Inovasi Hijau: Mahasiswa KKN Mengajak Ibu-Ibu Membudidayakan Akuaponik di Pekarangan Rumah

0



Campusnesia.co.idMahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Desa Soroyudan, Raden Ajeng Kartini membuat pelatihan pembuatan akuaponik skala mikro atau keluarga yang dilaksanakan di Desa Soroyudan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, pada Kamis (08/08/2024). 

Pada kegiatan tersebut, ibu-ibu dusun yang ada di Desa Soroyudan diberikan pelatihan mengenai cara membuat akuaponik, serta memberikan pemaparan informasi tentang manfaat dari akuaponik itu sendiri. Akuaponik merupakan metode pertanian yang menggabungkan akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). Dalam sistem ini, limbah yang dihasilkan oleh ikan atau yang biasa disebut dengan amonia berfungsi sebagai nutrisi bagi tanaman, sementara tanaman membantu membersihkan air yang kembali ke akuarium untuk ikan. Sistem ini menciptakan lingkungan yang saling menguntungkan dan efisien dalam penggunaan sumber daya.
 

Program kerja ini melibatkan ibu-ibu yang berada di Desa Soroyudan dengan melakukan pelatihan pembuatan akuaponik dengan menggunakan akuarium serta wadah untuk tanaman hidroponik itu sendiri. Terdapat berbagai jenis tanaman yang dapat ditanam pada akuaponik, diantaranya, yaitu kangkung, selada hijau, selada merah, bayam, seledri, pakcoy, sawi, serta kailan.

Terdapat beberapa keunggulan dalam membuat akuaponik, diantaranya yaitu dari segi efisiensi sumber daya, penggunaan air dalam akuaponik lebih efisien dibandingkan dengan pertanian tradisional dengan sirkulasi tertutup yang mengurangi kebutuhan untuk pengisian ulang, selain penggunaan air terdapat nutrisi yang dihasilkan dari limbah ikan yang diperlukan untuk tanaman dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia, dari segi sustainabilitas lingkungan penmbuatan akuaponik dapat mengurangi limbah dan penghematan energi, dari segi kualitas pangan, tanaman dapat tumbuh lebih cepat karena terdapat nutrisi yang dihasilkan oleh limbah ikan, serta kualitas air yang baik dapat meningkatkan kesehatan ikan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas.

Akuaponik menawarkan solusi yang menjanjikan untuk tantangan global dalam pertanian dan ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan prinsip ekosistem yang saling menguntungkan, sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan, tetapi juga menyediakan cara inovatif untuk memproduksi makanan segar dan berkualitas. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, manfaat jangka panjang dari akuaponik menjadikannya pilihan menarik untuk masa depan pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien.



Penulis: 
Raden Ajeng Kartini

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Mengajak Ibu-Ibu Menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

0



Campusnesia.co.idMahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Desa Soroyudan, Raden Ajeng Kartini membuat pelatihan tentang penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) yang dilaksanakan di Desa Soroyudan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, pada Senin (29/07/2024). 

Pada kegiatan tersebut, ibu-ibu dusun yang ada di Desa Soroyudan diberikan pelatihan mengenai cara menanam tanaman obat keluarga (TOGA), serta memberikan pemaparan informasi tentang manfaat dari tanaman obat keluarga (TOGA) itu sendiri. Tanaman obat keluarga atau yang biasa disebut dengan TOGA merupakan jenis tanaman yang biasanya ditanam di pekarangan rumah yang tujuan utamanya digunakan sebagai obat-obatan alami. Tanaman ini sering digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang kerap terjadi sehari-hari.

Program kerja ini melibatkan ibu-ibu yang berada di Desa Soroyudan dengan melakukan penanaman secara bersama-sama dengan menggunakan media tanam serta polybag yang kemudian bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing. Macam-macam tanaman obat keluarga yang digunakan diantaranya, yaitu ketumbar, rosemary, parsley, sweet basil, kale, thyme, oregano, dan herb tarragon.

Tanaman obat keluarga memiliki berbagai manfaat diantaranya, yaitu dari segi kesehatan dan pengobatan, penggunaan tanaman obat keluarga dapat membantu mengatasi penyakit ringan seperti batuk, flu, atau gangguan pencernaan tanpa harus bergantung pada obat-obatan kimia, dari segi ekonomi, menanam dan memanfaatkan tanaman obat di rumah dapat mengurangi pengeluaran untuk obat-obatan, selain itu, tanaman ini juga dapat mengurangi biaya pengobatan, dari segi lingkungan, tanaman obat keluarga merupakan cara ramah lingkungan menjaga kesehatan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia yang berpotensi merusak lingkungan.

Ajeng menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan dimulai dengan pemaparan informasi tentang cara menanam dan manfaat yang akan didapat ketika memiliki tanaman obat keluarga ditanam di pekarangan rumah. “Melihat adanya potensi halaman atau pekarangan yang luas membuat saya tertarik untuk mengadakan Pelatihan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Soroyudan, khususnya dengan ibu-ibu yang ada di desa,” jelas Ajeng.

Ajeng juga menyampaikan, selain sesi pemaparan informasi tentang tanaman obat keluarga serta manfaatnya, terdapat kegiatan pelatihan dengan ibu-ibu dusun yang ada di Desa Soroyudan. “Ibu-ibu antusias dengan tanaman obat kelurga, karena terdapat berbagai macam tanaman obat yang masih cukup jarang atau asing diketahui oleh ibu-ibu di desa Soroyudan”.



Penulis: 
Raden Ajeng Kartini

Editor:
Achmad Munandar

Membangun Generasi Sehat: Pembelajaran Terkait Penerapan Postur Tubuh Yang Baik Untuk Mencegah Terjadinya MSDs

0
 




Gambar 1. Output Poster Program Kerja Monodisiplin

Campusnesia.co.id - Krengseng, 25 Agustus 2024 - Mahasiswi yang tergabung dalam KKN TIM II Universitas Diponegoro baru saja menyelesaikan sebuah program kerja monodisiplin, yang bertujuan untuk mengedukasi siswa-siswi SDN 02 Krengseng tentang pentingnya menjaga postur tubuh ergonomis. Program ini dirancang untuk mencegah terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs), yaitu gangguan pada otot dan tulang yang sering disebabkan oleh postur tubuh yang salah.

Dalam program ini, seluruh siswa-siswi SDN 02 Krengseng diberikan pemahaman mendalam mengenai apa itu Musculoskeletal Disorders (MSDs), bagaimana gangguan ini bisa mempengaruhi tubuh mereka, dan langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil dengan menjaga postur tubuh yang ergonomis sejak usia dini. Edukasi yang diberikan meliputi panduan tentang posisi duduk yang benar di kelas, serta cara yang tepat untuk membawa tas sekolah agar tidak membebani punggung.

Agar materi yang disampaikan lebih menarik dan mudah dipahami, mahasiswi KKN menggunakan metode interaktif dan menarik dalam penyampaian informasi. Mereka membuat presentasi PowerPoint yang visualnya menarik perhatian siswa-siswi, dan beberapa siswa dan siswi juga diminta untuk memperagakan cara duduk dan membawa tas dengan postur tubuh yang benar di depan kelas sebagai bagian dari praktik langsung.

Selain materi yang disampaikan secara lisan, mahasiswi juga menyediakan poster-poster edukatif yang dipajang di mading sekolah. Poster-poster ini berisi informasi penting tentang MSDs, dampak negatif yang bisa ditimbulkannya, serta panduan lengkap tentang postur tubuh yang ergonomis, termasuk bagaimana cara duduk yang benar dan cara membawa tas agar tidak merusak postur tubuh.

 
Gambar 2. Selesainya Program Kerja Monodisiplin

Dengan terlaksananya program ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan fisik para siswa-siswi SDN 02 Krengseng. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk membantu membentuk generasi muda yang lebih sadar akan pentingnya menjaga postur tubuh yang baik dalam setiap aktivitas mereka sehari-hari, sejak usia dini..

 

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip berikan Edukasi Mengenai Kesiap Siagaan Saat Tejadi Gempa Bumi ke Anak-Anak SDN Krengseng 02

0
 
Gambar 1 Foto Bersama anak SDN 02 Krengseng 
dengan mahasiswa KKN setelah Kegiatan Edukasi yang dilakukan


Campusnesia.co.idBatang (25/7/2024). Mahasiswa KKN Undip Niko Andrias Susanto memberikan edukasi siap siaga saat terjadi gempa bumi kepada anak-anak sd di SDN 02 Krengseng. Edukasi ini diadakan mengingat terjadinya gempa bumi di utara Pulau Jawa, terutama dekat daerah Kabupaten Batang yang dewasa ini sering terjadi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan anak-anak dalam menghadapi potensi gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja. Dengan pendekatan yang interaktif, siswa-siswi dijelaskan mengenai pengertian, penyebab, dampak, dan langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi gempa. 

Mengingat Indonesia berada di area Ring of Fire, yang dimana area yang mencakup berbagi area di Samudra Pasifik ini sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi, membuat kita beresiko lebih tinggi mengalami gempa bumi maka dari itu kesiap siagaan akan gempa harus ditanamkan sejak dini ke anak-anak. 

Kegiatan ini dilakukan di SDN 02 Krengseng dengan diikuti oleh siswa-siswi dari kelas 1 hingga kelas 3. Edukasi yang dilakukan dengan bantuan slide materi, poster, berbagai alat peraga, dan sesi tanya jawab yang interaktif. Anak-anak diajarkan cara berlindung yang benar saat terjadi gempa, seperti bersembunyi dibawah meja dan menjauh dari jendela dan barang yang mudah pecah saat terjadi gempa. 

Selain itu para siswa-siswi juga diajari mengenai prosedur evakuasi saat terjadi gempa seperti berkumpullah di titik evakuasi yang telah ditetapkan yang biasa berada di daerah lapang, hindari gedung-gedung dan tiang listrik karena objek tersebut memiliki resiko runtuh setelah terjadi gempa.

Pada kesempatan ini, ia menjelaskan juga mengenai pengertian gempa, asalnya, serta apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa melalui media poster yang selanjutnya diberikan ke pihak sekolah dan ditempelkan ke mading sekolah.

Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan anak-anak SD mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa dan senantiasa siap siaga akan gempa. Kami berharap melalui pelatihan ini,  anak-anak Desa Krengseng lebih siap  menghadapi keadaan darurat, meningkatkan kewaspadaan, serta mampu menyelamatkan diri dan membantu orang lain ketika terjadi gempa.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip berikan sosialisasi mengenai K3 Las dan Sertifikasi Pengelasan kepada warga di Dukuh Sidodai, Desa Krengseng

0
 
Gambar 1 Pemberian Bantuan APD Las 
kepada Kepala Dukuh Sidodadi


Campusnesia.co.idBatang (28/7/2024). Niko Andrias Susanto, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro memberikan sosialisasi mengenai K3 Las dan Sertifikasi Pengelasan kepada warga Dukuh Sidodadi, Desa Krengseng. Kegiatan ini dilakukan mengingat lokasi Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang dekat dengan Desa Krengseng maka diharapkan KITB akan menyerap banyak tenaga kerja dari desa sekitar, termasuk Desa Krengseng. Untuk mencapai harapan tersebut maka warga desa juga harus memiliki skill dan sertifikasi yang dibutuhkan industri, salah satu keahlian yang dibutuhkan industri merupakan las/welding

Pengelasan adalah proses penyambungan dua bagian logam atau lebih  dengan cara meleburkan bagian yang akan disambung dan menambahkan bahan pengisi sehingga membentuk sambungan yang kuat setelah pendinginan. Pengelasan yang umum digunakan pada usaha kecil dan menengah adalah las listrik, dimana  energi listrik itu sendiri digunakan sebagai sumber panas pada proses pengelasan.

Pengelasan sendiri merupakan salah satu alat penting untuk mendukung kehidupan modern kita dimana kebanyakan gedung hingga alat transportasi dibangun dengan sambungan las. Maka dari itu dengan adanya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), banyak masyarakat desa sekitar yang dapat diserap sebagai tenaga kerja. Selain potensi kerja di KITB, dengan keahlian las yang banyak dibutuhkan industri dimana-mana.

Pada kesempatan tersebut, ia melakukan kegiatan tersebut dengan memberikan edukasi kepada warga tentang pengertian, cacat, inspeksi, dan K3 Las. Selain itu juga ia menjelaskan tentang sertifikasi yang dibutuhkan oleh seorang welder seperti Welding Performance Qualification (WPQ) dan Welding Procedure Specification (WPS). Mengingat las merupakan pekerjaan yang memiliki resiko yang tinggi, ia menekankan hal mengenai K3 las kepada para warga terrmasuk tentang resiko apa saja yang bisa terjadi baik dari segi kerugian material hingga kerugian terhadap kesehatan para pekerja, dengan melalui sosialisasi Alat Pelindung Diri (APD) yag disajikan dengan poster. Pada kesempatan tersebut juga mahasiswa KKN juga membersaikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) las berupa kacamata las dan sarung tangan las kepada warga yang mengikuti sosialisasi.
 
Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan warga terutama yang berusia kerja dapat tertarik untuk belajar mengenai las yang dimana merupakan sebuah keahlian yang dibutuhkan oleh industri, serta juga dapat mengimplementasikan K3 ketika bekerja demi keamanan dan keselamatan diri.



Editor:
Achmad Munandar

Bangkitkan Daya Saing UMKM: Transformasi Donat Ibu Nitta Dengan Identitas Visual Yang Menarik Dan Pelatihan Pembuatan Logo

0
 


 
Gambar 1. Output Program Kerja Monodisiplin


Campusnesia.co.id - Dusun Muntuk, yang terletak di Desa Krengseng, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Indonesia, memiliki salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memproduksi donat dengan kualitas tinggi dan cita rasa yang lezat. Namun, meskipun produknya memiliki rasa yang sangat enak, UMKM ini sering menghadapi kesulitan dalam bersaing di pasar. Kesulitan ini terutama disebabkan oleh kurangnya identitas visual, seperti logo, yang membuat produk donat tersebut terlihat kurang menarik dan tidak dikenal oleh konsumen.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, pada tanggal 26 Juli 2024, diadakan sebuah program pelatihan khusus yang bertujuan meningkatkan daya saing UMKM tersebut. Program kerja monodisiplin ini diberi nama “Pelatihan dan Pembuatan Desain Logo Produk UMKM Penghasil Kue”. Fokus utama dari program ini adalah Ibu Nitta, seorang pengusaha UMKM yang memproduksi donat di Dusun Muntuk. Selama program ini, Ibu Nitta diberi pelatihan tentang pentingnya logo sebagai elemen identitas dan alat pemasaran bagi suatu UMKM. Selain itu, dia juga diajarkan cara menggunakan aplikasi Canva untuk membuat logo yang menarik dan sesuai dengan karakteristik produknya.

Tidak hanya pelatihan menggunakan aplikasi Canva untuk membuat logo yang menarik, program ini juga menghasilkan hasil konkret berupa logo siap pakai untuk produk donat Ibu Nitta, serta sebuah booklet yang berisi panduan lengkap dan alat-alat yang dapat digunakan untuk membuat logo menggunakan aplikasi Canva. Booklet ini dirancang untuk membantu Ibu Nitta, dan pelaku UMKM lainnya, memahami cara membuat logo secara mandiri.

Gambar 2. Selesainya Program Kerja Monodisiplin

Setelah mengikuti program ini, Ibu Nitta berbagi pengalamannya, “Selama ini saya hanya fokus pada kualitas dan rasa donat, tetapi saya tidak menyadari betapa pentingnya memiliki identitas visual seperti logo. Melalui program ini, saya belajar banyak tentang bagaimana logo dapat meningkatkan daya tarik produk saya dan bagaimana cara membuat logo yang sesuai dengan keinginan saya menggunakan aplikasi Canva”.

Dengan berakhirnya program ini, harapannya produk donat dari Ibu Nitta dapat lebih kompetitif di pasar dan menarik perhatian lebih banyak konsumen. Selain itu, program serupa diharapkan dapat terus dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan UMKM di daerah lain, sehingga produk-produk lokal dapat semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.



Editor:
Achmad Munandar

KKN Undip Bersama BPBD Batang Sulap Desa Lebo Menjadi Perisai Kuat Hadapi Banjir dan Gempa!

0



Campusnesia.co.id - Lebo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang (27/07/2024). Chara Julia Dara, Mahasiswi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, KKN Tim II Universitas Diponegoro meluncurkan program monodisiplin dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir dan gempa bertajuk "Pelatihan dan Pendampingan terhadap Mitigasi Bencana Banjir dan Gempa Bagi Masyarakat Lebo bersama BPBD Batang" di Desa Lebo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Program ini diadakan sebagai respon terhadap bencana banjir dan gempa yang melanda Kabupaten Batang akhir- akhir ini salah satunya di Desa Lebo.

Curah hujan yang deras di wilayah Gringsing pada Maret 2024 menyebabkan meluapnya sungai dan terjadinya bencana banjir di Desa Lebo. Adapun gempa yang terjadi di Kabupaten Batang pada Juli 2024 disebabkan oleh aktivitas sesar aktif yang berada di wilayah tersebut. Gempa dengan magnitudo 4,4 ini termasuk jenis gempa tektonik yang mengakibatkan guncangan yang cukup kuat dirasakan di wilayah Batang, Pekalongan, dan sekitarnya.  Kejadian ini menimbulkan kerugian materi dan mengancam keselamatan warga. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dan pendampingan dalam mitigasi bencana banjir agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana serupa di masa mendatang.

Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat Desa Lebo dalam upaya mitigasi bencana banjir dan gempa. Melalui pelatihan ini, masyarakat diharapkan dapat memahami langkah-langkah yang perlu diambil sebelum, saat, dan setelah terjadi banjir dan gempa, sehingga dapat mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. 

Program kerja ini dimulai dengan melakukan survei untuk mengetahui permasalahan banjir di Desa Lebo. Survei ini menemukan beberapa hasil, di antaranya wilayah yang terkena banjir dan gempa, daerah yang berpotensi banjir dan gempa, serta penyebab banjir dan gempa tersebut. Berdasarkan hasil survei ini, tim kemudian melakukan perizinan kepada pihak yang bersangkutan terkait program yang akan dijalankan termasuk bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang yang berkribusi memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah keselamatan dan prosedur evakuasi yang benar. 

 
Pendampingan Tim II KKN Undip dan BPBD Batang 
terhadap Mitigasi Bencana Banjir dan Gempa 
kepada Linmas dan Masyarakat Lebo 

Pelaksanaan program TIM II KKN Undip Bersama BPBD Batang yaitu dengan melakukan pendampingan kepada Masyarakat terutama Linmas untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana banjir dan gempa bumi melalui edukasi dan pelatihan. Program ini mencakup penyuluhan tentang langkah-langkah keselamatan yang harus diambil saat bencana terjadi, serta simulasi prosedur evakuasi yang aman. 

BPBD juga mengajarkan cara mengidentifikasi tanda-tanda awal bencana dan memberikan panduan untuk bertindak selama dan setelah bencana, sehingga masyarakat lebih siap dan responsif dalam menghadapi situasi darurat. Selain itu, luaran poster-poster edukasi mengenai mitigasi bencana banjir ditempel oleh Tim II KKN Undip di tempat-tempat umum di Desa Lebo, terutama di balai desa dan dekat dengan jalur evakuasi agar mudah dijangkau oleh masyarakat. Poster tersebut berisi pengertian banjir serta langkah-langkah yang harus dilakukan (Do) dan yang harus dihindari (Don't) saat banjir sebagai berikut:


Do:
• Simpan dokumen penting dan barang berharga di tempat yang aman.
• Matikan listrik dan gas untuk menghindari risiko kebakaran dan sengatan listrik.
• Saat bencana, pindah ke tempat yang lebih tinggi jika memungkinkan.
• Memahami dan mengikuti jalur evakuasi.
• Ikuti arahan pihak berwenang.
• Membuang limbah/sampah di tempatnya.


Don't:
• Menyimpan barang berharga di tempat yang rendah.
• Berjalan atau mengemudi melalui air banjir.
• Mengabaikan instruksi evakuasi dari pihak berwenang.
• Kembali ke rumah tanpa memastikan kondisi aman.
• Mengonsumsi sesuatu yang sudah tercemar banjir.
• Membuang limbah/sampah di sungai atau selokan.


Poster dan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dan dapat digunakan sebagai acuan dalam penanganan banjir dan gempa. Melalui pelatihan dan pendampingan ini, masyarakat Desa Lebo diharapkan menjadi lebih tanggap dan siap dalam menghadapi bencana banjir dan gempa di masa mendatang.



Editor:
Achmad Munandar

Sehat dan Enak! KKN Undip Ciptakan Nugget Lele sebagai Camilan Pencegah Stunting bagi Anak dan Peluang Bisnis di Desa Lebo

0




Campusnesia.co.idLebo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang (13/07/2024). Chara Julia Dara, Mahasiswi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, KKN Tim II Universitas Diponegoro meluncurkan program monodisiplin yang inovatif yaitu "Pembuatan Nugget Ikan Lele sebagai Camilan Sehat Pencegah Stunting yang Enak untuk Anak dan Ide Usaha Bisnis".  Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pengolahan ikan lele yang selama ini hanya dijual dalam bentuk segar, serta untuk mengatasi masalah anak-anak yang kurang suka makan ikan.

Desa Lebo memiliki potensi besar dalam budidaya ikan lele, namun pengolahan ikan lele di desa ini masih terbatas pada penjualan ikan segar tanpa adanya inovasi yang bisa memberikan nilai tambah. Selain itu, banyak anak-anak di Desa Lebo yang tidak tertarik mengonsumsi ikan, padahal ikan mengandung banyak manfaat dan nutrisi yang baik untuk perkembangan tubuh dan otak. Oleh karena itu, Tim KKN II Universitas Diponegoro berinisiatif untuk memperkenalkan olahan nugget ikan lele sebagai solusi. 

Program ini ditujukan untuk masyarakat Desa Lebo, terutama ibu-ibu posyandu yang memiliki anak-anak yang tidak tertarik makan ikan. Dengan adanya program ini, diharapkan ibu-ibu dapat membuat camilan sehat yang disukai anak-anak dan sekaligus bisa menjadi ide usaha bisnis yang menjanjikan. Ikan lele dipilih karena memiliki harga yang terjangkau dan banyak dibudidayakan di Desa Lebo. Selain itu, ikan lele mudah diolah, memiliki rasa yang lebih ringan, rendah lemak, kaya protein, omega 3, vitamin dan mineral, meningkakan imunitas, mencegah kekurangan gizi serta baik untuk tumbuh kembang dan kecerdasan otak anak.  
 
Pendampingan kepada Ibu-Ibu Posyandu 
Mengenai Isi Leaflet serta Pembagian Produk 
Olahan Nugget Ikan Lele

Program kerja ini dilakukan dengan cara melakukan pendampingan kepada ibu-ibu Posyandu mengenai isi leaflet serta pembagian produk olahan nugget ikan lele. Pendampingan ini meliputi penjelasan detail tentang resep, langkah-langkah pembuatan, dan manfaat ikan lele bagi kesehatan. Hal ini bertujuan agar ibu-ibu tidak hanya dapat membuat nugget ikan lele sendiri di rumah, tetapi juga memahami pentingnya nutrisi ikan bagi perkembangan anak-anak. 

Sebagai luaran dari program ini, Tim KKN II Universitas Diponegoro juga membagikan produk olahan nugget ikan lele dan leaflet berisi resep serta manfaat ikan lele. Diharapkan dengan adanya program ini, anak-anak di Desa Lebo akan lebih gemar makan ikan dalam bentuk camilan yang lezat dan sehat, serta ibu-ibu dapat menerapkan dan mengembangkan ide usaha nugget ikan lele di rumah masing-masing. Berikut adalah resep dan langkah-langkah pembuatan nugget ikan lele yang diperkenalkan dalam program ini:

Bahan-bahan:
• 1 buah wortel, diparut
• 2 siung bawang putih, dihaluskan
• 1/2 sdt merica bubuk
• 1/2 sdt garam
• 1 sdm tepung sagu/tapioka
• 1 sdm tepung terigu
• 1 butir telur ayam
• 250 gram daging ikan lele, difilet dan dihaluskan
• Tepung panir
• Putih telur
• Tepung terigu


Cara Membuat:
1. Siapkan wadah, campur semua bahan jadi satu, aduk merata.
2. Siapkan loyang, oleskan dengan mentega seluruh permukaannya.
3. Masukkan adonan ke dalam loyang.
4. Kukus selama 30 menit.
5. Diamkan sampai tidak terlalu panas dan iris sesuai selera.
6. Balur nugget dengan larutan tepung terigu+air, lalu baluri tepung panir.
7. Simpan di dalam kulkas selama 1 jam.
8. Goreng di minyak panas, sajikan.


Program kerja ini mendapatkan respon yang sangat baik dari ibu-ibu posyandu di Desa Lebo. Mereka antusias dalam mendengarkan penjelasan serta menikmati nugget ikan lele yang disediakan. Banyak dari mereka yang tertarik untuk mempraktikkan resep ini di rumah sebagai solusi untuk anak-anak yang tidak suka makan ikan. Selain itu, program ini juga memberikan ide usaha bisnis yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga di Desa Lebo.



Editor:
Achmad Munandar

Lempar Kebakaran, Padam Masalah: Mahasiswa KKN Undip Bawa Solusi Cerdas Atasi Sampah di Kemiri Barat

0
 






Campusnesia.co.idSubah, Batang - 29 Juli 2024. Mahasiswa Universitas Diponegoro, Maulana Yusuf, berhasil menyita perhatian masyarakat Desa Kemiri Barat dengan program inovatifnya dalam pengelolaan sampah. Dalam rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan serentak dengan program multidisiplin GIATS, Maulana Yusuf memperkenalkan solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi masalah kebakaran akibat pembakaran sampah sembarangan.

Program yang diberi nama "Lempar Kebakaran" ini hadir sebagai respons terhadap kondisi Desa Kemiri Barat yang masih kesulitan mengakses tempat pembuangan sampah. Akibatnya, banyak warga yang memilih membakar sampah di sekitar rumah. Padahal, kebiasaan ini membawa dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan.

"Bapak Ibu, membakar sampah sembarangan itu sama saja dengan menabur penyakit. Asap yang dihasilkan mengandung banyak zat berbahaya yang bisa merusak paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit pernapasan. Selain itu, pembakaran sampah juga berkontribusi terhadap perubahan iklim," tegas Maulana Yusuf saat memberikan materi. 

Dalam presentasinya yang dihadiri oleh sekitar 33 orang ibu-ibu PKK, Maulana Yusuf memaparkan secara detail bahaya pembakaran sampah. Mulai dari pencemaran udara, kerusakan lapisan ozon, hingga risiko kebakaran yang lebih besar. Ia juga memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti prinsip reduce, reuse, dan recycle. Selain itu, mahasiswa Teknik Perkapalan ini juga menekankan pentingnya memilih waktu dan lokasi yang tepat untuk membakar sampah, serta cara memadamkan api dengan aman.
 

Inovasi APAR Lempar
Puncak dari program ini adalah demonstrasi penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) lempar. Maulana Yusuf menjelaskan bahwa APAR lempar memiliki dua jenis, yaitu kecil dan besar. Namun, dalam presentasinya, ia lebih fokus pada APAR lempar kecil yang dinilai lebih praktis dan mudah digunakan. Melalui video singkat, peserta diberikan panduan langkah demi langkah mengenai cara menggunakan APAR lempar dengan benar.

Untuk program ini, telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 90.000 untuk pembelian 3 unit APAR lempar dengan harga satuan sekitar Rp 30.000. Satu unit APAR digunakan sebagai peraga dalam video demonstrasi, sementara dua unit lainnya diserahkan kepada perwakilan masyarakat.


Antusiasme Ibu-ibu PKK
Program "Lempar Kebakaran" mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, terutama para ibu-ibu PKK yang hadir dalam acara tersebut. Mereka merasa terbantu dengan adanya sosialisasi ini dan berjanji akan menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

"Kami sangat berterima kasih atas inisiatif Mas Maulana. Program ini sangat bermanfaat bagi kami. Sekarang kami jadi tahu cara yang benar dalam mengelola sampah dan bagaimana cara memadamkan api jika terjadi kebakaran," ujar Ibu Aris, salah seorang peserta dan selaku ketua ibu-ibu PKK.


Harapan ke Depan
Maulana Yusuf berharap program "Lempar Kebakaran" dapat menginspirasi masyarakat Desa Kemiri Barat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Ia juga berharap program serupa dapat dilaksanakan di desa-desa lain yang memiliki permasalahan yang sama.

"Saya ingin masyarakat Desa Kemiri Barat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam pengelolaan sampah. Dengan bersama-sama kita bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat," tutur Maulana Yusuf.

#KKNDiponegoro #InovasiDesa #LingkunganBersih



Editor:
Achmad Munandar

KKN UNDIP: Kolaborasi Multidisiplin Lahirkan Produk Olahan Kopi Unik dan Menjanjikan

0



Campusnesia.co.id - Desa Kemiri Barat, Subah, Batang – 27 Juli 2024. Sebuah inovasi menarik hadir di tengah masyarakat Desa Kemiri Barat, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Sebanyak sembilan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) berhasil memikat perhatian masyarakat dengan program pemberdayaan pengolahan biji kopi menjadi produk-produk inovatif, yaitu KROPI (kripik kopi) dan LINOPI (lilin aroma terapi kopi).

Kegiatan yang melibatkan berbagai latar belakang keilmuan ini, mulai dari teknik perkapalan, administrasi bisnis, keperawatan, psikologi, ilmu kelautan, informasi dan humas, antropologi sosial, teknik geologi, hingga ilmu komunikasi, berhasil menyatukan potensi untuk memberdayakan kelompok istri-istri petani kopi serta masyarakat setempat.


Edukasi dan Inovasi untuk Tingkatkan Nilai Ekonomis Kopi
Program ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang potensi pengolahan biji kopi menjadi produk yang memiliki nilai tambah tinggi. Dengan memanfaatkan teknologi, diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis kopi sebagai komoditas utama Desa Kemiri Barat.

"Wah mas menarik banget itu programnya, kalau bisa saya minta resepnya juga ya mas buat pelatihan ibu-ibu kedepannya nanti. Kan lumayan juga itu kalau bisa dijadikan bahan jualan ya," ujar Pak Sulhan, salah satu masyarakat setempat, yang antusias dengan inovasi KROPI dan LINOPI.


Potensi Kopi Liberika dan Inovasi Produk
Dalam program ini, mahasiswa KKN UNDIP memanfaatkan biji kopi Liberika yang melimpah di Desa Kemiri Barat. Kopi Liberika, jenis kopi yang dikenal dengan rasa yang unik, cenderung lebih asam dan fruity dibandingkan arabika atau robusta, menjadi bahan dasar utama pembuatan KROPI dan LINOPI. Rasa asam alami dari kopi Liberika ini memberikan cita rasa yang khas pada KROPI, yang saat digabungkan dengan manisnya gula aren menghasilkan perpaduan rasa yang unik dan menggugah selera. Tekstur KROPI yang renyah dan krispi semakin menambah kenikmatan saat dinikmati.


Kontribusi Mahasiswa Teknik Perkapalan: Pengawetan KROPI
Salah satu poin penting dalam program ini adalah kontribusi dari Maulana Yusuf, mahasiswa Teknik Perkapalan. Maulana berhasil mengembangkan teknik pengawetan untuk KROPI agar produk ini dapat bertahan lebih lama dan memiliki daya simpan yang baik. Dengan demikian, KROPI dapat dipasarkan dalam kemasan yang menarik dan higienis.


Respon Positif Masyarakat
Kegiatan yang dihadiri sekitar 33 peserta ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mereka antusias mengikuti pelatihan dan demonstrasi pembuatan KROPI dan LINOPI. Para peserta juga sangat tertarik dengan inovasi pengawetan yang dikembangkan oleh Maulana Yusuf.


Alasan Pemilihan Tema
Pemilihan tema pemberdayaan pengolahan biji kopi menjadi KROPI dan LINOPI didasarkan pada potensi besar yang dimiliki Desa Kemiri Barat dalam bidang perkopian. Dengan adanya inovasi produk turunan kopi, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperkuat ekonomi lokal.


Bentuk Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

• Pemberian edukasi mengenai jenis-jenis olahan kopi yang unik

• Cara pengolahan KROPI dan LINOPI

• Teknik pemasaran produk olahan kopi

• Demonstrasi pembuatan KROPI dan LINOPI

 
Kesimpulan
Program KKN multidisiplin UNDIP ini berhasil memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Desa Kemiri Barat. Melalui kegiatan pemberdayaan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat ekonomi lokal. Inovasi KROPI dan LINOPI menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas disiplin ilmu dapat menghasilkan solusi yang kreatif dan bermanfaat bagi masyarakat.


Informasi Kontak
Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program ini atau ingin berkolaborasi, dapat menghubungi ketua tim KKN, Maulana Yusuf, melalui email: maulanayusuf3838@gmail.com.



Editor:
Achmad Munandar