Jenis-Jenis Perbuatan Self Harm atau Menyakiti Diri Sendiri
Secara patologis, terdapat beberapa jenis tindakan self harm atau perbuatan menyakiti dirinya sendiri. Berikut penjelasannya:
1. Superficial Self Mutilation
Self harm jenis ini merupakan self harm yang terbilang ringan dan wajar, bahkan tidak sedikit yang melakukannya dengan sadar. Namun, tetap saja jenis self harm seperti ini, janganlah diabaikan.
Adapun contoh atau cara self harm sejenis ini, biasanya dengan cara menyayat atau membeset salah satu bagian tubuh menggunakan benda tajam, seperti membeset pergelangan tangan dengan silet atau pecahan kaca. Kemudian, menarik-narik rambutnya dengan kuat, serta melakukan diet ekstra.
Akan tetapi, jenis self harm ini janganlah diabaikan karena apabila dilakukannya terbilang sering, akan berujung pada perbuatan percobaan bunuh diri.
2. Stereotypic Self Mutilation
Self harm jenis ini dapat diartikan sebagai tindakan yang digunakan oleh seseorang untuk mengendalikan atau bisa dikatakan menguasai rasa sakitnya itu secara penuh emosi, serta menghilangkan kehampaan dalam diri yang tujuannya untuk memberikan sensasi pada diri.
Self harm sejenis ini tentunya akan melukai diri sendiri, dilakukan dengan kadar frekuensi yang terbilang berulang-ulang atau sering. Contohnya, membenturkan kepala ke tembok secara berkali-kali, kemudian menghantam atau memukul tembok dan meja secara berulang dengan tangannya sendiri.
3. Major Self Mutilation
Self harm jenis ini merupakan yang paling ekstrem jika dibandingkan dengan dua jenis self harm yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hal itu karena orang yang melakukan tindakan self harm jenis ini, akan melukai salah satu organ atau bagian tubuhnya yang tentunya akan berakibat cedera permanen dan kerusakan organ tubuh.
Tindakan self harm dengan jenis ini, seperti memotong salah satu jarinya, membakar salah satu bagian tubuhnya, dan sebagainya. Biasanya, self harm jenis ini dilakukan oleh seseorang yang memang memiliki gangguan psikologis cenderung berat. Oleh karena itu, untuk menanganinya pun diperlukan seorang psikolog atau terapis yang memang sudah paham betul terhadap dunia psikologi.
Selain itu, penggunaan obat-obatan zat narkotika dan psikotropika juga dinilai sebagai tindakan self halm. Hal itu karena dilakukan secara berulang-ulang dalam kehidupannya yang nantinya akan mengancam nyawa dirinya sendiri.
Penyebab Seseorang Melakukan Self Harm
Tindakan self harm tak semata-mata dilakukan oleh seseorang dengan tanpa sebab. Tentunya banyak sekali faktor yang melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan self harm. Akan tetapi, kita tak dapat menjabarkan penyebabnya satu persatu secara mendetail. Hal itu karena pastinya setiap orang yang melakukan tindakan self harm memiliki penyebabnya masing-masing.
Namun, secara umum, penyebab seseorang melakukan tindakan self harm dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Sebagai Bentuk Kebencian dan Kekecewaan pada Diri Sendiri
Bagi seseorang yang merasa dirinya rendah hingga memilih untuk membenci dirinya sendiri, cenderung berakibat untuk melukai dirinya sendiri. Contohnya, apabila seseorang yang pernah mengalami kekerasan fisik, atau bahkan pelecehan seksual di masa lalunya, akan berdampak pada rasa percaya dirinya. Ia akan menganggap bahwa dirinya sangatlah rendah.
Oleh karena itu, ia melakukan tindakan self harm sebagai salah satu bentuk pelampiasan atas kebencian pada dirinya sendiri. Tindakan self harm itu juga dilakukan sebagai bentuk kekecewaan dan menyalahkan dirinya sendiri terhadap apa yang telah terjadi di masa lalunya.
2. Bentuk Pelampiasan Emosi
Bentuk pelampiasan seseorang atas rasa emosinya memanglah berbeda. Emosi yang dimaksud, seperti marah, sedih, atau semacamnya. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan rasa emosionalnya, cenderung akan melakukan tindakan self harm sebagai bentuk pelampiasan atas emosinya tersebut.
Terlebih bagi beberapa orang, dengan tindakan self harm atau menyakiti dirinya sendiri dilakukannya sebagai bentuk pengganti rasa sakit atau emosi yang tengah ia hadapi. Misalnya, merasakan sedih yang amat sangat karena ditinggal oleh orang tuanya sehingga ia menyalahkan dirinya sendiri, dan memutuskan untuk menyakiti dirinya sendiri atau self harm.
Mungkin orang-orang yang tidak memahami motif self harm cenderung bertanya, mengapa harus melakukan self harm atau melukai dirinya sendiri? Hal itu dilakukan oleh seseorang karena ketidakpahamannya untuk mengontrol emosinya, tidak pahamnya dalam mengatasi rasa emosi yang ia rasakan, tidak mengerti bagaimana cara mengekspresikan bentuk emosinya tersebut. Hingga akhirnya ia melakukan tindakan self harm sebagai jalan pintas.
Bagi kalian yang sedang berada di masa-masa sulit untuk mengontrol emosi, sulit untuk bersabar, mudah merasakan stres hingga susah menerima kenyataan, tentu buku di atas adalah jawabannya. Buku yang ditulis oleh Aloysius Germia Dinora, akan memberikan solusi seputar permasalahan kehidupan yang sedang kalian alami.
3. Stress hingga Depresi
Seseorang yang memiliki tingkat stres yang epic atau bisa dikatakan tak dapat ditoleransi lagi, mengakibatkan dirinya depresi. Dengan begitu, untuk melepaskan rasa depresinya itu, ia akan melakukan self harm atau menyakiti dirinya sendiri.
4. Lingkungan Sosial yang Tidak Mendukung
Salah satu penyebab seseorang melakukan self harm, bisa jadi karena ia berada di lingkungan yang tidak mendukung. Lingkungan tersebut dapat berupa, lingkungan keluarga, teman, sahabat, kerabat, dan sebagainya.
Sebagai contoh, apabila ada seseorang yang sedang memiliki masalah pribadi, kemudian ia menceritakan masalahnya tersebut entah pada salah satu anggota keluarganya atau temannya, tetapi mereka cenderung mengabaikan dan menganggap masalah tersebut sangatlah sepele. Maka orang yang memiliki masalah tersebut, akan menganggap bahwa dirinya sangatlah tidak penting sehingga untuk ke depannya ketika ia memiliki masalah, ia akan memendamnya sendiri hingga mengalami stres yang berkepanjangan.
Ia merasa bahwa orang-orang di sekitarnya tidak ada yang memberikan semangat atau dukungan pada dirinya. Tak sampai di situ, ia juga akan melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri sebagai bentuk kekesalan pada dirinya, yakni tindakan self harm.
5. Merasakan Hampa dalam Dirinya
Penyebabnya hampir mirip pada penjelasan di poin sebelumnya, orang yang melakukan tindakan self harm atau melukai dirinya sendiri merupakan seseorang yang sedang merasakan hampa dalam diri atau bahkan hidupnya. Ia memiliki masalah, akan tetapi ia tidak tahu menahu kepada siapa ia akan meluapkan atau bercerita atas masalah yang tengah ia rasakan karena ia takut merasakan adanya penolakan atau pengabaian dari lingkungan sekitarnya.
Kemudian, ia juga merasakan kebingungan atas masalah yang sedang dihadapinya dan bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Maka dari itu, ia lebih memilih untuk melakukan self harm atau menyakiti dirinya sendiri sebagai bentuk kehampaan atas masalah yang sedang ia hadapi.
6. Menderita Gangguan Psikologis
Menderita gangguan psikologis atau gangguan mental, seperti gangguan kecemasan (anxiety disorder), gangguan makan, depresi, serta gangguan stress pascatrauma (PTSD), memang dapat menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan tindakan self ham atau melukai dirinya sendiri. Bahkan, dikatakan lebih rentan untuk melakukan tindakan self harm.
Bagi penderita gangguan psikologis tingkat berat, cenderung akan melakukan tindakan self harm dengan jenis yang ekstrem pula (seperti pada penjelasan jenis-jenis self harm poin ketiga). Oleh karena itu, untuk mengatasinya pun diperlukan orang khusus yang memang sudah paham akan ilmunya, seperti psikolog atau terapis.