Transformasi Energi Desa Jaten: Panel Surya untuk Penerangan Jalan yang Ramah Lingkungan

0
[Foto pemasangan lampu jalan tenaga surya Desa Jaten, 
Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri]


Campusnesia.co.id - Di era yang semakin maju ini, pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi sangat penting. Salah satu bentuk teknologi yang sedang berkembang dan mulai diterapkan di berbagai daerah adalah panel surya. Teknologi ini memanfaatkan energi matahari sebagai sumber daya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Inovasi ini diangkat sebagai salah satu program kerja monodisiplin Kelvin Gibran Arya Dwiangga selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro di Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, dengan tujuan utama mengurangi risiko kecelakaan di jalan yang disebabkan oleh minimnya penerangan serta memperkenalkan penggunaan energi terbarukan.

Penerangan jalan yang kurang memadai merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas, terutama di malam hari. Kurangnya cahaya di jalanan membuat pengendara sulit melihat kondisi jalan, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan. Melihat permasalahan ini, tim KKN di Desa Jaten menginisiasi pemasangan lampu penerangan jalan berbasis panel surya di Dusun Majan, sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Program kerja ini dimulai pada tanggal 5 Agustus 2024 dengan pelaksanaan pemaparan materi dan pembekalan kepada warga Dusun Majan mengenai pentingnya pemanfaatan teknologi panel surya untuk penerangan jalan. Edukasi ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya memahami cara kerja dan manfaat dari panel surya, tetapi juga menyadari pentingnya beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Pada tanggal 6 Agustus 2024, tim KKN bersama warga setempat mulai melakukan pembuatan sabuk besi yang digunakan sebagai penopang lampu panel surya. Persiapan ini sangat penting untuk memastikan bahwa lampu yang akan dipasang memiliki kestabilan dan mampu berfungsi dengan optimal dalam jangka waktu lama.

Puncak dari program kerja ini adalah pada tanggal 7 Agustus 2024, di mana dilakukan pemasangan lampu panel surya bersama Kepala Dusun Majan di salah satu jalan utama Dusun Majan yang sering dilalui oleh pengendara dan membutuhkan penerangan. Lokasi ini dipilih karena tingginya frekuensi lalu lintas di area tersebut, sehingga diharapkan pemasangan lampu panel surya ini dapat langsung memberikan manfaat nyata bagi keselamatan pengguna jalan.
 
[Foto proses pemasangan lampu jalan tenaga surya]

Hasil dari pemasangan lampu panel surya ini sangat dirasakan oleh warga Dusun Majan. Jalan yang sebelumnya gelap kini menjadi terang, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh minimnya penerangan. Selain itu, warga juga mulai mengenal dan memahami pentingnya pemanfaatan energi terbarukan. Dengan adanya contoh nyata seperti ini, diharapkan Desa Jaten dapat mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi panel surya secara lebih luas di masa mendatang.

Tidak hanya memberikan manfaat bagi keselamatan lalu lintas, penggunaan panel surya ini juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Dengan memanfaatkan energi matahari, sistem penerangan jalan ini tidak lagi bergantung pada listrik konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil. Ini berarti, selain hemat energi, teknologi ini juga berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pemerintah Desa Jaten menyambut baik inovasi ini dan melihat potensi besar untuk mengangkat program ini sebagai bagian dari rencana jangka panjang dusun dalam mengganti sistem penerangan jalan dengan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Penerapan teknologi panel surya untuk penerangan jalan di Dusun Majan menjadi bukti nyata bahwa teknologi bisa memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta mendorong transisi menuju penggunaan energi yang lebih berkelanjutan.


Editor:
Achmad Munandar

Inovasi Digital Timer: Solusi Cerdas untuk Penyiraman Kebun Dawis Desa Jaten

0
[Foto proses instalasi timer digital 
dan jalur irigasi penyiraman kebun dawis Desa Jaten]


Campusnesia.co.id - Hasil panen kebun yang dikelola oleh organisasi Dasa Wisma (Dawis) Desa Jaten mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Penyebab utama penurunan ini adalah kurangnya kedisiplinan dalam penyiraman tanaman yang tidak dilakukan secara tepat waktu. Untuk mengatasi masalah ini, diinisiasikan sebuah program instalasi digital timer otomatis yang diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penyiraman dan menjaga kualitas tanaman agar hasil panen lebih optimal oleh Kelvin Gibran Arya Dwiangga selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro di desa Jaten, kecamatn Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Program ini dimulai pada tanggal 2 Agustus 2024 dengan sesi pengarahan kepada ibu-ibu Dawis mengenai pentingnya disiplin waktu dalam penyiraman tanaman serta cara kerja digital timer otomatis. Sesi ini juga menjelaskan bagaimana sistem dapat membantu menjaga kondisi tanaman dengan penyiraman yang tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan masing-masing jenis tanaman.

Instalasi digital timer otomatis dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2024. Selain pengaturan program pada digital timer, juga dilakukan instalasi jalur selang untuk penyiraman otomatis. Proses ini dirancang dengan mempertimbangkan jenis tanaman yang ada di kebun serta kapasitas debit air yang digunakan, sehingga sistem dapat berfungsi optimal dan sesuai dengan kebutuhan kebun Dawis.

[Foto hasil instalasi jalur penyiraman otomatis di kebun Dawis]

Respon dari ibu-ibu Dawis sangat positif. Sistem digital timer otomatis ini dinilai sangat membantu dalam meringankan pekerjaan penyiraman kebun, terutama pada waktu-waktu sibuk. Pemerintah Desa Jaten juga menyambut baik inovasi ini, karena dinilai mampu meningkatkan efektivitas program Dawis yang telah berjalan, serta berpotensi meningkatkan hasil panen di masa mendatang.

Dengan adanya digital timer otomatis ini, diharapkan kebun Dawis Desa Jaten dapat mempertahankan kondisi tanaman dalam keadaan terbaiknya, sehingga mampu menghasilkan panen yang lebih maksimal. Program ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai langkah inovatif dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa melalui perkebunan yang lebih modern dan efisien.



Editor:
Achmad Munandar

Keren, Mahasiswa KKN UNDIP Mengajak Karang Taruna Desa Untuk Melakukan Digitalisasi Dengan Mamanfaatkan Sosial Media Sebagai Wadah Branding Bagi UMKM

0
 


Campusnesia.co.idSukoharjo, Indonesia - 27 Juli 2024. Dalam usaha optimalisasi digitalisasi di desa mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II dari Universitas Diponegoro (UNDIP) memberikan kontribusi langsung kepada warga khususnya pada Karang Taruna Desa Kateguhan. Rindu Meisya Nurmalita Dewi, Mahasiswi Administrasi Bisnis mengadakan kegiatan penyuluhan dengan memberikan edukasi mengenai pemanfaatan sosial media sebagai wadah branding bagi UMKM pada tanggal 27 Juli 2024. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi usaha berkelanjutan yang dilakukan oleh karang taruna desa guna memperluas jangkauan informasi mengenai beberapa UMKM yang sangat berpotesi di Desa Kateguhan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. 

Program terkait digitalisasi melalui sosial media ini dipilih untuk membantu pelaku usaha mikro kecil menengah untuk meningkatkan brand awarenessnya serta bertujuan untuk menambah penjualan dari usaha tersebut. Selain itu, kontribusi karang taruna desa pada program ini adalah sebagai pelaksana karena tentu anak-anak muda lebih mengerti mengenai dunia digital. Desa kateguhan sendiri memiliki julukan desa digital, tetapi masih bisa dikatakan output digitalnya masih ada diskala kurang, dan tentunya melalui program ini akan tercerminkan desa digital tersebut,

Pelaksanaan program ini dikemas dengan metode sosialisasi dan edukasi kepada anggota karang taruna desa yang didukung dengan pemberian leaflet yang berisikan pentingnya branding, peran sosial media, alasan sebuah usaha perlu memiliki branding yang kuat, strategi membuat konten sosial medeia, cara membawa konten branding ke fyp, pemahaman mengenai tren sosial media, serta cara mengelola konten yang baik. Dalam kegiatan pelaksanaan program ini terdapat interaksi aktif dengan audiens berupa tanya jawab terkait materi pemanfaatan sosial media sebagai wadah branding UMKM, 


Program ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi anggota karang taruna desa dalam kegiatan pemuda-pemudi yang memberikan manfaat pada warga dalam peningkatan digitalisasi. Melalui pelaksanaan program ini, mahasiswa KKN UNDIP menunjukkan kontribusi nyata mereka dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan perekonomian mikro desa secara lebih efisien dan inklusif.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Gelar Pelatihan Digitalisasi, Tingkatkan Visibilitas Soropaten di Google Maps

0

Campusnesia.co.id - Klaten, 25 Juli 2024 - Bintang Rachmat Aditya, mahasiswa Program Studi Informasi dan Hubungan Masyarakat Universitas Diponegoro (UNDIP), bersama dengan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) melaksanakan program pelatihan pembuatan dan penambahan lokasi ke Google Maps bagi perangkat Desa Soropaten. Pelatihan ini berlangsung pada hari Kamis, 25 Juli 2024, di Kantor Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.

Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perangkat desa dalam memanfaatkan teknologi digital, khususnya dalam hal penambahan lokasi strategis di Google Maps. Dengan adanya pelatihan ini, perangkat desa diharapkan mampu menambahkan lokasi-lokasi penting seperti fasilitas umum, kantor pemerintahan, dan tempat-tempat wisata di Desa Soropaten ke dalam platform Google Maps, sehingga memudahkan masyarakat luas dalam menemukan dan mengakses informasi terkait desa tersebut.

 
Bintang Rachmat Aditya menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong digitalisasi di tingkat desa. "Dengan memanfaatkan Google Maps, kita dapat memperkenalkan Desa Soropaten kepada dunia. Penambahan lokasi-lokasi penting akan membantu meningkatkan visibilitas dan daya tarik desa, baik bagi wisatawan maupun masyarakat umum," ujarnya.

Pelatihan ini meliputi beberapa materi penting, antara lain cara membuat akun Google My Business, langkah-langkah menambahkan lokasi baru, serta cara mengelola informasi dan ulasan yang masuk. Para peserta pelatihan, yang terdiri dari perangkat desa, sangat antusias dalam mengikuti setiap tahapan pelatihan, dan mereka menyadari betapa pentingnya pemahaman teknologi dalam era digital ini.

"Kami merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. Pengetahuan baru yang kami dapatkan akan sangat berguna untuk mempromosikan desa kami dan memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai layanan dan informasi," ungkap salah satu perangkat Desa Soropaten.

Dengan berakhirnya pelatihan ini, Bintang Rachmat Aditya dan tim KKN UNDIP berharap Desa Soropaten dapat semakin dikenal luas dan dapat memanfaatkan teknologi digital untuk kepentingan masyarakat setempat.



Penulis : 
Bintang Rachmat Aditya
Informasi dan Hubungan Masyarakat (SV)

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Melaksanakan Program Pembuatan Logo Branding untuk UMKM di Desa Soropaten

0


Campusnesia.co.id - Klaten, 23 Juli 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Bintang Rachmat Aditya dari program studi Informasi dan Hubungan Masyarakat melaksanakan program kerja pembuatan logo branding bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, pada hari Selasa, 23 Juli 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual produk UMKM dengan memperkuat identitas visual melalui pembuatan logo yang profesional dan menarik.

Dalam program ini, Bintang fokus memberikan pendampingan kepada tiga UMKM utama di desa tersebut, yaitu UMKM Kerupuk Karak, Kembang Waru, dan Marning. Mereka membantu para pelaku usaha dalam merancang dan mengembangkan logo yang tidak hanya mencerminkan karakter produk, tetapi juga mampu menarik perhatian konsumen dan meningkatkan daya saing di pasar.

 
"Program pembuatan logo branding ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi UMKM di Desa Soropaten, terutama dalam memperkuat identitas merek dan meningkatkan penjualan produk. Dengan logo yang menarik dan representatif, UMKM dapat lebih mudah dikenal dan dipercaya oleh konsumen," Ujar Bintang selaku koordinator.

Pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh mahasiswa KKN UNDIP mencakup berbagai aspek penting dalam pembuatan logo, mulai dari pemilihan warna, tipografi, hingga penerapan logo pada kemasan produk. Para pelaku UMKM merasa sangat terbantu dengan adanya program ini, karena mereka mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya branding dalam pengembangan usaha.

"Logo yang Bintang buat benar-benar menggambarkan produk kami dan memberikan identitas yang lebih kuat. Kami optimis bahwa dengan logo baru ini, produk kami akan lebih dikenal dan diminati oleh konsumen," ungkap salah satu pelaku UMKM di Desa Soropaten.
Melalui program kerja ini, mahasiswa KKN UNDIP berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan UMKM di Desa Soropaten, serta mendorong kemajuan ekonomi lokal dengan membantu UMKM untuk lebih bersaing di pasar yang semakin kompetitif.



Penulis : 
Bintang Rachmat Aditya
Informasi dan Hubungan Masyarakat (SV)

Editor:
Achmad Munandar


KKN Undip Tingkatkan Kesadaran Keamanan Pangan Melalui Pendampingan Pemilihan Bahan Tambahan Pangan

0


Campusnesia.co.id - Wonogiri, 2 Agustus 2024 - Mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Universitas Diponegoro menggelar program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jaten dengan misi utama memberikan pendampingan dalam pemilihan dan penggunaan bahan tambahan pangan yang tepat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan pangan yang dikonsumsi. 

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat semakin meningkat. Di sisi lain, penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan dalam berbagai produk makanan juga semakin luas. Meskipun bahan-bahan ini berperan penting dalam industri makanan, penggunaannya yang tidak tepat atau berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

Di Desa Jaten, ibu rumah tangga yang menjadi penanggung jawab utama dalam penyediaan makanan untuk keluarga sering kali tidak menyadari risiko dari penggunaan BTP yang tidak sesuai. Kurangnya pengetahuan ini berpotensi menyebabkan kesalahan dalam memilih dan menggunakan BTP, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kesehatan anggota keluarga, terutama anak-anak.

Melihat permasalahan tersebut, Aura Debby Syaluna Regita, mahasiswi Teknologi Pangan Universitas Diponegoro, mengambil inisiatif untuk mencanangkan program pendampingan dalam pemilihan dan penggunaan BTP yang tepat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu Dasa Wisma dalam memilih BTP yang aman dan sesuai dengan kebutuhan keluarga.

Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan di lumbung pertemuan kelompok Dasa Wisma Dusun Majan pada Jumat 2 Agustus 2024. Kelompok Dasa Wisma dipilih sebagai sasaran utama karena para ibu dalam kelompok ini memiliki pengaruh besar dalam mengatur pola makan keluarga dan sering menjadi pusat informasi serta edukasi di lingkungan mereka.

Pada sesi pertama, mahasiswi membagikan leaflet tentang bahan tambahan pangan. Leaflet ini berisi informasi dasar mengenai berbagai jenis BTP, termasuk pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Setelahnya, mahasiswi memberikan pemahaman dasar mengenai bahan tambahan pangan. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan terhadap jenis-jenis BTP, bahan-bahan yang berpotensi berbahaya, cara mengidentifikasi pangan yang mengandung BTP berbahaya dan dampaknya terhadap kesehatan, serta alternatif yang lebih sehat.

Salah satu sesi utama dari program ini adalah demonstrasi pembuatan pewarna makanan alami dari bahan pangan seperti daun pandan, buah naga, dan wortel. Setelah demonstrasi, para ibu diajak untuk mempraktikkan penggunaan pewarna alami tersebut pada pembuatan jajanan tradisional getuk. Melalui kegiatan ini, ibu-ibu tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis tetapi juga keterampilan praktis dalam memilih dan menggunakan bahan tambahan pangan yang tepat.

 

Kegiatan KKN ini mendapat respon positif dari ibu-ibu Dasa Wisma Dusun Majan. Ibu-ibu Dasa Wisma mengaku memperoleh pengetahuan baru yang sangat berguna dalam menjaga kesehatan keluarga melalui pemilihan bahan pangan yang lebih aman. Aura selaku mahasiswi penginisiasi program berharap informasi yang dibagikan dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anggota Dasa Wisma dalam memilih dan menggunakan BTP yang tepat, khususnya pada makanan dan jajanan anak.



Editor:
Achmad Munandar




Mahasiswi KKN Undip Kenalkan Edible Coating Untuk Optimalisasi Kemasan Produk UMKM Tempe Desa Jaten

0
Foto Bersama Mas Dimas, Pemilik UMKM Tempe 
di Dusun Ringinanom, Desa Jaten

Campusnesia.co.id - Wonogiri, 30 Juli 2024 - Sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) menginisiasi sebuah program inovatif di Desa Jaten, Kabupaten Wonogiri. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah penyimpanan tempe organik yang selama ini dikeluhkan pelaku UMKM tempe di Desa Jaten. Program berjudul “Optimalisasi Kemasan Tempe Organik Menggunakan Edible Coating” ini diinisiasi oleh Aura Debby Syaluna Regita (21), mahasiswi jurusan Teknologi Pangan. 

UMKM tempe organik di Desa Jaten mengalami kendala dalam menjaga kualitas dan umur simpan produk mereka. Tempe dengan kemasan daun pisang dan koran berisiko mengalami kerusakan yang menyebabkan penurunan kualitas dan menjadikan umur simpan tempe relatif singkat. Umumnya tempe mampu bertahan hingga dua hari di suhu ruang. Setelah kapang tempe Rhizopus oligosporus mati, bakteri perombak protein akan tumbuh, membuat tempe menjadi berbau menyengat serta timbul bercak hitam. Akibatnya, tempe kehilangan kesegarannya dan nilai jual menjadi menurun.

Melihat permasalahan ini, Aura berinisiatif memperkenalkan teknologi edible coating sebagai solusi. Edible coating adalah lapisan tipis bersifat edible (dapat dimakan) yang berfungsi melindungi produk dari risiko kontaminasi serta menghambat transpirasi uap air dan gas. Edible coting pada tempe dilakukan dengan cara pelapisan larutan coating pada daun kemasan tempe. Teknologi ini diharapkan dapat memperpanjang umur simpan tempe sekaligus mempertahankan kualitasnya, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Pada program yang berlangsung selama satu jam ini, Aura memberikan pendampingan kepada produsen tempe di Desa Jaten. Kegiatan dimulai dengan penyampaian informasi mengenai edible coating, dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan larutan edible coating yang berbahan dasar pati sagu, gliserol, dan bawang putih bubuk. Tidak hanya itu, produsen tempe juga diajarkan cara pengaplikasian larutan ini pada kemasan tempe untuk mencegah kebusukan dan memperpanjang masa simpan produk.

Program ini mendapat sambutan positif dari pelaku UMKM di Desa Jaten. Mas Dimas, selaku pemilik UMKM tempe organik di Dusun Ringinanom, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Aura. "Kami sangat terbantu dengan adanya program ini. Kami mendapatkan pengetahuan baru mengenai inovasi kemasan untuk produk tempe yang menjadi solusi atas masalah penyimpanan yang kami hadapi selama ini. Semoga kedepannya kami dapat mengaplikasikan teknologi ini dalam produksi kami.” Ujar Mas Dimas.

Aura berharap program yang diinisiasikannya tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi para produsen tempe, tetapi juga dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya teknologi edible coating ini, diharapkan pelaku usaha tempe organik dari Desa Jaten dapat memperluas pangsa pasarnya.

Program ini juga diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi limbah makanan akibat kerusakan produk pangan, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.



Editor:
Achmad Munandar

Peluang Baru! Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu atau Sekam di Desa Jaten

0
Pelaksanaan program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Campusnesia.co.id - Jaten (11/08) – Desa Jaten memiliki potensi dalam pertanian yang sangat tinggi. Penduduk setempat sebagian besar bekerja di sektor pertanian, terutama pada pertanian padi. Ketika panen raya terjadi pada hari Kamis (01/08/2024), penduduk memiliki pasokan beras yang tinggi dan pendapatan penduduk pun mengalami peningkatan. Hal ini merupakan kabar baik untuk hal perekonomian setempat, tetapi pengelolaan limbah pertanian belum terhitung efektif. Limbah pertanian setelah penggilingan membuat 2 jenis limbah, yaitu sekam padi dan jerami. Jerami digunakan sebagai pangan ternak, sedangkan sekam padi hanya sebagai komponen pembuatan pupuk untuk tanaman. Namun, sekam padi dapat dikelola untuk pembuatan produk baru dalam mendukung perekonomian setempat. Hal ini dilakukan guna menciptakan pengelolaan limbah pertanian yang baik.
 
Pembukaan untuk program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Desa Jaten juga memiliki banyak tanaman bambu. Jumlah bambu yang banyak mengakibatkan kerusakan di pemukiman warga, terutama atap rumah. Tanaman bambu yang banyak mengakibatkan pengelolaan terhadap limbah bambu terhambat dan menjadi sumber masalah bagi masyarakat Desa Jaten. Sumber masalah ini timbul karena tanaman bambu yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan ini, mahasiswa KKN Tim II Undip Desa Jaten melihat sebagai sebuah masalah yang dapat menjadi peluang dalam peningkatan perekonomian para warga Desa Jaten. Mahasiswa KKN Tim II Undip Desa Jaten mengusulkan program yang berjudul “Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu atau Sekam.” Hal ini diharapkan dapat mengatasi masalah tanaman bambu di Desa Jaten, serta membantu dalam peningkatan perekonomian warga setempat.
 
 
Bahan-bahan untuk program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Program ini dilaksanakan pada hari Sabtu (10/08/2024). Program ini dilakukan di Dusun Pronogaten, Desa Jaten. Diawali dengan pengenalan mengenai apa itu briket, demonstrasi pembuatan briket dari bambu dan sekam, serta pendampingan kepada warga dalam pembuatan briket bambu atau sekam. Pembuatan arang bambu dan sekam dilakukan dengan pembakaran bambu dan sekam, lalu penumbukan bambu dan sekam yang sudah gosong, pengayakan dari bambu dan sekam yang sudah ditumbuk, setelah itu pencampuran perekat yang mengandung tepung tapioka dan air (perbandingan 1:10), dan berakhir pada pencetakan. Briket tersebut dapat digunakan setelah 2-3 hari penjemuran hingga kering. Kualitas briket bergantung pada padatnya arang halus dalam briket tersebut.
 
 
Demonstrasi untuk program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan ini dilakukan dengan baik dan antusias oleh warga setempat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan perangkat desa dan kepala desa, agar dapat memanfaatkan limbah pertanian dan bambu dengan baik. Menurut Bu Sayuti, “program ini sangat baik untuk bagi warga setempat agar pengelolaan limbah bambu dapat terjadi secara efektif dan program ini merupakan peluang baru bagi perekonomian setempat.” Banyak warga yang ingin melakukan setelah mengikuti kegiatan dari program ini. Dengan bahan baku yang melimpah, serta bahan baku lain yang terjangkau, program ini diharapkan dapat efektif dan dilakukan oleh warga setempat sebagai peluang baru dalam perekonomian.



Dosen Pembimbing KKN: 
Binar Panunggal, S.Gz., MPH

Lokasi KKN: 
Desa Jaten, Kec. Selogiri, Kab. Wonogiri

Editor:
Achmad Munandar

Pembentukan Dawis Yang Terkini! Karya Mahasiswa/i KKN Undip Tim 2 di Desa Jaten

0


Pelaksanaan program Optimalisasi Kebun Dasa Wisma (Dawis) di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Campusnesia.co.id - Jaten (10/08) - Kelompok dawis (Dasawisma) adalah kelompok ibu-ibu yang terdiri dari 10 Kepala Keluarga pada rumah yang bertetangga, dalam memudahkan jalannya sebuah program (sumber: kampungkb.bkkbn.go.id). Kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kesehatan dalam keluarga, arisan (PKK), kembangkan dana sehat (PMT, posyandu, membangun sarana sampah). 

Dengan adanya kelompok dawis, ikatan sosial serta solidaritas meningkat antar warga melalui kegiatan gotong royong. Kelompok dawis merupakan upaya untuk memperkuat kerjasama dan kebersamaan pada tingkat komunitas warga desa, yang berfokus pada peningkatan kualitas kehidupan serta kesejahteraan bermasyarakat. Kelompok dawis di Desa Jaten, Dusun Majan memiliki kebun yang kaya akan hasil bumi. Kebun dawis ini menjadi sarana bagi anggota dawis dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi, menjaga kelestarian lingkungan dan membangun kebersamaan antar warga.
 
Pelabelan tanaman untuk program Optimalisasi Kebun Dasa Wisma (Dawis) di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Namun, Di Desa Jaten masih terdapat kebun dawis (dasa wisma) yang pengolahannya masih belum baik dan kurang efektif, serta masih ditemukan tanaman yang kurang terawat dengan baik, salah satunya merupakan dawis Dusun Majan. Pada dawis Dusun Majan, terdapat beberapa kendala dalam berkebun, terutama tanah yang subur. Kondisi ini disebabkan oleh cuaca ekstrim panas yang melanda Kabupaten Wonogiri, kurangnya curah hujan, dan kurangnya mineral pada tanah. 

Hal ini mengakibatkan banyaknya hasil bumi yang gagal panen dan merugikan kelompok dawis. Pengupayaan pengairan dan pemberian pupuk sudah terlaksana dalam kelompok dawis. Tetapi, pengupayaan tersebut tidak kunjung menyelesaikan masalah dari penyuburan tanah yang tandus. Maka dari itu, mahasiswa KKN Tim II Undip Desa Jaten melihat sebagai sebuah masalah yang harus diatasi dengan baik dengan pemasangan alat biopori. Program ini berjudul “Optimalisasi Kebun Dasa Wisma Desa Jaten.”
 
 
Pembuatan lubang untuk alat biopori untuk program Optimalisasi Kebun Dasa Wisma (Dawis) di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Pelaksanaan program ini dilakukan pada hari Jumat (29/08/2024). Program ini terdiri dari 2 metode, yaitu penanaman biopori di kebun dasa wisma dan pemberian nama ke tanaman yang terdapat di kebun dasa wisma. Diawali dengan gotong royong dengan ibu-ibu dawis untuk pembersihan kebun dawis, pelabelan nama tanaman di kebun dawis, penyiraman tanaman, dan pemasangan alat biopori. 

Pelabelan nama tanaman dilakukan untuk mengingat detail tentang tanaman, agar tanaman terawat sesuai kebutuhannya. Alat biopori berguna untuk menjaga kesuburan tanah, pengelolaan sampah organik menjadi kompos yang berguna bagi tanah, serta memperbaiki struktur tanah di dalam kebun. Ibu-ibu dawis Dusun Majan Desa Jaten antusias mengikuti program ini. Mereka berharap dengan adanya pemasangan alat biopori dapat menjadi salah satu solusi dalam membantu tandusnya tanah. Selain itu, dengan realisasi program ini diharapkan dapat meningkatkan semangat para ibu-ibu kelompok dawis dalam berkebun.
 
 
Gotong royong untuk program Optimalisasi Kebun Dasa Wisma (Dawis) di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)


Dosen Pembimbing KKN: 
Binar Panunggal, S.Gz., MPH

Lokasi KKN: 
Desa Jaten, Kec. Selogiri, Kab. Wonogiri

Editor:
Achmad Munandar

Pentingkah Mengajarkan Anak-Anak Menabung Sejak Dini?

0



Campusnesia.co.idSenin, 2 Agustus 2024 Mahasiswa KKN Undip Tim il berkunjung dan mengisi kegiatan di SD 02. Siwalan. Kegiatan yang dilaksanakan di SD 02 Siwalan adalah mengisi kelas dengan edukasi tentang pentingnya menabung sejak dini yang diberikan kepada siswa-siswi kelas 5.

Kegiatan ini disi oleh salah satu mahasiswa KKN Undip dari porgram studi akuntansi perpajakan yaitu Laila Aurelia yang mana kegiatan ini menjadi salah satu program kerja yang a miliki. Pada kegiatan ini Laila memaparkan tentang pengertian menabung, pentingnya menabung, tips dan tricks menabung, dan juga mendemonstrasikan menabung dengan memberikan media tabungan untuk siswa-siswi kelas 5.

Kegiatan in disambut baik dan meriah ole siswa-siswi kelas 5, dengan pemaparan mater yang menarik. Tapa disadari ternyata siswa-sisvi kelas 5 sudah banyak yang tau pentingnya dan manfaat menabung, beberapa anak sudah bisa mencapai keinginan mereka dari menabung.

Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan kegiatan membagikan tabungan dan juga mewarnai tabungan. Setelah it dilanjutkan dengan demonstrasi menabung dengan skema uang saku harian dimana mereka diajarkan juga tentang manajemen uang yang bijak agar tidak terjadi pemborosan pada hal-hal yang tidak penting.



Penulis: 
Laila Aurelita Anjayani
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro

Editor:
Achmad Munandar