Pelaksanaan program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Campusnesia.co.id - Jaten (11/08) – Desa Jaten memiliki potensi dalam pertanian yang sangat tinggi. Penduduk setempat sebagian besar bekerja di sektor pertanian, terutama pada pertanian padi. Ketika panen raya terjadi pada hari Kamis (01/08/2024), penduduk memiliki pasokan beras yang tinggi dan pendapatan penduduk pun mengalami peningkatan. Hal ini merupakan kabar baik untuk hal perekonomian setempat, tetapi pengelolaan limbah pertanian belum terhitung efektif. Limbah pertanian setelah penggilingan membuat 2 jenis limbah, yaitu sekam padi dan jerami. Jerami digunakan sebagai pangan ternak, sedangkan sekam padi hanya sebagai komponen pembuatan pupuk untuk tanaman. Namun, sekam padi dapat dikelola untuk pembuatan produk baru dalam mendukung perekonomian setempat. Hal ini dilakukan guna menciptakan pengelolaan limbah pertanian yang baik.
Pembukaan untuk program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Desa Jaten juga memiliki banyak tanaman bambu. Jumlah bambu yang banyak mengakibatkan kerusakan di pemukiman warga, terutama atap rumah. Tanaman bambu yang banyak mengakibatkan pengelolaan terhadap limbah bambu terhambat dan menjadi sumber masalah bagi masyarakat Desa Jaten. Sumber masalah ini timbul karena tanaman bambu yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan ini, mahasiswa KKN Tim II Undip Desa Jaten melihat sebagai sebuah masalah yang dapat menjadi peluang dalam peningkatan perekonomian para warga Desa Jaten. Mahasiswa KKN Tim II Undip Desa Jaten mengusulkan program yang berjudul “Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu atau Sekam.” Hal ini diharapkan dapat mengatasi masalah tanaman bambu di Desa Jaten, serta membantu dalam peningkatan perekonomian warga setempat.
Bahan-bahan untuk program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Program ini dilaksanakan pada hari Sabtu (10/08/2024). Program ini dilakukan di Dusun Pronogaten, Desa Jaten. Diawali dengan pengenalan mengenai apa itu briket, demonstrasi pembuatan briket dari bambu dan sekam, serta pendampingan kepada warga dalam pembuatan briket bambu atau sekam. Pembuatan arang bambu dan sekam dilakukan dengan pembakaran bambu dan sekam, lalu penumbukan bambu dan sekam yang sudah gosong, pengayakan dari bambu dan sekam yang sudah ditumbuk, setelah itu pencampuran perekat yang mengandung tepung tapioka dan air (perbandingan 1:10), dan berakhir pada pencetakan. Briket tersebut dapat digunakan setelah 2-3 hari penjemuran hingga kering. Kualitas briket bergantung pada padatnya arang halus dalam briket tersebut.
Demonstrasi untuk program Pendampingan dan Pembuatan Briket Bambu dan Sekam di Desa Jaten (09/08/24). (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan ini dilakukan dengan baik dan antusias oleh warga setempat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan perangkat desa dan kepala desa, agar dapat memanfaatkan limbah pertanian dan bambu dengan baik. Menurut Bu Sayuti, “program ini sangat baik untuk bagi warga setempat agar pengelolaan limbah bambu dapat terjadi secara efektif dan program ini merupakan peluang baru bagi perekonomian setempat.” Banyak warga yang ingin melakukan setelah mengikuti kegiatan dari program ini. Dengan bahan baku yang melimpah, serta bahan baku lain yang terjangkau, program ini diharapkan dapat efektif dan dilakukan oleh warga setempat sebagai peluang baru dalam perekonomian.
Dosen Pembimbing KKN:
Binar Panunggal, S.Gz., MPH
Lokasi KKN:
Desa Jaten, Kec. Selogiri, Kab. Wonogiri
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar