Campusnesia.co.id - Desa Pengilon - (10/08/2024) Tugas besar orang tua adalah mempersiapkan anak untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap anak. Akan tetapi, Kepala Desa Pengilon, Fadli Putro Budi Perwirakusuma, menyatakan bahwa di Desa Pengilon masih ditemukan fakta yang sebaliknya.
“Masih menjadi kondisi umum di masyarakat bahwa orang tua kerap memberikan handphone dan memerintahkan anaknya untuk mengikuti kegiatan tertentu agar bisa terlepas dari tugas pengasuhan.”
Hal tersebut menyebabkan anak belum mendapatkan perhatian orang tuanya secara penuh sehingga dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya. Adanya keadaan tersebut melatarbelakangi dilaksanakannya suatu program yang mengusung materi terkait pengasuhan positif untuk mendukung terciptanya hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.
Pada hari Rabu, 24 Juli 2024 salah satu mahasiswi KKN Tim II Universitas Diponegoro yang berasal dari Fakultas Psikologi menginisiasi suatu pertemuan untuk memberikan pemahaman bertajuk “Psikoedukasi Pengasuhan Positif di Era Disruptif melalui Peningkatan Komunikasi yang Efektif”. Kegiatan psikoedukasi diadakan di Balai Desa Pengilon, Kecamatan Bulu dengan sasaran kader Posyandu. Tujuannya adalah memberikan pemahaman mengenai pengantar pengasuhan positif, dampak pemilihan pola asuh orang tua terhadap anak, pola komunikasi yang terbentuk akibat dari pola asuh, hingga tips pengasuhan positif yang bisa diterapkan.
Fokus utama program ini adalah mewujudkan pengasuhan positif dengan penekanan pada peningkatan pola komunikasi keluarga. Implikasi pola komunikasi keluarga diketahui dapat memengaruhi perkembangan psikologis, resiliensi, kesehatan mental, sikap sosial, hingga kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tua harus berusaha penuh untuk terlibat menciptakan komunikasi yang efektif di keluarga dan mengesampingkan pemberian gawai terhadap anak.
Dalam rangka memfasilitasi hal tersebut, maka mahasiswi ini menyusun produk berupa kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan tantangan yang bisa dimainkan oleh seluruh anggota keluarga. Setelah diadakan sesi psikoedukasi, produk akan diserahkan kepada Ketua Kader Posyandu dalam bentuk fisik dan dibagikan secara digital kepada seluruh kader Posyandu selaku audiens. Pertanyaan dan tantangan yang telah tertulis diharapkan dapat menjadi permulaan yang memantik kebiasaan keluarga untuk berkomunikasi secara efektif sehingga orang tua dapat memahami keinginan dan kebutuhan anak dengan lebih optimal dan anak dapat maksimal dalam proses perkembangannya.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar