Mendorong Kemajuan UMKM, Para Mahasiswa KKN Undip Ciptakan Program "UMKM Berdaya" dengan Kolaborasi Teknologi QRIS di Desa Karangrejo

0



Campusnesia.co.id -  UMKM merupakan salah satu pondasi utama perekonomian bangsa Indonesia. Pendapat tersebut bukanlah sekedar opini belaka. Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkop UKM), daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Sementara, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha.  

Menyadari bahwa UMKM memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan perekonomian Indonesia,  maka Tim II KKN Universitas Diponegoro di Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar para Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro berhasil membuat program kerja multidisiplin bernama  "UMKM Berdaya" sebagai wujud kepedulian Mahasiswa KKN Undip dalam rangka memajukan UMKM di daerah pedesaan di Jawa Tengah khususnya di Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar yang memiliki potensi UMKM yang luar biasa.  Tidak hanya itu, program ini pun turut mendukung implementasi SDGs no 1 (tanpa kemiskinan), SDGs 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), SDGs 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), dan SDGs 10 (mengurangi ketimpangan).

Program UMKM Berdaya ini diadakan dalam rangka memajukan UMKM Desa Karangrejo menuju Go Digital dengan kolaborasi pembayaran QRIS sehingga harapannya UMKM Desa Karangrejo tidak perlu lagi khawatir terkait tentang proses transaksi yang kurang aman dan tidak efisien. Di sisi lain, banyaknya pemilik UMKM di Desa Karangrejo yang bingung dalam hal pendaftaran dan penggunaan QRIS pun turut menjadi masalah yang melatarbelakangi berdirinya program UMKM Berdaya ini. Padahal, dengan program UMKM Berdaya, pemilik UMKM dan pelanggan pun dapat melakukan transaksi dengan efisien, mudah, dan sederhana.


  
Program UMKM Berdaya ini dilakukan melalui 3 sub program yang terdiri dari Pemberdayaan UMKM Melalui Digitalisasi Pembayaran QRIS, Peningkatan Pemahaman Dasar Hukum dan Perlindungan Usaha dari QRIS, Dan Urgensi Teknologi dalam UMKM Desa Karangrejo yang harapannya dapat membawa warna dan harapan baru bagi kemajuan UMKM Desa Karangrejo sekaligus mendukung visi Bank Indonesia untuk mengangkat UMKM menuju era digital. 

Program "Pemberdayaan UMKM melalui Digitalisasi Pembayaran QRIS" dilakukan dengan pemberian edukasi mengenai konsep dan pembuatan QRIS secara door to door ke berbagai UMKM, lalu pembuatan nya akan turut dibantu oleh pihak KKN Undip di Desa Karangrejo. Kemudian, UMKM tersebut pun turut diberikan leaflet dari program UMKM Berdaya ini. Sub program ini memiliki potensi besar untuk mendorong kemajuan UMKM di Desa Karangrejo. Dengan penerapan QRIS, sistem pembayaran yang lebih modern, aman, dan efisien dapat diwujudkan, sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan layanan kepada konsumen. Selain itu, QRIS membantu UMKM untuk mengadopsi teknologi digital yang memungkinkan transaksi nontunai yang lebih praktis dan cepat, sekaligus memperluas jangkauan pasar mereka. 

Selain itu, rendahnya implementasi QRIS di Desa Karangrejo ini yang salah satunya disebabkan oleh keraguan masyarakat mengenai QRIS terutama dari segi keamanan turut membuat peserta KKN Undip memberikan edukasi mengenai Peningkatan Pemahaman Dasar Hukum dan Perlindungan Usaha 
dari QRIS. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan mereka terhadap regulasi yang berlaku, sehingga usaha yang dijalankan lebih terlindungi dari potensi risiko hukum.

Selain itu, melalui UMKM Berdaya, pemilik UMKM pun turut diberi pendampingan mengenai  urgensi adopsi teknologi dalam pengelolaan usaha di era digital sehingga harapannya, masyarakat Desa Karangrejo percaya bahwa teknologi merupakan salah satu kunci majunya suatu bisnis. 

Para pemilik UMKM Desa Karangrejo pun mengaku sangat antusias untuk mengimplementasikan program UMKM Berdaya terutama melalui implementasi QRIS dalam hal kemudahan transaksi yang dilakukan. Dengan adanya program ini, diharapkan warga Desa Karangrejo khususnya pemilik UMKM dapat lebih memajukan usahanya terlebih dengan teknologi seperti QRIS yang seiring dengan visi Bank Indonesia yakni membawa UMKM menuju era digital.



Penulis: 
TIM II KKN UNDIP 2024

Editor:
Achmad Munandar

Inovatif!! Mahasiswa UNDIP Menciptakan Taman Biokreatif berisi Pot Tanaman dari Botol Bekas

0
 


Campusnesia.co.id - Karangrejo, Kerjo, Karanganyar (19/08/2024) - Pada minggu ketiga, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN ) TIM II Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah melaksanakan program kerja monodisipilin yaitu mengolah limbah plastik menjadi pot tanaman dengan nama Taman Biokreatif.

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari bahan-bahan yang tidak mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme di lingkungan. Limbah ini biasanya terdiri dari bahan-bahan seperti plastik, logam, kaca, dan bahan-bahan sintetis lainnya yang sulit atau membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Maka dari itu, pembuatan taman biokreatif ini sangat berguna untuk menjaga pencemaran lingkungan.

Kegiatan program monodisiplin ini telah dilakukan oleh Naufa Azzahra dari prodi Biologi Angkatan 2021 dengan melakukan demonstrasi kepada Siswa SMPN 1 Kerjo dan anak-anak Desa Karangrejo. Dilakukan demonstrasi mengenai pengertian limbah anorganik, jenisnya, dan cara mengelola sampah dengan baik. Pada saat melakukan demonstrasi, dipaparkan power point dan poster yang ditujukan kepada siswa SMPN 1 Kerjo.
 
Pembuatan Taman Biokreatif dilakukan di dalam kelas dengan antusias para siswa, dengan memberikan pupuk dan tanah ke dalam botol plastik yang digunakan untuk menanam tanaman. Botol plastik yang digunakan, diberi bolongan untuk tempat respirasi tanaman serta celah untuk penyerapan air.
 

Dengan adanya taman biokreatif, diharapkan dapat mengurangi adanya pencemaran lingkungan di halaman sekolah dan memberi penghijauan untuk masa yang akan datang.



Editor:
Achmad Munandar

Cegah Stunting Sejak Dini!! Mahasiswa Tim KKN UNDIP Desa Karangrejo Mengadakan Program Kerja DESANTING “Desa Anti Stunting” di Dusun Gondangrejo

0
 


Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Kec Kerjo, Kab Karanganyar (19/08/2024) - Dalam rangka meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat, upaya edukasi terus dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Diponegoro dalam rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro dengan memberi PMT pada program kerja multidisiplin yang dinamakan DESANTING yaitu Desa Anti Stunting. 

Stunting merupakan masalah gizi yang masih menjadi prioritas karena masyarakat di Desa Karangrejo belum memahami dan mengetahui mengenai pencegahan stunting. Berdasarkan data hasil survei, di Desa Karangrejo terdapat kasus stunting, termasuk bayi yang lahir dengan penyakit, bahkan ada yang meninggal karena masalah gizi pada ibunya yang belum siap melahirkan. 

Maka dari itu Mahasiswa KKN bekerja sama dengan warga dusun Gondangrejo untuk menurunkan angka stunting khususnya pada balita melalui tiga hal yakni pendampingan tentang program stunting kepada ibu-ibu yang memiliki balita (data stunting, bahaya stunting, dampak stunting, program isi piringku, dan tips mencegah stunting), pemberian poster atau selebaran mengenai stunting dan program Desanting kepada ibu-ibu yang memiliki balita (peningkatan pemahaman), dan pemberian makanan Sedoso Sehat (Cemilan Sehat Anti Stunting Hanya 10.000 per hari) kepada balita di Desa Karangrejo. 
 

Kegiatan program multidisiplin ini telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN TIM II UNDIP di Desa Karangrejo dengan melakukan demonstrasi kepada Ibu-ibu dan balita yang ada di Posyandu Gondangrejo bersama dengan ibu bidan dan ibu kader yang turut membantu program kerja multidisplin ini.  Untuk mendukung kegiatan penyuluhan dan memperluas sasaran, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP membuat media lain berupa poster yang berisi tentang informasi mengenai stunting dan pencegahannya. Poster diserahkan kepada ibu dan balita yang ada di posyandu dusun Gondangrejo.

Dengan adanya program ini, maka diharapkan dapat menurunkan angka stunting pada balita di Desa Karangrejo. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2024 Melakukan Peningkatan Pemahaman dan Pendampingan Pendaftar Hak Merek dan Nomor Izin Berusaha (NIB)

0




Campusnesia.co.id - Karangrejo, Kerjo , Karanganyar (19/08/20240) – Mahasiswa peserta Kuliah kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro telah sukses melaksanakan program kerja berupa pelatihan dan Pendampingan Pendaftaran Hak Merek serta Nomor Izin Berusaha (NIB) untuk Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Karangrejo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman pelaku UMKM mengenai pentingya hak merek dalam melindungi produk dan usaha mereka di pasar serta membantu para pelaku UMKM dalam memperoleh NIB, yang merupakan identitas dan izin usaha resmi di Indonesia.

Desa Karangrejo memiliki banyak pelaku UMKM yang menghasilkan produk unggulan lokal. Namun, mayoritas pelaku usaha belum menyadari pentingnya Hak Merek serta Nomor Induk Berusaha (NIB), dimana Hak Merek dapat memberikan berbagai keuntungan, seperti perlindungan hukum terhadap plagiarisme, peningkatan nilai tambah produk, serta memperkuat daya saing di pasar.

Sedangkan, NIB sendiri merupakan salah satu persyaratan utama agar usaha dapat berjalan secara legal dan mendapatkan berbagai kemudahan, seperti akses permodalan, perlindungan hukum, dan kemudahan dalam berurusan dengan pemerintah. Namun, masih banyak pelaku UMKM di Desa Karangrejo yang belum memahami mengenai Hak Merek maupun NIB itu sendiri karena keterbatasan informasi dan pemahaman mengenai prosedur pendaftarannya.
 
Program pendampingan ini dilaksanakan pada Tanggal 11 Agustus 2024. Pada pelatihan ini, pelaku usaha diberikan pemahaman mulai dari  dasar-dasar hak merek, termasuk pengertian, fungsi, dan manfaat pendaftaran hak merek. Selain itu pelaku usaha juga diberikan pemahaman mengenai tata cara pendaftaran NIB melalui Sistem Onine Singe Submission (OSS). Mahasiswa KKN menjelaskan langkah-langkah pendaftaran secara rinci serta memberikan materi berupa brosur dan booklet yang dapat dibawa oleh para pelaku usaha dan dijadikan panduan.

 
Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan para pelaku UMKM di Desa Karangrejo dapat mengembangkan usahanya dengan lebih percaya diri dan memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai peluang usaha.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2024 Mengadakan Konsultasi Hukum untuk Masyarakat di Desa Karangrejo

0



Campusnesia.co.id - Karangrejo, Kerjo, Karanganyar (19/08/2024) - Dalam upaya meningkatan kesadaran hukum dan akses terhadap keadilan di kalangan masyarakat pedesaan, khususnya di Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, dimana Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro telah melaksanakan Program Kerja berupa Konsultasi Hukum untuk seluruh masyarakat di Desa Karangrejo. Program ini bertujuan untuk meningkatan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat tentang betapa pentingnya hukum.

Namun, tidak banyak masyarakat desa yang bisa mendapatkan bantuan hukum maupun edukasi mengenai hukum yang layak karena berbagai alasan. Diantaranya karena ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan sebagainya.

Desa butuh sentuhan, salah satunya memang urusan hukum, sampai saat ini belum ada. Ini sangat penting karena urusan hukum di desa itu adalah sesuatu yang sederhana bisa menjadi rumit. Program pendampingan ini dilaksanakan pada Tanggal 5 Agustus 2024. Pada program kerja ini.

Kegiatan program kerja ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Desa Karangrejo. Mereka merasa mendapatkan banyak manfaat dari informasi yang disampaikan, terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman hukum mereka. Warga berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkala untuk menjaga dan meningkatkan kesadaran hukum di kalangan masyarakat desa.

Dengan adanya program kerja konsultasi hukum ini, Desa Karangrejo berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih sadar hukum, adil, dan sejahtera bagi seluruh warganya.




Editor:
Achmad Munandar

Mencegah Lebih Baik: Mahasiswa KKN UNDIP Tim II 2024 Melakukan Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kembung atau Bloat pada Kambing di Desa Karangrejo

0
 


Campusnesia.co.id -  Karangrejo (24/7). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro mengadakan sosialisasi mengenai pencegahan penyakit kembung atau bloat pada kambing sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak di Desa Karangrejo. Penyakit kembung sering menjadi masalah bagi peternak di desa ini, dan jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kematian pada kambing. Penyakit bloat adalah ancaman serius yang sering terjadi pada kambing, terutama ketika pola makan tidak teratur atau saat mengonsumsi pakan yang kurang tepat.

Bloat terjadi ketika gas menumpuk di dalam rumen (bagian perut kambing), yang menyebabkan perut kambing membesar dan memberi tekanan pada organ-organ penting lainnya. Tanpa penanganan yang cepat, bloat dapat berakibat fatal. Untuk itu, mahasiswa KKN berinisiatif memberikan edukasi kepada kelompok ternak tentang cara mencegah dan menangani penyakit ini sejak dini.

Dalam sosialisasi ini, diharapkan para peternak bisa mengenali penyebab, gejala, dan cara pencegahan, serta langkah-langkah penanganan darurat ketika kambing mengalami kembung, termasuk penggunaan obat tradisional dan teknik fisik untuk mengurangi gas di dalam rumen. Dengan berkurangnya kasus kematian kambing akibat penyakit kembung, diharapkan kesejahteraan peternak akan meningkat seiring dengan peningkatan produktivitas ternak dan stabilitas ekonomi yang lebih baik.

Mahasiswa KKN menjelaskan berbagai cara pencegahan penyakit bloat pada kambing, termasuk pentingnya memberikan pakan yang seimbang antara hijauan, seperti rumput segar, dan konsentrat. Mereka juga mengingatkan peternak untuk menghindari pemberian hijauan yang terlalu muda atau basah karena bisa meningkatkan risiko bloat. Selain itu, mereka memberikan informasi mengenai tanda-tanda awal bloat, seperti perut yang membesar, kambing yang terlihat gelisah, dan sering kali mendadak berhenti makan. 

Jika tanda-tanda tersebut muncul, peternak diinstruksikan untuk segera memberikan pengobatan sederhana seperti minyak kelapa atau minyak tanah untuk membantu mengeluarkan gas dari rumen. Selain memberikan teori, mahasiswa KKN juga memperagakan cara-cara sederhana untuk menolong kambing yang terkena bloat, seperti menepuk-nepuk perut kambing atau mengangkat kambing dalam posisi tertentu agar gas lebih mudah keluar.



Nama : 
Evi Candra Dewi

Fakultas/Prodi
Fakultas Peternakan dan Pertanian/Peternakan

Editor:
Achmad Munandar

Pembuatan Mineral Blok sebagai Suplemen Pakan Ternak oleh Tim II KKN Undip di Desa Karangrejo

0



Campusnesia.co.id - Karangrejo (23/7). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro di Desa Karangrejo, Kec. Kerjo, Kab. Karanganyar menghadirkan program inovatif berupa sosialisasi dan pembuatan mineral blok sebagai suplemen mineral untuk ternak. Desa Karangrejo, yang dikenal memiliki potensi besar dalam peternakan kambing, sering menghadapi tantangan dalam pemenuhan nutrisi hewan ternak. Untuk itu, mahasiswa KKN bekerja sama dengan peternak setempat dalam menciptakan mineral blok yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas kambing. 

Mineral blok yang dihasilkan dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan oleh ternak, khususnya mineral-mineral esensial seperti kalsium, fosfor, dan magnesium. Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi ternak, diharapkan produktivitas ternak, baik dari segi pertumbuhan maupun produksi susu, akan meningkat. Melalui sosialisasi dan pelatihan, masyarakat desa diharapkan lebih memahami pentingnya asupan nutrisi yang baik bagi kesehatan ternak.

Sosialisasi dilaksanakan melalui kunjungan langsung ke peternak-peternak (door to door) dengan memperkenalkan pentingnya suplemen mineral bagi kesehatan ternak kepada para peternak. Mahasiswa menjelaskan manfaat mineral seperti kalsium, fosfor, dan magnesium yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan kambing. Para peternak diberikan pengetahuan tentang dampak kekurangan mineral, seperti penurunan berat badan, kualitas susu yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit.



Setelah sosialisasi, mahasiswa KKN mengadakan pelatihan praktis pembuatan mineral blok. Bahan-bahan yang digunakan meliputi garam, semen putih, mineral, molase, dan air yang mudah didapat di sekitar desa. Para peternak diajari cara mencampur bahan-bahan tersebut dengan proporsi yang tepat, mencetaknya dalam bentuk blok, dan membiarkannya mengeras sebelum diberikan kepada ternak. Partisipasi aktif dari peternak dalam pelatihan ini memastikan mereka mampu memproduksi mineral blok secara mandiri di masa depan.


Penulis : 
Evi Candra Dewi

Fakultas/Prodi
Fakultas Peternakan dan Pertanian/Peternakan

Editor:
Achmad Munandar

Pertanian Berkelanjutan: Darurat Sampah! Mahasiswa KKN UNDIP mengadakan Program Kerja mengenai Pengelolaan dan Pemanfaatan sampah organik menjadi kompos yang berguna untuk meningkatkan Kesuburan Tanah dan Tanaman

0


Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Kabupaten Karanganyar,  24 Juli 2024 - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro membawa inovasi baru ke Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, dengan memperkenalkan teknologi biopori. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan di desa yang selama ini menghadapi tantangan terkait kualitas tanah dan pengelolaan air. 

Biopori merupakan teknologi pengolahan tanah yang melibatkan pembuatan lubang-lubang kecil di tanah untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan infiltrasi air. "Lubang-lubang biopori diisi dengan bahan organik seperti daun kering yang akan terurai seiring waktu, membantu tanah menyerap air hujan dan mengurangi genangan" Ujar Monica. Pemanfaatan sampah - sampah organik seperti daun - daunan kering, dan sampah-sampah organik kulit buah-buahan dan lainnya. “Biopori merupakan lubang resapan air yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman 80 cm - 100 cm”Ujar Monica. 

Demonstrasi dilakukan langsung di hadapan bapak-bapak kelompok tani di Desa Karangrejo. Biopori berfungsi untuk meningkatkan daya resapan air tanah dengan Lubang biopori mempercepat proses penyerapan air hujan ke dalam tanah, sehingga mengurangi genangan air di permukaan tanah, menjaga kelembaban tanah yaitu air  yang tersimpan di dalam tanah akan menjaga kelembaban tanah, sehingga akar tanaman dapat menyerap air dengan lebih mudah, Meningkatkan kualitas tanah dengan proses penguraian bahan organik di dalam lubang biopori akan menghasilkan humus yang menyuburkan tanah, dan dapat memperbaiki struktur tanah. “Pengelolaan sampah organik dapat diolah menjadi kompos dengan teknologi biopori yang berguna bagi tanaman”Jelas Monica. 

Mekanisme biopori sebagai pengurai bahan organik dengan cara sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan menjadi makanan bagi mikroorganisme tanah seperti bakteri dan jamur, selanjutnya mikroorganisme ini akan mengurai sampah organik menjadi humus, zat organik yang kaya nutrisi bagi tanaman. Dengan adanya teknologi lubang resapan biopori, dapat meningkatkan Kapasitas Infiltrasi yakni kemampuan tanah untuk menyerap air (infiltrasi) akan meningkat dan air hujan yang terinfiltrasi akan tersimpan di dalam tanah sebagai cadangan air bagi tanaman. 

Pada tanggal 24 Juli 2024, tim KKN dari Universitas Diponegoro menggelar sosialisasi bersama Bapak-bapak anggota Kelompok Tani di Desa Karangrejo. Acara ini dihadiri oleh kelompok tani setempat. Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKN menjelaskan dan mendemonstrasikan manfaat biopori, cara pembuatan, serta langkah-langkah pemeliharaannya. “Biopori merupakan solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi masalah kualitas tanah dan pengelolaan air,” jelas Monica, Tim KKN. “Kami berharap warga Desa Karangrejo dapat mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan kondisi lingkungan mereka.” Setelah sosialisasi, tim KKN melanjutkan dengan pelatihan langsung mengenai pembuatan biopori. 

Peserta pelatihan, yang terdiri dari kelompok tani yang mencakup warga desa, diberikan instruksi praktis tentang cara menggali lubang biopori, mengisi dengan bahan organik, dan merawatnya. Dalam minggu-minggu berikutnya, tim KKN menerapkan biopori di beberapa area strategis di desa, termasuk lahan pertanian dan pekarangan rumah. Warga desa dilibatkan dalam proses pembuatan dan pemeliharaan biopori, memastikan bahwa mereka dapat melanjutkan praktek ini setelah tim KKN meninggalkan desa. Monitoring awal menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tanah di sekitar lubang biopori menunjukkan peningkatan kualitas, dengan kemampuan yang lebih baik dalam menyerap air hujan. Selain itu, penggunaan biopori juga membantu dalam pengelolaan sampah organik, mengurangi volume sampah yang harus dibuang.


“Alat dan bahan yang diperlukan dalam menerapkan teknologi biopori yakni alat bor, sampah-sampah organik”Jelas Monica. Lokasi pembuatan biopori dapat dibuat pada area seperti halaman rumah, sekitar pepohonan yang terdapat resapan air alami, ataupun pada area yang sering tergenang. “Penerapan Biopori memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia” Ujar Monica. Manfaat Biopori bagi Manusia yakni Menjaga Kualitas Udara: Dengan adanya tanaman di sekitar lubang biopori, kualitas udara akan menjadi lebih bersih karena tanaman menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, Menciptakan Lingkungan yang Sehat: 

Lingkungan yang hijau dan asri akan memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia, Menurunkan Suhu Udara: Adanya tanaman di sekitar lubang biopori dapat membantu menurunkan suhu udara, sehingga membuat lingkungan menjadi lebih nyaman. Program KKN ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi Desa Karangrejo, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung dan memfasilitasi penggunaan biopori serta melakukan monitoring berkala untuk memastikan efektivitasnya.. 

“Penerapan Lubang Resapan Biopori juga memiliki peran penting dalam mitigasi dalam perubahan iklim”Jelas Monica. 

Biopori memiliki peran dalam penyerapan karbon yakni Sampah organik yang terurai di dalam lubang biopori akan terurai menjadi humus yang kaya akan karbon dan akan tersimpan di dalam tanah, sehingga mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global, Pendinginan Suhu Udara yakni Tanaman yang tumbuh di sekitar lubang biopori membantu menyerap panas matahari dan melepaskan uap air. Proses ini membantu menurunkan suhu udara di sekitar area tersebut. Penurunan suhu udara ini dapat membantu mengurangi dampak gelombang panas yang semakin sering terjadi akibat pemanasan global, dan Mitigasi Banjir dengan adanya Biopori membantu mengurangi risiko banjir. Banjir yang sering terjadi akibat perubahan iklim dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi yang besar.


Penerapan Lubang Resapan Biopori juga diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai sampah-sampah di lingkungan sekitar. “Sampah organik yang biasanya dibuang ke tempat pembuangan sampah, dapat diolah melalui biopori, Dengan demikian, jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah dapat berkurang”Ujar Monica. Pembuangan sampah organik ke tempat pembuangan sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air dan udara. Biopori memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk mengelola sampah organik. “Masyarakat juga akan lebih terdorong untuk memilah sampah dan mengolah sampah organik secara mandiri”Ujar Monica. Program Kerja Biopori dapat menjadi solusi tentang pengelolaan sampah-sampah organik yang banyak memiliki manfaat untuk lingkungan sekitar.



Editor:
Achmad Munandar




Solusi Ramah Lingkungan: Mahasiswa Tim KKN Universitas Diponegoro Desa Karangrejo Mengadakan Program Kerja mengenai “Pengenalan dan Pemanfaatan Pestisida Nabati sebagai Alternatif bagi Petani dan Menjamin Keamanan Pangan dan Kelestarian Lingkungan

0


Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Dusun Karangnongko, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, 22 Juli 2024 - Pengendalian hama tanaman di Indonesia pada umumnya masih menggunakan pestisida berbahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia, organisme, dan lingkungan. Mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan Program Monodisiplin Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Karangrejo menghadirkan solusi ramah lingkungan untuk masalah hama pertanian dengan memperkenalkan pestisida nabati berbasis daun pepaya. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia di desa yang sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian. 

"Pestisida nabati daun pepaya dapat digunakan atau diaplikasikan ke tanaman-tanaman hortikultura seperti cabai, terong, tomat, dan kacang panjang" Ujar Monica. Pestisida nabati adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti tanaman, dan digunakan untuk mengendalikan hama dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Daun pepaya, yang kaya akan enzim protease, dapat digunakan untuk membuat pestisida nabati yang efektif melawan berbagai jenis hama tanaman. 

Keunggulan dari pestisida nabati yakni dapat terurai di alam sehingga tidak mencemari tanah, air, maupun udara dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada hasil panen bagi para petani, dan aman bagi tanaman.“Penggunaan bahan kimia seperti pestisida kimia yang berlebihan dapat mencemari lingkungan, dan dapat membahayakan kesehatan manusia”Ujar Monica. Tanggal 22 Juli 2024, tim KKN mengadakan sosialisasi untuk memperkenalkan konsep pestisida nabati dari daun pepaya. 

Acara ini dihadiri oleh petani di Desa Karangrejo. Tim KKN menjelaskan manfaat dari pestisida nabati, cara pembuatan, dan aplikasinya dalam pertanian.“Kami ingin membantu petani di sini untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan,” jelas Monica. “Dengan pestisida nabati dari daun pepaya, petani dapat memiliki alternatif yang lebih aman dan efektif.” Pelatihan praktis mengenai pembuatan pestisida nabati dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2024. 

Dalam pelatihan ini, petani diajarkan langkah-langkah membuat pestisida dari daun pepaya, mulai dari pemilihan bahan, proses ekstraksi, hingga cara aplikasi pada tanaman. Program KKN ini memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Desa Karangrejo dengan menawarkan alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung penggunaan pestisida nabati dan melakukan pelatihan lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program ini.

Keunggulan lainnya penggunaan pestisida nabati dibandingkan kimia yakni toksisitas rendah, Toksisitas rendah, aman bagi manusia dan hewan, bahan pembuatan yang mudah dicari dengan harga yang terjangkau, dan dapat meningkatkan kualitas hasil panen. Pestisida kimia mengandung toksisitas tinggi, meninggalkan residu, harga relatif mahal bagi para petani. Sehingga, pengenalan cara pembuatan pestisida nabati dapat menjadi solusi bagi para petani untuk tanaman yang terkena serangan hama. Pestisida nabati daun pepaya dapat dibuat dengan beberapa bahan seperti berikut: 

1. Daun pepaya 1 kg 

2. Air mengalir 7 liter 

3. Bawang putih 3 siung 

4. Serai 8 buah 

5. Detergen 

Program kerja monodisiplin oleh Monica yakni Pembuatan pestisida nabati yang diawali dengan melakukan demonstrasi cara pembuatannya. Langkah pertama yakni menghaluskan daun pepaya. Daun pepaya dihaluskan dengan cara dipotong - potong dan ditumbuk secara perlahan sampai halus. Bawang putih berjumlah 3 siung dan serai berjumlah 8 batang ditumbuk secara perlahan. Setelah itu langkah selanjutnya adalah campur bahan-bahan yang sudah halus tadi dengan detergen dan air bersih sebanyak 7 liter. Pestisida daun pepaya dapat digunakan apabila sudah didiamkan selama 1x24 jam, dengan indikasi atau ciri - ciri keberhasilan yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman yaitu bau yang menyengat. 

Pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan melarutkan 100 ml pestisida nabati daun pepaya dalam 1 liter air. Bawang putih mengandung senyawa allicin yang bersifat antibakteri dan insektisida bagi tanaman, Daun pepaya mengandung papain dan Enzim ini memiliki sifat proteolitik yang dapat merusak jaringan tubuh serangga, sehingga menyebabkan kematian. Papain juga dapat menghambat pertumbuhan serangga, juga mengandung Chymopapain yakni enzim ini memiliki fungsi serupa dengan papain, yaitu merusak jaringan tubuh serangga, dan Carpaine merupakan Alkaloid bersifat racun bagi serangga dan dapat mengganggu sistem saraf mereka. 

Deterjen berfungsi sebagai emulsifier, yaitu zat yang membantu mencampurkan bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, sehingga pestisida dapat terdispersi secara merata dalam air. “Mekanisme kerja pestisida nabati daun pepaya dan bawang putih adalah merusak jaringan tubuh: Setelah masuk ke dalam tubuh serangga, senyawa aktif akan merusak jaringan tubuh, terutama saluran pencernaan, sehingga serangga tidak dapat makan dan akhirnya mati, mengganggu sistem saraf: Beberapa senyawa aktif, seperti carpaine, dapat mengganggu sistem saraf serangga, menyebabkan kelumpuhan dan kematian. 

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menjadi sasaran pestisida nabati adalah Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri, antraknosa, dan embun tepung. Manfaat dari penggunaan pestisida nabati daun pepaya adalah dapat mengusir serangga, aman terhadap lingkungan, dan bahan baku yang mudah untuk didapatkan. Harapannya setelah adanya sosialisasi dan demonstrasi anggota dari Petani di Desa Karangrejo menjadi lebih tergugah untuk menggunakan pestisida nabati daun pepaya dan dapat sedikit demi sedikit mengurangi adanya penggunaan pestisida kimia. 

Dengan adanya program kerja  ini, diharapkan dapat menekan adanya penggunaan pestisida kimia dalam persentase yang cukup banyak dan pestisida nabati daun pepaya dapat berkelanjutan dan dapat diperkenalkan ke khalayak ramai, terutama di masyarakat Desa Karangrejo, dan menjadikan bahan organik sebagai bahan yang aman untuk lingkungan dan kesehatan. Program KKN ini memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Desa Karangrejo dengan menawarkan alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung penggunaan pestisida nabati dan melakukan pelatihan lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program ini. 
  



 
Pengaplikasian pestisida nabati pada tanaman hortikultura seperti cabai, terong, tomat, dan lainnya. “Pengaplikasian dengan cara disemprot pada daun, batang, hingga buah yang terserang hama tanaman”Jelas Monica. “Alat semprot seperti sprayer manual dan waktu penyemprotan yang baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat intensitas matahari tidak terlalu tinggi untuk menghindari penguapan yang cepat. Pada Pagi hari, Suhu udara belum terlalu panas, sehingga pestisida tidak cepat menguap, Kelembaban udara cukup tinggi, sehingga pestisida dapat menempel dan menyerap lebih baik pada tanaman., Sebagian besar serangga hama mulai aktif pada pagi hari. Pada Sore hari, Suhu udara sudah mulai turun, sehingga mengurangi risiko penguapan pestisida dan serangga hama masih cukup aktif. “Penggunaan pestisida nabati dapat mengurangi pemakaian bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan bagi manusia”Ujar Moniica.




Editor:
Achmad Munandar

Demi Menggali Potensi Wirausaha Lebih Dalam, Mahasiswa KKN Undip Ciptakan Bootcamp Business Idea dan BMC di Desa Karangrejo

0


Campusnesia.co.id - Dalam rangka menggali potensi wirausaha lebih dalam bagi siswa-siswi khususnya di SMPN 1 Kerjo dan UMKM Desa Karangrejo sekaligus meningkatkan model bisnis bagi UMKM Desa Karangrejo, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro bernama Ahmad Faqih dengan sapaan Faqih dari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro ini telah sukses menggelar program monodisiplin bernama "Bootcamp Business Idea dan BMC bagi Siswa dan UMKM Desa Karangrejo". Program ini diperuntukkan bagi para siswa-siswi khususnya di SMPN 1 Kerjo dan UMKM Desa Karangrejo. 

Program "Bootcamp Business Idea dan BMC bagi Siswa dan UMKM Desa Karangrejo" ini hadir untuk menjawab adanya masalah seperti rendahnya pemahaman dan minat siswa SMP untuk berwirausaha serta membuat business idea dan BMC. Padahal, Desa Karangrejo memiliki banyak potensi UMKM yang luar biasa melimpah dan bagus untuk iklim berwirausaha. Di sisi lain, beberapa  pemilik UMKM kesulitan dalam menggali jiwa berwirausahanya lebih dalam dan potensi model bisnisnya. Hal tersebutlah yang melandasi mahasiswa dengan sapaan Faqih ini dalam membuat program Bootcamp Business Idea dan BMC ini yang bertujuan untukmemberikan pengetahuan praktis kepada siswa dan UMKM mengenai cara membangun ide bisnis yang inovatif serta merancang model bisnis yang berkelanjutan.
 

Program "Bootcamp Business Idea dan BMC" yang diselenggarakan turut bekerja sama dengan pihak sekolah SMPN 1 Kerjo dan berbagai UMKM di Desa Karangrejo. Pada implementasinya, Faqih pun akan memberikan edukasi mengenai entrepreneur dan benefitnya, pengertian dan contoh business idea yang menarik, BMC dan komponennya, serta tips trik membangun bisnis yang unik berdasarkan komponen BMC tersebut. Kemudian, akan diberikan mini challenge untuk membuat business idea dan BMC yang menarik selama 30 menit di lembar worksheet yang telah disediakam. BMC terbaik dan terinovatif akan mendapatkan hadiah menarik. Sebagai tambahan, para pemilik UMKM dapat menggunakan BMC tersebut untuk pengembangan model bisnisnya.

Para siswa-siswi serta pihak sekolah khususnya di SMPN 1 Kerjo dan UMKM Desa Karangrejo sangat menyambut dengan antusias adanya program Bootcamp Business Idea dan BMC ini. Faqih menyebutkan bahwa program ini harapannya tidak hanya sekedar teori belaka melainkan untuk menggali potensi wirausaha lebih dalam bagi Siswa dan UMKM Desa Karangrejo sekaligus mengembangkan model bisnis milik UMKM Desa Karangrejo.



Penulis: 
Ahmad Faqih

Dosen Pembimbing: 
Ahmad Ainun Najib, S.H., M.H

Editor:
Achmad Munandar