Tim I KKN Undip Kenalkan Probiotik Alami Guna Percepat Pertumbuhan Ikan Lele di Desa Kemiri Timur



Campusnesia.co.id -- Batang, 31 Januari 2020. Mahasiswa Tim 1 KKN Undip 2020 di Desa Kemiri Timur, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang mengadakan edukasi dan pendampingan mengenai manfaat dan pentingnya penggunaan probiotik bagi pertumbuhan ikan lele. Hal ini didasari dengan fakta bahwa kegiatan budidaya lele tradisional menghasilkan limbah air cukup banyak yang dapat menurunkan kualitas pada umumnya. Selain itu, diperlukan biaya pakan yang tinggi sehingga berdampak pada biaya pakan mahal yang dikeluhkan oleh pembudidaya.

“Desa Kemiri Timur memiliki potensi budidaya lele khususnya di dusun kalisari  yang memiliki cadangan air tanah yang tinggi, namun yang menjadi hambatan adalah budidaya tersebut hanya sampai pada tahap pembibitan saja” Ujar Jayono selaku sekretaris desa. 

iklan

Tiyo Meizi Nugroho, Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan memberikan edukasi dan praktik pembuatan probiotik guna mengatasi permasalahan tersebut di Desa Kemiri Timur. Probiotik memiliki segudang manfaat yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan metabolisme ikan,merangsang nafsu makan, membantu proses pembenihan,makanan tambahan untuk ikan, dan menghilangkan bau air kolam akibat amonia.


Program ini disambut baik oleh masyarakat Desa Kemiri Timur, khususnya para pembudidaya lele. Beberapa pembudidaya ikan lele bahkan berencana untuk segera mengaplikasikan probiotik tersebut pada kolam budidaya miliknya. “Menurut saya edukasi ini sangat penting karena saya ingin mengetahui cara pembuatan probiotik dan menambah padat tebar perkolam ” ungkap Bapak Parman pemilik kolam lele 

Probiotik tersebut memiliki banyak manfaat yaitu diantaranya meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan metabolisme ikan, merangsang nafsu makan, membantu proses pembenihan dan makanan tambahan untuk ikan dan menghilangkan bau air kolam akibat amonia. Pembudidaya dapat memulai pembuatan probiotik dengan menyiapkan bahan bahan yang di campurkan seperti gula merah cair atau molase, air kelapa tua, yoghurt, EM4 dan ragi tape yang kemudian difermentasi selama minimal seminggu.

Mahasiswa KKN Undip, Tiyo mencoba mempraktikan probiotik yang sudah dibuat sebelunya di salah satu kolam budidaya milik pembudidaya ikan Lele di Dusun Kalisari, Desa Kemiri Timur. Cara pemberian probiotik ini adalah dengan cara melarutkan probiotik dalam air kolam sesuai denganprosedur yang dianjurkan, proses pemberian probiotik dapat dihentikan apabila kondisi air kolam sudah berwarna merah. Sehingga kedepannya pembudidaya dapat membuat probiotik ini secara mandiri agar dapat menekan biaya pakan, ikan yang dibudidayakan jauh lebih sehat serta mengurangi buangan limbah air budidaya.


Review Film The Bad Guys: Reign of Chaos, Dead Squad ala Korea



Campusnesia.co.id - Satu lagi film bagus dari Ma Dong Seok di tahun 2019, kali ini ceritanya sesuai judul adalah tim pemburu penjahat yang terdiri dari para penjahat, hah? gimana? iya betul semacam Dead Squad nya DC. 

Rilis di Indonesia 17 Oktober 2019, digarap oleh Sutradara Son Yong-Ho yang juga menyutradarai film The Deal 2019. Jajaran aktor selain Ma Dong Seok yang berperan sebagi Park Woong-Cheol ada juga Kim Sang-Joong berperan sbg Oh Goo-Tak, Kim A-Joong berperan sbg Kwak No-Soon, Chang Ki-Yong berperan sbg Ko Yoo-Sung dan Gang Ye-Won berperan sbg Yoo Mi-Young.

Jalan Cerita
Kepala 'Unit Kejahatan Khusus', Oh Gu-tak (KIM Sang-joong) mencari Park Woong-chul (Don LEE) si mantan gangster yang pernah bekerja sama dengannya, dan merekrut seorang penipu Kwak No -Soon (KIM A-joong), dan seorang polisi yang dihukum Ko Yoo-sung (JANG Ki-yong) menjadi tim baru. Dengan semangat baru 'BAD GUYS' telah menjadi lebih kuat dan lebih tangguh. Ketika mereka menggali lebih dalam kasus ini, mereka merasakan bahwa organisasi kejahatan yang jauh lebih besar berada di balik itu semua dan mereka mulai berburu para penjahat.

Review
Jalan cerita bisa dinikmati, sisi aksi natural dan enak dilihat, ada satu yang mencuri perhatian anak buah Ma Dong Seok yang ahli bela diri dengan kaki atau tendangan. mengingatkan saya pada film Wong Fei Hung. 

Ada pula sentuhan komedi, dan yang lebih menarik lagi penjahat utama di akhir film akan melarikan diri, karena memang film ini adalah spin off untuk serial yang akan tayang di tv nanti. Skor 7,5/10. Bagi yang kelewatan nonton di bioskop bisa nonton di Google Play Movie.


penulis: Nandar 


Tim I KKN Undip Bersama Perangkat Desa Wujudkan Smart Village di Desa Krengseng



Campusnesia.co.id -- Batang, 20 Januari 2020. Tim I KKN Universitas Diponegoro melakukan pelatihan komputer sebagai upaya peningkatan pelayanan yang bertempat di Aula Balai Desa Krengseng. Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa yang terdiri dari kepala desa, pelaksana teknis, kepala tata usaha dan umum, serta kepala dukuh. Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar menjadikan Desa Krengseng sebagai Smart Village yang merupakan program dari Kabupaten Batang yang bertujuan untuk mewujudkan desa-desa di Batang  sebagai desa yang berbasis komputer.

iklan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan pembicara Hamasah Abdul Aziz dari Tim I KKN Universitas Diponegoro yang memiliki kompetensi di bidang Teknik Elektro. Pelatihan dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan pengenalan pengoperasian komputer dan software yang dibutuhkan untuk pelayanan dalam lingkup desa. Selanjutnya kegiatan dilakukan dengan pelatihan penggunaan internet dan google drive yang selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi kemampuan perangkat desa setelah dilakukannya pelatihan.

Tim I KKN Desa Sembung bersama Perangkat Desa Merencanakan Pembangunan Objek Wisata "Mbalong"



Campusnesia.co.id -- Batang, 10 Februari 2020. Berkolaborasi dengan segenap perangkat desa, mahasiswa KKN turut andil dalam perencanaan pembangunan objek wisata “Mbalong” di Desa Sembung.

Desa Sembung yang berada di Kecamatan Banyuputih merupakan desa yang memiliki visi selama lima tahun kedepan salah satunya adalah sebagai desa yang mandiri. Desa mandiri yang dimaksud adalah desa yang dapat berdiri sendiri tanpa menggantungkan nasib kepada pihak lain. Salah satu hal terpenting yang dikejar untuk mencapai kemandirian tersebut adalah bagaimana desa mampu untuk memperoleh pendapatan sendiri tanpa harus 100% mengandalkan dana desa dari pemerintah. Dalam menggapai visi tersebut, Kepala Desa Sembung, H. M. Untung S.Pd.,M.Pd. mengatakan bahwa dirinya ingin menggagas berdirinya objek wisata desa yang nantinya dapat menjadi sumber utama pemasukan desa serta dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa.

iklan

Gagasan mengenai objek wisata tersebut kemudian di respon secara positif oleh para mahasiswa asal Universitas Diponegoro (Undip) yang kebetulan tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sembung. Bersama dengan segenap perangkat desa, para mahasiswa tersebut merancang perencanaan untuk membangun objek wisata yang akan diberi nama “Mbalong”. “Mbalong” merupakan objek wisata yang direncanakan sebagai wisata air  dimana didalamnya akan tersedia tempat penginapan, kebun buah, restoran, pertokoan, dan area bermain anak. Selain itu dengan adanya wisata air maka akan disediakan pula embung sebagai wadah air tersebut yang nantinya juga akan dimanfaatkan sebagai sumber air yang dapat dialirkan untuk pengairan sawah bagi warga Desa Sembung yang berprofesi sebagai petani.

Dalam merancang perencanaan objek wisata tersebut, para mahasiswa KKN yang diketuai oleh Herryan Rudi Pratama ini melibatkan pihak luar yaitu seorang alumnus arsitektur Undip. “Iya kami jujur saja melibatkan pihak luar khususnya dari bidang keilmuan arsitektur untuk membuat masterplan ini karena memang diantara anggota KKN kami tidak ada yang anak arsitektur makanya kami meminta bantuan, namun tetap untuk perencanaan sejak awal dari mulai konsep, maupun apapun yang akan dimasukkan kedalam objek wisata tersebut kami bahas bersama-sama terlebih dulu bersama perangkat desa, termasuk upaya-upaya yang akan dilakukan untuk sebisa mungkin memberdayakan warga desa agar dapat terlibat banyak ketika objek wisata itu sudah berdiri nantinya, jadi pihak luar yang kami ajak kerjasama ini menerima data-data dari kami untuk di eksekusi menjadi grand design objek wisata mbalong”, kata Herryan.

Masterplan objek wisata “Mbalong” tersebut akhirnya telah diserahterimakan kepada segenap perangkat desa pada hari Senin (10/2) di balai Desa Sembung dan akan di presentasikan kepada warga desa sembung pada hari Kamis (13/2). Untung selaku kepala desa mengaku senang dengan upaya dari mahasiswa KKN untuk membantu perencanaan objek wisata tersebut. “Ya jujur saja saya senang sekali karena ini cita cita saya sejak lama, pengen semakin menyejahterakan warga, pengen desa sembung semakin dikenal, tapi bingung juga harus bagaimana merancangnya, untunglah ada mas dan mbak KKN yang datang diwaktu yang tepat”, kata Untung. Untung juga berharap agar kelak objek wisata tersebut dapat direalisasikan sehingga Desa Sembung dapat semakin makmur dan sejahtera.

Tim I KKN Undip Desa Kumejing Edukasikan Pengolahan Ikan dengan Asap Cair dan Pembuatan Hand Sanitizer



Campusnesia.co.id -- Batang, 10 Januari 2020. Rabu pukul 13.00 WIB, diadakan acara pemaparan program monodisiplin pertama oleh dua orang mahasiswa KKN UNDIP Tim I TA 2019/2020 Desa Kumejing. Pemaparan diadakan di balai desa dan dihadiri oleh dua puluh lima anggota perkumpulan ibu PKK serta dua perangkat desa. Segenap mahasiswa kelompok KKN turut membantu keberjalanan acara.

Program yang disampaikan pertama ialah mengenai pengolahan ikan asap menggunakan asap cair. Pelatihan ini dipandu oleh Daffa (21), mahasiswa fakultas perikanan, jurusan manajemen sumber daya perairan. Daffa menjelaskan bahwa penggunaan asap cair memiliki berbagai keunggulan dibanding pengasapan tradisional. Tekstur ikan yang dihasilkan memiliki tekstur lembut serta lebih kaya nutrisi. Selain itu, proses pengasapannya juga tidak menimbulkan polusi lingkungan.


Selanjutnya, program kedua yang disampaikan ialah mengenai pembuatan hand sanitizer dari lidah buaya dan daun pepaya. Pelatihan ini dipandu oleh Milen (20), mahasiswa fakultas teknik, jurusan teknik kimia. Milen menjabarkan alasan pemilihan dari kedua komoditi Desa Kumejing tersebut. Bahwa, lidah buaya mengandung zat anti-mikroba yang cocok dipakai sebagai bahan baku hand sanitizer. Sementara, daun pepaya mengandung zat anti-hama yang bisa digunakan sebagai lotion anti-nyamuk dalam campuran.

iklan

Ibu-ibu PKK begitu antusias mengikuti acara. Beliau-beliau aktif mengajukan diri melakukan demo dan memberi pertanyaan. Peserta acara pelatihan cukup puas dengan sampel produk yang dibagikan, yakni berupa ikan lele hasil pengasapan yang digoreng kering, dan botol-botol hand sanitizer yang dibuat tepat saat demonstrasi. Hal ini merupakan kebetulan yang pas. Ibu-ibu yang baru saja mencicipi lele, bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer buatan sendiri.



Tim I KKN Undip Edukasikan Program Monodisiplin ke PKK Desa Kumejing



Campunesia.co.id -- Batang, 21 Januari 2020. Selasa pukul 13.00 WIB, diadakan acara pemaparan program monodisiplin kedua oleh tiga orang mahasiswa KKN UNDIP Tim I TA 2019/2020 Desa Kumejing. Program monodisiplin ini meliputi, pembuatan parfum dari daun kemangi, pembuatan pupuk cair organik dari limbah domestik, dan pembuatan jajanan Ekado dari ikan lele. Pemaparan diadakan di balai desa dan dihadiri oleh dua puluh tujuh anggota perkumpulan ibu PKK serta tiga perangkat desa. Segenap mahasiswa kelompok KKN turut membantu keberjalanan acara.

iklan

Program yang disampaikan pertama ialah mengenai pembuatan parfum dari daun kemangi. Materi ini dipandu oleh Milen (20), mahasiswa fakultas teknik. Milen menjelaskan langkah pembuatan parfum yang lebih mudah dari hand sanitizer sebelumnya. Kemudian, penyampaian program dilanjutkan oleh Daffa (21), mahasiswa fakultas perikanan, yakni mengenai pembuatan pupuk cair organik dari limbah domestik. Daffa menerangkan bahwa limbah rumahan seperti air bekas cucian beras atau tahu bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk cair. Cara pembuatannya juga terhitung mudah dan tidak memakan biaya.


Program terakhir, merupakan puncak dari acara hari ini. Yakni, pelatihan pembuatan jajanan Jepang “Ekado” dari ikan lele yang disampaikan oleh Deniko (22), mahasiswa fakultas perikanan, jurusan perikanan tangkap. Deniko memaparkan bentuk ekado yang biasa terjual di pasaran, kemudian menjelaskan bahan dan alat yang dibutuhkan guna meracik ekado home made yang terbuat dari ikan lele. Dalam pelatihan, turut disampaikan juga mengenai peluang usaha jual ekado. Berdasarkan perhitungan, keutungan yang didapat per bulan saat usaha terealisasi ialah sekitar 1,2 juta. 

Keunggulan program tersebut tentu menarik minat ibu-ibu PKK. Para peserta pelatihan begitu antusias mengikuti demo yang ditawarkan. Terlebih saat pembagian sampel ekado, ibu-ibu yang penasaran langsung mencoba dan memakannya hingga habis. Mayoritas dari beliau memuji kelezatan ekado yang diracik oleh tim laki-laki mahasiswa KKN. “Rasa ekadonya enak, tapi terlalu asin !”, tutur seorang ibu ketika ditanyai. Sontak, seisi balai desa dipenuhi oleh tertawaan. Secara keseluruhan, program mahasiswa KKN hari ini berjalan lancar sesuai harapan.