Lewat Pelatihan Canva, Mahasiswa KKN Undip Dorong Perangkat Desa Sidorejo yang Tangguh di Dunia Digital

0


Campusnesia.co.idSidorejo, 25 Juli 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP), Fauzan Makarim Iskandar dari program studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku bersama tim mengadakan pelatihan bersama perangkat Desa Sidorejo dalam rangka optimalisasi kemampuan perangkat desa. Pelatihan ini dilaksanakan di Balai Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perangkat desa dalam mengelola dan membuat media informasi kreatif, sehingga dapat memaksimalkan potensi promosi dan branding Desa Sidorejo.

Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa KKN memberikan panduan serta pedoman mengenai pentingnya tata kelola pembuatan media informasi kreatif yang mudah dipahami oleh penerima pesan dalam hal ini yakni masyarakat desa Sidorejo.

Nurjoyo selaku Kepala Desa Sidorejo sangat mengapresiasi program kerja ini. Menurutnya, panduan dalam mengelola dan pembuatan media informasi sangat dibutuhkan untuk membranding desa Sidorejo, khususnya karena saat ini perangkat desa Sidorejo masih belum optimal dalam pembuatan media informasi kreatif. “Terima kasih Mas Fauzan yang telah melaksanakan pelatihan ini. Panduan ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mengelola dan pembuatan media informasi kreatif untuk memenuhi kebutuhan desa Sidorejo. Kami juga sangat senang karena program kerja ini dilakukan diawal penerjunan KKN, sehingga masih ada waktu semisal ingin bertanya langsung,” ujar Nurjoyo.

Pelatihan dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis modul “Panduan Pembuatan Media Informasi Kreatif Melalui Canva” kepada Nurjoyo selaku Kepala Desa Sidorejo pada Kamis (25/07/2024).



Fauzan selaku mahasiswa KKN Undip berharap, melalui pelatihan ini, terdapat peningkatan kemampuan perangkat desa Sidorejo dalam membuat media informasi kreatif yang mudah dipahami oleh masyarakat desa, serta pelatihan ini diharapkan dapat turut serta dalam mengembangkan desa Sidorejo menjadi desa yang digital.



Editor:
Achmad Munandar

Komoditas Lokal Untuk Nutrisi Ibu Hamil, Mahasiswa KKN UNDIP Mengolah Buah Mangga Menjadi Puding Sebagai Makanan Pendamping Untuk Ibu Hamil

0
 
 Foto Bersama ibu-ibu hamil Desa Pucung


Campusnesia.co.idDesa Pucung, Kabupaten Pekalongan (20/07/2024) - Buah mangga merupakan komoditas lokal Desa Pucung yang cukup melimpah dari mulai kebun hingga setiap rumah memiliki satu pohon buah mangga. Mangga mengandung berbagai nutrisi seperti serat, vitamin, mineral, hingga asam folat yang baik untuk ibu hamil. Oleh karena itu, Mahasiswa Tim II KKN Undip dari jurusan Teknologi Pangan, Dimas Anugrahillah mengolah buah mangga menjadi puding sebagai makanan pendamping untuk ibu hamil.

Kebutuhan nutrisi ibu hamil dapat mencapai dua kali lipat dari konsumsi harian dan dapat berpengaruh pada kesehatan janin. Pemenuhan nutrisi yang cukup banyak tersebut dibantu dengan snack atau makanan pendamping yang bernutrisi namun tetap enak dan menyenangkan berbahan dasar komoditas lokal Desa Pucung yaitu buah mangga. Salah satu olahan yang dapat dibuat makanan pendamping adalah puding. Puding mangga ini memiliki berbagai manfaat seperti melancarkan pencernaan, suplai vitamin dan mineral, sebagai sumber asam folat dari mangga yang berfungsi dalam pembentukan sel dan sistem organ pada janin, serta menjaga daya tahan tubuh. Asam folat yang terkandung di dalam mangga dapat membantu mencegah stunting serta baik untuk penderita DBD karena dapat membantu meningkatkan produksi trombosit darah.

Program kerja dilaksanakan di Gedung Posyandu Desa Pucung bersamaan dengan kelas ibu hamil yang diadakan oleh Puskesmas Kecamatan Tirto pada hari Sabtu tanggal 20 Juli 2024. Kegiatan diawali dengan pemaparan hal-hal berkaitan dengan mangga seperti jenis yang ada di Desa Pucung, manfaat mangga, cara pembuatan puding, serta diberikan beberapa ide pengolahan dari buah mangga yang menarik dan memiliki nilai jual bila dijadikan barang dagangan warga setempat. “Mangga di Desa Pucung sangat berlimpah, namun hanya dijual mentah sehingga saya ingin mencoba membuat snack untuk ibu hamil atau untuk anak-anak juga bisa dari buah mangga karena rasanya segar, banyak manfaatnya, dan bisa jadi ide jualan juga” ujar Dimas saat memaparkan materinya. Untuk memberikan penjeasan yang lebih mendetail juga dibagikan leaflet yang berisikan materi hingga ide olahan lainnya yang berbahan dasar mangga. Ibu-ibu hamil yang datang terlihat antusias dengan bertanya cara pembuatan, penyimpanan, dan juga penasaran dengan produk puding mangganya. Setelah pemaparan selesai, produk puding mangga diberikan satu per satu dan dinikmati sembari tanya jawab dan memberikan tanggapan dari rasa puding yang diberikan.


Foto bersama petugas Puskesmas 
Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan

Program pengolahan komoditas lokal menjadi makanan pendamping diharapkan dapat memberikan variasi makanan pendamping berbahan dasar lokal yang enak dan bergizi. Selain itu, juga memberikan ide untuk ibu-ibu di Desa Pucung untuk memanfaatkan komoditas lokal menjadi ladang usaha baru di tengah usaha konveksi yang marak di Desa Pucung.



Penulis: 
Dimas Anugrahillah
Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing: 
Dr. Rina Dwi Indriana, S.Si., M.Si

Lokasi: 
Desa Pucung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan

Kenyang Saja Tidak Cukup! Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Sosialisasi Nutrisi Harian Untuk Ibu Hamil Dan Keluarga

0
Mahasiswa KKN Undip bersama 
ibu-ibu hamil peserta sosialisasi

Campusnesia.co.idDesa Pucung, Kabupaten Pekalongan (20/07/2024) - Dalam upaya mendukung kesehatan ibu hamil dan keluarganya serta mencegah stunting dan Demam Berdarah Dengue (DBD), mahasiswa Tim II KKN Undip dari jurusan Teknologi Pangan, Dimas Anugrahillah melakukan sosialisasi mengenai nutrisi harian pada hari Sabtu, 20 Juli 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pucung, Kecamatan Tirto, dan bersamaan dengan kelas ibu hamil yang diadakan oleh Puskesmas Kecamatan Tirto.

Kesehatan ibu hamil merupakan hal yang utama karena apa yang terjadi pada ibu hamil juga mempengaruhi kesehatan janinnya. Namun, di satu sisi ibu hamil juga berperan sebagai ibu dalam keluarga yang umumnya bertanggung jawab dalam pemenuhan nutrisi harian di keluarga. Oleh karena itu, ibu-ibu hamil perlu memperhatikan setiap asupan harian untuk dirinya beserta keluarga untuk menjaga tubuh dari berbagai penyakit dan meningkatkan produktivitas.

Stunting merupakan kondisi terganggunya pertumbuhan anak yang terjadi karena kurangnya asupan nutrisi anak bahkan sejak kehamilan. Menurut World Health Organization (WHO) 20% kasus stunting terjadi sejak anak masih di dalam kandungan. Kebanyakan masyarakat menganggap stunting terjadi semata karena genetik dari orang tua, padahal genetik merupakan variabel paling kecil dibandingkan dengan faktor sosial budaya, lingkungan, dan layanan kesehatan. Oleh karena itu, stunting merupakan sesuatu yang dapat dicegah bahkan dapat dilakukan sebelum kehamilan.

Masalah lain yang dihadapi di Desa Pucung adalah penyakit DBD. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk berjenis Aedes aegypti yang membawa virus dengue yang akan menyebar melalui pembuluh darah. Kasus DBD di Desa Pucung dapat dikategorikan tinggi bahkan hingga merenggut nyawa. Ibu hamil menjadi salah satu golongan yang rentan terkena DBD dan dapat berpengaruh pada kondisi janin. Kedua penyakit tersebut dapat dicegah dengan membentuk pertahanan tubuh dengan pemenuhan nutrisi harian. 


Pemaparan materi oleh mahasiswa KKN Undip 
bersama ibu hamil di Desa Pucung

Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip melakukan sosialisasi mengenai konsumsi nutrisi harian. Sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan nutrisi yang dibutuhkan setiap harinya serta memaparkan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah yaitu program “Isi Piringku”. Program ini merupakan evolusi dari “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah dikenal lebih dulu. Komposisi dari Isi Piringku adalah ⅔ dari setengah piring diisi dengan makanan pokok seperti nasi, ubi, singkong, dan lainnya. ⅔ dari setengah piring lainnya diisi sayuran, ⅓ dari setengah piring diisi dengan buah-buahan, dan ⅓ dari setengah piring terakhir diisi dengan protein. Nutrisi harian yang dibutuhkan meliputi protein, asam folat, zat besi, kalsium, dan berbagai vitamin. Nutrisi tersebut tidak hanya harus dipenuhi ibu hamil saja, namun keluarganya juga memerlukan nutrisi harian yang seimbang agar kesehatan terjaga dan dapat meningkatkan produktivitas. Akhir dari pemaparan, dilanjutkan dengan diskusi bersama ibu hamil yang dipersilakan untuk bertanya dan memberikan tanggapan.

Program tersebut diharapkan dapat membuat masyarakat terutama ibu hamil lebih memperhatikan mengenai nutrisi hariannya, karena mengonsumsi makanan tidak hanya sekedar mengenyangkan namun tetap harus memperhatikan setiap nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Nutrisi lengkap dapat mewujudkan ibu sehat dan anak lahir dengan selamat.



Penulis: 
Dimas Anugrahillah
Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing: 
Dr. Rina Dwi Indriana, S.Si., M.Si

Lokasi: 
Desa Pucung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan

Editor:
Achmad Munandar

Sayur Segar Tiap Hari, TIM KKN UNDIP Menyulap Botol Plastik Menjadi Aquaponik Bertajuk Aquacycle

0
Dokumentasi acara pemaparan bersama warga 
dan perangkat Desa Pucung

Campusnesia.co.idDesa Pucung, Kabupaten Pekalongan (09/08/2024) - Sampah botol plastik merupakan limbah rumah tangga yang tidak dapat terurai dengan cepat sehingga menumpuk di Tempat Pengumpulan Sampah (TPS). Penanganan sampah di Desa Pucung masih tergolong belum baik karena masih banyak sampah menumpuk di pinggir sungai dan sampah yang terkumpul di TPS hanya dibuang tanpa diolah Kembali. Oleh karena itu, Mahasiswa KKN Undip melaksanakan program kerja multidisiplin dengan mengolah sampah botol plastik menjadi aquaponik yang memadukan budidaya ikan dan sayur mayur. Mahasiswa KKN Undip dari jurusan Teknologi Pangan, Dimas Anugrahillah berkontribusi dalam pemilihan jenis sayur yang efektif untuk ditanam di lahan aquaponik sekaligus memiliki manfaat nutrisi yang baik.

Aquaponik merupakan metode penggabungan kolam budidaya ikan dengan menanam sayur mayur. Metode ini dapat menjadi solusi untuk bercocok tanam di lingkungan rumah yang tidak memiliki lahan yang cukup. Aquaponik dapat dibuat dalam skala besar atau bentuk kompak menggunakan tong bekas. Tanaman yang umum dibudidayakan menggunakan aquaponik adalah sayur mayur yang dapat tumbuh di air seperti kangkung, selada air, pakcoy, dan sayuran lainnya. Pemilihan jenis tanaman ini didasari oleh tanaman yang mampu menerima air terus menerus, memiliki sistem perakaran yang kuat, dapat dipanen cepat seperti bayam atau selada, serta pH dan suhu yang sesuai dengan lingkungan. 

Kegiatan program kerja ini dilaksanakan dengan membuat rangkaian aquaponik terlebih dahulu berukuran 2 x 1 meter yang memakan waktu selama 1 minggu. Ikan yang digunakan adalah ikan lele karena murah dan mudah dalam perawatan, dan tanaman yang ditanam adalah kangkung karena mudah diterima oleh masyarakat dan memiliki kandungan nutrisi yang dapat mencegah terjangkit penyakit DBD.  

Rangkaian aquaponik yang telah jadi dipindahkan ke Balai Desa Pucung yang dapat dijadikan contoh oleh masyarakat yang datang ke balai desa. Pemaparan program kerja ini dilaksanakan pada hari Jumat pagi tanggal 9 Agustus 2024 di Gedung Posyandu Desa Pucung dengan tajuk aquacycle. Pemaparan dilakukan dengan membahas definisi dari aquaponik hingga perhitungan harga pembuatan dari aquaponik. Masyarakat yang hadir aktif dalam kegiatan diskusi yang menanyakan pakan dari ikan, biaya pembuatan, hingga perawatannya. Kegiatan diakhiri dengan dokumentasi bersama audiens di depan rangkaian aquaponik.


Foto bersama di depan aquaponik karya 
mahasiswa KKN Undip Desa Pucung

Dengan berakhirnya kegiatan program kerja pembuatan aquaponik dari botol bekas ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk bisa mengolah sampah plastik yang bertebaran agar menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu, kegiatan ini dapat memberikan ide baru untuk budidaya ikan dan sayur dalam satu tempat yang sama sekaligus hasil panen yang sehat dan bebas pestisida dapat bermanfaat dan aman untuk dikonsumsi.



Penulis: 
Dimas Anugrahillah
Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing: 
Dr. Rina Dwi Indriana, S.Si., M.Si

Lokasi: 
Desa Pucung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan

Editor:
Achmad Munandar

Mangga Melimpah Cuma Dijual Mentah? Pengembangan Potensi Lokal Menjadi Produk Makanan oleh TIM KKN UNDIP

0
 Foto Bersama ibu-ibu Fatayat Desa Pucung


Campusnesia.co.idDesa Pucung, Kabupaten Pekalongan (02/08/2024) - Buah mangga menjadi hasil bumi yang melimpah di Desa Pucung. Jenis buah mangga yang banyak tumbuh di Desa Pucung meliputi mangga Harum manis dan Manalagi. Mayoritas mangga-mangga tersebut hanya dijual dalam bentuk buah segar di pasar dan tidak diolah sama sekali oleh warga setempat yang didominasi oleh pelaku konveksi. Melihat potensi tersebut, mahasiswa Tim II KKN Undip di Desa Pucung melakukan program kerja multidisiplin untuk mengembangkan potensi buah mangga dengan mengolahnya menjadi produk makanan berbahan dasar mangga. Mahasiswa KKN Undip dari jurusan Teknologi Pangan, Dimas Anugrahillah memberikan berbagai ide pengolahan berbahan dasar mangga yang disertai resep dan cara pembuatannya dengan lengkap untuk memberikan panduan pada ibu-ibu yang ingin mencoba.

Potensi sumber daya alam yang melimpah ini dapat dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menciptakan diversifikasi usaha, membuka lapangan pekerjaan, serta pemberdayaan ibu-ibu setempat untuk membuat usaha yang bergerak di bidang pangan. Terdapat berbagai macam olahan yang dapat dibuat dari mangga seperti puding, manisan, dan mango sticky rice. Namun, Tim KKN Undip mengolah mangga menjadi bolu kukus yang dapat dijadikan oleh-oleh khas Desa Pucung. “Pemilihan bolu kukus sebagai olahan kami adalah mencoba membuat olahan yang bisa menjadi ikon Desa Pucung dan kami terinspirasi oleh bolu talas dari Kota Bogor” ujar Dimas Anugrahillah, mahasiswa KKN Undip yang berasal dari Kota Bogor.

Kegiatan program kerja multidisiplin diawali dengan pembuatan bolu kukus mangga di Posko Tim KKN Undip yang akan dibawa pada pemaparan sebagai sampel produk dari olahan mangga. Pemaparan materi dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 2 Agustus 2024 bersamaan dengan kegiatan pengajian rutin ibu-ibu Fatayat Desa Pucung yang dilaksanakan dengan metode workshop. 

Pemaparan dilaksanakan dengan komprehensif dari latar masalah hingga pengolahan limbah. Penyampaian materi dilakukan satu per satu mahasiswa sesuai disiplin ilmu dan kontribusi dalam program kerja multidisiplin. Salah satu mahasiswa KKN Undip dari jurusan Teknologi Pangan, Dimas Anugrahillah memaparkan manfaat dari nutrisi buah mangga, menjelaskan proses pembuatan bolu kukus, dan memberikan beberapa ide pengolahan dari buah mangga. Materi program kerja secara komprehensif tertulis dalam booklet yang dapat dibaca baik dalam bentuk fisik atau digital. Acara pemaparan program kerja diakhiri dengan pemberian potongan bolu kukus untuk dicoba oleh ibu-ibu dan dipersilakan untuk menilai dari segi rasa, tekstur, dan tampilannya.


Bolu kukus mangga hasil kreasi 
mahasiswa KKN Undip Desa Pucung 

Pemaparan dari program kerja ini mendapatkan respon yang positif dari ibu-ibu. Ibu-ibu ramai bertanya mengenai tips dalam pembuatan bolu kukus, jenis mangga yang digunakan, hingga metode pemasaran yang dapat dilakukan. Program kerja multidisiplin ini diharapkan mampu memantik warga Desa Pucung untuk mengolah buah mangga yang merupakan sumber daya melimpah menjadi olahan pangan yang dapat memberikan warna dalam kegiatan wirausaha di Desa Pucung yang didominasi oleh usaha konveksi.



Penulis: 
Dimas Anugrahillah
Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing: 
Dr. Rina Dwi Indriana, S.Si., M.Si

Lokasi: 
Desa Pucung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Inovasi Pembuatan Pakan Lele dari Limbah Sayuran Rumah Tangga untuk Masyarakat Desa Rembun

0
 


Campusnesia.co.id - Kabupaten Pekalongan- 26 Juli 2024 mahasiswa KKN Universitas Diponegoro mengadakan demonstrasi pembuatan pakan lele dari limbah sisa sayuran rumah tangga. Limbah adalah sisa proses produksi, bahan yang tidak mempunyai nilai, dan tidak memiliki harga. Limbah berasal dari kegiatan manusia maupun fenomena alam dan memiliki dampak negative bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Nita Zaky Novita mahasiswa program studi Perikanan Tangkap mengungkapkan bahwa “sebagian besar limbah sayuran dari rumah tangga langsung dibuang begitu saja atau hanya digunakan untuk pakan ternak seperti ayam.” Berdasarkan hasil survey dan wawancara kepada pemilik kolam budidaya lele diketahui bahwa pakan lele yang digunakan seringkali hanya pelet biasa, pakan subsidi, dan limbah ayam mati. Oleh karena itu, Nita menginisiasikan program kerja yang berjudul “Strategi Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga untuk Pakan Lele”

Limbah rumah tangga yang seringkali dibuang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan lele. Pakan atau pelet ikan yang memiliki harga tinggi menjadikan pembudidaya mengeluarkan biaya pakan yang relative lebih tinggi. Manfaat pakan lele dari limbah organik rumah tangga adalah nutrisi yang tingi, dapat digunakan sebagai pakan alternatif, dan pemanfaatan limbah rumah tangga.

“Saya pakainya pakai pakan pelet dan pakan subsidi karena belum pernah mencoba membuat pakan lele dari sisa-sisa sayuran kaya gini” ujar Kang Apuk pemilik kolam budidaya ikan lele di Desa Rembun.

Melalui kegiatan KKN yang berlokasi di Desa Rembun, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Boyolali, Nita Zaky Novita mahasiswa KKN Tim II Undip mengenalkan cara pembuatan pakan lele dari limbah sayuran rumah tangga untuk membantu peternak lele dalam memberi pakan yang efektif dan ramah dikantong.

Bahan yang diperlukan untuk pembuatan pakan lele hanya limbah sayuran, cairan gula pasir, cairan gula merah atau gula jawa, probiotik EM4 perikanan, dan bekatul. Sedangkan untuk alat yang diperlukan adalah ember dan kantong kresek atau karung.


Pembuatan pakan lele dari limbah sayuran sangat mudah dilakukan yaitu dengan langkah berikut:

• Siapkan alat dan bahan 

• Masukkan limbah sayuran yang telah dipotong kecil-kecil ke dalam ember 

• Campurkan EM4 sebanyak 4 tutup botol ke dalam cairan gula merah dan cairan gula pasir

• Masukkan limbah sayuran dan dedak bekatul aduk hingga tercampur

• Tambahkan campuran EM4, cairan gula merah, dan cairan gula pasir ke dalam ember kemudian aduk hingga rata

• Jika sudah tercampur rata, masukkan ke dalam kantong kresek atau karung yang anti udara

• Ikat sampai rapat dan simpan selama 3 hari

• Tunggu sampai 3 hari dan pakan siap digunakan.


Pemanfaatan limbah sayuran rumah tangga menggunakan bahan yang mudah didapatkan. Pembuatan pakan lele diharapkan dapat menjadi alternatif yang efektif dan efisien bagi para peternak lele di Desa Rembun, Kecamatan Siwalan. 



Penulis: 
Nita Zaky Novita

DPL: 
Dr. Hari Susanta Nugraha, S.Sos., M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Adakan Pengenalan Kehidupan Laut “CERITA LAUT INDONESIA” Kepada Anak-anak MIS Rembun di Desa Rembun

0


Campusnesia.co.idKabupaten Pekalongan - 18 Juli 2024 mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro, Nita Zaky Novita dari program studi Perikanan Tangkap melakukan program kerja mengenai Cerita Laut Indonesia bagi anak-anak di MIS Rembun, Desa Rembun, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan.

Program ini berhasil dilakukan dengan menanyangkan video berupa kehidupan bawah laut, ekosistem laut, jenis biota yang hidup di laut, dan cara penangkapan ikan yang baik untuk penangkapan yang berkelanjutan. Video dibuat dengan gambar animasi agar anak-anak lebih memahami maksud dan tujuan dari video tersebut. 

Antusias anak-anak dalam menonton dan menjawab pertanyaan-pertanyaan menjadikan program kerja ini berjalan dengan baik. Selain itu, dijelaskan juga mengenai pentingnya menjaga laut Indonesia agar ikan dapat  berkembang dengan baik dan perairan laut Indonesia terbebas dari sampah yang mengotori lingkungan laut. 

“Saya senang anak-anak diajarkan tentang kehidupan laut, bisa untuk menambah wawasan untuk anak-anak nantinya” ujar Ibu Mus selaku Kepala Sekolah MIS Rembun.

Adanya program kerja ini diharapkan anak-anak lebih kenal dan cinta terhadap dunia laut Indonesia. 



Penulis: 
Nita Zaky Novita

DPL: 
Dr. Hari Susanta Nugraha, S.Sos., M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Optimalisasi Kesadaran UMKM: Memaksimalkan Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab untuk Pertumbuhan Bisnis

0



Campusnesia.co.idSoroyudan, Tegalrejo, Magelang (29/07/2024) - Di tengah semangat pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro telah meluncurkan program inovatif di Desa Soroyudan. Program kerja ini berfokus pada pengoptimalan kesadaran hak, kewajiban, dan tanggung jawab pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam upaya mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 

Mahasiswa KKN menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi di banyak desa, termasuk Desa Soroyudan. Namun, banyak pelaku usaha yang belum sepenuhnya memahami hak dan kewajiban mereka sebagai pemilik usaha. Kekurangan ini sering kali menghambat pertumbuhan bisnis mereka dan mengurangi daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, mahasiswa KKN merancang penyuluhan yang menyeluruh, yaitu terhadap UMKM Jajanan Pasar Dusun Soroyudan yang dikelola oleh Ibu Nur Hidayah. Penyuluhan ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pemahaman hukum usaha, pentingnya pendaftaran merek, hingga tanggung jawab sosial perusahaan. Program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk membekali pelaku UMKM dengan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam menjalankan bisnis mereka.

 
Selain penyuluhan, mahasiswa juga menyediakan sesi konsultasi individu untuk membantu pelaku UMKM menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk memberikan solusi yang lebih personal dan tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan masing-masing usaha. 

Dengan adanya program ini, mahasiswa KKN berharap dapat menciptakan lingkungan bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan di Desa Soroyudan. Mereka juga berharap program ini bisa menjadi model bagi desa-desa lain untuk mengoptimalkan potensi UMKM di daerah mereka.

Program kerja yang digagas oleh mahasiswa KKN ini adalah bukti nyata bahwa sinergi antara pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Dengan meningkatnya kesadaran akan hak, kewajiban, dan tanggung jawab, pelaku UMKM di Desa Soroyudan kini lebih siap menghadapi tantangan bisnis dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi desa mereka.



Penulis:
Chalysta Fhatima Azaira

Editor:
Achmad Munandar

Gerakan Mahasiswa KKN di Desa Soroyudan: Membangun Desa Anti Kekerasan Demi Perlindungan Hak Perempuan dan Anak

0



Campusnesia.co.idDesa Soroyudan, Tegalrejo, Magelang (3/8/2024) - Kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan kekerasan berbasis gender yang menyebabkan atau bisa menyebabkan penderitaan fisik, seksual, atau mental pada perempuan. Ini termasuk ancaman kekerasan, pemaksaan, atau perampasan kebebasan secara sewenang-wenang, baik di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi. Berdasarkan data dari website Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), pada tahun 2024 terdapat 14.776 kasus kekerasan, dengan 12.833 korban perempuan. Data ini menunjukkan bahwa perempuan sering menjadi target utama dalam kasus kekerasan.

Untuk menanggapi masalah tersebut, mahasiswa KKN Tim II Undip 2024 mengadakan program edukasi tentang peningkatan perlindungan hak perempuan dan anak serta pencegahan kekerasan di Desa Soroyudan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, pada 3 Agustus 2024. Tujuan program ini adalah mencegah kekerasan dan memberikan edukasi kepada remaja perempuan di Desa Soroyudan agar berani melaporkan jika mengalami kekerasan.
 

Dalam program tersebut, mahasiswa KKN Tim II Undip menjelaskan berbagai jenis kekerasan terhadap perempuan dan anak, dasar hukum perlindungan mereka, langkah-langkah yang harus dilakukan jika menjadi korban kekerasan, dan cara mencegah kekerasan. Mereka juga memperkenalkan jargon “Kami Perempuan, Kami Berani Melawan” untuk memotivasi perempuan Desa Soroyudan agar berani melawan kekerasan. Program ini merupakan langkah antisipatif dari mahasiswa KKN Undip untuk memperkuat perlindungan hak perempuan dan anak dari kekerasan. Selain itu, mereka membagikan leaflet yang berisi informasi singkat tentang pengertian, jenis-jenis kekerasan, dan memperkenalkan layanan SAPA 129 dari KemenPPPA untuk memudahkan pemahaman masyarakat Desa Soroyudan.

Dengan adanya kegiatan edukasi ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya perlindungan hak perempuan dan anak serta berperan aktif dalam mencegah kekerasan. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan, tetapi juga untuk memberdayakan perempuan dan anak agar mereka berani melawan ketidakadilan yang mereka hadapi. Melalui kolaborasi dan partisipasi seluruh elemen masyarakat, kita dapat mewujudkan Desa Soroyudan yang lebih harmonis dan sejahtera.



Penulis:
Chalysta Fhatima Azaira

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Mengungkap Pemanfaatan Bonggol Jagung Menjadi Arang Briket dari Bonggol Jagung di Desa Jatilawang

0
 
Dokumentasi kegiatan workshop  dan penyerahan arang  
dari bonggol jagung di Balai Desa Jatilawang yang dihadiri 
oleh Ibu Ibu PKK setempat


Campusnesia.co.idPeserta KKN dari Universitas Diponegoro memiliki ide inovasi yang dapat mengubah bonggol jagung menjadi arang briket yang belum diolah sepenuhnya pada masyarakat di Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali (25/07). Dari informasi yang didapatkan dari wawancara singkat kepada Bapak Budi Prayitno, Sekretaris Desa Jatilawang, Desa Jatilawang merupakan suatu penghasil pertanian jagung yang cukup banyak dan ketika hasil pasca panen jagung masyarakat banyak belum mengolah bonggol jagung secara maksimal.

“Biasanya kalau warga desa sini untuk mengolah bonggol jagung hanya dibakar saja untuk menjadi pupuk,” ujar Bapak Budi Prayitno dalam wawancara singkat.

Maka dari itu, Jesaya Hansel membuat sebuah ide inovasi yang merupakan Program Kerja Mono-Disiplin selama mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Desa Jatilawang. Ide inovasi ini adalah pembuatan arang briket dari bonggol jagung sebagai bahan utama. Ide inovasi ini disampaikan dengan cara melakukan workshop bagaimana cara pembuatan arang briket bonggol jagung dengan memperlihatkan hasil arang briket secara langsung di balai Desa Jatilawang yang diperhatikan oleh ibu-ibu Kader PKK setempat (25/07).
  
Kegiatan workshop bersama ibu-ibu PKK 
dan hasil arang briket bonggol jagung

Ibu-ibu PKK tampak tertarik dan antusias dalam pelaksanaan workshop bagaimana cara pembuatan arang briket bonggol jagung dan hasil arang briket bonggol jagung. Dalam proses pembuatan  bonggol jagung, hanya memanfaatkan bonggol jagung yang merupakan hasil pertanian terbesar di Desa Jatilawang. Proses pembuatan dengan melakukan pembakaran kemudian ditumbuk hingga halus, selanjutnya dicampurkan dengan tepung kanji dengan perbandingan 3:1, selanjutnya dicetak dan dikeringkan selama 4 hari.

Diharapkan warga Desa Jatilawang dapat mengelola limbah bonggol jagung menjadi arang briket lebih baik lagi  yang dapat dijadikan inovasi alternatif untuk menambah pemasukan perekonomian desa Jatilawang dan menjadi produk bernilai ekonomis.




Editor:
Achmad Munandar