Keluarga Sehat, Desa Kuat: Inisiatif Mahasiswa KKN UNDIP Menghadapi Diabetes untuk Penderita dan Keluarganya di Desa Klewor

0
  
Dokumentasi Pemaparan Materi terkait Cara Penanggulangan Diabetes Melitus 
kepada Ibu-Ibu PROLANIS pada Sabtu (27/7) 
di Puskesmas Kemusu (Sumber: Dok. Pribadi)


Campusnesia.co.id - Boyolali (27/7) - Jessyca Kwon Soon Young, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Klewor, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Program bertajuk "Pemberdayaan Masyarakat terkait Pencegahan dan Penanggulangan Diabetes Melitus" ini bertujuan untuk membantu penderita diabetes dan keluarganya dalam mengelola penyakit tersebut.

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Klewor pada tanggal 27 Juli 2024, pukul 08.00 WIB. Dalam program ini, Jessyca memberikan edukasi dan pelatihan kepada penderita diabetes yang tergabung dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) yang diinisiasi oleh Puskesmas Kemusu. Program ini dilatarbelakangi oleh salah satu fokus utama Puskesmas Kemusu di Desa Klewor, yaitu penanganan penyakit tidak menular, khususnya diabetes. Program PROLANIS yang diadakan oleh Puskesmas Kemusu telah memberikan dukungan obat-obatan kepada para penderita diabetes. Namun,  saat ini tidak memiliki pengawas minum obat diabetes bagi orang tua yang menderita penyakit tersebut. Hal tersebut menjadi salah satu masalah yang harus segera diatasi.

Program ini bertujuan untuk memberdayakan penderita diabetes dan keluarganya dengan memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan diabetes. Dengan adanya pengawasan dan pemahaman yang lebih baik, diharapkan kualitas hidup penderita diabetes di Desa Klewor dapat meningkat. Peserta kegiatan ini adalah anggota PROLANIS dan keluarga mereka. Partisipasi keluarga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan diabetes di rumah.

Dokumentasi Pemberian Brosur dan Kalender Minum Obat Diabetes Melitus 
kepada Ibu-Ibu PROLANIS pada Sabtu (27/7) 
di Puskesmas Kemusu (Sumber: Dok. Pribadi)

Acara dimulai dengan pembukaan oleh perwakilan Puskesmas Kemusu yang menjelaskan pentingnya kegiatan ini. Kemudian, acara diambil alih oleh Jessyca selaku pemateri dan memaparkan materi mengenai penyebab diabetes melitus, bagaimana pola makan yang sehat dengan ISI PIRINGKU dari Kementerian Kesehatan RI, pentingnya aktivitas fisik, kepatuhan terhadap pengobatan, dan peran dukungan keluarga dalam pengelolaan penyakit diabetes melitus. 

Ibu Kiss selaku salah satu peserta pemberdayaan diabetes melitus memberikan kesan yang positif pada acara ini.

“Penyuluhan dari mahasiswi KKN Undip tentang diabetes melitus sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena sekarang ini banyak yg terkena diabetes, dengan penyuluhan tersebut masyarakat khususnya masyarakat desa klewor mengetahui bahaya penyakit tersebut dan mengetahui cara pencegahan dan tahu bagaimana pola hidup sehat. Semoga lebih giat lagi dalam memberi pengertian kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanganan penyakit diabetes melitus.” Ucap Ibu Kiss.

Pada akhir materi, peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya seputar diabetes, sehingga sesi ini menjadi interaktif dan bermanfaat. Selain itu, Jessyca juga memberikan pesan kepada keluarga dan penderita diabetes itu sendiri untuk saling mengingatkan meminum obat. Acara ini pun ditutup dengan pemberian brosur yang berisi cara pengelolaan diabetes melitus dan kalender minum obat. Kalender itu nantinya dapat dilingkari atau dicoret apabila penderita diabetes telah meminum obat pada hari tersebut.

Melalui kegiatan ini, Jessyca berupaya untuk mengisi kekosongan tersebut dengan memberikan edukasi dan pelatihan kepada penderita diabetes PROLANIS dan keluarganya. Diharapkan, dengan adanya pengawasan yang lebih baik dan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya minum obat secara teratur, kualitas hidup penderita diabetes di Desa Klewor dapat meningkat. Kegiatan ini menunjukkan komitmen dan peran aktif mahasiswa dalam mendukung kesehatan masyarakat dan memperkuat kolaborasi antara institusi pendidikan dan layanan kesehatan lokal.




Penulis: 
Jessyca Kwon Soon Young 
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro


Editor:
Achmad Munandar

Generasi Muda Desa Klewor Berdaya: Pelatihan Kesehatan Reproduksi oleh Mahasiswa KKN UNDIP

0

Dokumentasi Pemberian Booklet Kesehatan Reproduksi 
bersama Perwakilan Karang Taruna Desa Klewor pada Minggu (28/7) 
di Balai Desa Klewor (Sumber: Dok. Pribadi)


Campusnesia.co.id - Boyolali (28/7) - Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh Jessyca Kwon Soon Young, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, telah sukses dilaksanakan di Desa Klewor, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Program ini bertajuk "Pendidikan dan Pelatihan Peer-Educator Kesehatan Reproduksi terhadap Karang Taruna Desa Klewor" yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi.

Kegiatan ini diadakan di Balai Desa Klewor pada tanggal 28 Juli 2024, pukul 11.00 WIB. Program ini melibatkan para remaja dari Karang Taruna Desa Klewor yang merupakan bagian penting dari regenerasi desa tersebut. Peserta kegiatan ini adalah anggota Karang Taruna Desa Klewor sebanyak 11 orang dari 4 karang taruna RT. Dengan partisipasi yang beragam ini, diharapkan informasi yang diberikan dapat menyebar secara lebih luas dan efektif.Dalam pelaksanaan kegiatan, Jessyca memberikan edukasi yang mendalam mengenai berbagai isu penting kesehatan reproduksi seperti definisi kesehatan reproduksi, pubertas, pentingnya kesehatan reproduksi pada remaja, risiko penyakit menular seksual (PMS), pengenalan HIV AIDS dan cara pencegahannya, kekerasan seksual, dan tantangan serta strategi yang ada dalam pendidikan kesehatan reproduksi. 

Program ini dilatarbelakangi karena adanya peningkatan risiko kehamilan tidak diinginkan (KTD), penyakit menular seksual (PMS), kematian ibu dan bayi, serta kekerasan seksual, sehingga edukasi mengenai kesehatan reproduksi menjadi kebutuhan mendesak. Karang Taruna Desa Klewor, dengan sistem regenerasi yang mereka miliki, merupakan potensi besar dalam menyebarkan pengetahuan ini kepada seluruh lapisan masyarakat desa. Melatih anggota Karang Taruna sebagai peer-educator (tutor sebaya) kesehatan reproduksi merupakan tujuan dari terlaksananya program ini. Diharapkan, mereka dapat menjadi agent of change yang mampu memberikan edukasi kepada remaja lain di desa mereka, sehingga dapat mengurangi risiko yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

Dokumentasi Pemaparan Materi terkait Peran Pemuda 
dalam Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja 
kepada Karang Taruna Desa Klewor pada Minggu (28/7) 
di Balai Desa Klewor (Sumber: Dok. Pribadi)

Acara dimulai dengan pembukaan oleh kepala desa, diikuti oleh sesi edukasi yang interaktif dipimpin oleh Jessyca. Materi yang disampaikan meliputi pentingnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi, cara mencegah KTD dan PMS, serta langkah-langkah untuk menghindari kekerasan seksual. Peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi, menjadikan sesi tersebut lebih dinamis dan bermanfaat.

Mba Vani selaku salah satu peserta pendidikan dan pelatihan peer-educator kesehatan reproduksi memiliki kesan yang positif dalam acara ini.

“Perasaan saya setelah mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi, yang pastinya mendapatkan ilmu lebih, memahami tentang kesehatan reproduksi, dan paham penyakit-penyakit yang berkaitan dengan reproduksi, serta pencegahan penyakit-penyakitnya” Ucap Mba Vani.

Acara ini tidak hanya berisi pemaparan materi saja, melainkan terdapat praktik. Sebelum praktik dilakukan, terdapat pembagian booklet sebagai acuan dari praktik yang akan dilakukan. Praktik tersebut meliputi kegiatan Forum Group Discussion (FGD) antar karang taruna terkait cara promosi kesehatan reproduksi melalui tulisan. Dari kegiatan FGD tersebut, didapatkan hasil berupa konten video, powerpoint edukasi, dan artikel. 

Dengan edukasi yang telah Jessyca berikan, diharapkan anggota Karang Taruna dapat menyebarkan informasi tersebut kepada remaja lain di Desa Klewor, menciptakan lingkungan yang lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan reproduksi. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga memperkuat hubungan antar anggota Karang Taruna dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kesehatan reproduksi.




Penulis: 
Jessyca Kwon Soon Young 
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro


Editor:
Achmad Munandar

Menuju Masa Depan Bebas Stunting! Pelatihan Gyoza Lele dan Visualisasi Data Menjadi Kunci Pencegahan Stunting Pada Anak

0
Gambar 1. Dokumentasi TIM II KKN UNDIP 2024 
bersama Ibu-Ibu Hamil dan Ibu Balita Setelah Penyuluhan 
mengenai Stunting dan Pelatihan PMT Gyoza Lele, Minggu (04/08/2024)
(foto: dokumentasi pribadi)


Campusnesia.co.id - Pekalongan, Minggu (04/08/24) – Permasalahan stunting pada anak di Desa Kadipaten merupakan suatu hal yang menjadi fokus utama pemerintah desa dalam mengatasi stunting. Maka dari itu, TIM II KKN Universitas Diponegoro merancang suatu solusi dalam bentuk program kerja multidisiplin yang didasarkan pada visualisasi data anak kurang gizi dan pelatihan pembuatan gyoza lele untuk peningkatan gizi anak sebagai langkah pencegahan stunting di Desa Kadipaten.

Program ini dicetuskan berlandaskan hasil survei langsung ke seluruh posyandu serta melibatkan Perangkat Desa Kadipaten. Berdasarkan survei tersebut, angka anak kurang gizi di Desa Kadipaten tergolong cukup tinggi sehingga hal tersebut menjadi landasan TIM KKN Universitas Diponegoro mencetuskan program kerja ini. Program ini juga disampaikan dan disetujui oleh seluruh perangkat desa dan pihak kesehatan desa setempat. Disetujuinya program kerja ini merupakan langkah awal TIM II KKN Universitas Diponegoro 2024 untuk melaksanakan program kerja tersebut.

Salah satu langkah awal yang dilakukan TIM KKN adalah dengan menggunakan teknologi visualisasi data. Data anak kurang gizi yang dikumpulkan dari berbagai sumber fasilitas kesehatan diolah dan disajikan dalam format grafik yang mudah dipahami masyarakat umum, yaitu data pie dan peta persebaran anak kurang gizi  untuk menunjukkan prevalensi anak kurang gizi di berbagai lokasi. Dengan cara ini, masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah desa dapat melihat dengan jelas lokasi mana saja yang memerlukan respons dan intervensi paling cepat.

Kepala Desa Kadipaten, Bapak Faiz Makmun, mengatakan, “Visualisasi data membantu kami untuk lebih memahami sebaran masalah stunting di desa ini. Dengan informasi yang jelas dan mudah dipahami, kami dapat merencanakan intervensi yang lebih efektif.”

Guna meningkatkan pemahaman ibu hamil serta kader posyandu terkait stunting dan meningkatkan asupan anak kurang gizi, TIM II KKN Universitas Diponegoro mengadakan penyuluhan terkait stunting dan pelatihan pembuatan gyoza lele di Desa Kadipaten. Pada penyuluhan tersebut, Tim II KKN Undip memberikan materi terkait pengenalan, tanda gejala, dampak, penanganan, serta pencegahan stunting baik untuk ibu hamil dan orang tua yang memiliki anak balita. 

Pemberian edukasi kepada orang tua mengenai stunting dinilai sangat penting untuk mencegah dan mengurangi prevalensi stunting di Desa Kadipaten. Stunting tidak hanya berpengaruh pada tinggi badan anak, tetapi juga dapat menghambat kemampuan belajar dan perkembangan intelektual mereka. Dengan pemahaman yang baik, orang tua dapat lebih proaktif dalam memastikan anak mendapatkan gizi yang cukup dan lingkungan tumbuh kembang yang mendukung.
 
Gambar 2. Produk Inovasi Gyoza Lele 
(foto: dokumentasi pribadi)

Selain pengadaann visualisasi data dan pemberian materi tentang stunting, Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro juga memberikan inovasi menu untuk menunjang gizi anak dan ibu hamil, yaitu gyoza lele. Pembuatan PMT gyoza lele, terinspirasi dari makanan jepang yang umumnya diisi dengan daging dan sayuran, tetapi kali ini mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro menginovasikannya dengan menggunakan ikan lele. Adapun komposisi lengkap dari gyoza ikan lele adalah ikan lele, wortel, daun bawang, bawang putih, kaldu jamur, tepung tapioka, kulit pangsit (bentuk lingkaran), putih telur, saus tiram, dan garam. 

Proses pemasakan gyoza lele tergolong cukup mudah dan cepat karena perlu mengukus selama 10 menit dan memanggang selama 4 menit. Perlu diperhatikan bahwa pembuatan gyoza lele memerlukan daging ikan lele yang halus dan sudah dipisahkan dari durinya sehingga perlu ketelatenan dan ketelitian dalam pemisahannya. 

Kandungan gizi yang terdapat dalam gyoza lele yaitu setiap 100 gram lele mengandung energi 164,2 kkal (7% AKG), protein sebesar 10,8 gram, lemak sebesar 5,1 gram, karbohidrat 21,7 gram, dan zat besi 4,4 gram. 

“Gyoza lele ini sangat inovatif untuk pencegahan stunting di Desa Kadipaten, untuk kedepannya menu ini juga dapat menjadi tambahan referensi menu PMT bagi para kader maupun puskesmas wiradesa dalam program pemberian PMT rutin untuk ibu hamil maupun balita”, tutur Ibu Eva selaku Kader Posyandu Desa Kadipaten.

Program kerja ini diharapkan mampu memberikan kontribusi secara signifikan bagi masyarakat Desa Kadipaten, terutama untuk pemenuhan gizi pada balita dan ibu hamil. Selain itu, program ini diharapkan tidak hanya berjalan dengan lancar tetapi juga dapat berfungsi secara berkelanjutan sebagai kreasi baru dalam pemberian makanan tambahan (PMT) sehingga mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi sasaran yang membutuhkan dan meningkatkan kualitas gizi mereka secara berkelanjutan. 




Penulis: 
Tim II KKN Undip 2023/2024 

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Ni Kadek Dita Cahyani, S.Si, M.Si, Ph.D. 

Lokasi: 
Desa Kadipaten
Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.

Editor:
Achmad Munandar

Urus NIB Anti Ribet, Mahasiswa KKN Undip Mengedukasi Cara Mengurusnya

0
  


Campusnesia.co.id - Dalam upaya mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bendo, Kecamatan Sukadono, Kabupaten Sragen, Monika Triani Raja Guk Guk, mahasiswa KKN Undip Tim II 2024 dari program studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, mengadakan pelatihan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) pada tanggal 31 Agustus 2024. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat setempat dalam mendapatkan legalitas usaha yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka. 

Pelatihan yang berlangsung di Balai Desa Bendo ini dihadiri oleh warga desa yang memiliki ketertarikan untuk memulai dan mengembangkan usaha. Dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan, Riza Susanti, S.T., M.T, Monika menjelaskan detail pentingnya NIB sebagai identitas resmi usaha yang diakui oleh pemerintah, serta langkah-langkah praktis dalam proses pengurusannya.

Monika menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan program monodisplin yang berfokus pada pengabdian masyarakat dan peningkatan kesejahteraan ekonomi warga desa. “Saya berharap dengan adanya pelatihan ini, para pelaku usaha di Desa Bendo dapat lebih mudah mengakses berbagai fasilitas dan dukungan dari pemerintah, serta memiliki kepastian hukum dalam menjalankan usahanya," ujar Monika.

Pelatihan ini diadakan karena banyak masyarakat Desa Bendo merasa proses pembuatan NIB cukup rumit dan membingungkan. Selama pelatihan, para peserta diajarkan mulai dari pentingnya memiliki NIB, manfaat yang didapatkan, menyiapkan dokumen yang dibutuhkan, pengisian formulir secara online, mengunggah dokumen yang diperlukan, hingga mendapatkan NIB. Selain itu, mereka juga diberikan tips dan saran dalam mengelola usaha secara lebih profesional dan efisien.


Salah satu peserta pelatihan, Muljawandi, memberikan testimoni yang positif mengenai acara tersebut. "Adik-adik KKN menjelaskan dengan cara yang sederhana dan mudah ditangkap. Sekarang saya lebih mengerti cara mengurus NIB,” ujar Sekretaris Gabungan Kelompok Tani Desa Bendo tersebut. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Monika dan tim atas program edukasi yang sangat bermanfaat ini.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak pelaku UMKM di Desa Bendo yang dapat mengakses legalitas usaha dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis kepada peserta, tetapi juga membangun semangat kewirausahaan di Desa Bendo. Monika berharap bahwa melalui pelatihan ini, masyarakat dapat melihat peluang besar dalam legalitas usaha dan memanfaatkannya untuk kemajuan ekonomi desa.




Editor:
Achmad Munandar

Tingkatkan Intelektualitas Hukum, Warga Desa Bendo Ramai Ikuti Pelatihan Pembuatan Kontrak Sederhana

0
 


Campusnesia.co.id - Dewasa ini, kontrak bukanlah suatu hal yang baru di masyarakat. Hampir semua orang tahu apa itu kontrak berikut dengan fungsinya. Namun, lain halnya ketika yang dibicarakan adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan kontrak tersebut, dan bagaimana membuat kontrak yang baik dan benar. 

Melihat kurangnya kesadaran tersebut pada warga Desa Bendo, Mahasiswa Fakultas Hukum KKN UNDIP Tim II Desa Bendo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Monika Triani Raja Guk Guk di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Riza Susanti, S.T., M.T., mengadakan Pelatihan Penulisan Kontrak Sederhana sebagai langkah edukasi serta mencegah adanya tindak penipuan dengan modus perjanjian di kemudian hari. 

Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Senin, 29 Juli 2024 di Aula Balai Desa Bendo dan dihadiri sekitar 20 orang warga dari berbagai dusun. Kegiatan dimulai dengan pemaparan mengenai pengertian kontrak, manfaat dan pentingnya kontrak dalam kehidupan sehari, hingga bagaimana cara menulis kontrak yang baik dan benar sesuai struktur yang sudah banyak digunakan dalam praktik hukum. Selanjutnya, kegiatan diisi dengan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh warga yang hadir, sebelum akhirnya ditutup dengan ucapan terima kasih dan sesi foto bersama. 


Dalam penyampaiannya, saudara Monika selaku pemateri menggunakan teknik bertanya untuk menjelaskan. Pemateri akan melontarkan berbagai pertanyaan yang kemudian dijawab oleh peserta yang hadir. Jika ada peserta yang kesulitan menjawab, maka pemateri akan membantu peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sebagai tambahan, saudara Monika juga menggunakan alat bantu lainnya seperti modul yang memudahkan dalam memberikan edukasi, serta nantinya berguna untuk jangka panjang. 

Di sisi lain, warga Desa Bendo sebagai peserta yang hadir dalam kegiatan ini memberikan respon yang sangat positif. “Pelatihannya sangat membantu warga yang ingin membuat kontrak”, ucapan penutup dari Ibu Fatmi dari Kebayanan Nginggil, Desa Bendo, mewakili peserta yang hadir (29/7/24)

“Harapan saya, agar pengetahuan yang saya berikan ini kelak akan berguna bagi masyarakat Desa Bendo. Menjauhkan kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan”, demikian ucapan penutup dari saudara Monika, sekaligus mengakhiri kegiatan pada hari itu.




Editor:
Achmad Munandar

KKN UNDIP: Membuka Gerbang Investasi Reksadana untuk Generasi Muda

0
  


Campusnesia.co.id - Dukuh Jetis, Desa Pojok - 25 Juli 2024. Di Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang keuangan. Perkembangan internet dan teknologi digital telah meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi dan layanan keuangan termasuk di Desa Pojok. Saat ini, banyak perusahaan sekuritas dan agen penjual efek reksa dana yang menawarkan platform online untuk pembelian dan penjualan reksa dana. Platform online ini memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi reksa dana dengan mudah, praktis, dan efisien. Hal ini membuka peluang baru bagi masyarakat untuk berinvestasi, termasuk dalam reksa dana.

Pada (25/07/2024), Mahasiswa KKN Reguler Tim II Tahun 2024 yang berada di Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo melaksanakan program monodisiplin yang berjudul “REKSADANA : INVESTASI CERDAS UNTUK MASA DEPAN” Program yang dilaksanakan oleh mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis ini difokuskan kepada kelompok pemuda karang taruna “Paparasi” yang ada di Desa Pojok.

Pelaksanaan program ini diawali dengan pengenalan mengenai investasi di reksadana dan manfaat berinvestasi di reksadana. Setelah itu dilanjutkan dengan tata cara membuat akun investasi di aplikasi Ajaib. Proses mendaftarnya yang pertama unduh aplikasi Ajaib lalu isi data diri dengan lengkap dan verifikasi nomor telepon dengan memasukkan kode OTP yang dikirimkan melalui email. 

Setelah pemaparan cara verifikasi akun, kegiatan selanjutnya pemaparan cara melakukan top up saldo melalui berbagai metode pembayaran yang tersedia. Yang terakhir pemaparan mengenai cara pembelian reksadana yang benar dengan menggunakan fitur pencarian di aplikasi Ajaib dan pemaparan cara penjualan reksadana yang benar dengan mencari reksadana yang ingin di jual. Selama kegiatan pemaparan pemuda karang taruna Paparasi sangat antusias selama sesi tanya jawab. 

Foto Bersama dengan Pemuda Karang Taruna Paparasi

Reksadana merupakan alternatif investasi yang mudah diakses, aman, dan menguntungkan bagi investor dengan berbagai profil risiko dan tujuan investasi. Sosialisasi “REKSADANA : INVESTASI CERDAS UNTUK MASA DEPAN” diharapkan dapat menjadi program berkelanjutan dari kelompok pemuda karang taruna Paparasi Desa Pojok dan dapat menambah wawasan mengenai ilmu pengelolaan keuangan di lingkungan sekitar.



Editor:
Achmad Munandar

Waspada Anemia! Mahasiswa KKN Undip Tingkatkan Kesadaran Ibu mengenai Pentingnya Pemberian Makanan Bergizi dan Konsumsi TTD

0
  


Campusnesia.co.id - Jayengan (30/7/2024), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) dari Program Studi Kesehatan Masyarakat melaksanakan program monodisiplin “Peningkatan Kesadaran Ibu dalam Mencegah Anemia pada Remaja Putri”. Program tersebut dilaksanakan di Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta pada Minggu, 28 Juli 2024. Dilatarbelakangi oleh temuan kasus anemia pada calon pengantin perempuan di wilayah kerja Puskesmas Jayengan sebanyak 21 calon pengantin, sehingga diperlukan adanya intervensi guna mencegah anemia pada remaja putri.
 

Pelaksanaan Edukasi Cegah Anemia di Kelurahan Jayengan
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Anemia diartikan sebagai suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja putri, diantaranya yaitu menurunnya daya tahan tubuh, konsentrasi, prestasi belajar dan produktivitas, serta meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat, prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak. Anemia dapat dicegah dengan meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dari sumber pangan hewani dan nabati. Selain dengan konsumsi makanan sumber zat besi, remaja putri perlu mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) untuk memenuhi asupan zat besi.

Program ini menyasar kepada Ibu, hal tersebut dikarenakan Ibu berperan penting dalam memastikan remaja putri terbebas dari anemia dengan menyajikan makanan yang bergizi seimbang serta mengawasi remaja putri untuk rutin mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Kegiatan ini dihadiri oleh 16 peserta yang merupakan Ibu-Ibu PKK RW 6 Kelurahan Jayengan. 

Materi yang disampaikan meliputi pengenalan anemia, penyebab anemia, gejala anemia, dampak anemia, pencegahan anemia, pengenalan Tablet Tambah Darah (TTD), serta cara mengonsumsi TTD. Ibu diberikan buku saku cegah anemia dimana pada halaman akhir buku tersebut terdapat catatan minum Tablet Tambah Darah (TTD) yang dapat digunakan untuk memantau remaja putri dalam mengonsumsi TTD. 

Setelah diberikan edukasi, selanjutnya terdapat sesi diskusi dimana Ibu dapat menceritakan pemahaman yang didapat selama mengikuti kegiatan edukasi serta sharing pengalaman seputar anemia. Kegiatan ini mendapatkan feedback yang sangat baik dimana peserta yang hadir aktif ketika sesi diskusi berlangsung.



Penulis: 

Editor:
Achmad Munandar

Tingkatkan Keterampilan, Mahasiswa KKN Undip Berikan Pelatihan Pengembangan Isi Pesan dan Media Edukasi Kesehatan kepada Forum Anak

0
  

Campusnesia.co.id - Jayengan (6/8/2024), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) dari Program Studi Kesehatan Masyarakat melaksanakan program monodisiplin “Pelatihan Pengembangan Isi Pesan dan Media Edukasi Kesehatan”. Program tersebut dilaksanakan di Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta pada Sabtu, 3 Agustus 2024. Peserta yang hadir merupakan remaja yang tergabung ke dalam forum anak Kelurahan Jayengan.
 
 
Pelaksanaan Pelatihan 
Pengembangan Isi Pesan dan Media Edukasi Kesehatan
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Forum anak dilibatkan dalam kegiatan ini dengan harapan forum anak dapat menjadi agent of change yang mempunyai ide serta berkontribusi dalam menghadapi setiap permasalahan kesehatan remaja. Salah satu kontribusi yang diharapkan yaitu, remaja dapat menyebarkan informasi-informasi kesehatan melalui media edukasi kesehatan yang menarik.

Pada era digital, informasi kesehatan dapat disebarkan melalui berbagai media sosial, sehingga remaja perlu dibekali dengan keterampilan dalam menyusun pesan-pesan kesehatan yang efektif. Peserta diberikan buku yang menjelaskan terkait dengan media edukasi kesehatan, cara menentukan isi pesan kesehatan yang efektif, struktur pesan, serta tutorial membuat media  edukasi kesehatan berbentuk poster. 

Dalam kegiatan pelatihan dijelaskan bahwa pesan yang disusun harus dapat dipercaya. Rasa percaya harus dapat dibangun dengan menunjukkan bukti-bukti dari sumber yang kredibel sehingga sasaran tidak meragukan pesan kesehatan yang disampaikan. Dengan dilaksanakannya pelatihan ini diharapkan dapat menambah skill remaja serta materi yang sudah disampaikan dapat diimplementasikan dengan baik.



Penulis: 


Editor:
Achmad Munandar

Gerakan Peduli Sampah : Atasi Permasalahan Sampah yang Menggunung, Mahasiswa KKN UNDIP Berikan Edukasi dan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Dapur Organik Menjadi Pupuk Kompos Di Kelurahan Jungke, Karanganyar

0
  


Campusnesia.co.id - KKN Tim 2 Undip tahun 2024 telah dilaksanakan sejak 10 juli 2024 kemarin dengan program kerja yang diharapkan dapat membantu permasalahan serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Sebanyak 7256 mahasiswa undip diterjunkan ke sebelas (11) kabupaten dan satu (1) kota di Jawa Tengah. Salah satunya adalah di kelurahan jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

Permasalahan sampah terus menjadi hal yang buntu solusi hingga saat ini. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah menumpuk, salah satunya pada limbah dapur organik. Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan bau tidak sedap, menarik hama, dan mengakibatkan pencemaran lingkungan. 

Salah satu solusi yang efektif adalah mengubah limbah dapur organik menjadi pupuk kompos. Proses ini melibatkan dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme, yang menghasilkan pupuk alami yang kaya nutrisi bagi tanah. Dengan memanfaatkan metode ini, tidak hanya volume sampah yang dikurangi, tetapi juga menciptakan siklus bahan organik yang bermanfaat untuk pertanian dan taman kota, mendukung praktik ramah lingkungan serta berkelanjutan.

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro telah melaksanakan program kerja edukasi dan pelatihan yang bertajuk “Mengubah Limbah Dapur menjadi Pupuk Kompos” dilakukan pada Jumat malam (2/8/2024) di kediaman Bapak Mulyono, Ketua RT 01, RW 01, Lingkungan Jungke, Kelurahan Jungke. Kegiatan ini dihadiri oleh Koordinator Lingkungan (korling), perwakilan masing-masing RT, RW se-lingkungan Jungke dan perwakilan karang taruna. Kegiatan diawali dengan beberapa pertanyan diskusi tentang sampah dan pengolahannya. 

 

Pembuatan pupuk kompos dari limbah dapur organik 3 komponen utama, yaitu wadah pengomposan bisa berupa galon atau tong yang tidak terpakai, limbah dapur organik berupa sisa sayur dan sisa buah, dan aktivator berupa EM4 dan molase, kemudian dilakukan pengomposan. Kompos yang telah jadi akan berwarna kehitaman, tidak bau dan gembur. Kompos ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk budidaya tanaman disekitar kita.

Edukasi dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan pupuk kompos. Selain edukasi dan pelatihan, mahasiswa juga memberikan leaflet/brosur kepada perwakilan ketua RT, RW dan karang taruna dengan harapan informasi tersebut dapat lebih diketahui masyarakat lainnya.
 

Program ini disambut dengan baik oleh warga setempat. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme warga yang aktif bertanya saat diskusi maupun ketika pelatihan. 

"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada mahasiswa KKN UNDIP yang telah melaksanakan program tentang pembuatan pupuk kompos ini. Kegiatan ini sangat berguna bagi warga masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah yang menumpuk dan bermanfaat untuk lingkungan" ujar Bapak Suyatmo, selaku ketua RW 3, Lingkungan Jungke, Kelurahan Jungke. Harapannya dengan adanya program kegiatan ini akan mengedukasi warga dan karang taruna Lingkungan Jungke mengenai pengelolaan sampah yang dapat selesai di rumah tangga dengan bijak dan tentunya akan menjadi peluang bisnis.




Penulis : 
Diyah Intan Maulana

Editor:
Achmad Munandar

Kenalan Dengan Nurhaliza, Wisudawan Undip Berprestasi Akademik dan Organisasi

0
 


Campusnesia.co.id - Memiliki nama lengkap Nurhaliza Dwi Ningrum, ia adalah wisudawan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada wisuda ke-175 UNDIP berhasil meraih predikat Cumlaude dengan IPK 3.80 dan lama studi 3 tahun 7 bulan.

Nurhaliza aktif dalam kegiatan berorganisasi dan tergabung dalam BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai Ketua Divisi Bidang Minat dan Bakat, organisasi atau forum peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, dan organisasi luar kampus Non Goverment Organization (NGO) yang didirikan bersama teman kelompoknya.

Organisasi NGO tersebut merupakan organisasi yang ia bentuk untuk kompetisi The 5th Istanbul Youth Summit. Dengan mengangkat tema Kesehatan Lingkungan, Nurhaliza dan tim sebelumnya mempersiapkan berbagai kampanye menggunakan media sosial untuk project branding agar dapat menjangkau sasaran yang luas di Indonesia. Ia meraih juara kedua kategori “The Best Project Group” dalam kompetisi tersebut.

Kompetisi internasional tersebut dihadiri oleh mahasiswa dari Indonesia dan berbagai negara lainnya, dengan juri-juri lulusan univeritas bergengsi di dunia. “Saya sangat bangga karena bisa membawa nama Indonesia dan Universitas Diponegoro di kancah internasional,” ujarnya.

Selain prestasi tersebut, Nurhaliza juga merupakan penerima Beasiswa Bakti Nusa yang harus dilepaskan karena bertepatan dengan kegiatan KKN UNDIP dan Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) serta Praktik Kerja Lapangan.

Bagi Nurhaliza, UNDIP telah mendukungnya untuk berkembang hingga mampu menorehkan prestasi. “Saya mendapatkan berbagai pengalaman berharga baik dari segi akademik maupun non akademik. Lingkungan kampus sangat mendukung saya untuk terus berkembang, seperti perpustakaan yang sangat nyaman, banyaknya kolaborasi yang dilakukan Universitas Diponegoro dengan Universitas di dalam negeri maupun luar negeri, dan kegiatan kerja sama lainnya yang melibatkan pihak luar,” ungkapnya saat diwawancara oleh tim Humas.

Menurutnya, pendidikan dan pengalaman organisasi yang berimbang mampu membantu generasi muda untuk menemukan dan melakukan berbagai kesempatan. “Pendidikan mampu membekali kita pengetahuan untuk menghadapi kehidupan yang terus berkembang. Sedangkan berorganisasi dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan serta mengajarkan banyak hal yang belum tentu diajarkan di bangku pendidikan seperti caranya bekerja sama dengan pihak luar organisasi, manajemen waktu, dan masih banyak hal lainnya. Dan yang pasti kuncinya adalah harus banyak mencoba!” tutupnya. (Sahila – Humas)


Sumber: undip.ac.id