KKN TIM II Universitas Diponegoro Desa Sidorejo: Manfaat Eco Enzyme dari Dapur ke Lingkungan yang Lebih Bersih

0


Campusnesia.co.idDesa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Kota Pekalongan (03/08/2024) - Saat ini, sampah organik menjadi permasalahan yang terjadi di desa sidorejo dikarenakan kurangnya pengelolaan sampah dari bank sampah maupun upaya memanfaatkan sampah organik. Jika tidak ada usaha untuk memanfaatkan sampah organik dengan baik dan berkelanjutan dapat terjadi penumpukan dan juga limbah organik yang dapat mencemari desa sidorejo.
 
Mahasiswa KKN fakultas perikanan dan kelautan Universitas Diponegoro Tahun 2023/2024, Yaneta Tarisa Sibuea telah melaksanakan program kerja berupa sosialisasi pengenalan Eco Enzyme kepada ibu- ibu PKK di Desa Sidorejo sebagai upaya mengurangi limbah organik yang bersumber dari pasar bodren dan rumah tangga di desa sidorejo. Kegiatan ini dilaksanakan dengan demonstrasi secara menyeluruh  dengan cara menjelaskan definisi, cara pembuatan, cara kerja sampai manfaat dari Eco Enzyme dengan sasaran utama ibu- ibu PKK Desa Sidorejo.


Masyarakat di Desa Sidorejo cenderung tertarik ketika dikenalkan dengan produk Eco Enzyme ini, karena selama ini mereka hanya membuang begitu saja terhadap sampah organik rumah tangga tanpa diolah terlebih dahulu karena kurangnya pengetahuan. “Saya baru pertama kali mengetahui Eco Enzyme cairan banyak manfaat ini, cara pembuatan dan bahan bakunya sangat mudah, saya tertarik untuk mencoba membuatnya”, tutur seorang warga yang sudah baru pertama kali mengetahui Eco Enzyme. Pada akhir penyampaian materi, mahasiswa KKN UNDIP juga membagikan hasil akhir dari Eco Enzyme yang akan membantu warga dalam bidang pertanian.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan limbah khususnya limbah organik, Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro  Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto mengadakan kegiatan sosialisasi edukasi yang bertujuan untuk Sosialisasi edukasi pemanfaatan limbah organik dilakukan pada hari Sabtu, 03 Agustus 2024 di Balai Desa Sidorejo, Tirto, Pekalongan. 

Melalui program KKN ini, harapannya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat dalam mengubah limbah dapur, seperti sisa sayur dan buah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai dengan membuat eco enzyme secara mandiri dan dapat dijadikan produk yang bermanfaat seperti Eco Enzyme ini diantaranya bisa digunakan untuk pestisida, penjernih air dan sebagai pupuk. Tidak lupa melalui kegiatan ini juga diharapkan akan mengurangi jumlah limbah organik rumah tangga yang dihasilkan, terutama di Desa Sidorejo.



Penulis: 
Yaneta 
(Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, 
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) 

Editor:
Achmad Munandar

Kurangi Sampah Plastik Di Perairan, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Berikan Edukasi Mengenai Bahaya Sampah Plastik Di Perairan Ke Anak SDN Desa Sidorejo

0


Campusnesia.co.idSidorejo, Tirto, Kab. Pekalongan (26/07/2024). Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. Untuk pencemaran di laut, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia. Plastik merupakan salah satu bahan dasar pada produk atau barang yang memiliki keunggulan dapat tahan lama, mudah dibawa kemana mana, harganya relatif dan dapat di daur ulang. Di balik semua keunggulan yang dimiliki oleh plastik, plastik juga memiliki kelemahan, diantaranya mudah terbakar, tidak ramah lingkungan, mengandung bahan kimia.  

Tujuan program kerja ini dilaksanakan yaitu menumbuhkan keperdulian anak anak sejak dini pentingnya menjaga kebersihan perairan dengan cara tidak membuang sampah ke perairan terutama sampah plastik, dimana sampah plastik adalah sampah yang sulit dan lama terurai  Dampak sampah plastik terhadap perairan diantaranya merusak ekosistem perairan, mengganggu kehidupan biota perairan, membuat parameter kualitas air tidak stabil, dan menimbulkan bauyang tidak sedap. 

 
Program kerja ini  dimulai dari pukul 07.00 – 10.00 WIB yang berlokasi di SDN Desa Sidorejo dengan sasaran seluruh kelas yaitu kelas 1 sampai kelas 6. Pemaparan program kerja dilakukan dengan cara memberikan presentasi tentang bahayanya sampah plastik di perairan, dilanjutkan sesi tanya jawab dari Yaneta Tarisa Sibuea sebagai pemateri dan diberi hadiah apabila dapat menjawab pertanyaan dari pemateri. 

Edukasi diawali dengan mengenal bahaya sampah plastik yang mengancam hidup biota dilaut setelahnya dilakukan pengenalan pola hidup ramah lingkungan yang menjadi langkah awal mengurangi sampah plastik. Luaran atau output dari program kerja ini berupa poster yang berisi informasi tentang isu sampah plastik di perairan Indonesia, dampak sampah plastik di perairan dan upaya untuk mengurangi sampah plastik di perairan. 

Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro melakukan kegiatan berupa edukasi ke SDN Desa Sidorejo. Edukasi berbentuk pemaparan mengenai bahaya sampah plastik di perairan. Edukasi ini bertujuan untuk mengenalkan ke generasi muda tentang bahaya sampah bagi lingkungan laut. Kegiatan ini diikuti lebih dari 150  siswa-siswi SDN  Desa Sidorejo  dengan sangat antusias.



Penulis: 
Yaneta 
(Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

Editor:
Achmad Munandar

Langkah Awal Ciptakan Generasi Emas Dengan Membangun Kesadaran Akan Asi Eksklusif

0


Campusnesia.co.id -  Batang (17/08/2024) - ASI merupakan asupan pertama dan utama untuk bayi dibawah 6 bulan. Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari pemberian ASI eksklusif. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya ASI eksklusif bagi tumbuh kembang anak. 

Di Desa Wonokerto, salah satu permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah pengeluaran ASI yang tidak. Masalah ini disebabkan karena kurangnya asupan nutrisi pada ibu hamil dan ibu menyusui serta pola hidup yang belum tertata dengan baik. "Disini ibu menyusui maksimal makan jam 5 sore, setelah itu gak boleh makan apa-apa lagi" ujar Pratiwi Bidan Desa Wonokerto.

Sejalan dengan Pratiwi, ketua kader PKK Yati juga mengatakan "Asupannya kurang mba. Udah gitu istirahatnya juga kurang. Malem jagain anak sampai begadang, siangnya juga harus dipaksa melek. Orang sini yang masih tinggal sama ibu/mertuanya juga dipaksa ditetesin air jeruk". 

Untuk itu mahasiswa KKN Tim II UNDIP berinisiatif menumbuhkan kesadaran dengan cara melakukan penyuluhan dan pendampingan ASI eksklusif untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Penyuluhan dan pendampingan ASI eksklusif juga merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting yang cukup tinggi di Desa Wonokerto.

Program bernama 'Sentuhan Cinta' dilaksanakan dua metode yaitu penyuluhan yang dilakukan di balai Desa Wonokerto pada hari Rabu, 7 Agustus 2024 dan pendampingan secara individu pada hari yang sama. Materi yang diberikan saat penyuluhan adalah mengenai manfaat ASI untuk tumbuh kembang anak hingga akibat yang ditimbulkan jika anak gagal mendapatkan ASI eksklusif.
 

Sementara pada saat pendampingan, mahasiswa memantau status gizi dan asupan nutrisi ibu hamil dan ibu menyusui serta memberikan pelatihan pijat oksitosin dan pijat laktasi untuk memperlancar ASI. Selain itu, mahasiswa juga memberikan demonstrasi bagaimana pelekatan yang baik saat menyusui agar ASI yang didapatkan anak bisa maksimal.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Tim II KKN Undip Mendukung Gerakan Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Menjadi POC pada Kelompok Wanita Tani di Desa Pengkol

0


Campusnesia.co.idSukoharjo - Selasa, 27 Juli 2024, Mahasiswi Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan sosialisasi terkait pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah organik rumah tangga pada anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dilaksanakan di Desa Pengkol pada 15.30 WIB. 

Lahan pertanian di Desa Pengkol mengalami penurunan kualitas kesuburan sehingga dibutuhkan cara yang efisien untuk memperbaiki unsur hara dalam tanah pada lahan pertanian di Desa Pengkol. Salah satu cara meregenerasi kualitas lahan pertanian yaitu dengan menggunaan pupuk organik yang menjadi kebutuhan pokok petani sebagai input produksi pertanian. Pembuatan Pupuk organik Cair (POC) sebenarnya dapat dilakukan secara rutin dengan pemanfaatan limbah yang ada disekitar seperti limbah organik rumah tangga. 

Limbah organik rumah tangga yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar POC sehingga tidak terbuang sia-sia. Pembuatan POC sangat mudah dilakukan dengan menggunakan beberapa bahan yang terdiri dari limbah organik rumah tangga, air cucian beras atau air kelapa, larutan gula merah atau molase, EM4, air, dan wadah tempat fermentasi POC. Bahan-bahan tersebut dimasukkan sesuai dengan takaran ke dalam wadah dan diaduk rata. Setelah 10-14 hari difermentasi, POC sudah dapat disaring untuk diambil cairannya dan dapat digunakan untuk keperluan pertanian. 

Pemilihan bahan-bahan pembuatan POC didasari oleh kandungan unsur hara didalamnya. Limbah organik rumah tangga mengandung unsur hara makro dan mikro yang mendukung pertumbuhan tanaman. EM4 digunakan dalam POC karena mengandung berbagai jenis bakteri yang dapat membantu jalannya fermentasi POC. Larutan gula merah berfungsi sebagai sumber energi dan penyubur bagi bakteri dalam proses penguraian serta air cucian beras dipilih karena mampu mempercepat proses fermentasi.

 
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, yang tepatnya di samping balai Desa Pengkol sebagai salah satu program monodisiplin oleh Aqilla Pirly Naidy, mahasiswi Program Studi Agribisnis, Universitas Diponegoro. Antusiasme dari ibu-ibu KWT yang hadir saat kegiatan sosialisasi pembuatan POC ini dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait kegiatan tersebut dan partisipasi dalam demonstrasi pembuatan POC. "Sosialisasi dan demonstrasi pembuatan POC sangat membantu menambah ilmu baru bagi kami supaya sampah sayuran dapat dimanfaatkan dengan baik" ujar Bu Parni selaku anggota KWT Desa Pengkol.

Kedepannya dari kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan POC ini diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik dan berkelanjutan. Keberlanjutan kegiatan ini diharapkan agar dapat bermanfaat dari segi ekonomi dan dapat menjaga lingkungan dari pemanfaatkan limbah sampah organik rumah tangga.



Penulis : 
Aqilla Pirly Naidy 
(Agribisnis_Fakultas Peternakan dan Pertanian)

Dosen Pendamping Lapangan: 
Dr. Ir. Yoyok Budi Pramono S.Pt. M.P., IPM

Aquaponik Sebagai Solusi Lahan Sempit dan Meminimalisir Limbah Kolam Lele, Mahasiswa Tim II KKN Undip Dorong Inovasi pada Lahan KWT di Desa Pengkol

0


Campusnesia.co.idSukoharjo - Selasa, 6 Agustus 2024, Mahasiswi Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan sosialisasi pengoptimalan kolam lele menjadi aquaponik pada Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dilaksanakan di Dukuh Badran, Desa Pengkol pada 16.00 WIB. 

Lahan KWT Dukuh Badran, Desa Pengkol memiliki dua kolam ikan yang dimanfaatkan oleh anggotanya untuk budidaya ternak lele. Kolam lele ini menghasilkan beberapa dampak negatif berupa limbah air kolam lele dan bau tidak sedap. Selain itu, lahan KWT tersebut juga kurang subur yang menyebabkan tanaman tidak tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Kedua permasalahan tersebut melatarbelakangi solusi inovatif yang dapat diaplikasikan pada lahan KWT Dukuh Badran yang berupa penggunaan sistem aquaponik yang memanfaatkan kolam untuk ternak lele sekaligus budidaya hidroponik sayuran. 

Sebelum adanya sosialisasi, air limbah kolam lele biasanya dimanfaatkan oleh anggota KWT sebagai pupuk cair pada sayuran hidroponik yang diambil secara manual. Hal ini membuat kegiatan budidaya hidroponik sayuran tersebut kurang efisien sehingga penggunaan sistem aquaponik menjadi pilihan tepat. "Saya mempelajari ilmu baru karena selama ini air kolam lele hanya diambil sedikit untuk pupuk tetapi ternyata dapat dimanfaatkan pada aliran sistem hidroponik sehingga tidak memerlukan tambahan pupuk pada budidaya hidroponik" ujar Bu Wahyu salah satu anggota KWT Dusun Badran. Cara kerja sistem aquaponik dengan menggunakan pompa air sama dengan cara kerja hidroponik, yang membedakan kedua sistem tersebut adalah sumber air untuk budidaya sayuran berasal dari kolam ikan. 

Pemeliharaan sistem aquaponik ini tidak butuh diberi pupuk cair seperti ab mix yang biasa digunakan pada sistem hidroponik, tetapi menggunakan kotoran ikan sebagai pupuk cair bagi tanaman hidroponik. Selain itu, dibutuhkan pemberian makan ikan secara rutin dan penambahan air pada kolam apabila airnya berkurang. Hasil budidaya sayuran pada sistem aquaponik dipercaya lebih segar dan batang sayuran lebih kokoh, sedangkan hasil ternak ikan lebih segar seperti ikan tangkapan dari sungai.

 

Progam kerja monodisiplin ini disusun oleh Aqilla Pirly Naidy, mahasiswa S1 Agribisnis dilakukan dengan cara demonstrasi pembuatan aquaponik sederhana dengan pemanfaatan ember untuk ternak lele dan budidaya sayuran. Jenis tanaman dan ikan yang dipilih pada demonstrasi sistem aquaponik sederhana dengan media ember tersebut adalah kangkung dan lele. Hal ini mengacu pada tanaman hidroponik yang umumnya menggunakan tanaman sayuran dan jenis ikan yang tahan dengan oksigen rendah. 

Harapan kedepannya dari pembinaan program ini adalah sistem aquaponik yang telah disampaikan dapat diaplikasikan dengan baik dan berkelanjutan. Keberlanjutan dari sistem aquaponik ini diharapkan dapat membuahkan manfaat berupa meminimalisir biaya budidaya lele dan sayuran serta dapat memaksimalkan lahan KWT yang terbatas. 



Penulis : 
Aqilla Pirly Naidy 
(Agribisnis_Fakultas Peternakan dan Pertanian)

Dosen Pendamping Lapangan: 
Dr. Ir. Yoyok Budi Pramono S.Pt. M.P., IPM

Editor:
Achmad Munandar

Asah Keterampilan Murid SDN 1 Baleharjo, Kab. Sragen Dengan Mengenalkan Perubahan Wujud Zat dari Proses Pembuatan Es Krim

0


Campusnesia.co.idSragen - Rabu (25/7) - Dalam rangka mengenalkan teknologi pengolahan pangan bergizi kepada murid-murid Sekolah Dasar (SD), mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Baleharjo, Kec. Sukodono, Kab. Sragen mengadakan kegiatan edukasi melalui praktik pembuatan es krim berbahan dasar susu kedelai di SDN 1 Baleharjo. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah keterampilan siswa terkait teknologi pengolahan pangan melalui pembelajaran perubahan wujud zat dan konsep fisika sederhana. Murid-murid SDN 1 Baleharjo dapat memahami pembuatan es krim dengan mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap wujud suatu zat. 

Pembuatan es krim yang dilakukan memanfaatkan prinsip perubahan wujud zat dari cair menjadi padat dengan metode yang sederhana. Bahan bahan yang digunakan utamanya adalah susu kedelai, es batu, dan garam. Garam kasar berperan penting dalam menurunkan suhu lingkunganya, sehingga mempercepat pembekuan es krim. Selain itu, pemilihan susu kedelai sebagai utama didasari karena kandungan gizinya yang tinggi dan merupakan menu alternatif sehat bagi anak-anak. Selain itu, melalui pengenalan teknologi pangan berbasis susu kedelai, diharapkan murid-murid bisa mengembangkan pemahaman tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi seimbang.

 

Selama kegiatan berlangsung, para siswa tampak antusias mengikuti setiap tahapan, mulai dari pengenalan teknologi, pembelajaran, hingga demonstrasi. Murid-murid dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang berisikan 5 murid, untuk membuat satu bungkus es krim. Hal ini juga mengasah kemampuan dan kerja sama murid dalam membuat es krim secara berkelompok. Kegiatan ini juga diharapkan mampu membangkitkan rasa ingin tahu murid-murid terhadap sains dan teknologi, sekaligus menanamkan pola pikir kreatif dalam memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal untuk menciptakan produk bernilai gizi tinggi. 



Penulis : 
Nashwa Rasheeda 

Instansi : 
Universitas Diponegoro (S1-Teknologi Pangan)

Editor:
Achmda Munandar

Cegah Stunting di Desa Baleharjo (Sragen), Mahasiswi UNDIP Tingkatkan Kesadaran Warga Dengan Mengenalkan Menu Harian Bergizi Seimbang!

0

Campusnesia.co.idSragen - Rabu (25/7) - Desa Baleharjo di Kecamatan Sukodono, Sragen, menempatkan permasalahan stunting sebagai prioritas utama, karena angka stunting desa telah memasuki 21,3% di antara seluruh wilayah di Kecamatan Sukodono (peringkat ke-3 tertinggi). Penanganan stunting dimulai dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi ibu, anak, remaja perempuan sebagai calon ibu. Namun, kesadaran ini belum sepenuhnya tersebar di seluruh wilayah Baleharjo, sehingga mahasiswi KKN dari Universitas Diponegoro berupaya meningkatkan kesadaran tersebut melalui isi piring seimbang. Isi piring bergizi seimbang dikenalkan pada warga Desa Baleharjo sebagai upaya dalam meningkatkan pemahaman akan pentingnya makan makanan yang beragam dan memiliki tujuan yang baik di tiap komponennya.

Isi piring seimbang dikenalkan oleh Mahasiswa KKN Desa Baleharjo (Nashwa Rasheeda) melalui 4 komponen utama yakni, karbohidrat, protein, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Keempat komponen tersebut dikenalkan dengan jumlah dan komposisinya tiap porsi sekali makan. Warga dikenalkan dengan makanan yang biasa di masak/mudah di dapatkan di Desa Baleharjo seperti, ikan, jagung, serta sayur dan buah dari perkebunan sekitar. Hal ini juga dapat mengurangi adanya food waste serta meningkatkan optimalisasi diversifikasi pangan. 

Warga memberikan respon positif dengan menunjukan rasa ingin tahu yang lebih! Selain itu, warga juga menanyakan untuk variasi menu masakan atau isi piring yang disesuaikan dengan hasil perkebunan/peternakan masing masing warga. Hal ini menunjukan adanya inisiatif warga dalam melengkapi gizi harian, dengan memberikan alternatif menu yang mudah didapatkan dan disesuaikan dengan masing-masing pribadi. Di akhir sesi konsultasi/tanya jawab, Nashwa Rasheeda menekankan kembali ke warga untuk meningkatkan diversifikasi makanan dalam kesehariannya dengan cara melakukan pengolahan pangan dan melakukan rotasi menu.



Penulis : 
Nashwa Rasheeda 

Instansi : 
Universitas Diponegoro (S1-Teknologi Pangan)

Editor:
Achmad Munandar

Cilok Protein Ikan: Satu Langkah Maju Menuju Masa Depan yang Lebih Sehat

0


Campusnesia.co.idPekalongan - Kamis (26/07/2024) Nur’aini Shanty Maharani, mahasiswi Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Diponegoro telah berhasil menyita perhatian dengan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang inovatif. Melalui program kerja di KKN ini, ia mengembangkan sebuah inovasi camilan sehat bernama “Cilok Protein” yang diperkaya dengan hidrolisat protein ikan. Sumber daya perikanan khususnya ikan telah umum dikenal sebagai sumber gizi yang tidak kalah baik dari hewan lainnya, gizi yang terkandung pada ikan seperti Vitamin (A, D, B6, B12), Omega 3, Mineral (Zat besi, Yodium, Seng, Flour, Selenium), dan Protein.

Cilok Protein, camilan khas Indonesia yang dipadukan dengan sentuhan modern, hadir sebagai alternatif bagi masyarakat yang ingin menjalani gaya hidup sehat namun tetap menikmati kelezatan makanan ringan. Penambahan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sebagai alternatif pemanfaatan sumber protein memberikan nilai tambah pada produk ini karena kaya akan protein berkualitas tinggi yang sangat dibutuhkan tubuh, terutama bagi mereka yang aktif berolahraga atau memiliki gaya hidup yang padat.

 

Hidrolisat Protein Ikan (HPI) merupakan produk hasil dari proses hidrolisis protein ikan yang kompleks. Proses ini memecah protein menjadi rantai asam amino yang lebih pendek, sehingga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh manusia. Beberapa keunggulan dari HPI ini yaitu kadar protein mencapai >80% (tergantung jenis ikan yang digunakan), kaya akan asam amino essensial, tidak memiliki bau, dapat larut dalam air, mudah diaplikasikan pada berbagai olahan makanan, dan mudah diserap oleh tubuh. 

Program kerja KKN Nur’aini dilaksanakan pada kegiatan rutin Ibu-Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di RT 16 / RW 06 Kelurahan Gumawang. Para ibu PKK yang hadir pada kegiatan program ini memperoleh informasi baru sekaligus mendapatkan sampel HPI dan produk cilok protein. Respon para hadirin yang baik ditunjukkan dari munculnya berbagai pertanyaan dan beberapa diskusi mengenai Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sebagai protein tambahan dalam olahan makanan sehari-hari di rumah. Selain cilok, HPI ini juga sangat cocok ditambahkan pada camilan lainnya sebagai pengganti makanan ringan yang kurang sehat, seperti pada bakwan atau nugget. 

Pembagian luaran program kerja yang berupa produk cilok, sampel Hidrolisat Protein Ikan (HPI), dan pamflet diharapkan menjadi media yang efektif untuk mendemostrasikan secara langsung manfaat dan keunggulan produk inovatif ini. Cilok protein tidak hanya memberikan alternatif camilan yang lebih sehat bagi masyarakat, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dan mendorong pengembangan produk olahan ikan. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Edukasi Anak-anak Mengenai Bahaya Pencemaran Air Dengan Melalui Eksperimen Sederhana Sebagai Salah Satu Bentuk Kesadaran Anak-anak Terhadap Kebersihan Perairan

0
 


Campusnesia.co.idPekalongan (30/07/24) - Mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah melaksanakan kegiatan Program Kerja Monodisiplin “Edukasi Bahaya Pencemaran Air” di Desa Yosorejo, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan pada hari Selasa, 30 Juli 2024, kegiatan ini dilaksanakan di SDN 02 Desa Yosorejo.

Pencemaran air adalah kondisi di mana kualitas air menurun akibat masuknya zat atau bahan asing yang dapat membahayakan makhluk hidup dan mengganggu ekosistem air. Pencemaran air ini biasanya disebabkan oleh limbah industri, limbah rumah tangga, bahan kimia pertanian (seperti pestisida dan pupuk) serta polutan lain yang masuk ke dalam perairan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu salah satunya dengan edukasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat yang bisa dimulai dari anak-anak untuk mencegah pencemaran air.

Pelaksanaan edukasi ini dilakukan dengan sasaran siswa-siswi kelas 5 dan terdiri dari 3 sesi, yaitu penyampaian materi oleh Mahasiswa KKN Vikhanza Zalfa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan mengenai bahaya pencemaran air, eksperimen sederhana serta pengulangan materi dan penyampaian kesimpulan oleh siswa. 

Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing bahan pencemar yang berasal dari limbah rumah tangga. Eksperimen dilakukan dengan cara menyiapkan 3 buah gelas plastik yang berisi air dan sendok, selanjutnya 2 gelas plastik diisi oleh limbah rumah tangga (detergen dan sabun cair) secukupnya serta untuk gelas plastik terakhir hanya diisi air saja, selanjutnya diaduk menggunakan sendok supaya rata. 

Pengamatan yang dilakukan yaitu melihat perbedaan dari ketiga gelas plastik tersebut dari bau, warna, kekeruhan, dan busa. Hasil yang didapat dari ketiga bahan pencemar yaitu detergen merupakan salah satu bahan pencemar yang bahaya untuk dibuang ke perairan karena bau yang menyengat dan busa yang banyak menyebabkan perairan tersebut terkontaminasi serta menyebabkan banyak dampak seperti menyebarkan penyakit, mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu makhluk hidup di perairan.


Siswa dan siswi SDN 02 Yosorejo ini cukup antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan ini karena menjadi salah satu pengalaman mereka melakukan eksperimen langsung dengan bahan-bahan pencemar serta siswa dan siswi SDN 02 Yosorejo ini dapat lebih memahami konsep bahaya pencemaran air. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat membantu siswa dan siwi dalam mengetahui bagaimana bahaya pencemaran air dan lebih peduli dalam menjaga lingkungan perairan serta dapat mencegah apa yang menyebabkan pencemaran perairan.



Penulis :
Vikhanza Zalfa B.R. 
(Manajemen Sumberdaya Perairan)

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Mengubah Limbah Tempe Menjadi POC (Pupuk Organik Cair) Sebagai Salah Satu Cara Mengurangi Pencemaran Lingkungan

0


Campusnesia.co.idPekalongan (10/08/2024) - Mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah melaksanakan kegiatan Program Kerja Monodisiplin “Pengolahan Limbah Tempe Menjadi POC (Pupuk Organik Cair)” di Desa Yosorejo, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah salah satu pemilik UMKM Tempe.

Permasalahan air terkait limbah produksi tempe merupakan isu lingkungan yang penting, terutama di daerah yang memiliki banyak industri pembuatan tempe. Limbah cair dari proses produksi tempe dapat mencemari sumber air jika tidak dikelola dengan baik. Limbah cair tempe mengandung zat organik yang tinggi, zat-zat ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air seperti membuat air kotor dan keruh, menimbulkan bau yang mengganggu masyarakat sekitar dan bisa menyebabkan penyakit jika menggunakan air dari perairan tersebut serta makhluk hidup yang ada di perairan bisa terjangkit dan mati.

Untuk memecahkan permasalahan dari air limbah tempe ini, Mahasiswi KKN Vikhanza Zalfa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan akan memberikan pelatihan sekaligus penyuluhan individu terkait limbah tempe yang dijadikan POC ini. 

POC (Pupuk Organik Cair) merupakan jenis pupuk yang berbentuk cair dan berasal dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan, sisa tanaman, dan bahan organik lainnya. Pupuk ini sering digunakan karena mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman serta mikroorganisme yang bermanfaat untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. POC ini juga merupakan solusi untuk mengurangi limbah produksi untuk dibuang langsung ke perairan dan penggunaannya yang ramah lingkungan.

Salah satu bahan pembuatan POC adalah EM4, EM4 merupakan produk yang mengandung campuran mikroorganisme yang bermanfaat antara lain untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik menjadi kompos untuk pupuk, mengurangi bau yang tidak sedap, membantu menguraikan zat-zat berbahaya dan mengurangi tingkat polusi dalam air limbah sehingga air yang dihasilkan menjadi lebih bersih sehingga aman untuk dibuang ke perairan.

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah tempe dengan menyiapkan satu botol air mineral 1,5 Liter, gula pasir, sendok, limbah cair tempe, dan EM4. Berikut merupakan prosedur pembuatannya: 

• Isi botol air mineral dengan limbah cair tempe 

• Larutkan 3 sendok makan gula pasir dengan air secukupnya 

• Tambahkan 4 tutup botol EM4 

• Setelah dimasukkan semua, aduk atau kocok botol hingga tercampur rata 

• Tutup rapat dan simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung

• Setiap hari botol air mineral dibuka lalu ditutup rapat kembali untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi pupuk

• Diamkan proses fermentasi hingga 2 minggu sampai sudah tercium bau tape yang menyengat.



Dengan adanya penyuluhan individu dan pelatihan ini, dapat diharapkan membantu dalam meningkatkan hasil panen karena tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup dan tanah menjadi lebih subur, sebagai upaya menjaga lingkungan khususnya lingkungan perairan, serta dapat membantu masyarakat untuk mengelola limbah menjadi pupuk yang ramah lingkungan dan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu hasil produk yang bisa dijual.



Penulis:
Vikhanza Zalfa B. R. 
(Manajemen Sumberdaya Perairan)

Editor:
Achmad Munandar