Tim I KKN Undip Edukasikan Hidroponik sebagai Inovasi Pertanian di Desa Kumejing



Campusnesia.co.id -- Batang, 6 Februari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Undip mengadakan program multidiplin yaitu demo pembuatan hidroponk sebagai program inovasi pertanian di Desa Kumejing. Kamis pukul 13.00 WIB, diadakan pemaparan cara membuat hidroponik yang dibawakan oleh mahasiswa KKN UNDIP Tim 1 2019/2020. Acara ini diadakan sebagai tugas monodisipin kelompok mahasiswa desa Kumejing. Pemaparan dilakukan secara langsung di balai desa dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK penanggung jawab kegiatan wanita tani.

Pemaparan dibagi menjadi empat sesi materi. Pertama, ialah mengenai cara perakitan infrastruktur hidroponik. Mahasiswa menyediakan semua bahan dan alat meliputi pipa beragam ukuran, sambungan, pompa, dan ember. Pada sesi ini, ditunjukkan oleh mahasiswa langkah-langkah merakit hidroponik dari penyangga hingga jadi seluruhnya.

iklan

Sesi kedua, ialah penjelasan mengenai pembuatan media tanam. Mahasiswa KKN menunjukkan bentuk rock wool yang sudah dipotong sedemikian rupa dan ditanami oleh bibit bayam merah. Setelahnya di sesi tiga-empat, diajarkan kepada ibu-ibu langkah untuk membuat larutan nutrisi serta memakainya. Mahasiswa KKN turut mendemokan dan menunjukkan wujud akhir campuran nutrisi.


Acara ini berlangsung dengan lancar. Ibu-ibu PKK begitu antusias terhadap inovasi yang mahasiswa KKN sampaikan. Terdapat banyak pertanyaan mengenai teknis penyediaan pipa, jenis tanaman, dan pembuatan larutan nutrisi. Testimoni dari Ibu Suswati (40), ketua kegiatan wanita tani, bahwa infrastruktur hidroponik ini sangat membantu KWT untuk diversifikasi media tanam. Harapannya agar hidroponik pemberian mahasiswa KKN dapat dirawat secara baik dan diperbanyak.

Tim I KKN Undip Selenggarakan Pendampingan Aplikasi Pembukuan UMKM di Desa Kedungwaru Lor



Campusnesia.co.id -- Demak, 8 Februari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Undip menyelenggarakan pendampingan aplikasi “SI APIK” kepada para pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa Kedungwaru Lor, kecamatan Karanganyar, kabupaten Demak. Pendampingan dilaksanakan dalam dua tahap, yang pertama dengan mengundang para pemilik UMKM di balai desa pada hari Sabtu (8/2), yang kedua pendampingan langsung di toko atau warung pada hari Minggu hingga Senin (9-10).

Acara di balai desa bertujuan untuk brainstorming tentang pembukuan di bidang usaha dan pengenalan awal tentang aplikasi SI APIK. SI APIK (Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) merupakan aplikasi akuntansi yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) khusus bagi UMKM berbentuk perorangan maupun badan usaha tidak berbadan hukum. Aplikasi yang berbasis Android dan iOS tersebut bekerja menyesuaikan dengan sektor usaha yang tengah dijalani oleh pemilik UMKM selaku user. Ada delapan opsi sektor usaha yang ditawarkan kepada user, yaitu sektor jasa, perdagangan, manufaktur, pertanian, perikanan budidaya, perikanan tangkap, peternakan, dan usaha perorangan. Tiap opsi tersebut memiliki format masukan transaksi, data, dan laporannya masing-masing. Setiap tahapan terdapat penjelasan teknis secara ringkas yang bertujuan untuk memudahkan pengguna aplikasi dalam memasukkan data keuangan sesuai jenis transaksi. SI APIK juga dilengkapi dengan fitur backup and restore untuk melindungi data yang tersimpan dengan aman. Hasil akhirnya, yaitu laporan keuangan, dapat diunduh dengan mengonversikannya terlebih dahulu dalam format PDF atau Excel.

iklan

Di hari berikutnya, pendampingan secara langsung dilakukan di tiga lokasi UMKM yang sebelumnya telah menyatakan minatnya. Ketiga UMKM tersebut milik Sri Sulistyowati (sektor perikanan budidaya), Nur Ana (sektor perdagangan), dan Dewi Resnowati (sektor usaha perorangan). Ketiganya berkesempatan untuk praktik dan berkonsultasi secara langsung, menyesuaikan dengan kondisi usaha yang mereka alami. “Tertarik dengan aplikasi SI APIK apalagi langsung diajarin, karena selama ini melakukan pembukuan secara manual itu repot. Apalagi pas rekapitulasi dan perhitungan keuntungan total, kadang masih tercampur dengan keperluan pribadi,” ungkap Dewi, pemilik toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.


Niki Agni Eka Putra Merdeka selaku penanggungjawab program mengatakan bahwa secara umum UMKM di desa Kedungwaru Lor telah sadar akan pentingnya pembukuan transaksi kegiatan usaha. “Pembukuan dilakukan secara manual, ya itu sudah bagus, namun para pelaku UMKM masih kesulitan saat merekapnya. Belum lagi pemahaman mereka yang masih kurang soal laba, rugi, dan pemisahan modal, sehingga laporan yang mereka hasilkan tak jarang membuat mereka bingung sendiri. Itulah kenapa saya mengadakan program ini,” jelasnya. Meski sedikit terkendala dengan kemampuan para pemilik UMKM dalam mengoperasikan gawai, mahasiswa akuntansi tersebut berharap pendampingan yang dia lakukan dapat mempermudah para pengusaha tersebut dalam melakukan pembukuan dan memanfaatkan hasilnya untuk kemajuan usaha mereka.

Tim I KKN Undip Inisiasikan Pembuatan Lubang Resapan Biopori di Desa Gandrirojo



Campusnesia.co.id -- Gandrirojo, Rembang 31 Januari 2020. Mahasiswa KKN Tim I Undip Desa Gandrirojo melakukan edukasi disertai pemberdayaan masyarakat dalam penggunaan biopori Desa Gandrirojo. 

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Januari 2020 pukul 16.00 bertempat di Rumah Kepala Desa. Dalam kegiatan ini terdapat 2 sesi, sesi pertama yaitu mengenai pentingnya teknologi biopori di desa. Kemudian dilanjutkan di sesi kedua dengan cara pembuatan biopori sederhana terhadap bapak-bapak kelompok tani Desa Gandrirojo.

iklan


Untuk mengurangi sampah dan pemanasan global, teknologi biopori merupakan alternatif teknologi sederhana dalam pengelolaan sampah domestik, teknologi ini dapat mengurangi kebutuhan alat pengangkut sampah. dengan adanya biopori dapat membantu cancing dan mikroorganisme dalam menyuburkan tanah. Sampah yang dihasilkan dalam biopori dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang baik bagi tanaman hasil. Apabila biopori ini dijaga dengan baik maka akan dapat menjaga kelembaban dalam tanah. Resapan  air hujan yang baik didalam biopori dapat menanggulangi bencana banjir serta dapat mengurangi jumlah volume air yang tergenang yang dapat memicu perkembangan nyamuk. 

Cara pembuatan biopori dengan mempersipakan alat-alat sebagai berikut: alat Bor Biopori, Pipa PVC berukuran 4 inc yang telah di lubangi di keempat sisinya dengan jarak antar lubang yang sama. kemudian mempersiapkan kedalaman lubang 100 cm dan tidak melampaui muka air tanah.dengan jarak antar biopori 50-100 cm. Setelah itu masukkan pipa pralon ke dalam lubang tanah serta masukkan dedauan, rumput dan menambahkan limbah rumah tangga. kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil dan dijadikan pupuk organik untuk tanaman. pada musim kemarau bipori ini juga berfungsi sebagai daerah resapan air.

Teknologi biopori dapat di aplikasikan di berbagai lokasi diantaranya: Pada saluran kucuran atap, jalan setapak, sekitar pohon, pada sekitar kontur tanaman, di tempat parkir, tepi saluran jalan, tepi gedung, bahkan pada lahan berbeton. teknologi ini dapat diterapkan di berbagai kalangan baik kalangan siswa, guru, dosen, pegawai, petani, mahasiswa bahkan masyarakat umum dapat berperan dalam menjaga lingkungan dengan teknologi biopori.

Tim I KKN Undip Desa Tuwang Edukasikan Pembuatan Nugget sebagai Solusi Anak Susah Makan Sayur



Campusnesia.co.id -- Demak, 15 Januari 2020. Mahasiswa Tim I KKN UNDIP mengadakan pelatihan pengolahan tahu menjadi nugget di balai Desa Tuwang, Kecamatan Karanganyar, Demak.

“Sayuran merupakan makanan penting sehari-hari. Banyaknya vitamin dan kandungan bergizi lainnya di dalam sayur sangat berguna untuk kesehatan dan tumbuh kembang manusia. Akan tetapi, makanan dengan sejuta manfaat tersebut justru kurang diminati oleh masyarakat terutama anak-anak,” kata Harjunan Rizky, salah satu mahasiswa KKN UNDIP.

Hal ini juga dialami oleh masyarakat Desa Tuwang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Banyak cara telah dilakukan orang tua agar anak-anak gemar makan sayur, namun usaha yang dilakukan masih kurang berhasil sehingga masih ada anak yang kekurangan gizi dan mengalami stunting. 

Guna mengakali ketidaktertarikan anak-anak terhadap sayur, mahasiswa KKN UNDIP mengadakan pelatihan pengolahan tahu menjadi nugget, dimana nugget tersebut kaya gizi, mudah dibuat, enak, dan tergolong cukup murah bagi masyarakat desa. Pelatihan pengolahan tahu menjadi nugget ini dilaksanakan di Gedung Serba Guna Balai Desa Tuwang pada tanggal 15 Januari 2020 yang diikuti lebih dari 35 orang, Ibu-Ibu PKK Desa Tuwang.

Cara pembuatan nugget tahu juga cukup sederhana dengan bahan – bahan yang mudah didapat. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengkukus lima buah tahu kurang lebih selama 20 menit. Selanjutnya potong dadu lima buah wortel dan rebus kurang lebih selama 10 menit. Hancurkan tahu hingga halus dalam sebuah wadah kemudian campurkan wortel yang telah dipotong. Dapat pula ditambahkan beberapa sayuran lain seperti bayam atau seledri yang telah dicincang halus.

Hancurkan empat siung bawang putih dan campurkan ke adonan nugget. Tambahkan dua sendok makan tepung terigu, empat sendok makan tepung maizena, satu kuning telur, garam, gula, penyedap makanan, dan merica bubuk secukupnya. Tambahkan juga daun bawang untuk menambah aroma harum dan gurih pada makanan.Selanjutnya campurkan semua bahan hingga tercampur rata.

Setelah tercampur rata, ambil sedikit adonan dan bentuk sesuai yang diinginkan. Siapkan wadah berisi telur yang telah dikocok dan juga wadah berisi tepung roti. Masukkan adonan yang telah dibentuk ke dalam wadah berisi telur dan lapisi permukaan adonan dengan merata. Setelah itu angkat dan masukkan kembali adonan ke wadah berisi tepung roti. Pastikan adonan terlapisi dengan rata. Goreng adonan dengan api sedang hingga berubah warna menjadi kuning keemasan. Angkat dan tiriskan. Nugget tahu pun siap dihidangkan.

“Sayur yang digunakan tidak harus wortel. Jika ada ingin diganti dengan sayuran lain pun juga bisa. Bisa banyak variasi rasa nantinya,” ucapnya.

Ibu-Ibu PKK mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan penuh antusias. Menurut mereka, inovasi pengolahan tahu menjadi nugget sangat menarik. Bukan hanya dapat dikonsumsi pribadi, nugget tahu juga dapat dijual dan dipasarkan ke banyak orang dengan bentuk yang menarik sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan dapat memajukan UMKM di Desa Tuwang.

Tim I KKN Undip Desa Ngemplik Wetan Selenggaran Pembuatan Masker Wajah dari Kulit Pisang




Campusnesia.co.id --  Demak, 8 Februari 2020. Mahasiswi KKN Desa Ngemplik Wetan, Dhienda Lintang Larasati (22 tahun) menyelenggarakan kegiatan “Pendampingan Pembuatan Masker Wajah dari Kulit Pisang”. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program monodisiplin dari dua monodisplinnya. Tempat pelakasanaan kegiatan tersebut berlangsung di Balai Desa Ngemplik Wetan dengan pesertanya adalah ibu-ibu PKK Desa Ngemplik Wetan. 

iklan



Menurutnya, tujuan dipilihnya program kerja ini adalah karena “selama ini dilihat penggunaan dan pemanfaatan kulit pisang yang seringkali dianggap sampah, nyatanya kulit pisang memiliki khasiat ampuh bagi kecantikan yang belum diketahui banyak orang. Di Desa Ngemplik Wetan pun terdapat UMKM ceriping pisang. Namun selama ini kulit pisangnya hanya dibuang tanpa diolah lebih lanjut atau dimanfaatkan menjadi produk lainnya. Dari sini lah ide untuk membuat masker dari limbah kulit pisang ini muncul”. Fakta yang mengejutkan ternyata kulit pisang memiliki banyak manfaat dalam bidang kecantikan. Beberapa manfaat dari kulit pisang bagi kulit wajah adalah mengobati jerawat, pereda iritasi kulit, pencegah psioriasis, melindungi kulit dari bahaya sinar UV matahari dll. 


Pengolahan limbah kulit pisang menjadi masker wajah adalah hal yang sangat mudah juga hanya memakai alat dan bahan sederhana dan mudah dijumpai di perabotan rumah tangga semakin menarik perhatian peserta kegiatan ini. Dalam kegiatan ini, Dhienda menjelaskan cara membuat masker wajah dari kulit pisang dengan mempraktikannya secara langsung dihadapan peserta. Alat dan bahan yang digunakan juga sudah disiapkan dalam kegiatan ini, sehingga peserta juga bisa ikut mempraktikan penjelasan dari Mahasiswa KKN tersebut. 
Kegiatan ini menjadi program unggulan dari TIM 1 KKN UNDIP di Desa Ngemplik Wetan dikarenakan banyaknya peserta yang antusias dan mencakup hampir seluruh wilayah di Desa Ngemplik Wetan.

Antusiasme dari peserta dapat digambarkan pada saat para peserta saat meminta tim KKN undip untuk mengadakan kegiatan ini di banyak tempat. Kurang lebih sebanyak 5 kali kegiatan ini dilakukan di dusun tugu dan dusun ngemplik. Acara ditutup dengan foto bersama dan pembagian sampel masker kulit pisang saat kegiatan. 

Tim I KKN Undip Desa Mangunharjo Mengadakan Edukasi Pemanfaatan Limbah Rumahan




Campusnesia.co.id -- Batang, 19 Januari 2020. Dua mahasiswa Tim I KKN Undip Desa Mangunharjo periode 2020 mengadakan pemberdayaan ibu-ibu PKK menggunakan limbah rumahan. 

Mahasiswa dituntut untuk bisa memanfaatkan berbagai hal dengan ilmu yang dipelajari di kampus. Melalui pengetahuan yang  sudah dimiliki, Mahasiswa diharapkan bisa memanfaatkan sesuatu hal yang ada. Tidak terkecuali dengan limbah yang dihasilkan dari hasil pemakaian barang. Limbah rumahan salah satu jenis limbah yang cukup sering dihasilkan di lingkungan desa. Padahal limbah rumahan ini bisa dimaanfaatkan kembali sebagai suatu teknologi untuk sesuatu hal tertentu.

iklan

Duo mahasiswi ini yaitu, Alifa Puspa W. dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Ananda Rica N. dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menccoba berkreasi menggunakan limbah rumahan. Teknologi Fly Trap Sederhana yang dibuat dari bahan-bahan rumah seperti gula cair, cuka,dan air keran dipraktikan oleh Alifa kepada ibu-ibu. Bahan-bahan tersebut dilarutkan dalam sebuah wadah botol minuman bekas yang sudah dimodifikasi agar lalat terjebak ketika masuk ke wadah larutan Fly Trap.  Ibu-ibu PKK Desa Mangunharjo yang berjumlah 40 orang terlihat antusias dalam mempraktikan pembuatan Fly Trap. Mereka penasaran terhadap Fly Trap yang mereka buat yang dipandu oleh Alifa. Sebagai penarik perhatian, Fly Trap ditambahkan pewarna agar larutan Fly Trap terlihat menarik.

Mahasiswi yang lain yaitu, Ananda Rica N. mencoba membuat pupuk organik cair dari limbah organ ikan tawar. Limbah organ ikan biasanya bisa didapat ketika ibu-ibu yang mau memasak ikan di rumah atau di pasar tradisional. Organ ikan yang sudah tidak terpakai ini masih bisa dimanfaatkan menjadi pupuk cair. Racikan pupuk ini berasal dai air rendaman organ ikan, gula merah, EM4, dan air keran. Botol bekas merupakan wadah yang cukup ideal untuk membuat pupuk ini. Wadah untuk pembuatan pupuk ini harus disambungkan dengan selang bening berdiameter sekitar 5 mm dan dilem di bagian tutup botol agar tidak terjadi pertukaran udara dari wadah pupuk cair dengan lingkungan. Sama halnya dengan Alifa, Ica, panggilannya, juga mempraktikkannya di depan ibu-ibu dan memandu ibu-ibu membuat pupuk cair tersebut. Larutan yang sudah diracik ini harus didiamkan selama 12 hari agar fermentasi dari pupuk tersebut berhasil.

Ibu-ibu PKK Desa Mangunharjo merespon dengan baik dari pelatihan tersebut. Antusiasme dari peserta acara terlihat dari ibu-ibu yang mau mengikuti panduan pembuatan pupuk cair dan Fly Trap hingga akhir. Peserta acara ingin segera mencoba di rumahnya masing-masing.


Tim I KKN Undip Edukasikan Pembuatan Sabun Organik kepada Ibu-ibu PKK Desa Mijen





Campusnesia.co.id -- Demak, 5 Februari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Undip Semarang mulai menunjukan kiprahnya di tengah masyarakat di lokasi KKN. Seperti yang dilakukan di Desa Mijen, para mahasiswa berbagi pengetahuan dengan ibu-ibu tim penggerak PKK desa setempat dalam pembuatan sabun organik berbahan beras dan kentang.

Di zaman yang canggih ini penampilan menjadi salah satu faktor baik dalam pekerjaan dan kehidupan. Berapapun usianya menjaga penampilan dan keinginan memiliki kulit bersinar, sehat, dan bercahaya menjadi idaman baik gadis hingga ibu-ibu. Walaupun sudah berumur harus tetap menjaga penampilan terutama kulit badan. Kulit badan yang bersinar, terawat, dan sehat menambah kepercayaan diri ibu-ibu dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Salah satu cara membuat kulit bersinar dan bercahaya adalah dengan menggunakan sabun pemutih.

iklan


Sabun organik berbahan beras dan kentang merupakan sabun pemutih alami yang aman digunakan oleh semua kalangan masyarakat. “Penggunaan sabun organik ini dapat memberikan efek putih untuk badan secara alami. Walaupun tidak instan namun penggunaan sabun ini aman.” Terang Bintang Ellena, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro.

Pembuatan sabun ini sederhana karena dapat memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan di pasar yaitu beras dan kentang. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain bahan dasar sabun/soap base, beras yang sudah dihaluskan,gel aloe vera dan cacahan kulit kentang. Cara pembuatannya dengan melelahkan bahan dasar sabun/soap base menggunakan metode double boiler. Setelah soap base leleh maka masukkan gel aloe vera dan aduk rata hingga larutan menyatu. Kemudian tambahkan beras yang dihaluskan kira-kira 2 (dua) sendok makan dan cacahan kentang kemudian aduk rata. Jangan biarkan soap base mendidih dan adanya gelembung. Setelah semua bahan teraduk rata kemudian masukkan ke cetakan dan biarkan dalam waktu 2 (dua) hari. Tempatkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari, panas maupun lembab. Jika ingin mempercepat dapat dimasukkan ke dalam freezer.

“Sabun ini dapat digunakan secara rutin setiap hari untuk hasil yang maksimal.” imbuh Bintang Ellena

Di sisi lain, Anggota PKK Desa Mijen, Shofatin berharap dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, dapat meningkatkan kreativitas warga desa setempat terkait pembuatan sabun organik pemutih alami.

“Dengan bahan pembuatan sabun yang mudah ditemukan diharapkan ibu-ibu Desa Mijen dapat menerapkan sendiri di rumah dan diharapkan bisa jadi sumber penghasilan jika ingin menjual sabun tersebut,” harapnya.

Tim I KKN Undip Mensosialisasikan Biopori sebagai Solusi Area Rawan Banjir di Desa Subah




Campusnesia.co.id -- Batang, 31 Januari 2020. Mahasiswa Tim 1 KKN Undip Desa Subah telah dilaksanakan program monodisiplin mahasiswa KKN Tim 1 Undip Tahun 2020 Desa Subah yang berjudul “Pembuatan Biopori yang Bertujuan untuk Memaksimalkan Air yang Meresap ke Dalam Tanah”. Program ini berupa sosialisasi yang ditujukan kepada ibu-ibu RW 08 yang bertujuan untuk memberikan pengertian biopori dan cara pembuatannya. 

Warga desa Subah masih membuang sampah organik dan non organik secara bersamaan tanpa memisahkannya, sehingga perlu adanya tempat pembuangan sampah organik. Maka dari itu, biopori dapat dijadikan tempat sampah organik. Sampah organik yang dimasukkan ke biopori nantinya bisa dipakai untuk pupuk kompos, namun perlu waktu sekitar 3 bulan agar sampah organik menjadi pupuk kompos. 

iklan


Selain itu, biopori dapat membantu mencegah terjadinya banjir. Dengan membuat lubang resapan biopori yang diisi sampah organik, dapat membantu air untuk segera masuk ke dalam tanah. Cacing yang masuk ke dalam lubang akan membuat terowongan-terowongan kecil di dalam tanah ketika menuju ke lubang yang berisi sampah organik. Hal ini tentu akan membuat air lebih cepat meresap ke dalam tanah. 

“Setelah program ini dilaksanakan, maka ibu rumah tangga diharapkan mengerti pentingnya pembuatan biopori untuk lingkungan”, ujar Burhan Priyambodo selaku penanggung jawab program monodisiplin. 

Tim KKN Undip Desa Ketanjung Menyulap Bekatul Menjadi Brownies




Campunesia.co.id -- Demak, 21 Januari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Undip periode 2020 mengadakan pelatihan kepada warga Desa Ketanjung dengan memanfaatkan bekatul menjadi brownies yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Bekatul biasanya dimanfaatkan masyarakat Desa Ketanjung untuk memberi makan hewan ternak seperti ayam, bebek atau kerbau.

Sebagai mahasiswa, dituntut harus bisa membuat kreasi maupun inovasi baru untuk mengoptimalkan potensi yang ada di desa, yaitu bagaimana agar potensi yang ada di desa dapat dimanfaatkan agar membantu menaikkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya yaitu dengan membuat brownies dengan bahan dasar bekatul yang merupakan sisa produksi penggilingan padi.

iklan

Menurut Diana Novasari, mahasiswa Teknik Kimia, "Untuk pembuatan brownies sendiri, bekatul digunakan sebagai pengganti tepung terigu." "Desa Ketanjung memiliki lahan persawahan yang luas, sisa penggilingan padi sangat banyak namun masyarakat tidak mengetahui kandungan gizi bekatul sehingga hanya digunakan sebagai pakan ternak" lanjut paparannya (21/1).

Untuk kandungan bekatul sendiri kaya akan serat, vitamin B dan bisa untuk mencegah konstipasi (sembelit), melancarkan pencernaan dan menurunkan kadar kolesterol. Dengan kandungan gizi yang cukup bagus, maka bekatul dapat diolah menjadi produk pangan.

Pelatihan diikuti oleh ibu-ibu Desa Ketanjung yang bertempat di RW 04 dan dipandu langsung oleh mahasiswa Tim KKN Universitas Diponegoro.

Tim KKN Undip Desa Mlaten Mengadakan Edukasi Kesehatan Reproduksi



Campusnesia.co.id -- Demak, 25 Januari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Universitas Diponegoro periode 2020 Desa Mlaten, Demak mengadakan edukasi mengenai kesehatan reproduksi. Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat pentng, terutama pada remaja. Membuka akses kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual, berarti membekali remaja untuk mengerti dan paham terhadap dirinya sendiri, mampu menerapkan kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang bisa menjadi asset dalam jagka panjang. 

“Bagi kami kesehatan reproduksi adalah segala sesuatu yang menyangkut Kesehatan seksual dan pendidikan seksual bertujuan untuk mencegah, menjaga, dan mengembalikan fungsi organ seksual dan gangguan, jadi bukanlah hal tabu untuk dibicarkan lagi” ucap salah satu remaja Desa Mlaten. 

iklan

Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehaan reproduksi. Maka dari itu TIM I KKN Undip dari Jurusan Kesehatan Masyarakat berhasil menggelar kegiatan “Ayo, Cegah IMS dan Lakukan SADARI”. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 25 Januari 2020 di Balai Desa Mlaten. Dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB. Dihadiri oleh Kepala Desa Mlaten Bapak Zumar dan Pihak Puskesmas Mijen I yaitu Ibu Amiroh. Adapun rangkaian kegiatan yang meliputi “Mengenal Infeksi Menular Seksual” dan “Benjolan pada Payudara” sekaligus mempraktikkan gerakkan SADARI (Periksan Payudara Sendiri). 



IMS merupakan singkatan dari Infeksi Menular Seksual yang sebagai besar ditularkan melalui hubungan seksual, baik hubungan seks vaginal (melalui vagina), anal (melalui anus/dubur) atau oral (melalui mulut). Rangkaian kegiatan ini dilatarbelakangi dari kasus hampir 500 juta kasus baru IMS terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Konsekuensi akibat IMS cukup banyak, misalnya infertilitas akibat gonore, angka kelahiran mati meningkat, bayi lahir cacat akibat sifilis serta infeksi human papillomavirus sebagai pencetus kanker mulut rahim yang juga menjadi penyebab kematian yang cukup besar saat ini. Dengan adanya edukasi mengenai infeksi menular seksual (IMS) diharapkan masyarakat terutama remaja dapat menghindari diri terkena IMS. Edukasi IMS juga dapat meningkatkan kesadaran remaja mengenai bahaya IMS dan permasalahan lain yang ditimbulkan oleh IMS.

Sedangkan SADARI merupakan singkatan dari Pemeriksaan Payudara Sendiri, sebuah upaya pencegahan dan pemeriksaan mandiri terhadap benjolan pada payudara. Kegiatanini diawali dengan pemberian materi singkat mengenai bentuk-bentuk benjolan dan beragam penyakit pada wanita. Kemudian menampilakn video tutorial gerakkan SADARI. Setelah itu diadakannya praktik gerakkan SADARI bersama dengan remaja-remaja putri Desa Mlaten. 
Tidak hanya itu kegiatan ini juga didukung oleh pihak puskesmas mijen I yaitu Ibu Amiroh. Beliau turut membantu dalam memberikan layanan konsultasi mengenai kesehatan reproduksi baik itu gejala-gejala yang sering dirasakan remaja, maupun riwayat-riwayat penyakit keluarga seputar kesehatan reproduksi yang pernah dialami serta turut memberikan solusi yang tepat agar terhindar dari penyakit kesehatan reproduksi.

Tampak antuasisme remaja desa mlaten datang untuk mengikuti kegiatan ini dilihat dari banyaknya peserta dan kondusifitas pada setiap rankaian kegiatan. Ada juga peserta dari desa lain yang rela hadir untuk mengikuti kegiatan ini.”Kegiatan ini memang harus terus dijalankan karna memang remaja butuh informasi2 kespro seperti ini” ucap salah satu peserta remaja putri. Pada saat pemaparan materi antusiasme remaja jua sangat terlihat terutama saat ditampilkan gambar-gambar pasien Infeksi Menular Seksual. 
Dengan berjalannya program ini diharapkan para remaja desa mlaten dapat lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi dan dapat mempraktekkan SADARI rutin setiap bulan setelah melalui masa menstruasi. 

Penulis : Nur Shadrina Nasution & Pratisara Trisna Ninggrum
Sumber : Tim KKN Undip Desa Mlaten 
Foto : Tim KKN Undip Desa Mlaten