah yang tertera meliputi scan barcode, isi, klik kirim, selesai. Poster kemudian di cetak dan diberikan kepada petugas pelayanan Balai Desa Karangrejo untuk ditempel agar mudah diakses oleh masyarakat yang melakukan pelayanan di Balai Desa Karangrejo.



Oleh :
Amanda Alvina Hapsari

Dosen Pembimbing : 
Ahmad Ainun Najib, S.H., M.H.

Editor:
Achmad Munandar