Peran Mahasiswa KKN Undip dalam Edukasi Peternak Mengenai Pentingnya Mineral Melalui Pembuatan Mineral Blok

0
 

Mahasiswa TIM II KKN Undip 2024 melaksanakan pelatihan 
pembuatan mineralblok yang melibatkan peternak di Desa Jatilawang


Campusnesia.co.idBoyolali, 7 Agustus 2023- Dalam peternakan pemenuhan nutrisi merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga produktivitas ternak. Mineral menjadi salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Mineral ini penting dalam berbagai proses fisiologis penting bagi hewan seperti pertumbuhan, kesehatan, produksi, reproduksi dan kekebalan tubuh hewan. Pemberian pakan pada ternak di desa Jatilawang Sebagian besar hanya diberikan hijauan pada saat musim hujan dan Jerami padi saat musim kemarau. Pemberian hijauan saja seringkali membuat ternak mengalami kekurangan mineral.

Mengetahui kondisi tersebut, Istiqomah Pangesti Merdenaingtyas sebagai anggota Tim KKN II UNDIP Desa Jatilawang mengadakan program “Pelatihan Pembuatan Mineral blok” sebagai solusi pemenuhan mineral bagi ternak yang berada di Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali. Mineral blok merupakan pakan tambahan yang dipadatkan sebagai sumber mineral dan vitamin.

Kegiatan pelatihan diawali dengan penyampaian materi tentang pentingnya mineral dan pengertian dari mineral blok. Pemaparan materi bertujuan agar kesadaran peternak tentang pemenuhan mineral pada ternak meningkat. Kemudian dilanjurkan dengan demonstrasi cara pembuatan mineral blok mulai dari pengenalan alat dan bahan, proses pembuatan, hingga menunjuukan hasil jadi mineral blok. Setelah adanya pelatihan ini daharapkan peternak mampu memenuhi kebutuhan mineral dan vitamin ternak mereka melalui pemberian mineral blok sehingga ternak tidak mengalami kekurangan mineral dan vitamin yang dapat menyebabkan gangguan fisilogis.



Editor:
Achmad Munandar

Hijaukan Desa: Inisitatif 1.000 Bibit oleh KKN Undip

0
 
Pelaksanaan program kerja Jatilawang Hijau 
bersama Bapak Budi Prayitno, Sekretaris Desa Jatilawang


Campusnesia.co.idPenghijauan menjadi salah satu langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan hidup. Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, menyadari akan urgensinya penghijauan demi menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Terlebih, era globalisasi yang berlangsung saat ini menyebabkan tantangan lingkungan hidup semakin terasa dan meningkat, dibuktikan dengan adanya perubahan iklim, polusi, dan degradasi lahan. 

Maka, sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan lingkungan tersebut, Desa Jatilawang menyadari perlunya tindakan proaktif untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar dan mempertahankan keseimbangan ekosistem. Adapun program kerja yang ditawarkan oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro 2024 sesuai dengan kebutuhan tersebut adalah “Jatilawang Hijau”.

Program yang ditawarkan menekankan penghijauan dengan menggunakan 1000 bibit tumbuhan dengan rincian: kayu manis 50 batang, kayu putih 300 batang, ketapang kencana 300 batang, jambu biji 25 batang, dan tabebuya 325 batang. Adapun 1000 bibit tersebut merupakan tanggapan atas permohonan yang diajukan oleh Tim KKN Undip kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan Semarang.
 
Pembagian bibit tumbuhan 
kepada warga Desa Jatilawang

Program penghijauan ini dilaksanakan pada Minggu, 4 Agustus 2024 dengan penanaman bibit secara simbolis di Balai Desa yang dihadiri oleh beberapa perangkat Desa. Selain itu, bibit tersebut juga dibagikan secara merata kepada masyarakat setempat di empat dusun Desa Jatilawang, diantaranya Dusun Jatilawang, Dusun Kuniran, Dusun Ngelo, dan Dusun Banyuripan, serta kepada SD Negeri 01 Jatilawang dan SD Negeri 02 Jatilawang.

Program ini bertujuan untuk mendukung upaya konservasi dan peningkatan kualitas lingkungan di desa, sekaligus memperkaya keanekaragaman hayati di wilayah tersebut. Adanya berbagai jenis bibit, seperti kayu manis, kayu putih, ketapang kencana, jambu biji, dan tabebuya, diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam menjaga keseimbangan ekosistem, meningkatkan kualitas udara, dan menyediakan habitat bagi fauna lokal. Dengan kolaborasi antara KKN UNDIP dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, program ini diharapkan dapat menjadi model keberlanjutan dan inisiatif lingkungan yang menginspirasi bagi daerah lain. 

Kami berharap program ini tidak hanya memperindah Desa Jatilawang tetapi juga meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Semoga "Jatilawang Hijau" menjadi awal dari banyak program positif lainnya untuk masa depan desa yang lebih baik.



Tim II KKN Undip 2023/2024 di Desa Jatilawang:
- Aisya Tjahja Rahmadewi
- Arifah Dewi Kinasih
- Bilqis Putri Fajarty
- Istiqomah Pangesti Merdeaningtyas
- Jesaya Hansel
- Mycho Ivando Muchlisin Sujatmiko
- Ratu Sarah Faiza
- Tarishah Salwa Sha’vana

DPL: 
Dr. Muchammad, ST., MT.

Editor:
Achmad Munandar

Gapura Baru, Semangat Baru: Transformasi Wajah Balai Desa Jatilawang

0



Campusnesia.co.idDesa Jatilawang merupakan salah satu desa di Kabupaten Boyolali yang memiliki peran penting sebagai pusat administrasi dan kegiatan masyarakat setempat. Dalam hal ini, balai desa sebagai pusat pemerintahan desa memegang peranan vital dalam mendukung berbagai kegiatan sosial, budaya, dan administrasi. 

Oleh karena itu, penampilan fisik dan aksesibilitas balai desa merupakan cerminan dari identitas dan nilai-nilai masyarakat Desa Jatilawang. Namun, seiring berjalannya waktu, gapura balai desa yang ada saat ini telah mengalami kerusakan dan penurunan kualitas. Kondisi ini tidak hanya mengurangi estetika balai desa, tetapi juga mempengaruhi citra dan kenyamanan warga serta pengunjung yang datang. Selain itu, gapura sebagai simbol selamat datang ke desa seharusnya memberikan kesan positif dan ramah kepada setiap orang yang memasuki kawasan balai desa.
 
Kondisi Gapura Balai Desa Jatilawang 
Sebelum Diperbarui


 
Kondisi Gapura Balai Desa Jatilawang 
Setelah Diperbarui


Menanggapi hal tersebut, maka Tim II KKN Undip 2024 di Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali, berinisiatif untuk melaksanakan program kerja berupa pembaruan gapura balai desa Jatilawang. Adapun program ini telah berhasil dilaksanakan pada Rabu, 7 Agustus 2024. Proses pembaruan mencakup perbaikan struktur, pengecatan ulang, serta penambahan tulisan timbul pada gapura balai desa. Keberhasilan program ini diharapkan dapat meningkatkan kebanggaan dan rasa memiliki di antara masyarakat, serta menciptakan kesan yang baik bagi para pengunjung desa.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan estetika dan fungsionalitas gapura sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat desa. Dengan dukungan dari perangkat desa, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, besar harapan bahwa program ini tidak hanya memberikan dampak positif pada penampilan fisik balai desa, tetapi juga mampu memperkuat rasa kebersamaan dan tanggung jawab sosial di antara warga Desa Jatilawang.
 
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, sehingga program ini dapat terwujud dengan lancar. Semoga upaya ini dapat terus meningkatkan kebanggaan dan kenyamanan bagi seluruh masyarakat Desa Jatilawang.



Tim II KKN Undip 2023/2024 di Desa Jatilawang:
- Aisya Tjahja Rahmadewi
- Arifah Dewi Kinasih
- Bilqis Putri Fajarty
- Istiqomah Pangesti Merdeaningtyas
- Jesaya Hansel
- Mycho Ivando Muchlisin Sujatmiko
- Ratu Sarah Faiza
- Tarishah Salwa Sha’vana

DPL: 
Dr. Muchammad, ST., MT.

Editor:
Achmad Munandar

Etnografi Masyarakat Beji: Kearifan Lokal dalam Kehidupan Sehari-Hari

0


Campusnesia.co.idDesa Beji, yang terletak di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, merupakan simbol hidup dari kekayaan kearifan lokal di Indonesia. Lingkungan desa yang asri dan penduduknya yang ramah mencerminkan kehidupan yang sederhana namun penuh makna. Masyarakat Beji menjaga nilai-nilai tradisional mereka dengan teguh, meskipun arus modernisasi terus mengalir di sekitar mereka. Hal ini menjadi salah satu hal yang diangkat dalam buku etnografi oleh tim KKN II Universitas Diponegoro tahun 2024.

Satu dari sekian banyak kearifan lokal yang masih lestari adalah praktik gotong royong. Gotong royong bukan hanya menjadi tradisi, melainkan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Beji. Setiap ada kegiatan seperti membangun rumah, membersihkan lingkungan, atau mengadakan acara desa, semua warga bergandengan tangan tanpa pamrih. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya rasa solidaritas dan kebersamaan dalam komunitas ini.

Kuliner tradisional Beji juga merupakan potret kearifan lokal yang patut diapresiasi. 
Masyarakat Beji masih mempertahankan resep-resep masakan yang diwariskan secara turun-temurun. Tidak hanya rasa yang autentik, tetapi proses pembuatan yang melibatkan bahan-bahan alami dari desa itu sendiri menunjukkan kemandirian dan penghargaan masyarakat terhadap alam. Salah satu contohnya adalah Nasi Gandul, kuliner khas yang penuh dengan cita rasa rempah-rempah lokal.

Selain itu, praktik adat seperti upacara selamatan juga masih dijalankan dengan penuh rasa hormat dan khidmat. Upacara ini tidak hanya bertujuan sebagai bentuk syukur kepada Yang Maha Kuasa, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan antarwarga desa. Tradisi ini diceritakan dengan detail dalam buku etnografi KKN yang mengupas berbagai aspek kehidupan masyarakat Beji.

Masyarakat Beji juga memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. Pemanfaatan air dari sumber-sumber alami dilakukan dengan kehati-hatian agar tidak merusak keseimbangan ekosistem. Dalam konteks pertanian, petani Beji menerapkan teknik bercocok tanam yang ramah lingkungan. Keberhasilan mereka menjaga kelestarian alam serta tradisi lokal menjadi bukti nyata bahwa modernisasi tidak harus mengorbankan kearifan lokal.


Potret Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Beji
Interaksi sosial dalam masyarakat Beji juga menunjukkan kearifan lokal yang kuat. Gotong royong atau kerja sama menjadi salah satu nilai utama yang masih teguh dilaksanakan. Setiap ada kegiatan besar seperti membangun rumah, merayakan upacara adat, atau panen raya, masyarakat Beji akan bekerja bersama-sama dengan membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing. Hal ini tidak hanya mempercepat pekerjaan, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang erat di antara mereka.

Potret kehidupan sehari-hari masyarakat Beji ini memberikan gambaran jelas tentang betapa kearifan lokal tidak hanya menjadi identitas, namun juga dibingkai dalam praktik kehidupan yang nyata. Dari bertani hingga upacara adat, dari kebun pribadi hingga gotong royong, setiap aspek kehidupan masyarakat Beji adalah manifestasi dari nilai-nilai tradisional yang berharga.

 
Buku Etnografi: Menjaga Warisan Lewat Tulisan
Tim KKN II Universitas Diponegoro telah menghasilkan sebuah karya monumental berupa buku etnografi yang mendokumentasikan kearifan lokal Desa Beji. Buku ini bukan sekadar dokumentasi kehidupan sehari-hari masyarakat Beji, tetapi juga suatu upaya melestarikan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Memasuki setiap halaman dari buku ini, pembaca akan dibawa untuk memahami sejarah panjang desa ini, tradisi yang masih hidup, serta nilai-nilai budaya yang kuat dan integritas masyarakatnya.

Proses penyusunan buku ini melibatkan penelitian mendalam yang dilakukan oleh tim KKN, dengan beragam metode etnografis yang menyeluruh. Observasi partisipatif menjadi salah satu metode utama, di mana tim langsung terlibat dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Beji. Selain itu, wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh penting desa, seperti kepala adat, sesepuh, dan para praktisi budaya, memberikan perspektif yang lebih kaya dan autentik. Data yang dikumpulkan juga diperkaya dengan dokumentasi visual dan audio, memastikan setiap detail terlestarikan secara akurat.

Harapannya, buku ini akan menjadi referensi berharga bagi generasi selanjutnya, peneliti, dan masyarakat umum yang tertarik dengan kearifan lokal. Buku etnografi ini bukan hanya sebuah karya ilmiah, tetapi juga sebuah upaya nyata dari KKN Universitas Diponegoro untuk menghargai dan menjaga keunikan budaya Beji agar tetap hidup dan diakui oleh lebih banyak orang.


Aksesibilitas dan Distribusi Buku Etnografi
Buku etnografi yang menguraikan kearifan lokal masyarakat Desa Beji disusun dengan tujuan utama agar pengetahuan tersebut dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Oleh karena itu, salinan buku ini didistribusikan ke berbagai perpustakaan desa, menjadikannya sumber referensi penting bagi warga setempat, khususnya bagi mereka yang ingin mempelajari lebih dalam tentang tradisi dan adat istiadat yang telah lama berkembang di wilayah tersebut.

Upaya ini tidak hanya memperkuat pemahaman masyarakat tentang kearifan lokal, tetapi juga mendorong pelestarian budaya yang ada. Dengan begitu, keberadaan kearifan lokal Beji dapat terus diteruskan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari generasi selanjutnya. Selain perpustakaan desa, buku ini juga dijual melalui beberapa platform perbelanjaan online untuk menjangkau audiens yang lebih luas yang mungkin tertarik mempelajari lebih banyak tentang budaya dan tradisi masyarakat Beji dari luar desa.

Selain distribusi fisik, inovasi digital turut hadir dalam bentuk QR code yang tercetak di halaman belakang buku. QR code ini memberikan akses online langsung ke sumber daya digital yang melengkapi konten buku,serta wawancara dengan para tetua desa dan pengrajin lokal. Informasi ini dikemas sedemikian rupa sehingga mudah diakses melalui perangkat elektronik seperti smartphone atau tablet. Dengan hadirnya QR code ini, pengetahuan mengenai kearifan lokal Desa Beji menjadi lebih inklusif dan fleksibel untuk diakses kapan saja dan di mana saja.

Inisiatif ini memastikan bahwa informasi mengenai budaya dan tradisi Beji tidak hanya terkurung dalam bentuk cetak, tetapi juga meluas ke ranah digital. Langkah ini sangat penting dalam menjaga keberlanjutan informasi dan membuatnya lebih mudah dijangkau oleh generasi mendatang yang semakin akrab dengan teknologi digital. Dengan demikian, kearifan lokal Desa Beji tidak hanya terpelihara, tetapi juga berkembang seiring waktu dan teknologi.



Editor:
Achmad Munandar

Menggali Potensi UMKM Desa Beji Melalui Cultural Mapping

0
 


Campusnesia.co.idDesa Beji, yang terletak di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, telah dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program cultural mapping oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro tahun 2024. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di desa tersebut. Program ini bukan hanya bertujuan untuk melakukan identifikasi titik-titik sentral UMKM di Desa Beji, tetapi juga memberikan panduan lengkap bagi pengembangan ekonomi lokal yang lebih berkelanjutan.

Pemetaan budaya, atau cultural mapping, memiliki peran krusial dalam merancang strategi pengembangan desa, khususnya melalui UMKM. Tim II KKN memanfaatkan metodologi ini untuk menggali informasi secara mendetail tentang berbagai potensi bisnis yang ada di lapangan. Dengan menggunakan teknik ini, data yang terpola dapat diperoleh, memungkinkannya menjadi landasan utama dalam menentukan arah kebijakan, program, dan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan serta potensi masyarakat desa Beji.

Proses cultural mapping ini meliputi pengumpulan data melalui observasi langsung di lapangan, wawancara dengan pelaku UMKM, dan analisis dokumen terkait. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai kondisi eksisting UMKM di Desa Beji. Melalui pendekatan ini, diharapkan akan teridentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh para pelaku UMKM setempat. Hasil dari pemetaan ini akan menjadi basis rekomendasi bagi pengembangan dan revitalisasi ekonomi desa.

Selain itu, program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa KKN untuk terlibat langsung dalam membantu masyarakat desa. Tidak hanya sekadar teori, tetapi pengalaman nyata dalam memecahkan permasalahan ekonomi lokal. Implementasi dari hasil cultural mapping ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengembangan UMKM di Desa Beji, mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.


Metodologi Pemetaan UMKM di Desa Beji
Tim II KKN Universitas Diponegoro mengadopsi pendekatan komprehensif dalam pemetaan UMKM di Desa Beji. Beragam metode diterapkan untuk memastikan proses pengumpulan data berjalan lancar dan hasilnya dapat diandalkan untuk analisis lebih lanjut. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah survei lapangan. Kegiatan survei ini melibatkan kunjungan ke berbagai lokasi UMKM untuk mengumpulkan data primer langsung dari lapangan. Observasi langsung ini memberikan gambaran nyata tentang kondisi, operasional, dan lingkungan tempat UMKM beroperasi.

Wawancara langsung dengan pemilik UMKM menjadi metode penting berikutnya. Melalui wawancara, tim KKN mendapatkan informasi mendalam mengenai tantangan yang dihadapi, strategi pemasaran yang diterapkan, serta potensi pengembangan usaha. Pendekatan ini juga memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan harapan para pelaku UMKM. Wawancara dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan panduan yang telah disusun agar data yang diperoleh konsisten dan relevan.

Penggunaan teknologi pemetaan digital menjadi inovasi dalam metodologi ini. Aplikasi dan perangkat lunak geografis digunakan untuk memetakan lokasi-lokasi UMKM secara akurat. Teknologi ini memungkinkan visualisasi data yang lebih rinci dan mudah dipahami, sekaligus membantu dalam penentuan pola distribusi UMKM di Desa Beji. Kombinasi data lapangan dan teknologi pemetaan digital memastikan integritas dan akurasi data yang dikumpulkan.
Hasil dari berbagai metode pengumpulan data ini dianalisis secara mendalam untuk mengidentifikasi jenis-jenis UMKM yang ada di Desa Beji. Analisis data juga digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh UMKM, seperti kendala pemasaran, keterbatasan modal, atau pengelolaan usaha. Dengan metode yang terintegrasi ini, tim KKN Universitas Diponegoro mampu menyajikan gambaran yang komprehensif mengenai potensi dan tantangan UMKM di Desa Beji, yang menjadi dasar implementasi program pengembangan lebih lanjut.


Hasil Pemetaan: Titik-Titik UMKM di Desa Beji
Desa Beji telah menunjukkan beragam potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tersebar strategis di berbagai titik. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, beberapa kategori UMKM di desa ini menonjol, yakni usaha kerajinan tangan, industri makanan dan minuman, serta produk pertanian olahan. Hal ini menggambarkan keanekaragaman dan kekayaan yang dimiliki oleh desa ini, serta peluang yang menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

Selain kerajinan tangan, industri makanan dan minuman juga merupakan sektor yang berkembang pesat di Desa Beji. Di bagian selatan desa, terdapat beberapa usaha yang memproduksi makanan khas daerah. UMKM di sektor ini tidak hanya menawarkan cita rasa unik tetapi juga inovasi dalam kemasan dan branding yang terus ditingkatkan. Potensi untuk menarik wisatawan kuliner serta penambahan produk baru membuka peluang signifikan bagi perkembangan UMKM di desa ini.

Dari keseluruhan hasil pemetaan, terlihat jelas bagaimana Desa Beji memiliki berbagai lokasi strategis untuk pengembangan UMKM. Berbagai titik UMKM tersebut menawarkan peluang investasi yang menjanjikan bagi investor lokal dan luar daerah. Pemanfaatan teknologi dan dukungan pemerintah dapat mempercepat pertumbuhan sektor-sektor ini, membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi warga Desa Beji. Dengan penerapan strategi promosi yang efektif, Desa Beji dapat dikenal sebagai pusat UMKM yang berkualitas dan inovatif.


Manfaat Cultural Mapping untuk Pengembangan UMKM Desa Beji
Pemetaan UMKM melalui program cultural mapping membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi Desa Beji. Pertama, program ini sangat membantu pemerintah desa dan pemangku kepentingan dalam perencanaan pengembangan ekonomi lokal. Dengan data yang akurat dan terperinci dari UMKM yang terdapat di Desa Beji, persiapan dan eksekusi kebijakan ekonomi dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran. Kebijakan yang baik akan memperkuat perekonomian desa, meningkatkan pemasukan, dan mendukung stabilitas ekonomi lokal.

Kedua, cultural mapping memberikan panduan yang jelas dalam promosi usaha dan produk lokal agar lebih dikenal luas. Pengetahuan mendalam mengenai karakteristik unik dan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh setiap UMKM akan memudahkan pembuatan strategi pemasaran yang lebih terarah dan efisien. Dengan promosi yang baik, produk-produk lokal memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar yang lebih luas, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional.

Ketiga, cultural mapping memfasilitasi kolaborasi dan networking antar pelaku UMKM, serta membuka peluang baru untuk inovasi dan pemasaran bersama. Dalam konteks Desa Beji, dengan adanya pemetaan ini, para pelaku UMKM dapat saling berbagi informasi dan sumber daya, serta membangun kemitraan strategis yang dapat meningkatkan efektivitas operasional dan daya saing mereka. Selain itu, peluang untuk mengembangkan produk atau layanan baru sebagai hasil kolaborasi menjadi lebih terbuka lebar.

Semua manfaat tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Beji secara keseluruhan. Dengan adanya pengembangan yang terstruktur dan kolaboratif melalui program cultural mapping, potensi UMKM di Desa Beji dapat digali dan dimaksimalkan dengan lebih baik, sehingga memberikan dampak positif berkelanjutan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.



Editor:
Achmad Munandar

Jangan Abaikan! Mahasiswa Kedokteran Undip Ungkap Dampak Dari Pernikahan Dini Bagi Kesehatan Ibu dan Janin!

0
 
Gambar 1. Foto Bersama Remaja Desa 
Pemenang Games Kahoot Desa Langenharjo 
(Dokumentasi Pribadi)


Campusnesia.co.idDesa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo (04/08/2024) –  Seiring dengan berkembangnya zaman, kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi dan hak-hak remaja semakin meningkat. Namun, di beberapa daerah, masih banyak remaja yang kurang memahami risiko dan dampak buruk dari pernikahan dini. Dalam rangka meningkatkan kesadaran tersebut, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro (Undip) 2023/2024 mengadakan sosialisasi mengenai "Pentingnya Mengetahui Dampak dan Bahaya Pernikahan Dini Bagi Kesehatan Ibu dan Janin" di Desa Langenharjo.

Pernikahan dini adalah masalah yang masih sering terjadi di berbagai daerah, termasuk di Desa Langenharjo. Berdasarkan data yang dihimpun, pernikahan dini kerap kali terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai risiko kesehatan serta tekanan sosial dan ekonomi. Mahasiswa KKN TIM II Undip berinisiatif untuk memberikan edukasi kepada remaja setempat tentang dampak negatif pernikahan dini, terutama terhadap kesehatan ibu dan janin.

Setelah penyampaian materi, sesi diskusi interaktif diadakan untuk menggali pemahaman dan pendapat dari peserta. Para remaja diajak untuk berbagi pandangan mereka tentang pernikahan dini dan dampaknya, serta bagaimana mereka bisa menghindari pernikahan dini dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan. Beberapa peserta juga memberikan testimoni mengenai kasus-kasus yang pernah mereka saksikan, yang semakin memperkuat pentingnya edukasi ini.
 
Gambar 2. Foto Bersama dengan Remaja Desa 
dan Kader Puskesmas Desa Langenharjo
(Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan ini diakhiri dengan Post Test yang dilakukan menggunakan media Kahoot dan  penegasan kembali bahwa pernikahan bukanlah solusi bagi masalah ekonomi atau sosial yang dihadapi oleh remaja. Sebaliknya, pendidikan yang baik dan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini, para remaja Desa Langenharjo dapat lebih memahami risiko pernikahan dini dan lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait masa depan mereka.

Melalui sosialisasi ini, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya pencegahan pernikahan dini di Desa Langenharjo, sekaligus meningkatkan kualitas hidup generasi muda di desa ini.



Penulis :
Muhammad Rafie Putra Arindra

Editor :
Achmad Munandar

Fun Learning: Langkah Efektif Dalam Pembelajaran Anak, Upaya Pengenalan Kebudayaann Indonesia Oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro

0
 

Gambar 1: bersama siswa 
dan guru SDN 02 Langkap


Campusnesia.co.idPekalongan, 24 Juli 2024- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro 2023/2024, Amartya Ahimsa Satyagraha dari program studi Antropologi Sosial telah melaksanakan program kerja pengenalan kebudayaan Indonesia pada siswa-siswi SDN 02 Langkap di Desa Langkap, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk program kerja monodisiplin KKN yang memiliki tujuan untuk mengedukasi siswa-siswi mengenai apa saja kebudayaan dan keberagaman yang ada di Indonesia. 

Kegiatan pengenalan kebudayaan melalui metode fun learning ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga akhirnya membentuk kebudayaan-kebudayaan baru. Anak-anak mulai mengakses dunia luar yang mungkin tidak sejalan dengan budaya yang ada di Indonesia. Anak-anak kurang mengenal mengenai kebudayaan dan keberagaman yang ada di Indonesia, sehingga kegiatan ini akhirnya memicu Amartya untuk melaksanakan program kerja tersebut. Fun learning atau belajar disertai bermain dirasa cukup efektif dalam meningkatkan kreativitas dan edukatif. 

Pada kegiatan ini, Amartya menyiapkan materi berupa pengenalan kebudayaan Indonesia melalui aspek-aspek kebudayaan seperti tarian adat, pakaian adat, bahasa daerah dan rumah adat. Kegiatan yang pertama dilakukan yaitu Amartya menjelaskan sistematika pembuatan menara kebudayaan, kemudian membagikan peta Indonesia kepada siswa/i yang sudah dibentuk kelompok, kemudian membagikan kertas yang mencakup tarian adat, rumah adat, bahasa daerah dan pakaian adat yang kemudian akan digunting sendiri oleh siswa/i. Setelah digunting mereka akan mengelompokan kebudayaan Indonesia menurut daerahnya masing-masing dan akan ditempelkan di media lidi/ tusuk sate. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih kerjasama, kreativitas, dan pengetahuan anak. Kegiatan ini disambut baik dan antusias anak-anak karena mereka baru pertama kali melakukan hal tersebut. Kegiatan ini juga di dukung sepenuhnya oleh guru-guru di SDN 02 Langkap dengan memberikan ruang bagi mahasiswa KKN untuk melakukan program kerjanya. 

Kegiatan ini sejalan dengan program kementrian pendidikan dan kebudayaan mengenai kurikulum merdeka, salah satu metode yang digunakan pada siswa/i SD yaitu kegiatan P5 yang merupakan kepanjangan dari “Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila”. Melalui kurikulum ini diharapkan siswa/i dapat meningkatkan karakteristik luhur siswa melalui asesmen-asesmen yang telah dibentuk kemudian diterapkan pada anak. P5 ini memiliki enak dimensi yaitu (1) beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Mandiri, (3) Gotong Royong, (4) Berkebinekaan global, (5) Bernalar kritis dan (6) Kreatif. Melalui metode pembelajaran fun learning ini siswa diberikan proyek yang mencakup beberapa dimensi dari P5. 
 

Gambar 2: bersama wali kelas 
dan kepala sekolah SDN 02 Langkap

Diharapkan dengan program kerja yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro ini mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya pengenalan dan pelestarian kebudayaan Indonesia pada anak sehingga mampu menciptakan rasa bangga, cinta kepada budaya di Indonesia sendiri. 



Penulis: 
Amartya Ahimsa Satyagraha

Dosen Pembimbing Lapangan: 
MJ Risqon Hasani, S.Hum.M.I.KOM

Editor:
Achmad Munandar

Pengoptimalan Infrastruktur Drainase di Kelurahan Kedung Lumbu: Sebuah Langkah Menuju Lingkungan Berkelanjutan

0











Campusnesia.co.id - Pada tanggal 16 Agustus 2024, sebuah langkah penting diambil oleh Anwar Fauzan, mahasiswa dari program studi Teknik Sipil Universitas Diponegoro, dalam upaya mengoptimalkan infrastruktur drainase di Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Dalam waktu satu setengah jam, mulai pukul 09:00 hingga 10:30, Anwar menyerahkan desain saluran drainase berkelanjutan kepada pihak kelurahan sebagai bagian dari kegiatan KKN TIM II UNDIP 2023/2024.


Pentingnya Saluran Drainase yang Efektif
Saluran drainase merupakan salah satu infrastruktur vital dalam manajemen air di perkotaan. Fungsi utamanya adalah untuk mengalirkan air hujan dan mencegah terjadinya genangan yang dapat menyebabkan banjir. Dalam kondisi lingkungan perkotaan yang padat, keberadaan sistem drainase yang baik sangat diperlukan untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan masyarakat.

Anwar Fauzan, dengan kepedulian terhadap isu ini, merancang sebuah sistem saluran drainase yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang. Desain ini mempertimbangkan berbagai faktor penting seperti kapasitas saluran, dimensi yang sesuai, serta material yang tahan lama untuk memastikan drainase dapat berfungsi optimal dalam jangka waktu yang lama.
    




Proses Penyerahan dan Edukasi kepada Masyarakat
Desain saluran drainase tersebut diserahkan kepada pihak Kelurahan Kedung Lumbu sebagai bentuk kontribusi nyata dari Anwar dalam meningkatkan kualitas infrastruktur lokal. Tidak hanya berhenti pada penyerahan desain, Anwar juga memberikan sebuah majalah kecil yang berisi panduan tentang cara-cara merawat dan membersihkan saluran drainase. Edukasi ini penting untuk memastikan masyarakat setempat dapat menjaga infrastruktur yang ada, sehingga dapat mengurangi risiko tersumbatnya saluran akibat sampah atau endapan lumpur.


Dampak Positif bagi Kelurahan Kedung Lumbu
Dengan adanya desain drainase berkelanjutan ini, diharapkan Kelurahan Kedung Lumbu dapat mengurangi masalah banjir yang sering terjadi, terutama saat musim hujan. Selain itu, pengetahuan yang diberikan kepada masyarakat melalui majalah tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.


Kesimpulan
Upaya yang dilakukan oleh Anwar Fauzan ini merupakan contoh nyata bagaimana peran mahasiswa dalam KKN tidak hanya terbatas pada pengabdian, tetapi juga membawa perubahan positif bagi masyarakat. Melalui desain drainase berkelanjutan dan edukasi yang diberikan, Kelurahan Kedung Lumbu kini memiliki fondasi yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan lingkungan, terutama terkait manajemen air dan pencegahan banjir.

Dengan langkah-langkah yang terstruktur dan kolaborasi yang baik antara akademisi dan pemerintah setempat, infrastruktur yang lebih baik dan berkelanjutan dapat terwujud, membawa manfaat jangka panjang bagi seluruh lapisan masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar

Pelatihan Pembuatan Probiotik Rabal untuk Mendukung Akuakultur yang Berkelanjutan di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar

0

Kegiatan Demonstrasi Pembuatan Probiotik Rabal 
Kepada Warga Dusun Tanjung


Campusnesia.co.idDesa Dayu, 26 Juli 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro Semarang mengadakan pelatihan pembuatan probiotik Rabal yang bertujuan untuk mendukung Akuakultur yang berkelanjutan di Desa Dayu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga dalam teknologi akuakultur yang ramah lingkungan.

Pelatihan yang berlangsung selama satu hari ini diikuti oleh warga Dusun Tanjung yang tertarik dengan program kerja ini. Materi pelatihan mencakup teori dasar tentang probiotik Rabal serta praktik secara langsung dalam pembuatan probiotik Rabal yang berbahan dasar lokal dan mudah untuk didapatkan.

Menurut Mahasiswa KKN yang terlibat, Jenriken Fortober Sihaloho, probiotik Rabal dapat meningkatkan nafsu makan, pertumbuhan ikan, kualitas air, kesehatan ikan, dan mengurangi bau kotoran, serta mengurangi penggunaan antibiotik. “Dengan pelatihan ini, kami berharap peternak ikan di Desa Dayu dapat memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha budidaya mereka,” jelas Jenriken.

Kepala Dusun Tanjung, Wakiman Satimin, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dan berharap pelatihan ini dapat membawa dampak positif bagi komunitas. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari Universitas Diponegoro Semarang. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi warga kami, terutama dalam upaya menjaga lingkungan dan meningkatkan hasil panen ikan.”

Pelatihan ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya praktik akuakultur yang ramah lingkungan di kalangan masyarakat desa supaya lingkungan tidak rusak dan tercemar.



Penulis : 
Jenriken Fortober Sihaloho

Jurusan : 
Akuakultur - FPIK

Dosen Pembimbing Lapangan :  
1. Dr. Vivi Endar Herawati, S.Pi., M.Si
2. Dr. Drs. Suhartana, M.Si
3. Dr. Ir. Suyatno, M.Kes

Lokasi : 
Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar

Editor :
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Perkenalkan Budidaya Ikan dalam Ember Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi Keluarga

0

Kegiatan Sosialisasi Yang Dilakukan 
Oleh Mahasiswa KKN Kepada Warga Dusun Tanjung


Campusnesia.co.id Dayu, Jumat (26/7/2024), dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro Semarang meluncurkan program kerja inovatif budidaya ikan lele dan sayur kangkung dalam ember. Inisiatif ini dirancang untuk membantu masyarakat mengatasi masalah kekurangan pangan dan meningkatkan asupan gizi dengan metode yang sederhana dan efektif.

Program kerja ini fokus pada penggunaan ember sebagai media budidaya ikan dan sayur, yang memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan ruang terbatas di rumah mereka. Teknik ini tidak hanya hemat biaya tetapi juga mudah diterapkan dan dapat dipindahkan, membuatnya menjadi solusi yang ideal bagi keluarga dengan keterbatasan lahan dan mengatasi masalah terkait cuaca di lokasi yang ekstrim.

Kegiatan diawali sosialisasi dengan pemaparan materi singkat tentang “Budikdamber: Solusi Peningkatan Katahanan Pangan dan Gizi Keluarga” dan dilanjut dengan melihat sistem budidaya dalam ember yang sudah dijalankan oleh mahasiswa. Selama kegiatan KKN, mahasiswa juga mengadakan pelatihan mengenai teknik budidaya ikan dan sayur yang tepat, termasuk cara pemeliharaan, manajemen pemberian pakan, serta pengelolaan kualitas air. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap keluarga dapat mengelola budidaya ikan dengan baik, serta memaksimalkan manfaat kesehatan dan gizi dari produk yang dihasilkan.

Mahasiswa KKN dari jurusan Akuakultur, Jenriken Fortober Sihaloho, menjelaskan bahwa budidaya ikan dalam ember dapat menyediakan sumber protein yang penting bagi keluarga. “Kami berharap dengan metode ini, keluarga-keluarga di Desa Dayu ini bisa memproduksi ikan sekaligus sayur secara mandiri, yang tidak hanya menambah variasi makanan tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan eksternal,” ungkap Jenriken.

Respon positif datang dari warga desa, yang menyambut baik program ini. Beberapa warga berantusias dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan berbagi pengalaman selama mereka berbudidaya. Beberapa keluarga ingin mencoba menerapkan teknik budidaya ikan dalam ember untuk peningkatan dalam asupan protein dan penghematan biaya pangan. 


Mahasiswa KKN Mengajak Warga Dusun Tanjung 
Untuk Melihat Sistem Budidaya Ikan Dalam Ember yang Sudah Berjalan

Inisiatif ini menunjukkan komitmen Universitas Diponegoro Semarang dalam mendukung ketahanan pangan lokal dan memberikan solusi inovatif untuk permasalahan gizi di Desa. Melalui program kerja ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka serta memperbaiki kualitas hidup mereka secara keseluruhan dengan menerapkan budidaya ikan dalam ember yang mudah untuk dipraktekan.



Penulis : 
Jenriken Fortober Sihaloho

Jurusan : 
Akuakultur - FPIK

Dosen Pembimbing Lapangan :  
1. Dr. Vivi Endar Herawati, S.Pi., M.Si
2. Dr. Drs. Suhartana, M.Si
3. Dr. Ir. Suyatno, M.Kes

Lokasi : 
Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar

Editor:
Achmad Munandar