Mengenal Sistem Jalur Evakuasi: Mahasiswa KKN Undip Tim II Sosialisasi Mengenai Jalur Evakuasi dan Pemberian Safety Sign

0
Penjelasan Jalur Evakuasi kepada Siswa SDN Sidorejo

Campusnesia.co.idSidorejo, Kec. Tirto, Kab. Pekalongan (31/07/2024) - Di lingkungan sekolah dasar (SD), keselamatan siswa adalah prioritas utama. Salah satu aspek krusial dalam menjaga keselamatan adalah adanya jalur evakuasi yang efektif. Jalur evakuasi adalah rute yang telah ditentukan untuk mengeluarkan siswa dan staf dari area berbahaya selama keadaan darurat. Meskipun mungkin terdengar sederhana, perencanaan dan implementasi jalur evakuasi memerlukan perhatian yang cermat untuk memastikan keselamatan semua orang di sekolah.

Saat melaksanakan KKN di Desa Sidorejo, Mahasiswa KKN UNDIP Tim II melakukan survei untuk mengidentifikasi potensi-potensi maupun permasalahan yang dimiliki oleh desa tersebut. Dalam proses survei, mereka menemukan bahwa salah satu masalah yang dapat dikembangkan di Desa Sidorejo adalah belum adanya safety sign pada SDN Sidorejo. Melihat hal ini, salah satu anggota tim, Nicholas Saputra Ambarita , memutuskan untuk mengunjungi SDN Sidorejo tersebut dan berinteraksi langsung dengan Kepala Sekolah SDN yaitu Bu Udin.
Dalam perbincangannya dengan Bu Sarotun, terungkap bahwa di SDN Sidorejo belum terdapat Safety Sign. Namun, ada satu hal yang mengkhawatirkan Nicholas .di desa Sidorejo terdapat bencana yang cukup sering terjadi yaitu banjir.

Menyadari pentingnya meningkatkan kesadaran akan jalur evakuasi, Nicholas  mengambil inisiatif untuk memberikan penyuluhan kepada siswa siswi di SDN Sidorejo. Ia menggunakan power point edukatif yang berisi informasi mengenai bencana alam dan bagaimana cara evakuasi Ketika terjadi bencana, termasuk arti dari safety sign, serta tindakan-tindakan yang harus diambil saat terjadi bencana. Melalui pendekatan ini, Nicho  berharap dapat membantu SDN Sidorejo memahami bencana alam yang ada dan mendorong untuk lebih memahami pentingnya jalur evakuasi.

Tidak berhenti di Sosialisasi, Nicho juga memberikan kontribusi nyata dengan menyumbangkan dan memasang safety sign (safety gloves) di SDN Sidorejo. Safety Sign ini diharapkan dapat membantu SDN Sidorejo Ketika terjadi bencana, sehingga risiko cedera maupun korban jiwa dapat diminimalisir. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran mengenai jalur evakuasi, sekaligus memberikan contoh nyata akan pentingnya penggunaan Safety Sign.
 
Pemasangan Titik Berkumpul Bencana di SDN Sidorejo

Dengan demikian, melalui Sosialasi dan penyuluhan yang dilakukan Nicho , diharapkan ada wawasan tentang pentingnya safety sign di SDN Sidorejo Desa Sidorejo. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa KKN UNDIP Tim II terhadap pentingnya jalur evakuasi dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui edukasi yang berkelanjutan.



Penulis : 
Nicholas Saputra Ambarita 
(Teknik Perkapalan - 21090121140082)

DPL : 
Septrial Arafat, S.P., M.P.

Editor:
Achmad Munandar

Bahaya Risiko Pengelasan: Mahasiswa KKN Undip Tim II Bagikan APD untuk Lindungi Pekerja

0


Campusnesia.co.id -  Sidorejo, Kec. Tirto, Kab. Pekalongan (29/07/2024) - Pengelasan terus berkembang seiring waktu, begitu pula dengan risikonya. Kecelakaan kerja bisa terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah kelalaian dari welder atau tukang las. Oleh karena itu, kesadaran para welder untuk selalu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai dengan standar dan prosedur sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Saat melaksanakan KKN di Desa Sidorejo, Mahasiswa KKN UNDIP Tim II melakukan survei untuk mengidentifikasi potensi-potensi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dalam proses survei, mereka menemukan bahwa salah satu potensi yang dapat dikembangkan di Desa Sidorejo  adalah keberadaan bengkel las. Melihat hal ini, salah satu anggota tim, Nicholas Saputra Ambarita, memutuskan untuk mengunjungi bengkel las tersebut dan berinteraksi langsung dengan welder disana.

Dalam perbincangannya dengan welder di bengkel tersebut, terungkap bahwa mereka  telah mempelajari teknik pengelasan secara otodidak. Tanpa melalui pelatihan formal atau mendapatkan sertifikasi resmi,. Meskipun begitu, kemampuan para welder dalam mengelas tidak diragukan lagi; hasil pekerjaannya diakui berkualitas tinggi.

Namun, ada satu hal yang menjadikan pemikiran Nicho . Selama melakukan pengelasan, para welder tersebut tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standar. Ia hanya mengandalkan alat-alat seadanya tanpa memperhatikan perlindungan diri yang memadai. Diungkapkan para welder  bahwa kurangnya pemahaman mengenai bahaya pengelasan membuatnya abai terhadap pentingnya menggunakan APD. Kebiasaan ini tentu sangat berisiko, mengingat pekerjaan pengelasan memiliki potensi bahaya yang tinggi, baik dari segi paparan panas, cahaya, maupun percikan api yang bisa mengakibatkan cedera serius.
 

Penjelasan K3 kepada Welder 

Menyadari pentingnya meningkatkan kesadaran akan keselamatan kerja, Nicho  mengambil inisiatif untuk memberikan penyuluhan kepada para welder di bengkel las tersebut. Ia menggunakan poster edukatif yang berisi informasi mengenai keselamatan kerja las, termasuk pentingnya pemakaian APD, serta tindakan-tindakan yang harus dihindari saat melakukan pengelasan. Melalui pendekatan ini, Nicho  berharap dapat membantu Para welder memahami risiko-risiko yang ada dan mendorongnya untuk lebih memperhatikan keselamatan dirinya.

Tidak Hanya penyuluhan, Nicho  juga memberikan kontribusi nyata dengan menyumbangkan sarung tangan pengaman (safety gloves) dan kacamata las kepada bengkel las tersebut. Alat pelindung ini diharapkan dapat digunakan para welder setiap kali melakukan pengelasan, sehingga risiko cedera dapat diminimalisir. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan keselamatan kerja di bengkel las, sekaligus memberikan contoh nyata akan pentingnya penggunaan APD dalam kegiatan pengelasan.
 
Dengan demikian, melalui interaksi dan intervensi yang dilakukan Nicho, diharapkan ada peningkatan kesadaran dan praktik keselamatan di bengkel las Desa Sidorejo, yang tidak hanya bermanfaat bagi Para welder tetapi juga bagi komunitas di sekitarnya. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa KKN UNDIP Tim II terhadap keselamatan kerja dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui edukasi yang berkelanjutan.



Penulis : 
Nicholas Saputra Ambarita 
(Teknik Perkapalan - 21090121140082)

DPL : 
Septrial Arafat, S.P., M.P.

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Edukasikan Pencegahan Kenakalan Remaja di Desa Ngrombo, Fokus pada Penguatan Sikap dan Karakter

0
 
(Pembagian leaflet kepada seluruh peserta. 
Sumber: Dokumentasi Kegiatan) 


Campusnesia.co.idNgrombo,Sukoharjo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan melaksanakan kegiatan edukasi pencegahan kenakalan remaja di Desa Ngrombo, Kecamatan Tengaran. Kegiatan ini difokuskan pada penguatan sikap dan karakter, dengan melibatkan Karang Taruna setempat sebagai mitra utama.

Edukasi ini dilaksanakan sebagai respon terhadap meningkatnya kasus kenakalan remaja yang belakangan ini marak terjadi di berbagai daerah. Tim KKN Undip menyadari pentingnya peran Karang Taruna dalam menjaga generasi muda desa agar terhindar dari perilaku negatif yang dapat merusak masa depan mereka. Oleh karena itu, mahasiswa KKN mengadakan serangkaian kegiatan yang tidak hanya melibatkan remaja desa tetapi juga para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Ngrombo, mahasiswa KKN Undip mengadakan diskusi interaktif dan pelatihan yang mengangkat topik-topik penting seperti kepemimpinan, kerja sama, serta pentingnya memiliki sikap yang positif dan karakter yang kuat. Selain itu, tim KKN juga memberikan panduan kepada anggota Karang Taruna dalam menjalankan program-program yang dapat menginspirasi dan memberikan contoh positif bagi remaja di desa tersebut.

"Karang Taruna memiliki peran vital dalam pembinaan remaja, terutama di lingkungan pedesaan. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi agen perubahan di masyarakat," ungkap Janet Fidela.


(Foto Bersama seluruh peserta kegiatan. 
Sumber:Dokumentasi Kegiatan)

Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif mereka selama kegiatan berlangsung. Diskusi yang dimoderatori oleh mahasiswa KKN berhasil memancing banyak pertanyaan dan pemikiran kritis dari para remaja desa. Beberapa anggota Karang Taruna juga menyampaikan rencana mereka untuk mengadakan kegiatan serupa secara rutin, dengan dukungan dari pihak desa.

Kegiatan edukasi ini diakhiri dengan komitmen bersama antara mahasiswa KKN Undip dan Karang Taruna Desa Ngrombo untuk terus menjalin kerja sama dalam upaya pencegahan kenakalan remaja. Tim KKN juga memberikan leaflet yang berisi informasi terkait cara-cara pencegahan kenakalan remaja serta kontak penting yang dapat dihubungi jika terjadi masalah di kalangan remaja.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para pemuda Desa Ngrombo dapat lebih siap menghadapi tantangan yang ada di era modern ini dan menjadi contoh teladan bagi remaja lainnya. Tim KKN Undip berencana untuk terus mendampingi Karang Taruna dalam berbagai program penguatan karakter yang akan datang.



Penulis :
Janet Fidela Noviandani

Editor:
Achmad Munandar

Pendampingan kepada Perangkat Desa: Mahasiswa Undip Lakukan Pengklasifikasian Arsip Desa

0


Campusnesia.co.idSukoharjo 30/07/2024. Erlynda Nailatasari, Mahasiswa dari program studi S.Tr.Informasi dan Hubungan Masyarakat, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro. Menyelenggarakan program Monodisiplin berupa Pendampingan Penataan dan Pengklasifikasian Arsip Desa Sebagai Urgensi Temu Balik Arsip. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari di Balai Desa Jetis. Mulai tanggal 25 Juli sampai dengan 30 Juli 2024. Pendampingan dilakukan kepada 6 orang pegawai perangkat desa.

Arsip di Desa Jetis bisa di kategorikan sebagai arsip kacau. Kurangnya perhatian terhadap arsip yang menjadikan arsip menumpuk dan tidak terawat. Hal ini yang menjadikan susahnya temu balik arsip saat sedang dibutuhkan.

Di hari pertama dan kedua dilakukan pembuatan buku agenda untuk pencatatan surat masuk dari bulan januari sampai dengan bulan juli, pencatatan dan pengklasifikasian surat di data menggunakan metode kronologis, yakni di urutkan berdasarkan waktu kapan surat tersebut diterima. 

Hari ketiga dan keempat melakukan pengklsifikasian sertifikat tanah menggunakan metode numerik. Terdapat kurang lebih 104 sertifikat tanah yang ditata dan diklasifikasikan.
 


Pengklasifikasian arsip penting dilakukan agar arsip cepat ditemukan. Mengingat setiap instansi pasti setiap harinya menghasilkan arsip. Maka hendaknya arsip segera dilakukan klasifikasi dan penataan.

Pendampingan penataan dan pengklasifikasian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Saat masyarakat membutuhkan dokumen ke kelurahan perangkat desa bisa menemukan arsip dengan cepat.


Ayo Sadar Arsip!!!

Arsip Hilang,

Aset Melayang.


Editor:
Achmad Munandar

Dukung Gerakan Sadar Arsip, KKN UNDIP Lakukan Sosialisasi Arsip Vital Keluarga

0


Campusnesia.co.idSukoharjo (20/07/2024) Erlynda Nailatasari, Mahasiswa dari program studi S.Tr. Informasi dan Hubungan Masyarakat, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro. Menyelenggarakan program Monodisiplin berupa sosialisasi secara langsung kepada ibu-ibu PKK Rt 002 yang berada di Desa Jetis, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. 

Arsip Merupakan dokumen sejarah unik yang membuktikan masa lalu kita bersama. Oleh karena itu arsip harus dipelihara dan dirawat agar tetap terjaga ke autentikannya. Salah satu jenis arsip yang benar-benar harus dijaga yakni arsip vital keluarga, arsip vital merupakan arsip yang keberadaanya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui dan tidak tergantikan apabila hilang atau rusak. Contoh arsip vital keluarga antara lain yakni Kartu Keluarga, KTP, Ijazah, Paspor, STNK, BPKB, Sertifikat Tanah, Buku Nikah dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan ini Mahasiswa KKN UNDIP memberikan sosialisasi mengenai preservasi dan pemeliharaan arsip vital keluarga. Pelaksanaan sosialisasi di hadiri oleh kurang lebih 43 anggota ibu-ibu PKK Desa Jetis. Bukan hanya melakukan sosialisasi, mahasiswa KKN UNDIP juga memberikan praktek kepada ibu PKK mengenai bagaimana cara melakukan preservasi dan pemeliharaan arsip vital keluarga.  

“Selama ini belum pernah ada sosialisasi mengenai arsip di Desa Jetis, Terimakasih kepada Mahasiswa KKN sudah memberikan sosialisasi dan praktek pemeliharaan arsip keluarga” ujar salah satu ibu anggota PKK. 
 

Arsip Vital keluarga seringkali disepelekan, ditumpuk dan dibiarkan bercampur menjadi satu dengan arsip lainnya. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemeliharaan arsip menjadi salah satu faktornya. Tindakan pencegahan kerusakan pada arsip harus segera dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada arsip. Pemeliharaan arsip vital keluarga sendiri tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Yang kita butuhkan saat pemeliharaan arsip vital yakni Map dan juga kamper/kapur barus. Setelah itu arsip diletakkan di tempat yang kering, tidak boleh diletakkan ditempat yang lembab dan tidak boleh terkena paparan matahari secara langsung.

Ayo Sadar Arsip!!!

Arsip Hilang,

Aset Melayang.


Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Kembangkan Konten Media Sosial Pemerintah Desa Tlingsing Melalui Pelatihan Jurnalistik

0

(Mahasiswi Ilmu Komunikasi UNDIP berikan pelatihan jurnalistik 
pada perangkat desa untuk pengembangan konten media sosial 
pemerintah Desa Tlingsing)


Campusnesia.co.idMedia sosial menawarkan berbagai kemudahan dalam berinteraksi tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Hal ini membuat penggunaan media sosial berkembang pesat dan semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak salah satunya instansi pemerintahan. Di era modern ini, instansi pemerintah sangat terbantu dengan kehadiran media sosial. Pemerintah dapat menyebarkan informasi dengan cepat, mudah dan dalam skala yang luas. Di sisi lain media sosial juga menjadi sarana bagi pemerintah untuk menunjukkan citra positif dan membangun kepercayaan publik.

Desa Tlingsing merupakan salah satu instansi pemerintah yang turut andil dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyebarluasan informasi seperti program atau kegiatan desa. Penggunaan media sosial juga sangat membantu Desa Tlingsing dalam mempromosikan UMKM dan sumber daya mereka ke masyarakat luas. Pengelolaan dan pengembangan konten media sosial pemerintah Desa Tlingsing menjadi hal penting yang harus diperhatikan.

Berangkat dari hal ini, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro menggelar pelatihan jurnalistik untuk pengembangan konten media sosial pemerintah Desa Tlingsing. Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Klaten pada 23 Juli 2024 ini dihadiri oleh sejumlah perangkat desa dari Divisi Humas.

Dalam mengelola media sosial, instansi pemerintah memiliki prinsip dan etika tertentu yang pastinya berbeda dengan penggunaan media sosial milik pribadi.  Jurnalistik memainkan peran penting untuk memastikan bahwa konten yang disajikan di media sosial pemerintah tidak hanya menarik, tetapi juga akurat, relevan, dan berdampak positif bagi masyarakat dan instansi pemerintah itu sendiri, Maka dari itu pemerintah Desa Tlingsing perlu menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme dalam pengembangan dan pengelolaan konten media sosial mereka. 

Mengangkat tema ‘Pelatihan Jurnalistik untuk Pengembangan Konten Media Sosial Pemerintah Desa Tlingsing’, Pelatihan ini diisi dengan sejumlah materi yakni, jurnalisme media sosial, pedoman penulisan jurnalistik, dan pembuatan content plan. Tujuan digelarnya pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan perangkat desa mengenai teknik penulisan berita dan produksi konten media sosial yang menarik dan informatif. Pelatihan ini juga berperan penting dalam meningkatkan kreativitas dalam menulis berita dan menciptakan konten interaktif dan berkualitas.

Dwi Riyanto selaku Kepala Desa Tlingsing mengapresiasi kegiatan pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan jurnalistik dalam pengembangan konten media sosial desa akan meningkatkan kapasitas para pengelola media sosial. 

Dengan adanya program ini, diharapkan Pemerintah Desa Tlingsing dapat mengelola media sosialnya dengan terencana dan optimal.



Penulis : 
Yemima Yorena Br Brahmana 
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Universitas Diponegoro)

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Dr. Sunarno, S.Si, M.Si

Lokasi : 
Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswi KKN Undip Mengedukasi Warga Dukuh Ganjuran, Desa Jetis, Sukoharjo tentang Manajemen Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga

0


Campusnesia.co.id - 20/07/2024 Sukoharjo - Dalam rangka program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) 2024, Adella Natia Azzahra, seorang mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi, mengadakan kegiatan edukasi tentang manajemen pengelolaan keuangan rumah tangga bagi ibu-ibu PKK di RT 02 Dukuh Ganjuran, Desa Jetis, Kabupaten Sukoharjo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat desa dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran dengan bijak, terutama di tengah kondisi ekonomi yang semakin menantang.

 
Acara yang berlangsung di rumah Mbah Jami ini dihadiri oleh puluhan ibu-ibu PKK yang sangat antusias untuk mempelajari cara mengelola keuangan dengan lebih baik. Dalam presentasinya, Adella menekankan pentingnya perencanaan keuangan rumah tangga, khususnya bagi keluarga dengan pendapatan UMR Rp2.200.000 per bulan. Ia menjelaskan langkah-langkah dasar dalam pengelolaan keuangan, termasuk cara mencatat pendapatan dan pengeluaran, membuat anggaran bulanan, serta strategi menabung dan berinvestasi.
"Pengelolaan keuangan yang baik adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Dengan penghasilan yang terbatas, kita harus pandai mengatur pengeluaran dan memastikan ada tabungan untuk masa depan" ujar Adella dalam sesi edukasi tersebut.

Selain memberikan pemahaman teori, Adella juga memberikan contoh nyata melalui studi kasus keluarga di Desa Jetis yang berhasil mengelola keuangan mereka dengan baik. Ia menunjukkan bagaimana keluarga tersebut mampu menabung untuk pendidikan anak dan menghadapi kebutuhan darurat tanpa terjerat hutang. Studi kasus ini memberikan inspirasi bagi warga untuk mulai menerapkan manajemen keuangan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
 

Adella juga membagikan booklet yang berisi panduan praktis tentang manajemen keuangan rumah tangga, lengkap dengan tips dan strategi yang mudah dipahami. Booklet ini disusun berdasarkan hasil survei dan analisis yang dilakukan Adella selama menjalani KKN di Desa Jetis, dengan tujuan agar materi yang disampaikan benar-benar relevan dan bermanfaat bagi warga setempat.

Ketua PKK RT 01, Ibu Yati menyambut baik inisiatif ini dan berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut di masa depan. "Kami sangat berterima kasih kepada Adella dan Tim KKN UNDIP atas ilmu yang diberikan. Semoga warga kami semakin cerdas dalam mengelola keuangan rumah tangga mereka," katanya.

Melalui kegiatan ini, Adella Natia Azzahra berharap agar warga Dukuh Ganjuran, Desa Jetis, Sukoharjo dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga. Edukasi yang diberikan diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun masyarakat yang lebih mandiri dan stabil secara finansial.



Penulis:
Adella

Editor:
Achmad Munandar

Sambel Pecel ‘Mbah Sis’: Rasa Otentik dari Desa Jetis dengan Sentuhan Inovasi dari KKN Undip

0


Campusnesia.co.id24/07/2024 Sukoharjo - Di sudut Desa Jetis, Kabupaten Sukoharjo, tersembunyi sebuah kekayaan kuliner yang layak untuk dikenal oleh lebih banyak orang: Sambel Pecel ‘Mbah Sis’. Kuliner ini menawarkan rasa otentik yang diracik dengan penuh ketelitian, menjadikannya pilihan yang tepat bagi para pecinta makanan tradisional Jawa Tengah. Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ tidak hanya membawa kelezatan, tetapi juga cerita panjang dari sebuah warisan kuliner yang terjaga.

Sebuah Warisan Kuliner dengan Cerita Panjang
Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ bermula dari dapur keluarga kecil di Desa Jetis. Mbah Sis, seorang nenek yang sarat pengalaman, menciptakan resep ini dengan menggunakan bumbu-bumbu pilihan yang diambil langsung dari alam sekitar. Dengan perpaduan bahan-bahan seperti kacang tanah, cabai, daun jeruk, kencur, dan gula kelapa, Sambel Pecel ini menawarkan rasa pedas dan gurih yang memanjakan lidah. Selama bertahun-tahun, resep sambel pecel ini masih dikelola oleh Mbah Sis secara langsung, dan selalu dibuat dengan penuh kasih sayang dan perhatian terhadap detail. 

Proses Pembuatan yang Menghargai Kearifan Lokal
Apa yang membuat Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ istimewa adalah cara pembuatannya yang tetap mempertahankan metode tradisional. Semua bahan dipilih dengan cermat, dipastikan segar, dan diolah tanpa tambahan bahan pengawet. Bahan-bahan ini kemudian ditumbuk secara manual menggunakan cobek dan ulekan batu, sebuah teknik yang menjaga tekstur dan aroma alami sambel pecel.
Proses ini dilakukan oleh tangan-tangan terampil di Desa Jetis, di mana Mbah Sis dan beberapa warga desa ikut terlibat dalam setiap tahap produksinya. Keterlibatan komunitas ini tidak hanya mempertahankan kualitas rasa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai gotong royong dan kearifan lokal dalam setiap kemasan Sambel Pecel ‘Mbah Sis’.




Sentuhan Inovasi dari KKN II Undip
  
Untuk memperkenalkan produk ini ke pasar yang lebih luas, Adella Natia Azzahra mahasiswi Ilmu Ekonomi dari Tim KKN II Universitas Diponegoro (Undip) turut berperan dalam memberikan inovasi pada kemasan Sambel Pecel ‘Mbah Sis’. Mahasiswa KKN Undip bekerja sama dengan keluarga Mbah Sis dalam menciptakan logo yang menarik dan memperbarui kemasan agar lebih aman dan tahan lama.

Kemasan baru ini dirancang menggunakan mesin sealer dan di-press untuk memastikan produk tetap segar dan terjaga kualitasnya. Inovasi ini tidak hanya membuat produk lebih praktis dan higienis, tetapi juga meningkatkan daya tarik Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ di pasar yang lebih luas. Dengan sentuhan modern ini, produk yang berasal dari tradisi lokal kini lebih siap bersaing di pasar yang lebih luas.



Langkah Menuju Pengenalan Lebih Luas
Meskipun Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ berasal dari desa kecil, cita rasanya memiliki potensi untuk dinikmati oleh banyak orang di luar sana. Dengan kemasan yang kini lebih praktis dan higienis, produk ini siap untuk diperkenalkan kepada pasar yang lebih luas. Tidak hanya tersedia di pasar daleman yang ada di Desa Jetis, Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ juga bisa dipesan melalui WhatsApp, sehingga memudahkan siapa saja yang ingin merasakan kelezatan sambel pecel ini.

Melalui kerja keras dan dedikasi dalam menjaga kualitas dan keaslian rasa, Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ berharap dapat membawa kekayaan kuliner Desa Jetis ke lebih banyak meja makan, baik di dalam maupun luar Sukoharjo.

Membawa Cita Rasa Otentik ke Seluruh Nusantara
Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ adalah contoh nyata bagaimana sebuah produk tradisional yang diracik dengan cinta dan kearifan lokal dapat berpeluang dikenal lebih luas. Dengan mempertahankan resep asli dan melibatkan komunitas lokal dalam proses produksinya, sambel pecel ini menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar bumbu – ia menawarkan cerita, tradisi, dan identitas kuliner yang kaya.

Bagi Anda yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda dan penuh cita rasa, Sambel Pecel ‘Mbah Sis’ siap untuk dinikmati. Mari dukung dan kenalkan produk lokal ini agar dapat menjadi kebanggaan tidak hanya bagi Desa Jetis, tetapi juga bagi Jawa Tengah dan Indonesia.

Untuk mendapatkan Sambel Pecel ‘Mbah Sis’, Anda dapat mengunjungi pasar daleman yang ada di Desa Jetis, Sukoharjo atau memesannya langsung.




Penulis: 
Adella

Editor:
Achmad Munandar

Mengubah Limbah Menjadi Laba: Bagaimana Minyak Jelantah Bisa Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Lewat Lilin Aromaterapi?

0


Campusnesia.co.id - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang telah sukses menyelenggarakan kegiatan edukasi dan pelatihan mengenai pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi di Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada Ibu-ibu PKK yang terdapat di Desa Dlimas RT 01 agar bisa memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi agar bisa mendapatkan laba dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Dlimas. 

Terdapat permasalahan lingkungan dan ekonomi di Desa Dlimas, di mana limbah minyak jelantah sering kali menjadi masalah, sementara peluang usaha bagi ibu-ibu rumah tangga masih terbatas. Dengan inovasi ini, minyak jelantah dapat diolah menjadi lilin aromaterapi yang memiliki nilai jual tinggi.

Edukasi dan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan baru kepada ibu-ibu RT 01 dalam memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk yang dapat dijual. Diharapkan, keterampilan ini dapat membuka peluang usaha baru dan meningkatkan pendapatan keluarga. Pada saat kegiatan berlangsung, Ibu-Ibu yang terdapat di RW 01 Desa Dlimas sangat antusias mengikuti setiap tahapan pelatihan pada saat pembuatan lilin aromaterapi, mulai dari penyaringan minyak jelantah, pencampuran bahan, hingga pencetakan lilin aromaterapi. 

Pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat Desa Dlimas. Selain itu juga, dapat membantu ekonomi lokal dengan membuat lilin aromaterapi, dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi produk lilin aromaterapi tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan meningkatkan penghasilan masyarakat Desa Dlimas. 



Editor:
Achmad Munandar

Inovasi atau Ilusi: Seberapa Efektif Pelatihan Media Sosial dalam Meningkatkan Penjualan UMKM?

0


Campusnesia.co.id - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melaksanakan program inovatif untuk mendukung perkembangan UMKM di sektor pertanian di Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tim KKN UNDIP melakukan pelatihan dan pendampingan media sosial untuk UMKM Keripik Tempe Dua Putra di Desa Dlimas, Dusun Butuh. Dengan penuh semangat, mahasiswa KKN UNDIP memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM pertanian dalam memanfaatkan platform digital seperti Instagram dan Shopee untuk meningkatkan citra dan promosi. Meskipun terlihat menjanjikan, efektivitas pelatihan media sosial masih menjadi pertanyaan: Apakah pelatihan media sosial ini benar-benar dapat meningkatkan penjualan, atau hanya sekadar ilusi tanpa hasil yang nyata ?

Tantangan yang dihadapi oleh Mba Via selaku pemiliki Keripik Tempe Dua Putra dalam adalah dalam memperluas jangkauan pasar di tengah persaingan yang semakin ketat. Pelatihan ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk meningkatkan visibilitas produk dan memperkenalkan produk keripik tempe tersebut ke pasar yang lebih luas. 

Dalam usaha mempromosikan UMKM pertanian di Desa Dlimas agar lebih dikenal secara luas, tim KKN UNDIP berfokus pada pengoptimalan penggunaan Instagram dan Shopee. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu produk pertanian lokal menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya di sekitar Magelang, tetapi juga di tingkat nasional.

Kegiatan pendampingan dan pelatihan media sosial dimulai dengan pengenalan tentang media sosial, pembuatan akun Instagram dan Shopee, Selanjutnya, Mba Via diajarkan untuk membuat postingan di Instagram dan membuat konten yang menarik untuk branding dan promosi. Selain itu, Mba Via dibantu untuk mengupload foto produk di Shopee agar konsumen bisa membeli produk secara online. 

Mba Via menyambut baik program ini. “ Usaha saya kemarin belum melakukan penjualan di Instagram dan Shopee, sekarang alhamdullilah ada Mba KKN” ujar Mba Via pemilik usaha Keripik Tempe Dua Putra pada Rabu, 31 Juli 2024. 

Program ini tidak hanya memberikan manfaat sesaat, tetapi juga membekali para pelaku UMKM dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk terus berkembang di era digital. Tim KKN UNDIP berharap inisiatif ini menjadi langkah awal dalam transformasi digital UMKM di Desa Dlimas dan membantu mereka bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

Dengan adanya program ini, diharapkan UMKM pertanian di Desa Dlimas dapat memanfaatkan potensi digital untuk meningkatkan penjualan, memperluas jaringan konsumen, dan mengangkat produk pertanian lokal ke tingkat yang lebih luas.



Editor:
Achmad Munandar