Mahasiswa KKN TIM II Undip Melakukan Penyuluhan tentang Restorative Justice di Desa Dagen

0
 
Gambar 1. Pemaparan langkah-langkah praktis penerapan 
Restorative Justice di tingkat desa


Campusnesia.co.idDagen, 29 Juli 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro mengadakan penyuluhan mengenai Restorative Justice kepada perangkat desa Dagen. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 29 Juli 2024 ini merupakan bagian dari program KKN yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat serta aparat desa tentang konsep keadilan restoratif.

Penyuluhan ini dihadiri oleh sejumlah perangkat desa,dan tokoh masyarakat. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB di Balai Desa Dagen, dan dibuka dengan sambutan dari Perangkat Desa yang menyambut baik inisiatif mahasiswa dalam memperkenalkan pendekatan keadilan yang lebih humanis dan berfokus pada pemulihan.


Materi Penyuluhan
Dalam penyuluhan tersebut, mahasiswa KKN menjelaskan konsep Restorative Justice sebagai sebuah pendekatan alternatif dalam penyelesaian konflik atau tindak pidana. Berbeda dengan sistem peradilan pidana konvensional yang bersifat retributif, Restorative Justice menekankan pada upaya pemulihan hubungan antara korban, pelaku, dan masyarakat yang terdampak.

Mahasiswa juga memaparkan langkah-langkah praktis penerapan Restorative Justice di tingkat desa, termasuk pentingnya mediasi antara korban dan pelaku, peran perangkat desa dalam memfasilitasi dialog, serta bagaimana masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam proses pemulihan.


Respons Positif dari Peserta
Penyuluhan ini mendapatkan respons positif dari para peserta. Banyak perangkat desa yang menyatakan bahwa konsep Restorative Justice ini relevan dengan budaya lokal yang mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan permasalahan. Mereka juga berharap agar penerapan Restorative Justice dapat mengurangi potensi konflik di desa dan memperkuat kohesi sosial di antara warga.

Beberapa perangkat desa menyampaikan, "Pendekatan seperti ini sangat dibutuhkan di desa kita. Dengan Restorative Justice, penyelesaian masalah bisa dilakukan dengan lebih damai dan tidak selalu harus melibatkan aparat penegak hukum."
 
Gambar 2. Respon positif dari perangkat desa 
dan tokoh maysarakat Desa Dagen

Penutup
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para perangkat desa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan potensi penerapan Restorative Justice di lingkungan mereka. Mahasiswa KKN juga menyediakan modul dan materi tambahan sebagai panduan bagi perangkat desa dalam mengimplementasikan konsep ini ke depan.

Kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata kontribusi Universitas Diponegoro dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui edukasi hukum yang aplikatif. Dengan penyuluhan ini, diharapkan perangkat desa Dagen dapat menerapkan prinsip-prinsip Restorative Justice dalam menyelesaikan konflik di masyarakat, sehingga tercipta lingkungan yang lebih harmonis dan berkeadilan.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Undip Berikan Penyuluhan Bahaya Minuman Alkohol Dalam Prespektif Hukum Pidana di Desa Dagen

0
 
Gambar 1. Foto bersama dan pembagian poster 
sebagai referensi Karang Taruna Irada Dusun Dagen, Desa Dagen.


Campusnesia.co.id  - Dagen, 26 Juli 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro menggelar penyuluhan mengenai bahaya konsumsi minuman beralkohol kepada anggota Karang Taruna Irada di Dusun Dagen, Desa Dagen. Acara yang berlangsung pada Jumat, 26 Juli 2024 ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang dampak sosial, kesehatan, serta implikasi hukum pidana yang terkait dengan konsumsi alkohol di Indonesia.

Penyuluhan ini dihadiri oleh puluhan anggota Karang Taruna Irada yang didominasi oleh pemuda-pemudi setempat. Kegiatan dimulai pada pukul 19.00 WIB di Karang Taruna dan dibuka dengan sambutan dari Ketua Karang Taruna yang menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa dalam mengedukasi generasi muda tentang bahaya alkohol.


Dampak Sosial dan Kesehatan
Dalam sesi pertama, mahasiswa KKN menjelaskan dampak sosial dan kesehatan yang ditimbulkan oleh konsumsi alkohol. Mereka memaparkan bagaimana alkohol dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kerusakan hati, gangguan mental, dan kecanduan. Selain itu, konsumsi alkohol juga seringkali menjadi pemicu terjadinya kekerasan, kecelakaan lalu lintas, dan konflik sosial.

Mahasiswa juga menekankan pentingnya kesadaran akan dampak jangka panjang alkohol terhadap kesehatan dan kehidupan sosial, khususnya bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh buruk tersebut.

Regulasi dan Peraturan Hukum di Indonesia
Selanjutnya, penyuluhan berfokus pada regulasi dan peraturan hukum di Indonesia terkait konsumsi alkohol. Mahasiswa menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah mengatur peredaran dan konsumsi alkohol melalui berbagai peraturan perundang-undangan. Mereka menyoroti Peraturan Menteri Perdagangan yang membatasi penjualan minuman beralkohol di minimarket dan tempat tertentu, serta berbagai aturan daerah yang melarang atau membatasi penjualan alkohol.

Mahasiswa juga mengajak para peserta untuk memahami bahwa aturan-aturan ini dibuat untuk melindungi masyarakat, khususnya generasi muda, dari dampak buruk alkohol.


Aspek Hukum Pidana
Pada sesi berikutnya, aspek hukum pidana terkait konsumsi alkohol menjadi topik utama. Mahasiswa KKN memaparkan bagaimana konsumsi dan peredaran minuman beralkohol ilegal dapat dijerat dengan hukum pidana di Indonesia. Mereka menjelaskan bahwa meskipun konsumsi alkohol secara pribadi tidak langsung diatur dalam KUHP, tindakan yang diakibatkan oleh konsumsi alkohol, seperti mengemudi dalam keadaan mabuk atau kekerasan, dapat dikenai sanksi pidana.

Selain itu, mahasiswa juga menyinggung tentang hukum adat yang masih berlaku di beberapa daerah di Indonesia yang mengatur sanksi sosial bagi pelanggar aturan terkait alkohol.


Upaya Pengendalian
Untuk menutup sesi, mahasiswa KKN membahas upaya pengendalian konsumsi alkohol yang dapat dilakukan oleh masyarakat, khususnya oleh anggota Karang Taruna. Mereka mengajak peserta untuk aktif dalam kampanye anti-alkohol dan menjadi agen perubahan di lingkungan mereka. Mahasiswa juga menekankan pentingnya dukungan dari keluarga, komunitas, dan pemerintah desa dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari pengaruh negatif alkohol.


Respons Peserta dan Penutup
Penyuluhan ini mendapat sambutan hangat dari para anggota Karang Taruna Irada. Salah satu peserta, Rina, mengungkapkan, "Penyuluhan ini membuka mata kami tentang betapa seriusnya dampak alkohol, tidak hanya bagi kesehatan tapi juga bagi masa depan kami sebagai generasi muda."

Acara diakhiri dengan sesi diskusi interaktif,dan foto bersama di mana peserta aktif bertanya dan berbagi pengalaman terkait isu alkohol di lingkungan mereka. Mahasiswa KKN juga membagikan materi edukasi tambahan berupa poster sebagai referensi bagi para peserta. 

Dengan kegiatan ini, KKN TIM II Universitas Diponegoro berharap dapat meningkatkan kesadaran generasi muda di Dusun Dagen tentang bahaya minuman beralkohol, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman.



Editor:
Achmad Munandar

Cegah Stunting! Kreativitas Mahasiswa TIM KKN Undip 2024 dalam Mengolah Ikan Lele menjadi Nugget Sebagai Upaya Meningkatkan Gizi

0
 

Campusnesia.co.idDesa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukorharjo (1/8/2024). Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak merupakan masalah kesehatan serius yang mempengaruhi banyak negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak, yang pada gilirannya berdampak pada kualitas hidup mereka di masa depan. Upaya pencegahan stunting perlu melibatkan pendekatan multidimensional, termasuk perbaikan gizi, pendidikan kesehatan, dan inovasi dalam penyuluhan gizi.

Dalam upaya mendukung pencegahan stunting, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Undip 2024 telah melaksanakan program inovatif di Desa Sugihan. Program ini berfokus pada pengolahan ikan lele menjadi nugget sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting yang bertujuan meningkatkan asupan gizi masyarakat, khususnya anak-anak. Program Kerja ini dilaksanakan di Balai Desa Sugihan dengan Sasaran Ibu-Ibu PKK.

Ikan lele adalah sumber protein dan nutrisi yang sangat baik. Selain kaya akan protein, ikan lele juga mengandung asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Namun, konsumsi ikan lele dalam bentuk tradisional mungkin tidak selalu menarik bagi anak-anak, terutama mereka yang lebih suka makanan olahan.

Melihat peluang ini, TIM KKN II UNDIP 2024 mengembangkan olahan nugget ikan lele. Nugget adalah pilihan makanan yang lebih menarik dan praktis, serta dapat menjadi alternatif sehat dibandingkan dengan makanan olahan lainnya yang kurang bergizi. Dengan menyajikan ikan lele dalam bentuk nugget, mahasiswa KKN berharap dapat meningkatkan minat anak-anak untuk mengonsumsi ikan secara teratur.


Selain penyampaian materi, program kerja ini juga dilakukan dengan membagikan produk nugget dari ikan lele. Pelaksanaan program kerja ini mendapat respon yang sangat baik yang ditunjukkan antusiasme ibu-ibu untuk mencoba membuat nugget ikan lele untuk anaknya. Luaran dari program ini berupa poster dan pembagian produk olahan nugget lele kepada Ibu-Ibu PKK Desa Sugihan.

Harapan setelah pelaksanaan kegiatan program kerja ini yaitu mampu mengedukasi ibu-ibu mengenai pentingnya makan ikan bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, pembagian nugget lele juga diharapkan dapat menambah minat anak kecil untuk mengonsumsi ikan setiap hari.


Penulis : 
Mahasiswa KKN TIM II 
Universitas Diponegoro 2024
Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari
Kabupaten Sukoharjo

DPL : 
Dr. Khabibi, S.Si., M.Si.

Editor:
Achmad Munandar

Inovasi Tim KKN II Undip: Membangun Kemandirian Ekonomi Desa Melalui Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Briket Sekam Padi

0
 
Dokumentasi bersama warga Desa Sugihan

Loetju.idTim Kuliah Kerja Nyata (KKN) II dari Universitas Diponegoro (Undip) kembali mencuri perhatian dengan inovasi mereka dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Program yang dilaksanakan di Desa Sugihan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah pertanian yang selama ini diabaikan menjadi produk bernilai tinggi.

Dalam program ini, tim KKN II Undip memperkenalkan teknologi pembuatan briket dari sekam padi sebagai solusi ekonomi kreatif. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 2 Agustus 2024, diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat desa, mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, hingga karang taruna.

Acara dimulai dengan sosialisasi mengenai potensi besar yang dimiliki oleh limbah pertanian jika diolah dengan benar. Peserta diajak memahami bagaimana sekam padi yang selama ini dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi briket yang memiliki nilai jual tinggi. Tim KKN II Undip tidak hanya memberikan teori, tetapi juga melakukan demonstrasi langsung proses pembuatan briket, mulai dari pengumpulan sekam hingga pembentukan dan pengemasan produk yang siap dipasarkan.
 
Demonstrasi dan Pemaparan materi

Sesi tanya jawab yang interaktif menambah antusiasme warga. Mereka terlihat sangat tertarik dengan peluang ekonomi baru ini, terutama karena proses pembuatan briket yang cukup sederhana dan bahan baku yang melimpah di sekitar mereka. Tim KKN juga membagikan leaflet dan video tutorial untuk memastikan warga dapat mengulangi proses tersebut dengan mudah di rumah.

Keberhasilan program ini membuka jalan bagi warga Desa Sugihan untuk lebih mandiri secara ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Tim KKN II Undip berharap, inovasi ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memaksimalkan potensi daerahnya, sehingga tercipta masyarakat yang sejahtera dan mandiri.



Editor:
Achmad Munandar

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Desa Mojorejo: Melalui Peluang Budidaya Perikanan Darat

0
 
(Pemaparan Materi oleh Alfie Anasya Putra)

Campusnesia.co.idDalam rangka meningkatkan kegiatan perekonomian Masyarakat Desa Mojorejo, dilakukan sosialisasi tentang Pemanfaatan Potensi Pembudidayaan Perikanan Darat bagi Masyarakat Desa Mojorejo  yang merupakan bagian dari program kerja yang dilakukan oleh KKN TIM II Universitas Diponegoro di Desa Mojorejo.

Sosialisasi ini disampaikan oleh Alfie Anasya Putra Mahasiswa Fakultas Hukum Undip Pada Tanggal 31 Juli 2024 di Balai Pertemuan Dukuh Sambilutung, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Pada sosialisasi ini dihadiri oleh 30 orang yang terdiri dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Bersama Dukuh Masan dan KWT Srikandi Dukuh Sambilutung.

Dalam sosialisasi ini disampaikan tentang terdapatnya peluang ekonomis yang dapat dilakukan oleh KWT yang ada di Desa Mojorejo melalui pemanfaatan potensi pembudidayaan perikanan darat yang memiliki manfaat, seperti meningkatkan ekonomi desa, meningkatkan ketahanan pangan, dan alternatif pemenuhan gizi masyarakat.

Selain itu dalam pemaparan yang dilakukan juga dijelaskan terkait tahapan untuk mengajukan Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), dimana izin tersebut dibuat jika skala pembudidayaan yang dilakukan sudah berskala besar.

Pelaksanaan sosialisasi ini mendapatkan respon positif dari KWT di Desa Mojorejo, seperti yang disampaikan oleh Bu Suwarti selaku ketua KWT Srikandi yang menganggap dengan adanya sosialisasi ini dapat memberikan dorongan bahwa pembudidayaan perikanan darat memiliki manfaat yang besar jika dilakukan secara optimal.


Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini dapat menjadi potensi baru yang ada di Desa Mojorejo untuk terus dapat dikembangkan, sehingga dapat memberikan manfaat kepada Masyarakat Desa Mojorejo, khususnya kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada.



Editor:
Achmad Munandar

Demi Kesehatan Tubuh, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Mengenalkan Cara Memilih Ikan Segar Dengan Uji Organoleptik

0
 

Campusnesia.co.idDesa Sumub Lor, Kabupaten Pekalongan (20/7) - Kesegaran bahan pangan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam pengolahan bahan pangan. Ikan merupakan salah satu bahan baku pangan yang digemari masyarakat karena memiliki rasa yang khas, dan memiliki harga yang cukup terjangkau. Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang kaya akan gizi dan telah terbukti baik untuk kesehatan tubuh manusia. Ikan mengandung banyak protein, dan rendah lemak. Tak heran ikan memiliki banyak manfaat seperti mencerdaskan otak. Ikan merupakan bahan makanan yang mudah mengalami pembusukan akibat dari adanya kontaminasi mikroorganisme maupun adanya perubahan suhu, serta adanya benturan pada saat penangkapan hingga proses penyimpanan ikan itu sendiri. 

Hal itulah yang mendasari Renanda Ardiane Pramythasari, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro, untuk memberikan penyuluhan bagaimana cara memilih ikan yang masih dalam kondisi dan mutu yang baik. Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui ikan tersebut masih dalam keadaan segar atau tidak adalah dengan melakukan pengujian organoleptik. Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran mutu suatu produk. Jadi, uji organoleptik ini bisa dilakukan dengan mengamati bagian-bagian tubuh ikan seperti mata, insang, lendir, serta tekstur daging itu sendiri. 
 
Pelaksanaan program ini dilaksanakan pada 20 Juli 2024 pukul 15.30 di Balai Desa Sumub Lor yang dihadiri oleh Ibu-Ibu PKK. Program ini dilaksanakan dengan cara membagikan leaflet serta menjelaskan apasaja yang perlu diamati saat akan membeli ikan dipasar. Pada pelaksanaan program kerja monodisiplin ini, juga dijelaskan bagaimana cara penanganan ikan agar ikan tersebut tetap dalam kondisi dan mutu yang baik. 

Harapan dari adanya program kerja monodisiplin ini adalah warga dapat mengetahui bagaimana ciri-ciri fisik ikan yang masih segar dan bagaimana cara penanganan ikan agar tetap dalam keadaan segar untuk menjaga kualitas mutu bahan pangan itu sendiri. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswi KKN UNDIP Membantu Mengoptimalkan Fasilitas Umum Kelurahan Mayangan Melalui Pemetaan RT

0
 


Campusnesia.co.idPekalongan - Kelurahan Mayangan termasuk ke dalam salah satu kelurahan yang berada pada Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Kelurahan Mayangan merupakan kawasan padat penduduk dengan berbagai fasilitas umum seperti kantor kelurahan, tempat ibadah, sekolah, toilet umum, hotel, lapangan, serta puskesmas. Hingga saat ini, Kelurahan Mayangan belum memiliki peta lengkap yang mencakup seluruh RT dan fasilitas umumnya. Peta wilayah yang ada di kantor kelurahan terakhir kali diperbarui pada tahun 2017, sehingga perlu dilakukan pembaharuan untuk memasukkan informasi terkini mengenai peta RT dan fasilitas umum yang ada di wilayah tersebut.

Kondisi tersebut menjadikan pemetaan yang akurat dan menyeluruh sangat penting untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi dan kolaborasi antar perangkat kelurahan dengan pemerintah. Selain mempermudah penduduk setempat untuk menemukan layanan publik, peta yang akurat akan mendukung perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah yang lebih efektif di masa mendatang. 

Pemetaan yang akurat dan menyeluruh ini diperoleh melalui kombinasi survei lapangan yang cermat serta koordinasi intensif antara Syafira Ramadani selaku mahasiswi KKN TIM II Undip (Universitas Diponegoro) dengan perangkat kelurahan untuk mengidentifikasi berbagai fasilitas umum yang ada. Proses ini memastikan bahwa setiap fasilitas dan posisi geografisnya dicatat dengan akurat. Setelah data tersebut terkumpul, langkah selanjutnya yaitu digitasi peta atau proses mengonversi data geografis dari bentuk analog ke dalam bentuk digital.

Digitasi peta merupakan bagian dari kegiatan pemetaan yang bertujuan untuk membuat peta wilayah yang lebih akurat dan mudah diakses. Penandaan atau penggambaran ulang batas wilayah, sungai, jalan, serta fasilitas umum lainnya pada peta dilakukan dengan menggunakan data lapangan yang telah dikumpulkan sebelumnya. 

 
Sebagai hasil dari program kerja pemetaan ini, Syafira Ramadani telah menyerahkan dua bentuk luaran kepada perangkat Kelurahan Mayangan pada hari Senin (12/8/24). Luaran tersebut mencakup soft file peta yang diberikan secara digital untuk memudahkan akses dan pembaruan data, serta hard file berupa banner yang diserahkan langsung kepada Bapak Rizqon, selaku Lurah Kelurahan Mayangan dengan penuh antusias. Dengan harapan, peta tersebut akan berguna sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah di masa mendatang. 



Editor:
Achmad Munandar

Level Up Kreativitasmu dengan Ecobrick! Sampah Jadi Duit? Bisa Aja!

0
 

Campusnesia.co.id - Pekalongan (12/08/2024) - Permasalahan sampah di Desa Kedungjaran yang tak kunjung usai menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Desa Kedungjaran. Tumpukan sampah di sisi jalan hingga sumbatan di area irigasi persawahan desa banyak ditemui di lingkungan Desa Kedungjaran. Berbagai permasalahan tersebut disebabkan oleh kebiasaan masyarakat desa dalam pengelolaan sampah yang kurang baik terlebih lagi tidak adanya peran aktif dari pemerintah desa seperti pengaktifan TPS3R maupun Bank Sampah yang sudah berdiri sebelumnya menjadi pemicu timbulnya penumpukan sampah dalam lingkungan desa. Oleh Karena itu Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro 2024, melakukan pengkajian dan edukasi penerapan inovasi pembuatan Ecobrick sebagai solusi dari permasalahan sampah di Desa Kedungjaran.

Acara yang diinisiasi oleh para mahasiswa KKN Universitas Diponegoro ini bertujuan untuk memberikan contoh sederhana pada masyarakat desa mengenai mudahnya mengelola sampah di tingkat rumah tangga. Para mahasiswa KKN berharap agar penerapan inovasi Ecobrick sebagai plang desa dapat menjadi motivasi warga dalam mengelola sampah dengan lebih bertanggungjawab dan tidak menyebabkan kerusakan tambahan bagi lingkungan. Hal tersebut, ditujukan agar permasalahan sampah di Desa Kedungjaran dapat teratasi dan mengurangi intensitas pembakaran sampah yang biasa dilakukan oleh warga desa.

 


Mahasiswa KKN tim II Undip, menekankan bahwa pengelolaan sampah yang baik bukanlah hal yang sulit dicapai, serta sampah yang tidak bernilai dapat menjadi suatu barang yang memiliki nilai seni dan ekonomi. Rangkaian plang desa dari Ecobrick dipasang di balai desa sebagai contoh nyata pemanfaatan Ecobrick selepas dilakukan edukasi pada warga desa mengenai pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Kegiatan rangkaian penyuluhan ini dilakukan dengan mengedukasikan pada masyarakat mengenai bagaimana pembuatan Ecobrick serta dilakukan pemasangan plang desa yang terbuat dari Ecobrick sebagai bahan acuan masyarakat desa mengenai bagaimana Ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai barang yang memiliki nilai ekonomi.

Yuk kelola sampah dengan kreatif, dengan Ecobrick yang inovatif!!



Oleh : 
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 
Desa Kedungjaran, Kec Sragi, Kab Pekalongan

Edito r:
Achmad Munandar

Keajaiban dari Limbah Kayu: Mahasiswi KKN Undip Populerkan UMKM Naira Karya di Desa Purworejo

0

Gambar 1. Wawancara etnografi dengan Pak Dunawar 

Campusnesia.co.id - Purworejo, Pekalongan - Desa Purworejo, yang terletak di kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, kini memiliki sebuah kebanggaan dalam bentuk UMKM limbah kayu yang bernama Naira Karya. Khalisa Alya Syahira, seorang mahasiswi dari Universitas Diponegoro (Undip), telah menjalankan program kerja monodisiplin yang inovatif dalam rangkaian KKN Tim 2 2024. Karyanya berupa etnovideografi yang mengangkat kisah inspiratif Pak Dunawar, pemilik Naira Karya, sebuah usaha kerajinan dari limbah kayu.

Khalisa, yang sedang menempuh pendidikan di jurusan antropologi sosial, telah memanfaatkan ilmu dan kemampuannya dalam penelitian etnografi untuk membuat video dokumenter mengenai perjuangan Pak Dunawar. Etnovideografi ini tidak hanya menampilkan perjalanan usaha Naira Karya dari awal hingga mencapai kesuksesan, tetapi juga mempromosikan kearifan lokal yang ada di Desa Purworejo.

Naira Karya bermula dari pemanfaatan limbah kayu yang dilakukan secara kecil-kecilan oleh Pak Dunawar. Berkat kerja keras dan kreativitasnya, usaha ini telah berkembang menjadi penjualan furniture dan perabotan rumah yang kini dikenal di berbagai kota di luar Pekalongan. Meski telah mencapai kesuksesan yang cukup besar, cakupan pasar Naira Karya masih kurang dikenal secara luas, terutama dalam bentuk digital dan media.

“Etnovideografi ini merupakan bentuk apresiasi saya terhadap kearifan lokal yang ada di Purworejo. Saya ingin masyarakat luas mengetahui bahwa dari desa kecil ini, ada sebuah usaha yang sangat potensial dan patut mendapat apresiasi,” ujar Khalisa dalam wawancaranya. Melalui video etnografi ini, Khalisa berharap Naira Karya dapat lebih dikenal dan dihargai, baik oleh masyarakat dalam desa maupun luar desa.

Metode yang digunakan Khalisa dalam pembuatan etnovideografi ini adalah penelitian etnografi, di mana ia terjun langsung untuk menggali kisah dan informasi mendalam mengenai Naira Karya. Proses ini tidak hanya memperkaya pengetahuannya sebagai mahasiswa antropologi, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi perkembangan UMKM di desa tersebut. “Saya ingin hasil karya saya ini bisa menjadi contoh bagaimana ilmu antropologi dapat diaplikasikan secara nyata untuk membantu masyarakat,” tambah Khalisa.

 
Gambar 2. Pengambilan video etnografi Naira Karya

Pak Dunawar dan tim Naira Karya merasa sangat terbantu dengan adanya etnovideografi ini. Mereka mengakui bahwa branding digital dan media promosi merupakan salah satu kelemahan yang mereka hadapi. “Kami sangat berterima kasih kepada Khalisa. Berkat etnovideografi ini, usaha kami bisa lebih dikenal dan diakui,” kata Pak Dunawar. Ia juga berharap video ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai dan mendukung usaha lokal seperti Naira Karya. 

Dengan etnovideografi ini, Khalisa tidak hanya membantu mempromosikan Naira Karya tetapi juga memperkenalkan potensi desa Purworejo kepada dunia luar. “Saya berharap, dengan adanya video ini, Purworejo dapat dikenal sebagai desa yang memiliki kearifan lokal yang kuat dan usaha kreatif yang patut dibanggakan,” ujar Khalisa. 

Selain itu, etnovideografi ini juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk menggunakan ilmu yang mereka pelajari di kampus dalam proyek-proyek yang bermanfaat bagi masyarakat. Khalisa menekankan pentingnya pelestarian kearifan lokal melalui pendekatan ilmiah dan modernisasi. “Pelestarian budaya dan kearifan lokal adalah tanggung jawab kita bersama. Melalui proyek ini, saya ingin menunjukkan bahwa setiap langkah kecil kita bisa memberikan dampak besar,” Ucap Khalisa.

Pembuatan etnovideografi ini membuktikan bahwa teknologi dan media digital dapat menjadi alat yang efektif dalam mempromosikan kearifan lokal dan usaha kreatif. Karya Khalisa Alya Syahira ini diharapkan dapat terus memotivasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan serta kearifan lokal di lingkungan mereka masing-masing. Dengan demikian, warisan budaya yang berharga ini tidak akan terlupakan dan terus hidup di tengah perkembangan zaman.



Editor:
Achmad Munandar

Menghidupkan Budaya: Mahasiswa KKN Undip Menciptakan Arsip Kebudayaan Desa Purworejo

0
 
Gambar 1. Serah terima booklet kepada Kepala Desa


Campusnesia.co.idPurworejo, Pekalongan – Desa Purworejo, sebuah desa yang terletak di kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, telah menyaksikan sebuah langkah besar dalam pelestarian budayanya berkat karya seorang mahasiswi dari Universitas Diponegoro (Undip). Khalisa Alya Syahira, yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa ini, telah berhasil menciptakan sebuah booklet yang mendokumentasikan Desa Purworejo dari sisi budaya secara terperinci.

Khalisa, yang merupakan mahasiswi jurusan antropologi sosial, memanfaatkan pengetahuannya dalam bidang ini untuk menyusun booklet yang berjudul “Mengnal Desa Purworejo dari Lensa Budaya Lebih Dekat”. Booklet ini tidak hanya memberikan gambaran umum mengenai desa tetapi juga mendalami aspek-aspek kebudayaan yang unik dari Purworejo berdasarkan konsep 7 unsur kebudayaan Koentjaraningrat.

Profil desa yang disajikan dalam booklet ini meliputi peta dan deskripsi mendetail mengenai letak geografis serta sejarah singkat desa Purworejo. “Sebagai mahasiswa antropologi, saya ingin masyarakat desa memiliki rekam jejak tertulis yang bisa menjadi sumber informasi sekaligus kebanggaan tersendiri,” ujar Khalisa dalam wawancaranya.

 
Gambar 2. Serah terima booklet dengan pemilik pojok baca

Selain itu, dalam booklet ini juga dijelaskan mengenai apa itu kebudayaan menurut pandangan antropologi, sebuah pengetahuan dasar yang penting untuk dimiliki oleh setiap warga desa. Khalisa menekankan pentingnya kesadaran budaya sebagai identitas yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya. “Kebudayaan adalah identitas yang harus dijaga dan dilestarikan, karena dari situlah kita bisa belajar dan berkembang,” tambahnya.

Moda penghidupan warga desa Purworejo yang sebagian besar adalah petani dan pelaku usaha konveksi juga mendapat perhatian khusus dalam booklet ini. Khalisa menggambarkan bagaimana kedua sektor ini menjadi penopang ekonomi utama desa dan bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan zaman. “Dengan adanya booklet ini, saya berharap para pemuda desa bisa lebih menghargai pekerjaan orang tua mereka dan melanjutkannya dengan inovasi-inovasi baru,” kata Khalisa.

Kegiatan rutin warga seperti berzanji atau pengajian yang berbentuk sholawat juga diuraikan dengan rinci. Tradisi ini, menurut Khalisa, adalah salah satu bentuk pelestarian nilai-nilai keagamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun. “Kegiatan ini bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga,” jelas Khalisa.

Acara tahunan desa seperti sedekah bumi, nyadran labuhan, nyadran puasa, munggah medun, dan tradisi satu suro menjadi bagian menarik dalam booklet ini. Khalisa menuliskan sejarah, makna, dan proses pelaksanaan setiap acara tersebut. “Acara tahunan ini adalah momen di mana seluruh warga berkumpul dan merayakan kebersamaan mereka. Ini adalah cerminan dari gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya kita,” ujarnya.

Perangkat desa Purworejo sangat mengapresiasi usaha Khalisa. Mereka mengakui bahwa desa mereka belum memiliki arsip kebudayaan baik dalam bentuk fisik maupun digital. “Kami sangat berterima kasih kepada Khalisa. Berkat usahanya, kini kami memiliki arsip yang sangat berharga tentang kebudayaan desa kami,” ujar Kepala Desa.

Booklet ini tidak hanya bermanfaat bagi warga desa Purworejo tetapi juga bisa menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin mempelajari kebudayaan desa ini. Khalisa berharap karyanya ini bisa membantu melestarikan kebudayaan desa dan memperkenalkannya kepada dunia luar. “Saya ingin booklet ini bisa menjadi pintu masuk bagi orang-orang yang ingin mengenal lebih jauh tentang Purworejo,” harap Khalisa.

Dengan adanya booklet ini, desa Purworejo kini memiliki arsip kebudayaan yang bisa dijadikan rujukan dan bahan pembelajaran. Khalisa telah memberikan kontribusi besar dalam pelestarian budaya desa melalui pendekatan ilmiah dan modernisasi. Karya ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk turut serta dalam melestarikan kebudayaan daerah mereka masing-masing.

“Pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga tertentu, tetapi tanggung jawab kita semua sebagai generasi penerus,” pungkas Khalisa.



Editor:
Achmad Munandar