Gerakan Peduli Banjir 2020



Sahabat yang baik hatinya, pergantian tahun 2020 yang mustinya berselimut kegembiraan dan harapan berubah penuh keprihatin tatkala pagi di awal tahun dipenuhi dengan riuhnya berita dan update di sosial media tentang banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia.

Ambil contoh banjir melanda ibu kota jakarta, mengutip situs Tirto.id/7 januari 2020: Dari data terakhir yang dihimpun BNPB per 4 Januari 2020, banjir kali ini merendam 308 kelurahan dengan ketinggian air maksimum mencapai enam meter. Sementara korban meninggal dunia mencapai 60 orang, dengan jumlah pengungsi sebanyak 92.621 jiwa yang tersebar di 189 titik pengungsian.

Belum lagi saudara-saudara kita di Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah dan daerah terdampak banjir lainnya. Tentu kita yang saat ini tidak terdampak prihatin dan ikut sedih atas apa yang terjadi.

Dengan semangat solidaritas dan kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang terdampak musibah Banjir 2020, kami dari komunitas Corp Alumni Beastudi Etos Semarang berinisiatif mengajak rekan-rekan yang baik hatinya untuk turut serta membantu saudar-saudara kita. 

Bantuan paling sederhana adalah Doa yang tulus, agar saudara-saudara kita diberikan kemudahan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini, dan jika berkenan kami mengajak rekan-rekan untuk turut serta dalam Gerakan Galang Donasi yang kami lakukan.

Movement ini kami mulai sejak 3 januari lalu dan akan kami akhiri pada Selasa tanggal 14 januari 2020. Donasi yang terhimpun akan kami salurkan melalui Lembaga Kemanusian Terpercaya Dompet Dhuafa.




Bagaimana rekan-rekan yang baik hatinya, apa yang akan anda lakukan?



Gerakan ini digagas oleh:

dan didukung oleh:
DESKRIPSI GAMBAR





Review Film Spotlight



Campusnesia.co.id -- Beberapa hari ini kita dihebohkan dengan berita yang datang dari luar negeri, seorang mahasiswa Indonesia menjadi tersangka pemerkosaan sesama jenis dengan korban mencapai ratusan orang.



Kasus ini terungkap tahun 2017 dan setelah melewati penyelidikan dan sidang tertutup, hakim memutuskan hukuman seumur hidup untuk pelaku dan membuka kasus ini ke publik. 



Tak tanggung-tanggung beberapa media menyebut peristiwa ini sebagai kasus terbesar dalam sejarah inggris..miris.

Spotlight
Bicara pengungkapan kasus pelecehan seksual saya jadi teringat sebuah film yang berjudul Spotlight yang rilis pada tahun 2015.

Film ini disutradarai oleh McCarthy dan Skenario ditulis oleh Tom McCarthy bersama Josh Singer dibintangi oleh Mark Rufallo, Michael Keaton, Rachel McAdams, Liev Schreiber, John Slattery, Brian, d'Arcy James, Stanley Tucci.


Dibuat berdasar kisah nyata skandal pelecehan seksual oleh para pendeta.

Ads
DESKRIPSI GAMBAR


((Spoiler))

Pada tahun 1976, di kantor polisi Boston, dua polisi membahas penangkapan pastur Katolik John Geoghan dalam pelecehan seksual terhadap anak dan adanya monsinyur berpangkat tinggi yang berbicara dengan ibu dari anak tersebut. Seorang asisten jaksa wilayah masuk ke kantor polisi dan mengatakan kepada polisi agar tidak membiarkan pers mengetahui kasus ini. Penangkapan dibatalkan dan pastur dibebaskan.

Pada tahun 2001, The Boston Globe mempekerjakan editor baru, Marty Baron (Liev Schreiber). Marty bertemu dengan Walter "Robby" Robinson (Michael Keaton), editor tim Spotlight dari surat kabar tersebut, sekelompok kecil jurnalis yang membuat artikel investigasi yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk meneliti dan menerbitkan. Setelah Marty membaca sebuah kolom The Boston Globe tentang seorang pengacara, Mitchell Garabedian (Stanley Tucci), yang menyatakan bahwa Kardinal Bernard Law (Len Cariou), yang merupakan Uskup Agung Boston, mengetahui bahwa John Geoghan telah melakukan pelecehan terhadap anak-anak secara seksual dan tidak melakukan apapun untuk menghentikannya, ia mendesak tim Spotlight, termasuk jurnalis Sacha Pfeiffer (Rachel McAdams), untuk menyelidiki kasus tersebut. Jurnalis Michael Rezendes (Mark Ruffalo) menghubungi Mitchell, yang awalnya menolak untuk diwawancarai. Meskipun ia diberitahu untuk tidak melakukannya, Michael mengungkapkan bahwa ia berada di tim Spotlight, membujuk Mitchell untuk berbicara.

Percaya bahwa mereka mengikuti kisah seorang pastur yang beberapa kali dipindahkan, tim Spotlight mulai membongkar pola pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh pastur Katolik di Massachusetts, dan sebuah penutupan yang terus berlanjut oleh Keuskupan Agung Boston. Melalui Phil Saviano (Neal Huff), ketua komunitas korban pelecehan seksual oleh pastur, mereka memperluas pencarian mereka hingga mencapai tiga belas pastur. Mereka mengetahui melalui Richard Sipe (Richard Jenkins), mantan pastur yang bekerja untuk rehabilitasi pastur pedofilia, bahwa secara statistik, sekitar 90 pastur yang melakukan kekerasan di Boston (enam persen pastur). Melalui penelitian mereka, mereka memperluas pencarian hingga mencapai 87 pastur dan mulai menemukan korbannya untuk mendukung kecurigaan mereka.

Ketika serangan 11 September 2001 terjadi, tim Spotlight terpaksa untuk tidak memprioritaskan ceritanya. Mereka mendapatkan kembali momentum ketika Michael belajar dari Mitchell bahwa ada dokumen yang tersedia untuk umum, yang memastikan bahwa Kardinal Bernard Law sadar akan masalah tersebut dan mengabaikannya. Meskipun Michael berargumen untuk merilis ceritanya segera sebelum banyak korban yang menderita dan surat kabar saingan menerbitkannya, Robby tetap teguh untuk meneliti lebih jauh sehingga masalah yang sistemik ini dapat dipaparkan secara terbuka. Setelah The Boston Globe memenangkan sebuah kasus untuk mendapatkan lebih banyak dokumen legal yang dibuka yang memberi bukti gambaran kasus pelecehan yang lebih besar itu, tim Spotlight akhirnya mulai menulis ceritanya dan berencana untuk mempublikasikan penemuan mereka di awal tahun 2002.

Ketika mereka hendak mencetak, Robby mengaku kepada tim Spotlight bahwa pada tahun 1993, pengacara Eric MacLeish (Billy Crudup) memberikan daftar 20 pastur pedofilia kepadanya, di mana Robby tidak mengikutinya. Namun Marty tetap memuji Robby dan usaha timnya untuk mengungkapkan kejahatan sekarang. Ceritanya berlanjut dengan mencetak tautan web ke dokumen yang mengungkapkan kelambanan Kardinal Bernard Law dan nomor telepon korban pastur pedofilia. Keesokan paginya, tim Spotlight mendapat banyak telepon dari para korban yang datang untuk menceritakan kisah mereka.

Terakhir, daftar tempat di Amerika Serikat dan di seluruh dunia di mana skandal besar pelecehan seksual oleh pastur ada dan terjadi, dan sebuah pernyataan dibuat bahwa Kardinal Bernard Law mengundurkan diri, tetapi akhirnya ia dipromosikan ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, salah satu gereja terbesar di dunia. (Wikipedia)

Dalam film terungkap betapa tidak mudahnya mengungkan kasus pelecehan seksual ini, selain karena pelaku yang merupakan tokoh agama, kekhawatiran akan menjadi kehebohan di publik serta korban yang enggan melapor karena tekanan psikologis.

Jika kamu suka film drama bertema jurnalisme seperti The Post, Kill The Messenger jangan lewatkan film Spotlight ini.

Mengapa Orang Korea Ramai-ramai Belajar Bahasa Indonesia?



Campusnesia.co.id -- Korean Wave bukan hanya membuat orang indonesia menyukai musik pop korea, tetapi drama, film, bahasa makanan hingga fashion negara gingseng tersebut. Tapi tahukah kamu, di korea sana juga ada fenomena banyak penduduknya terutama anak mudanya mulai tertarik dengan Indonesia.

Hal tersebut terbukti dari banyaknya orang korea yang mulai belajar Bahasa Indonesia, ada beberapa universitas yang membuka jurusan Bahasa Indonesia, selain murni karena keilmuan, alasan mereka belajar bahasa indonesia juga tentang peluang mencari pekerjaan. 

Ketika di negara asalnya persaingan dunia kerja mulai keras, berharap bisa bekerja di Indonesia sehingga menguasi Bahasa Indonesia menjadi penting, sebagaimana kita tahu sudah banyak perusahaan yang membuka pabrik dan kantor di Indonesia sebut saja Grup CJ, Samsung dll.

Jika sobat sering membuka Youtube, kita bisa dengan mudah menemukan youtuber berkebangsaan korea dengan konten berbahasa Indonesia, sebut saja Bandung Oppa, seorang mahasiswa jurusan bahasa indonesia dari Hankuk University for Foreign Studies (HUFS), nama bandung oppa sendiri berasal dari pengalamannya saat berkunjung ke Indonesia dan menghabiskan liburan di Bandung.

Youtube Bandung Oppa


Berteman dengan Bandung Oppa, ada youtuber juga Youtuber Noona Rosa yang belajar bahasa Indonesia karena pernah kuliah di UGM Yogyakarta selama 1 tahun, bahkan lebih medhok daripada Bandung Oppa.

ads
DESKRIPSI GAMBAR

Mengapa Bahasa Indonesia?
Tapi ada hal menarik selain asalan keilmuan dan peluang kerja, mengapa mereka suka belajar Bahasa Indonesia ketimbang bahas asing negara lain, alasanya adalah karena kemudahan.

Benar, dibanding belajar bahasa Inggris atau mandarin misalnya belajar Bahasa Indonesia jauh lebih mudah bahkan jika dibandingkan dengan belajar bahasa korea sendiri.

Grammar atau Tata Bahasa
Anis Matta, seorang politikus dan penulis buku dalam bukunya yang berjudul Gelombang Ketiga sempat membahas tentang uniknya bahasa Indonesia ini. Mundur ke belakang di era perjuangan dan lahirnya sumpah pemuda, perintis bangsa ini sudah memutuskan menjadikan Bahasa Indonesia (dari bahasa melayu) sebagai bahasa persatuan alih-alih mengambil salah satu bahasa daerah yang banyak sekali macamnya. Dikemudian hari setelah merdeka Bahasa Indonesia dijadikan bahasa nasional.

Masih dalam bukunya Anis Matta menyebut pilihan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahas nasional salah satunya karena sifatnya yang egaliter, menempatkan setara setiap orang yang berbicara dan sederhana.

Bandingkan dengan bahasa inggris yang banyak sekali menggunakan waktu (Grammar) past tense, simple tense dan lain-lain atau bahasa jawa yang ada leveling ngoko, kromo, kromos alus dan kromo inggil, penggunaan kata yang berbeda untuk pria wanita dll.

Penulisan
Dalam hal penulisan bahasa Indonesia juga lebih mudah, karena huruf yang digunakan sama dengan alfabet, bentuk jamak cukup menulis ulang suatu kata dll

Mudah Dibaca
Berbeda dengan bahasa inggris, cara melafalkan huruf dan kata dalam bahasa indonesia juga lebih mudah. Jadi cukup bisa membaca alfabet dalam bahasa inggris hampir bisa dipastikan bisa membaca bahasa Indonesia

Nada-nada
Bahasa Mandarin dan vietnam contohnya, memiliki nada-nada dalam pelafalan kata, beda nada beda makna, namun bahasa indonesia tidak ada nada-nada dalam pelafalannya.

Nah, sobat jadi jangan minder kita harus bangga dengan bahsa nasional kita dan mulai mencintainya, jangan lupa untuk kembali belajar bahasa indonesia terutama yang baku dan memperkaya perbendaharaan kata atau diksi.

penulis: 
Nandar

Bayar Pake Exposure Sosial Media, Apakah Sebanding?



Campusnesia.co.id -- Exposure, beberapa hari yang lalu heboh di jagad twitter, seseorang dengan akun @NNugi ngetwit ada youtube yang minta trip ke amerika dengan jumlah 20 orang dan barter dengan exposure video vlog dan Instagram Stories.


Bicara barter dengan exposure, ini bukan kali pertama, sebelumnya rame juga seorang selebgram yang minta tempat acara dibayar dengan exposure.

Jadi sebenarnya Exposure ini mata uang apa?
Di era sosial media ini, lahirlah istilah-istilah baru seperti selebtwit, selebgram dan youtuber. Merujuk pada jumlah follower, subcriber sebuah akun sosial media yang di atas rata-rata, dari puluhan ribu hingga jutaan.

Fenomena baru ini kemudian menjadi peluang bisnis dan ajang promosi. Pemilik sosial media dengan jumlah follower besar diasosisikan sebagai influenser yang postingannya dapat mempengaruhi kesan, pilihan dan referensi pengikutnya. 

Sederhananya, jadi semacam media promosi. Berawal dari tawaran pemilik produk atau brand, kini pemilik sosial media berfolower besar juga membuka atau menawarkan jasa promoso mereka yang sering diswbut exposure.

Apakah iklan dengan influenser sosial media efektif?
Bicara efektifitas harus dilihat datanya, yang akhir-akhir ini jadi perdebatan memang salah satunya efektifitasnya.

Namanya promosi, salah satu indikator paling sederhana untuk melihat keberhasilannya adalah dari konversi, jika yang diiklankan adalah suatu produk, cara mengetahui sebuah iklan berhasil atau gagal bisa dilihat dar seberanaya banyak produk yang terjual. 

Sebagai contoh, iklan dengan Facebook ads sebesar 100.0000 jika berhasil terjual 100 produk dari iklan tersebut berarti 1 produk membutuhkan biaya iklan 1.000. Namun jika sedikit bahkan tidak ada produk yang terjual, bisa dibilang iklannya gagal.

Nah kembali ke bahasan Exposure di atas, jumlah dana yang besar untuk membayar exposure akankah sebanding dengan hasil yang akan didapatkan?

Tidak perlu mencoba dulu, efektifitas bisa diperkirakan dengan beberapa hal, misalnya tentang demografi follower dan subcriber, range usia, pekerjaan, domisili, jumlah engagment seperti jumlah yang melihat, like dan komen dari rata-tiap tiap post atau konten.

Kalau tidak sesuai dengan target market dan jumlah minimum engagment yang diharapkan, maka tanpa perlu mencoba bisa diukur efektivitasnya.

ads
DESKRIPSI GAMBAR

Solusi
Sebagai pelaku usaha, saya juga beberapa kali mendapatkan penawaran serupa, misal customer yang memesan produk souvenir dan minta dibayar dengan exposure, posting produk dan testimoni di sosial media.

Biasanya tanggapan saya adalah, minta agar pesenannya dibayar dulu, kemudian tawaran iklanya minta disampaikan di bagian marketing karena ini dua divisi yang bebeda.

Untuk jadi tidaknya kerjasama, kembali harus dibahas banyak hal yang saya sampaikan di atas.

Promosi yang paling efektif
Menurut pengalaman saya, cara promosi yang paling efektif hampir pasti tidak sama antara jenis usaha satu dengan yang lainnya. 

Karena setiap produk dan jenis usaha memiliki segmentasi pasar dan perilaku yang berbeda.

Jadi cara promosi yang paling efektif adalah yang sesuai dengan segmen dan prilaku calon customer kita.

Kalau customernya punya kebiasaan membaca koran, iklan dan promosi di koran justru akan lebih efektif dibanding di instagram misalnya.

Untuk para selebgram dan sebagainya, sebelum menawarkan jasa promosi juga sebaiknya paham tentang demografi follower atau subcriber yang dimiliki sehingga tahu "komiditi" yang ditawarkan.

Penulis
Nandar dari Loetju.com

Review Parasite, FIlm Korea Peraih Golden Globe 2020



Campusnesia.co.id -- Perhelatan ajang penghargaan bagi insan perfilman dunia, Global Globe baru saja digelar 6 januari 2020. Berbagai judul dari nominasi sudah beredar sejak lama. Deretan film berkualitas muncul dan beberapa judul familiar karena mungkin beberapa sudah kita tonton, sebut saja Knives Out, Once Upon Time In Hollywood dan lain sebagainya.

Salah satu nominasi memarik bagi saya, yaitu kategori Best Motion Picture - Foreign Language dengan pemenang film yang berjudul Parasite asal korea selatan.

Jadi, mengapa film ini sampai menang dan apa yang menarik? 
Mari kita bahas filmnya.

Parasite adalah film yang disutradari Bong Joon-ho yang kita kenal dengan film epik lainnya seperti  Memories of Murder, The Host, Oikja dll.

Dijajaran aktor dan aktrisnya bukan nama sembarangan, diantaranya:
Song Kang-ho sebagai Kim Gi-taek
Jang Hye-jin sebagai Kim Chung-suk, istri Gi-taek
Choi Woo-shik sebagai Kim Gi-u, putra Gi-taek
Park So-dam sebagai Kim Gi-jung, putri Gi-taek
Lee Sun-kyun sebagai Park Dong-ik/Nathan Park
Cho Yeo-jeong sebagai Choi Yeon-gyo, istri Dong-ik
Hyun Seung-min sebagai Park Da-hye, putri Dong-ik
Jung Hyeon-jun sebagai Park Da-song, putra Dong-ik
Lee Jung-eun sebagai Guk Mun-gwang, pembantu keluarga Park
Park Myung-hoon sebagai Geun-se, suami Mun-gwang
Park Seo-joon tampil sebagai came berperan sebagai teman Gi-u dan mantan guru les privat keluarga Park 

Berdurasi 132 menit, film drama ini bercerita tentang keluarga im Gi-taek (Song Kang-ho), seorang sopir yang menganggur, tinggal bersama istrinya Park Chung-suk (Jang Hye-jin) berikut putra-putri mereka bernama Kim Gi-u (Choi Woo-shik) dan Kim Gi-jeong (Park So-Dam) di ruang bawah tanah yang buruk. Pekerjaan harian mereka adalah melipat kotak piza. Suatu hari, teman Gi-u, Min-hyuk (Park Seo-joon) mengunjungi keluarga Kim. 

Min-hyuk berencana menuntut ilmu ke luar negeri, sehingga menyarankan Gi-u mengambil alih pekerjaannya sebagai guru les privat bahasa Inggris Park Da-hye (Jung Ji-so), anak perempuan keluarga kaya Park Dong-ik (Lee Sun-kyun) dan istrinya Choi Yeon-gyo (Jo Yeo-jeong) sekaligus kakak dari Park Da-song (Jung Hyun-joon). Gi-u bersedia menerima tawaran kawannya.


((Spoiler))

Yeon-gyo yang mengetahui Gi-u menggantikan Min-hyuk langsung menerima Gi-u dengan senang hati. Gi-u terkaget-kaget dengan pemandangan rumah keluarga kaya itu yang dianggapnya menakjubkan. Gi-u juga melihat lukisan Da-song. Ketika Yeon-gyo berniat mencarikan guru seni untuk Da-song, Gi-u memanfaatkan kesempatan ini dengan menyarankan seorang "profesional" bernama Jessica yang berasal dari Amerika Serikat yang ternyata justru saudaranya sendiri Gi-jeong. 

Gi-jeong berhasil mengambil hati Yeon-gyo karena berhasil membuat Da-song menuruti perintah Gi-jeong. Karena berniat memasukkan ayahnya ke rumah itu, Gi-jeong memfitnah supir keluarga Park dengan meletakkan celana dalamnya di dalam mobil milik keluarga Park. Dong-ik mengusir supir itu dan menggantinya dengan "Paman Kim" yang ternyata Gi-taek, sesuai saran Gi-jeong. 

Gi-taek berkomplot dengan kedua anaknya untuk membuat Mun-gwang (Lee Jung-eun) angkat kaki dari rumah itu. Kedua anak itu menaburkan bubuk persik ke Mun-gwang, sementara ayahnya berswafoto di di depan Mun-gwang yang menunggu di rumah sakit. 

Gi-taek menyarankan Dong-ik mempekerjakan seseorang yang berasal dari agen pekerja The Care (perusahaan palsu rekaan dirinya sendiri) yang ternyata adalah Chung-suk. Dong-ik percaya dengan Gi-taek ketika melihat kartu nama The Care yang dinilainya mewah, sehingga Chung-suk berhasil menjadi pembantu rumah tangga di rumah itu. 

Suatu hari, Keluarga Park berkemah selama sehari-semalam sebagai hadiah atas ulang tahun Da-song, sehingga Keluarga Kim berpesta pora sambil mabuk-mabukan di rumah itu sehari semalam.

Ketika pada malam hari saat hujan deras turun, kegembiraan itu sirna tatkala Mun-gwang membunyikan bel dan meminta diizinkan masuk karena ingin mengambil sesuatu di ruang bawah tanah. Saat seluruh keluarga bersembunyi, Chung-suk mengizinkan Mun-gwang masuk. Di ruang bawah tanah, Mun-gwang membuka pintu rahasia ke bungker, tempat suaminya Geun-se (Park Myung-hoon) bersembunyi selama empat tahun untuk menghindari rentenir. 

Ketika Chung-suk mengancam akan memanggil polisi, keluarga lainnya tersandung menimpa dirinya dan tidak sengaja memanggil dengan nama sebenarnya. Tanpa pikir panjang, Mun-gwang memanfaatkan kesempatan itu dengan merekam mereka dan berencana mengirim rekaman itu kepada Keluarga Park. 

Mun-gwang dan Geun-se "menawan" mereka dengan memperlakukan mereka seolah-olah tahanan presiden negara jiran Korea Utara, Kim Jong-un. Ketika Mun-gwang dan Geun-se lengah, Keluarga Kim berusaha merebut ponsel Mun-gwang dan semuanya saling berkelahi. Keluarga Kim akhirnya berhasil mendapatkan ponsel itu dan langsung menghapus rekaman itu. 

Karena hujan, Keluarga Park membatalkan liburan mereka dan menelepon Chung-suk. Keluarga Kim menyekap Mun-gwang dan Geun-se di bungker serta membersihkan ruang keluarga dan kemudian bersembunyi, sementara Chung-suk membuat ramyeon sebagaimana permintaan Yeon-gyo. Mun-gwang berhasil membebaskan diri dan berlari menuju ruang keluarga, tetapi Chung-suk menendangnya sehingga Mun-gwang terpental ke bawah. Kepala Mun-gwang membentur dinding dan terluka parah.

Memanfaatkan penghuni rumah tidur, Ki-taek, Ki-jeong, dan Ki-woo meninggalkan rumah dan berlari ke rumah mereka. Mereka mendapati lingkungan tempat tinggal mereka diterjang banjir yang dalam dan berupaya menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Ki-woo membawa "batu keberuntungan" besar Min-Hyuk menghadiahkan keluarganya. Ketiganya, bersama dengan warga terlantar lainnya, tidur di gimnasium. Sementara itu, Moon-kwang meninggal karena gegar otak saat Geun-sae menangis.

ads
DESKRIPSI GAMBAR

Hari berikutnya, Ny. Park mengadakan pesta ulang tahun untuk Da-song dan mengundang Kims untuk berpartisipasi. Saat pesta berlangsung, Ki-woo membawa batu ke bunker, berniat untuk membunuh Geun-sae. Geun-sae menyergap Ki-woo dan membuka kepalanya dengan batu. Berbekal pisau, Geun-sae menabrak pesta dan menusuk Ki-jeong di dada. Penampilannya memicu memori traumatis Da-lagu dan anak itu mulai mengalami kejang. 

Ki-taek bergegas untuk menghentikan pendarahan Ki-jeong saat Pak Park berteriak kepadanya untuk melemparkan kunci mobil agar Pak Park dapat mengantar Da-song ke rumah sakit. Kunci yang dilemparkan terperangkap di bawah pertempuran Choong-sook dan Geun-sae sebelum Choong-sook membunuh Geun-sae dengan tusuk daging. 

Mr Park mengambil kunci, sementara mundur dari "bau orang miskin" Geun-sae. Sebagai kombinasi dari beberapa faktor (tekanan atas kondisi rumahnya, putrinya berdarah, putranya - yang dia lihat sedang dibawa oleh Da-hye, yang telah menemukannya - terluka, fiksasi Mr. Park pada Da- nyanyikan lagu apa pun dan jijik Taman terhadap bau), bentak Ki-taek, fatal menusuk Pak Park, lalu melarikan diri.

Penutupan ini diriwayatkan dari sudut pandang Ki-woo. Setelah Ki-woo dipulangkan dari rumah sakit setelah operasi otak dan koma selama seminggu, Ki-woo dan Choong-sook menghadapi persidangan dan dijatuhi hukuman percobaan. Ki-jeong meninggal karena lukanya. 

Menonton rumah Taman, Ki-woo pemberitahuan lampu berkedip dalam kode Morse, menerjemahkannya, ia menemukan itu menjadi surat dari Ki-taek, yang berhasil mundur ke bunker dalam kekacauan, dan telah bersembunyi dari rumah pemilik baru. Ki-woo berjanji bahwa suatu hari, ia akan mendapatkan cukup uang dan membeli rumah sehingga ayahnya bisa bebas. Film berakhir dengan Ki-woo tersadar dari halusinasinya ketika dia membeli rumah dan tiga anggota keluarga yang tersisa bersatu kembali.

Salah satu pesan mendalam dari film ini adalah tentang kesenjangan sosial ekonomi di korea selatan. Melalui film Parasite ini, Bong Joon-ho ingin menampilkan gambaran tentang Kemiskinan sistematis yakni ketika seseorang menderita karena warisan keluarganya, korban kebijakan pemerintah, tinggal di wilayah kumuh, atau kondisi-kondisi yang tak terhindarkan lainnya. 



sumber: Wikipedia, Tirto

Sinopsis dan Review Drama Korea Fight for My Way 2017 Park Seo Joon



Campusnesia.co.id -- Penggemar drama korea dengan tema komedi romantis, jangan lewatkan drama yang satu ini. Fight for My Way, ini drama ya bukan film korea fight for my way, sayang sekali walau sudah rilis sejak 22 Mei 2017 saya baru tahu drama lucu ini. 

Jika sobat sudah menonton Whats Wrong with Secretary Kim, ternyata bakat konyol Park Seo Joon sudah ada di Fight for My Way.

Drama ini dibintangi Park Seo-joon sebagai Ko Dong-man, Kim Ji-won sebagai Choi Ae-ra, Ahn Jae-hong sebagai Kim Joo-man, Song Ha-yoon sebagai Baek Seol-hee dan masih banyak lagi yang lainnya.

Funny Moment Drama Fight for My Way, agar makin penasaran coba lihat adegan lucu ini.


Jalan Cerita
Mereka berempat sudah berteman sejak kecil, namun berbeda sekolah saat SMA. Ko Dong Man adalah atlet Taekwondo saat masih SMA namun gagal menjadi atlet nasional dan menjadi pegawai pembasmi serangga. Choi Ae Ra seorang reseptionis di sebuah mall hingga akhirnya keduanya harus dipecat.

Secara keseluruhan Drama Fight for May Way bercerita tentang perjuangan keempat sahabat ini menggapai impian masing-masing, Ko Dong Man yang ingin menjadi atlet profesional MMA, Choi Ae Ra dengan impiannya menjadi seorang penyiar berita, Jim Joo Man bekerja diperusahaan Home Shopping dan Baek Seol Hee yang ingin menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga yang baik.

Pemeran
1. Park Seo-joon sebagai Ko Dong-man
Cho Yeon-ho sebagai Ko Dong-man muda. Mantan pemain taekwondo yang dulunya terkenal tapi kini menjadi pejuang seni bela diri campuran tanpa nama.

2. Kim Ji-won sebagai Choi Ae-ra
Lee Han-seo sebagai Choi Ae-ra muda. Karyawan pusat perbelanjaan di bagian informasi tapi bermimpi menjadi seorang penyiar berita

3. Ahn Jae-hong sebagai Kim Joo-man
Yang disebut "otak" dari keempatnya. Dia menempati posisi permanen di jaringan belanja rumah. Setia dengan pacarnya selama enam tahun, cintanya akan diuji.

4. Song Ha-yoon sebagai Baek Seol-hee
Kim Ha-eun sebagai Baek Seol-hee muda
Gadis lugu dan unik dari kelompok tersebut, yang bekerja pada sebuah toko jokbal. Selama enam tahun, dunianya berkisar pada Joo-man.

Komedi Romantis
Ada kutipan menarik dalam salah satu episodenya "Seorang wanita dan pria tidak akan pernah bisa berteman" maksudnya mustahil tak ada perasaan cinta satu sama lain dan itulah yang terjadi, Kim Jo Man dan Baek Seol Hee sudah lebih dulu berpacaran diam-diam di perusahaan tempat mereka bekerja selama 6 tahun.

Sementara Ko Dong Man dan Choi Ea Ra seiring waktu yang mereka jalani berdua timbullah benih-benih cinta diantara keduanya.

Tapi proses itu tidak mudah, misalnya betapa jengkelnya Ko Dong Man yang beberapa kali harus datang dan menyematkan sahabatnya Choi Ae Ra dari pacarnya yang tidak baik, Sebaliknya perseteruan Choi Ae Ra dengan Hey Ran yang tiap kali putus dengan pacarnya selalu kembali dan mengganggu Ko Dong Man.

Dari sisi komedi dan romantisnya drama ini saya beri skore 7,5/10, bagi yang penasaran apakah mereka akan berhasil meriah impian masing-masing, langsung saja nonton sendiri 16 episodenya di VIU.



penulis: Nandar

Daftar 17 OST Drama Korea yang Asyik di Dengar



Campusnesia.co.id -- Drama korea, selain asyik dinikmati karena jalan ceritanya, akting para pemerannya, sinematografinya ada nagian penting yang tidak kalah penting yaitu Original Soundtracknya.

Pada umumnya setiap sekian episode akan ada lagu latar. Soundtrack drama korea tidak main-main ditulis dan dinyanyikan oleh musisi ternama di negeri asalnya, tidak jarang mengambil salah satu member kpop idol seperti dalam OST Goblin, salah satu soundtrack berjudul Stay With Me dinyanyikan duet Punch dan Chanyeol member EXO. Beda ya sama FTV kita yg lagunya palaing sering dari Armada he he peace.

Dalam artikel ini, penulis coba hadirkan beberapa OST yang asyik dinikmati dari beberapa Drama Korea yang pernah penulis tonton.

1. Stay With Me
Original soundtrack dari Goblin dibawakan Punch dan Chanyeol. Hampir semua ost Goblin enak didengar sih.

2. Everytime
Duet maut Chen dan Punch dari drama korea paling fenomenal Descendent of The Sun selain lagu Everytime saya juga suka This Love, Always, You're my Everithing semua deh.

3. Sondia
Dinyanyikan oleh IU dan sekaligus sebagai pemeran utama perempuanya dalam drama korea berjudul My Mister.

4. Say Yes
Sekali lagi IU dalam drama korea Moon Lovers duet dengan Loco.

5. Someone Like You
Drama korea Live tentang kepolisian diperankan oleh Kwang So.

6. What if Love
Yo in na dan Lee Dong Wook reuni dalam drama korea Touch Your Heart, lagu ini dibawakan oleh Wendy.

7. It's You
Dibawakan oleh Jeong Sewoon dalam drama korea What Wrong with Secretary Kim yang kocak habis.

8. Sing My Song
Kon Keun Byul akustikan sebagai soundtrack drama Revolutionary Love yabg diperankan Choi Siwon.

9. It's Love
Dinyanyikan oleh Jung Yup merupakan OST dari drama Doctor Crush dibintangi Park Shin Hye. Ada lagu lain yang juga keren seperti You're Pretty, No Way dan Sunflowers.

10. Scent of a Flower
Ost dari drama Emergency Couple dibintangi oleh Song Ji Hyo dinyanyikam oleh Lim Jeong Hee, atau yang agak nge-beat ada The Way We Loved yang dinyanyikan Sihwan Park.

11. Crazy of You
Bisa kamu temukan dalam drama korea Master Sun, tema hantu jadi agak horor, penyanyi Hyorin.

12. Is You
Dari Drama korea Memories of the alhambra, ada Hyun Bin dan Park shin Hye.

13. First Love
Park Shin Hye jadi bintangnya lagi dalam drama korea berjudul Pinocchio dengan tema jurnalisme. Lagu Forst Love dinyanyikan oleh Tiger JK feat Punch.

14. The Person I Will Love 
Ost dari drama korea My Girl Friend is Gumiho ada Lee Seul Gi.

15. Only One Thing
Dinyanyikan oleh So Hyang ost dari drama korea The Horse Doctor.

16. Love is the Moment
Ost dari The Heirs ada Lee Min Ho dan Park Shin Hye.

17. Flowers
Masih anget dari drama terbaru Hyun Bin, lagu Flowers dibawakan oleh Yoon Mirae dalam drama Crash Landing On You.


Itu tadi sobat 17 Original Soundtrack dari Drama Korea yang pernah Penulis Tonton, cukup buat play list untuk teman tidur. Kalau sobat suka lagu apa saja dan dari drama apa? Share di kolom momentar ya.

Penulis: Nandar

10 Perbedaan Dunia Sekolah dan Kuliah



Campusnesia.co.id -- Kuliah merupakan sebuah fase pendidikan yang mempunyai lompatan kondisi yang signifikan dengan fase pendidikan sebelumnya yakni Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah dan yang sejenisnya. 
Tidak seperti perpindahan fase pendidikan dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Madrasah Tsanawiyah menuju SLTA/SMA dan  sekolah sejenis yang relatif tidak jauh berbeda kecuali perbedaan dari segi jejang keilmuan saja, kondisi psikologis siswa dan warna seragam tentu saja.
Banyak perbedaan antara kuliah dengan sekolah yang terkadang membuat mahasiswa baru menjadi cukup “kaget” dengan sistem yang ada. Perbedaan tersebut diantara lain.

1. Sistem Pembelajaran
Ada beberaoa perbedaan antar sekolah dengan kuliah jika dilihat dari sistem pembelajarannya. Pertama, dilihat dari waktu pembelajaran, rata-rata sekolah dilaksanakan selama 6 hari dengan waktu yang tetap dari pagi (sekitar jam 7an) sampai siang (sekitar jam setengah dua kecuali hari jum’at sekitar jam 11an) dengan dua kali istirahat. 

Sementara kuliah, pembelajaran dilaksanakan rata-rata 5 hari dengan waktu tidak tetap setiap harinya dengan akumulasi waktu yang lebih sedikit dibandingkan sekolah. Kedua, dilihat dari mata pelajaran/mata kuliah. Di sekolah, selama tiga tahun mata pelajaran yang disampaikan setiap semester akan sama, yang berbeda hanyalah substansinya. 

Saat kuliah, mata kuliah yang diambil persemester akan berbeda-beda sesuai jatah dan beban SKSnya. Ketiga, dilihat dari baju seragamnya. Di sekolah, pakaian dikenakan semuanya seragam, tapi di Kampus, kita bebas mengenakan apa saja asal sopan dan sesuai peraturan misalkan harus berkerah dan lain-lain.


ads

2.  Sistem Penugasan
Di sekolah, tugas yang diberikan kebanyakan soal-soal tertulis yang berkaitan dengan mata pelajaran dan berakhir pada pemeriksaan benar salahnya. Waktu  pengerjaanpun relative membutuhkan waktu yang singkat. Ta[I di Kuliah, tugas yang diberikan bervariasi dari mulai yang membutuhkan waktu yang singkat sampai membuthkan waktu yang lama. 

Terkadang para mahasiswa sering dikejar dengan waktu deadline sehigga lembur atau begadang untuk mengerjakan tugas menjadi bukan hal yang asing. Sampai-sampai di sebuah program studi kampus, tertera sebuah tulisan di dinding kampus yang berbunyi “Jangan ambil waktu tidur kami”. 

Dari segi varietas bentuk tugaspun berbeda-beda. Ada yang pengerjaan soal tertulis, membuat makalah kelompok, laporan survey, membuat prototype/model/maket dan sebagainya.

3. Sistem Ujian
Pertama, ditinjau dari waktu pelaksaannya. Waktu ujian antara sekolah dan kuliah tidak terlalu banyak berbeda. Kalau di sekolah ada ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS) dan ujian akhir nasional (UAN) sedangkan di kuliah secara umum (tentu saja antara prodi yang satu dengan yang lainnya ada kekhasan) kita mengenal Kuis (ujian berkala di waktu tertentu), UTS, UAS, Sidang Tugas akhir dan Ujian Komprehensif (mirip UAN).

Kedua, ditinjau dari sistem atau bentuknya. Saat di sekolah umumnya kita akan menemukan dua jenis bentuk ujian yakni ujian tertulis (pilihan ganda dan essai) dan ujian lisan. 
Pada saat kuliah akan banyak variasinya bahkan ada sistem ujian yang saat di sekolah itu adalah sebuah bentuk kecurangan, tapi di kuliah merupakan hal yang biasa diterapkan dalam sistem ujian. 
Misalnya, ujian tertulis di universitas selain sistem konvensional berupa esai secara closed book, ada juga sistem open book, open book terbatas (membuat ringkasan dalam kertas terbatas seperti satu halaman HVS), take home test (soal ujian dibawa pulang dan jawaban dikumpulan sesuai waktu yang ditetapkan), optional test (mengerjakan beberapa soal dari semua soal yang diberikan).

4. Sistem Evaluasi
Sistem evaluasi maksudnya adalah indikator atau parameter yang menunjukan keberhasilan belajar peserta didik. Di sekolah kita mengenal sistem rapot yang berisi nilai-nilai per mata pelajaran tiap siswa dan rata-rata seluruh siswa dalam satu kelas yang kemudian diakumulasi dan disertakan peringkat siswa.  
Sedangkan di Kampus atau Universitas. tolak ukuran capaian pendidikan ditentukan oleh IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dan lama kelulusan. IPK berkisar pada 0-4 yang merupakan konversi dari nilai abjad (ABC) sehingga nilanya lebih tegas.
Sebenarnya perbedaan-perbedaan tersebut lebih ke arah dzohirnya atau dari sistemnya saja. Akan tetapi perbedaan yang mendasar dan sangat penting yang benar-benar kiya harus perhatikan kata kuncinya adalah Responsibility atau kalau kita urai menjadi Response-Ability
Artinya tidak seperti di sekolah, saat kuliah kita mempunyai kebebasan untuk memilih tanggapan (response) terhadap segala bentuk stimulus/rangsangan yang ada di lingkungan kampus. Hanya saja kita tidak bebas memilih konsekuensi dari respon kita, dimana bisa menghasilkan manfaat atau mudharat terhadap diri kita.
Gambar 2. Karakteristik kuliah (respon dan konsekuensi)

Ibarat sebagai restoran dimana segala menu makanan sudah tersedia jenisnya kita tinggal mengambil yang kita inginkan baik yang enak tapi tidak sehat, sehat tapi tidak enak, enak tapi sehat atau bahkan tidak enak dan tidak sehat. 

Kita jugapun pun bebas untuk mengambil banyak atau sedikit sesuai kapasitas perut dan saku kita tentu saja. Berbagai menu positif misalnya seminar atau diskusi ilmiah, organisasi, proyek dosen, kompetisi ilmiah dan lain-lain. Kita mempunyai kebebasan untuk meresponnya baik mengambil menu itu maupun tidak. Dan sekali lagi konsekuensi keputusan kita kembali lagi kepada kita.


Choose Your Response!

Penulis: 
kang Asep Muhammad Samsudin 
Pengajar di Fakultas Teknik Undip

sumber: pustakakehidupanku.wordpress.com

Selain 4 hal di atas, ada lagi nih guys perbedaan antara kehidupan di Sekolah dan Kuliah, apa saja? ini daftarnya.

1. Pergaulan di Kampus lebih asik, tapi juga bisa sebaliknya
Di kampus sangat mungkin kita menemukan teman dari jurusan dan fakultas lain karena banyaknya mahasiswa yang belajar di kampus bahkan lintas angkatan dari yang maba (mahasiswa baru) dan maba (mahasiswa abadi).

2. Waktu dan tempat belajar di kampus umumnya lebih fleksibel
Namun saking fleksibelnya kadang ini melenakan, menunda-nunda dan menyelepelekan tugas akhirnya berdampak pada nilai akademis.
Jika saat SMA sobat bisa asal ngikut kelas pasti naik, di kampus berbeda kalau nilai sebuah mata kuliah jelek maka wajib ngulang di semester berikutnya ibarat kayak gak naik kelas dan otomatis menambah masa studi di kampus alias gak lulus-lulus. 

3. Cara belajar beda sekali dengan saat SMA

4. Liburan semester di kampus lebih panjang
Betul, liburan semester di kampus lebih panjang, bisa sampai 1,5 hingga 2 bulan. Sayangnya kadang tidak seindah yang dibayangkan apalagi kalau sobat sudah bukan mahasiswa baru lagi ada saja kegiatan saat liburan mulai dari kegiatan kemahasiswaan seperti organisasi atau ketika sudah semester tua wajib magang, praktik kerja lapangan bahkan penelitian, kadang jadi bingung secara kalender lagi libur semester tapi tiap hari sibuk sendiri.

5. Baju, pakaian  dan dresscode sehari-hari di kampus itu bebas!
paling keliatan perbedaannya antara siswa dan mahasiswa adalah pakaian sehari-hari. Boleh pakai baju apapun asalkan sopan. Hal ni jadi ajang untuk nunjukin OOTD ke kampus.

6. Peraturan di kampus biasanya lebih longgar dari SMA/SMA
Kalau di sekolah 1-2 kali gak masuk (tanpa keterangan) aja ditanyain atau bahkan dimarahin, kalau di kampus biasanya ada minimal kehadiran. Misal, kalau satu semester ada 16 pertemuan dan minimal kehadiran 75%, berarti kamu boleh aja “bolos” 3-4 kali. 

Meskipun gak recommended ya buat ambil “jatah” sampai 4 kali, kecuali emang butuh. Karena biasanya kehadiran juga bisa ngaruh ke nilai kita. Tapi, setiap kampus bahkan jurusan punya kebijakannya masing-masing buat masalah kehadiran.



Review Film Ferrari v Ford, Drama Otomatif yang Seru



Campusnesia.co.id -- Film balapan selalu memberi ketegangan tersendiri dengan kebut-kebutanya. Apalagi jika film diangkat dari kisah nyata, nilai sejarahnya jadi poin tersendiri untuk diikuti.

Yup, kali ini mari kita bahas film apik yang dibintangi nama besar Mad Damon dengan Christian Bale. Aktor yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, wabil khusu Christian Bale yang terkenal terbiasa melalukan hal ekstrim demi karakter yang diperankan, dalam film Ferrari v Ford ini ia harus menurunkan berat badannya.

ads


Jalan Cerita
Tayang tahun 2019 yang disutradarai oleh James Mangold dan diproduseri oleh Peter Chernin, Jenno Topping dan James Mangold. Naskah film ini ditulis oleh Jez Butterworth, John-Henry Butterworth dan Jason Keller. Film ini dibintangi oleh Matt Damon, Christian Bale, Caitriona Balfe, Jon Bernthal, Tracy Letts, Josh Lucas, Noah Jupe, Remo Girone dan Ray McKinnon.

Pada tahun 1963, Enzo Ferrari (Remo Girone) dihubungi oleh Ford Motor Company tentang kemungkinan pembelian Ferrari. Kesepakatan dibatalkan sepihak oleh Ferrari ketika Enzo menyadari bahwa kesepakatan tersebut termasuk pembelian Scuderia Ferrari, program balap Ferrari yang telah memenangkan pertandingan Le Mans 24 Jam tahun 1958, 1960 hingga 1965. Le Mans adalah pertandingan balap mobil aktif tertua di dunia yang diadakan setiap tahun sejak tahun 1923. Kesal karena ditolak, Henry Ford II (Tracy Letts) mendirikan divisi balap sendiri untuk membuat mobil demi mengalahkan Scuderia Ferrari.

Film ini menceritakan bagaimana perancang otomotif Carroll Shelby (Matt Damon) dan pembalap mobil Ken Miles (Christian Bale) memimpin tim insinyur dan perancang Amerika Serikat dari Ford untuk membangun mobil balap yang dapat mengalahkan Ferrari yang legendaris. Pada akhirnya, mereka memproduksi Ford GT40 untuk pertandingan di Le Mans 24 Jam tahun 1966.

Suasana balapan tergambar sangat apik, kemampuan Ken Miles dalam hal otomotif terutama mobil tergambar sangat apik dan mumpuni. Berkat kerjasama Ken Miles dan Shelby, Ford berhasil memenangi balapan Le Mans 24 Jam. 

Intrik politik dan kekuasaan dalam patriarki perusahaan sebesar Ford juga tergambar, bagaimana dengan keuntungan beberapa pihak harus mengorbankan keberhasilan Ken Miles dan Shelby.

Secara keseluruhan sangat asyik dinikmati, alur cerita dan cinematografinya. Skor dari saya 8/10 selamat menonton.

penulis: Nandar