Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Dusun Karangnongko, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, 22 Juli 2024 - Pengendalian hama tanaman di Indonesia pada umumnya masih menggunakan pestisida berbahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia, organisme, dan lingkungan. Mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan Program Monodisiplin Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Karangrejo menghadirkan solusi ramah lingkungan untuk masalah hama pertanian dengan memperkenalkan pestisida nabati berbasis daun pepaya. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia di desa yang sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian.
"Pestisida nabati daun pepaya dapat digunakan atau diaplikasikan ke tanaman-tanaman hortikultura seperti cabai, terong, tomat, dan kacang panjang" Ujar Monica. Pestisida nabati adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti tanaman, dan digunakan untuk mengendalikan hama dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Daun pepaya, yang kaya akan enzim protease, dapat digunakan untuk membuat pestisida nabati yang efektif melawan berbagai jenis hama tanaman.
Keunggulan dari pestisida nabati yakni dapat terurai di alam sehingga tidak mencemari tanah, air, maupun udara dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada hasil panen bagi para petani, dan aman bagi tanaman.“Penggunaan bahan kimia seperti pestisida kimia yang berlebihan dapat mencemari lingkungan, dan dapat membahayakan kesehatan manusia”Ujar Monica. Tanggal 22 Juli 2024, tim KKN mengadakan sosialisasi untuk memperkenalkan konsep pestisida nabati dari daun pepaya.
Acara ini dihadiri oleh petani di Desa Karangrejo. Tim KKN menjelaskan manfaat dari pestisida nabati, cara pembuatan, dan aplikasinya dalam pertanian.“Kami ingin membantu petani di sini untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan,” jelas Monica. “Dengan pestisida nabati dari daun pepaya, petani dapat memiliki alternatif yang lebih aman dan efektif.” Pelatihan praktis mengenai pembuatan pestisida nabati dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2024.
Dalam pelatihan ini, petani diajarkan langkah-langkah membuat pestisida dari daun pepaya, mulai dari pemilihan bahan, proses ekstraksi, hingga cara aplikasi pada tanaman. Program KKN ini memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Desa Karangrejo dengan menawarkan alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung penggunaan pestisida nabati dan melakukan pelatihan lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program ini.
Keunggulan lainnya penggunaan pestisida nabati dibandingkan kimia yakni toksisitas rendah, Toksisitas rendah, aman bagi manusia dan hewan, bahan pembuatan yang mudah dicari dengan harga yang terjangkau, dan dapat meningkatkan kualitas hasil panen. Pestisida kimia mengandung toksisitas tinggi, meninggalkan residu, harga relatif mahal bagi para petani. Sehingga, pengenalan cara pembuatan pestisida nabati dapat menjadi solusi bagi para petani untuk tanaman yang terkena serangan hama. Pestisida nabati daun pepaya dapat dibuat dengan beberapa bahan seperti berikut:
1. Daun pepaya 1 kg
2. Air mengalir 7 liter
3. Bawang putih 3 siung
4. Serai 8 buah
5. Detergen
Program kerja monodisiplin oleh Monica yakni Pembuatan pestisida nabati yang diawali dengan melakukan demonstrasi cara pembuatannya. Langkah pertama yakni menghaluskan daun pepaya. Daun pepaya dihaluskan dengan cara dipotong - potong dan ditumbuk secara perlahan sampai halus. Bawang putih berjumlah 3 siung dan serai berjumlah 8 batang ditumbuk secara perlahan. Setelah itu langkah selanjutnya adalah campur bahan-bahan yang sudah halus tadi dengan detergen dan air bersih sebanyak 7 liter. Pestisida daun pepaya dapat digunakan apabila sudah didiamkan selama 1x24 jam, dengan indikasi atau ciri - ciri keberhasilan yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman yaitu bau yang menyengat.
Pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan melarutkan 100 ml pestisida nabati daun pepaya dalam 1 liter air. Bawang putih mengandung senyawa allicin yang bersifat antibakteri dan insektisida bagi tanaman, Daun pepaya mengandung papain dan Enzim ini memiliki sifat proteolitik yang dapat merusak jaringan tubuh serangga, sehingga menyebabkan kematian. Papain juga dapat menghambat pertumbuhan serangga, juga mengandung Chymopapain yakni enzim ini memiliki fungsi serupa dengan papain, yaitu merusak jaringan tubuh serangga, dan Carpaine merupakan Alkaloid bersifat racun bagi serangga dan dapat mengganggu sistem saraf mereka.
Deterjen berfungsi sebagai emulsifier, yaitu zat yang membantu mencampurkan bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, sehingga pestisida dapat terdispersi secara merata dalam air. “Mekanisme kerja pestisida nabati daun pepaya dan bawang putih adalah merusak jaringan tubuh: Setelah masuk ke dalam tubuh serangga, senyawa aktif akan merusak jaringan tubuh, terutama saluran pencernaan, sehingga serangga tidak dapat makan dan akhirnya mati, mengganggu sistem saraf: Beberapa senyawa aktif, seperti carpaine, dapat mengganggu sistem saraf serangga, menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menjadi sasaran pestisida nabati adalah Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri, antraknosa, dan embun tepung. Manfaat dari penggunaan pestisida nabati daun pepaya adalah dapat mengusir serangga, aman terhadap lingkungan, dan bahan baku yang mudah untuk didapatkan. Harapannya setelah adanya sosialisasi dan demonstrasi anggota dari Petani di Desa Karangrejo menjadi lebih tergugah untuk menggunakan pestisida nabati daun pepaya dan dapat sedikit demi sedikit mengurangi adanya penggunaan pestisida kimia.
Dengan adanya program kerja ini, diharapkan dapat menekan adanya penggunaan pestisida kimia dalam persentase yang cukup banyak dan pestisida nabati daun pepaya dapat berkelanjutan dan dapat diperkenalkan ke khalayak ramai, terutama di masyarakat Desa Karangrejo, dan menjadikan bahan organik sebagai bahan yang aman untuk lingkungan dan kesehatan. Program KKN ini memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Desa Karangrejo dengan menawarkan alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung penggunaan pestisida nabati dan melakukan pelatihan lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program ini.
Pengaplikasian pestisida nabati pada tanaman hortikultura seperti cabai, terong, tomat, dan lainnya. “Pengaplikasian dengan cara disemprot pada daun, batang, hingga buah yang terserang hama tanaman”Jelas Monica. “Alat semprot seperti sprayer manual dan waktu penyemprotan yang baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat intensitas matahari tidak terlalu tinggi untuk menghindari penguapan yang cepat. Pada Pagi hari, Suhu udara belum terlalu panas, sehingga pestisida tidak cepat menguap, Kelembaban udara cukup tinggi, sehingga pestisida dapat menempel dan menyerap lebih baik pada tanaman., Sebagian besar serangga hama mulai aktif pada pagi hari. Pada Sore hari, Suhu udara sudah mulai turun, sehingga mengurangi risiko penguapan pestisida dan serangga hama masih cukup aktif. “Penggunaan pestisida nabati dapat mengurangi pemakaian bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan bagi manusia”Ujar Moniica.
Editor:
Achmad Munandar