Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri pakan. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri pakan. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Mahasiswa KKN Tim 2 Undip Perkenalkan Tips Membuat Pakan Ternak Berkualitas dengan Memanfaatkan Limbah Pertanian Jerami Padi Menggunakan Teknologi Amoniasi

0



Campusnesia.co.idDesa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali (31/07/2024) Kegiatan dilaksanakan dengan mengunjungi para peternak di Dusun Seworan. Materi dibawakan oleh  Hanif Widya Wati mahasiswa KKN Tim 2 Universitas Diponegoro menggunakan media leaflet. Persediaan pakan ternak hijauan pada musim kemarau semakin menipis, para peternak biasanya memanfaatkan limbah pertanian jerami padi untuk persediaan pakan ternak. Para peternak sering memberikan limbah jerami padi tanpa proses pengolahan lebih lanjut. 

Mereka belum mengetahui bahwa jerami yang diberikan secara langsung tanpa proses pengolahan memiliki kandungan serat kasar yang tinggi mencapai 40% sehingga menyebabkan sebagian pakan jerami yang dikonsumsi ternak tidak akan tercerna. “Peternak biasanya memberikan pakan berupa rumput dan jerami tanpa adanya pengolahan” pernyataan dari bu Indarti sebagai salah satu peternak dari dusun Seworan.
 



Jerami padi mengandung protein yang rendah hanya 3-4%. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang dapat meningkatkan kandungan protein dan daya cerna jerami padi. Pengolahan dengan cara kimia amoniasi menjadi salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya cerna pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya). Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel sehingga membebaskan ikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa, sehingga memudahkan pencernaan oleh selulase mikroorganisme rumen. Amoniak akan terserap dan berikatan dengan gugus asetil dari bahan pakan, kemudian membentuk garam amonium asetat yang pada akhirnya terhitung sebagai protein bahan.

Cara pembuatan pakan amoniasi jerami padi sangat mudah yaitu pertama menyiapkan bahan dan alat meliputi jerami padi 15 kg yang sudah kering udara, 5 liter air, 870 gram pupuk urea NH3 (pupuk pertanian), timbangan, satu lembar plastik (180x200 cm) untuk mencampur, satu lembar plastik kantong (100x150 cm) rangkap atau drum bekas, ember, dan alat pengaduk. Cara pengerjaan pada tahapan yang pertama, jika menggunakan kantong plastik harus dilapis dua, selanjutnya seluruh jerami dimasukkan kedalam kantong plastik atau drum, setelah itu melarutkan urea dengan mencampur 870 gram ke dalam ember yang berisi 5 liter air diaduk sampai semua urea larut. Siram dan campurkan larutan urea pada jerami yang ada didalam kantong plastik atau drum sedikit demi sedikit dan diaduk sampai merata, kemudian jerami dipadatkan. Selanjutnya tutup plastik (ikat) atau drum (ditutup plastik rangkap dua). Setelah disimpan selama 4 minggu, amoniasi jerami padi dapat dibuka dan harus diangin-anginkan selama 1-2 hari sebelum diberikan ke ternak.

Adanya pakan ternak amoniasi jerami padi diharapkan dapat membantu para peternak di Desa Ketoyan dengan memperbaiki kualitas pakan ternak terutama yang terbuat dari jerami padi. Selain itu, juga mengantisipasi kekurangan pakan di musim kemarau. Dengan diberikannya penyuluhan ini diharapkan dapat memperbaiki manajemen pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak sehingga ternak menjadi lebih sehat dan gemuk.





Penulis: 
Hanif Widya Wati

Editor:
Achmad Munandar

Maggot: Mahasiswa KKN UNDIP Beri Solusi Revolusioner Pengurai Sampah Organik

0



Campusnesia.co.idSragen- pada hari Sabtu (06/08/2024) lalu, mahasiswa KKN II UNDIP 2023/2024 ajak warga Desa Ngandul melakukan budidaya maggot sebagai pengurai sampah organik melalui sosialisasi dan pelatihan. 

Sampah merupakan limbah hasil aktivitas manusia. Sampah dikategorikan menjadi dua macam terdiri atas sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik meliputi plastik, kaca, logam sedangkan sampah organik meliputi sisa makanan, daun, kotoran hewan. Pengolahan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Hal ini pun menjadi permasalahan yang sedang terjadi di Desa Ngandul, Kecamatan Sumber Lawang, Kota Sragen. Dimana, warga desa membuang sampah pada tempat pembuangan sampah illegal sehingga menyebabkan bau tak sedap dari sampah organik dan menyebabkan saluran drainase tersumbat. Akibatnya, pada musim hujan akan menyebabkan terjadinya banjir. 

Dalam upaya meminimalisir permasalahan tersebut dilakukan inovasi melalui budidaya maggot. Maggot merupakan larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly), dimana maggot merupakan agen biokonversi sampah yang dapat meminimalisir sampah organik, khususnya sisa makanan. Maggot tidak hanya mereduksi sampah organik, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan. Maggot yang berusia dua minggu dapat dijual, karena kandungan proteinnya yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Kegiatan ini diadakan melalui sosialisasi dan pelatihan kepada warga desa di Dukuh Brumbung Desa Ngandul, yang dihadiri oleh 30 peserta. Kegiatan diawali dengan pengenalan maggot  beserta manfaat dari budidaya maggot kemudian dilanjutkan dengan praktek cara budi daya maggot mulai dari persiapan alat dan bahan, persiapan kadang lalat, tahap pembibitan, penetasan telur, fase larva, fase pre-pupa dan pupa, fase lalat,  dan pemeliharaan maggot. Pada tahap terakhir dilakukan sesi tanya jawab  sebagai penutup acara. Peserta yang hadir cukup antusias dan memperhatikan penjelasan dari awal hingga akhir.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat makin sadar dan termotivasi untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dimana, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara budidaya maggot, karena melalui budi daya maggot tidak hanya akan dicapai kebersihan lingkungan tetapi dapat dikembangkan menjadi usaha yang meningkatkan nilai ekonomi. 

Diharapkan masyarakat akan melakukan budi daya secara berkelanjutan sehingga manfaatnya akan dapat dirasakan secara menyeluruh dan banyak masyarakat tertarik untuk mencoba budi daya maggot secara mandiri di rumah



Editor:
Achmad Munandar

Revolusi Mineral Blok: Program Kerja KKN Monodisiplin Alvin Zidane Membuka Cakrawala Baru Untuk Peternak Di Desa Dukuh

0


Campusnesia.co.idKlaten, 3 Agustus 2024 - Di sebuah desa yang tenang, Desa Dukuh, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, terjadi sebuah revolusi kecil dalam dunia peternakan. Alvin Zidane, mahasiswa jurusan Peternakan yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), membawa perubahan besar bagi para peternak kambing dan sapi di desa tersebut. Melalui program kerja monodisiplin berjudul "Pelatihan Pembuatan Mineral Blok untuk Ternak Ruminansia," Alvin berhasil membuka cakrawala baru yang menjanjikan masa depan lebih baik bagi para peternak di Desa Dukuh.


Latar Belakang
Kondisi ternak yang kurang sehat di Desa Dukuh, yang ditandai dengan adanya beberapa ternak yang lumpuh akibat kekurangan mineral, menjadi latar belakang penting dari program kerja ini. Ternak, khususnya ruminansia seperti kambing dan sapi, membutuhkan asupan mineral yang cukup untuk menjaga kesehatan dan produktivitas mereka. Kekurangan mineral dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari pertumbuhan yang terhambat hingga masalah serius seperti kelumpuhan.

Situasi ini mendorong Alvin Zidane untuk mengambil inisiatif dengan melaksanakan program kerja yang berfokus pada edukasi peternak mengenai pentingnya mineral blok. Mineral blok sendiri merupakan salah satu bentuk suplemen mineral yang sangat dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Dengan memberikan mineral blok, peternak dapat memastikan bahwa kebutuhan mineral ternak mereka tercukupi, sehingga ternak bisa tumbuh sehat dan produktif.


Sasaran dan Persiapan Program
Sasaran dari program kerja ini adalah para peternak kambing dan sapi di Desa Dukuh, yang jumlahnya cukup signifikan. Para peternak ini umumnya memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai pentingnya mineral bagi kesehatan ternak. Oleh karena itu, program ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan mineral blok sebagai solusi, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para peternak mengenai pentingnya asupan mineral yang cukup bagi ternak mereka.

Alvin Zidane, dengan didukung oleh pihak desa dan beberapa ahli peternakan, mempersiapkan program ini dengan sangat matang. Beberapa langkah persiapan yang dilakukan antara lain adalah survei kondisi kesehatan ternak di Desa Dukuh, identifikasi kebutuhan para peternak, serta penyusunan materi pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pemahaman peternak di desa tersebut.




Jalannya Kegiatan
Pada tanggal 3 Agustus 2024, tepat pukul 11.00 WIB, kegiatan pelatihan dimulai di rumah Bp. Sugita, seorang peternak senior di Desa Dukuh yang juga berperan sebagai Bayan. Rumah Bp. Sugita dipilih sebagai lokasi pelatihan karena letaknya yang strategis dan luas, sehingga dapat menampung seluruh peternak yang diundang.

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa Dukuh, yang menyampaikan apresiasi atas inisiatif Alvin Zidane dalam menyelenggarakan program yang sangat relevan dengan kebutuhan desa. Dalam sambutannya, Kepala Desa menekankan pentingnya inovasi dan pengetahuan baru dalam dunia peternakan, yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para peternak di Desa Dukuh.

Setelah sambutan, Alvin Zidane langsung memulai sesi edukasi. Ia menjelaskan dengan rinci mengenai pentingnya mineral bagi kesehatan ternak, jenis-jenis mineral yang dibutuhkan, serta dampak dari kekurangan mineral. Penjelasan ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh para peternak, sehingga mereka dapat dengan cepat menangkap poin-poin penting yang disampaikan.

Tak hanya memberikan teori, Alvin juga memperlihatkan contoh-contoh kasus nyata yang terjadi di Desa Dukuh, di mana beberapa ternak mengalami masalah kesehatan akibat kekurangan mineral. Kasus-kasus ini menjadi pembelajaran berharga bagi para peternak, yang akhirnya menyadari betapa pentingnya memastikan asupan mineral yang cukup bagi ternak mereka.

Sesi berikutnya adalah demonstrasi langsung mengenai cara pembuatan mineral blok. Alvin dengan cekatan memimpin demonstrasi ini, menunjukkan langkah demi langkah pembuatan mineral blok, mulai dari pemilihan bahan, pencampuran, hingga proses pencetakan dan pengeringan. Para peternak yang hadir diajak untuk ikut serta dalam proses pembuatan, sehingga mereka dapat memahami secara praktis bagaimana cara membuat mineral blok yang baik dan benar.


Respon Peternak
Respon dari para peternak Desa Dukuh sangat positif. Mereka antusias mengikuti setiap sesi dalam pelatihan ini, terutama saat demonstrasi pembuatan mineral blok. Beberapa peternak bahkan langsung mencoba membuat mineral blok dengan bantuan Alvin, dan hasilnya sangat memuaskan. Para peternak merasa bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru yang sebelumnya belum mereka ketahui.

Salah satu peternak, Bp. Ardi, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Alvin Zidane dan tim KKN. Ia mengatakan bahwa pelatihan ini memberikan solusi konkret bagi masalah yang selama ini dihadapi oleh para peternak di Desa Dukuh. Bp. Ardi juga berharap bahwa pelatihan serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang, agar para peternak dapat terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola ternak.

Program kerja yang dilaksanakan oleh Alvin Zidane ini memberikan dampak positif yang sangat nyata bagi peternak di Desa Dukuh. Melalui pelatihan ini, para peternak tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam usaha peternakan mereka. Dengan adanya mineral blok, para peternak kini memiliki solusi untuk memastikan kesehatan ternak mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Keberhasilan program ini juga membuka peluang bagi Alvin Zidane untuk mengembangkan program-program lanjutan yang lebih komprehensif, seperti pelatihan mengenai manajemen pakan dan kesehatan ternak secara keseluruhan. Dengan dukungan dari pihak desa dan antusiasme para peternak, Desa Dukuh memiliki potensi besar untuk menjadi desa percontohan dalam pengelolaan ternak yang mandiri dan berkelanjutan.

Sebagai penutup, Alvin Zidane menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung program kerja ini, terutama kepada para peternak yang dengan penuh semangat mengikuti pelatihan. Ia berharap bahwa ilmu dan keterampilan yang telah dibagikan dapat terus dimanfaatkan dan dikembangkan, sehingga peternakan di Desa Dukuh dapat semakin maju dan sejahtera.

Dengan berakhirnya pelatihan ini, Desa Dukuh tidak lagi hanya menjadi saksi bisu dari tantangan yang dihadapi para peternak. Desa ini kini menjadi tempat di mana inovasi dan pengetahuan baru menjadi kunci dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi para peternak dan seluruh warganya. Alvin Zidane, dengan semangat dan dedikasinya, telah menanamkan benih perubahan yang akan terus tumbuh dan memberikan hasil positif bagi Desa Dukuh di masa depan.



Editor:
Achmad Munandar

Mencegah Lebih Baik: Mahasiswa KKN UNDIP Tim II 2024 Melakukan Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kembung atau Bloat pada Kambing di Desa Karangrejo

0
 


Campusnesia.co.id -  Karangrejo (24/7). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro mengadakan sosialisasi mengenai pencegahan penyakit kembung atau bloat pada kambing sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak di Desa Karangrejo. Penyakit kembung sering menjadi masalah bagi peternak di desa ini, dan jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kematian pada kambing. Penyakit bloat adalah ancaman serius yang sering terjadi pada kambing, terutama ketika pola makan tidak teratur atau saat mengonsumsi pakan yang kurang tepat.

Bloat terjadi ketika gas menumpuk di dalam rumen (bagian perut kambing), yang menyebabkan perut kambing membesar dan memberi tekanan pada organ-organ penting lainnya. Tanpa penanganan yang cepat, bloat dapat berakibat fatal. Untuk itu, mahasiswa KKN berinisiatif memberikan edukasi kepada kelompok ternak tentang cara mencegah dan menangani penyakit ini sejak dini.

Dalam sosialisasi ini, diharapkan para peternak bisa mengenali penyebab, gejala, dan cara pencegahan, serta langkah-langkah penanganan darurat ketika kambing mengalami kembung, termasuk penggunaan obat tradisional dan teknik fisik untuk mengurangi gas di dalam rumen. Dengan berkurangnya kasus kematian kambing akibat penyakit kembung, diharapkan kesejahteraan peternak akan meningkat seiring dengan peningkatan produktivitas ternak dan stabilitas ekonomi yang lebih baik.

Mahasiswa KKN menjelaskan berbagai cara pencegahan penyakit bloat pada kambing, termasuk pentingnya memberikan pakan yang seimbang antara hijauan, seperti rumput segar, dan konsentrat. Mereka juga mengingatkan peternak untuk menghindari pemberian hijauan yang terlalu muda atau basah karena bisa meningkatkan risiko bloat. Selain itu, mereka memberikan informasi mengenai tanda-tanda awal bloat, seperti perut yang membesar, kambing yang terlihat gelisah, dan sering kali mendadak berhenti makan. 

Jika tanda-tanda tersebut muncul, peternak diinstruksikan untuk segera memberikan pengobatan sederhana seperti minyak kelapa atau minyak tanah untuk membantu mengeluarkan gas dari rumen. Selain memberikan teori, mahasiswa KKN juga memperagakan cara-cara sederhana untuk menolong kambing yang terkena bloat, seperti menepuk-nepuk perut kambing atau mengangkat kambing dalam posisi tertentu agar gas lebih mudah keluar.



Nama : 
Evi Candra Dewi

Fakultas/Prodi
Fakultas Peternakan dan Pertanian/Peternakan

Editor:
Achmad Munandar

Pembuatan Mineral Blok sebagai Suplemen Pakan Ternak oleh Tim II KKN Undip di Desa Karangrejo

0



Campusnesia.co.id - Karangrejo (23/7). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro di Desa Karangrejo, Kec. Kerjo, Kab. Karanganyar menghadirkan program inovatif berupa sosialisasi dan pembuatan mineral blok sebagai suplemen mineral untuk ternak. Desa Karangrejo, yang dikenal memiliki potensi besar dalam peternakan kambing, sering menghadapi tantangan dalam pemenuhan nutrisi hewan ternak. Untuk itu, mahasiswa KKN bekerja sama dengan peternak setempat dalam menciptakan mineral blok yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas kambing. 

Mineral blok yang dihasilkan dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan oleh ternak, khususnya mineral-mineral esensial seperti kalsium, fosfor, dan magnesium. Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi ternak, diharapkan produktivitas ternak, baik dari segi pertumbuhan maupun produksi susu, akan meningkat. Melalui sosialisasi dan pelatihan, masyarakat desa diharapkan lebih memahami pentingnya asupan nutrisi yang baik bagi kesehatan ternak.

Sosialisasi dilaksanakan melalui kunjungan langsung ke peternak-peternak (door to door) dengan memperkenalkan pentingnya suplemen mineral bagi kesehatan ternak kepada para peternak. Mahasiswa menjelaskan manfaat mineral seperti kalsium, fosfor, dan magnesium yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan kambing. Para peternak diberikan pengetahuan tentang dampak kekurangan mineral, seperti penurunan berat badan, kualitas susu yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit.



Setelah sosialisasi, mahasiswa KKN mengadakan pelatihan praktis pembuatan mineral blok. Bahan-bahan yang digunakan meliputi garam, semen putih, mineral, molase, dan air yang mudah didapat di sekitar desa. Para peternak diajari cara mencampur bahan-bahan tersebut dengan proporsi yang tepat, mencetaknya dalam bentuk blok, dan membiarkannya mengeras sebelum diberikan kepada ternak. Partisipasi aktif dari peternak dalam pelatihan ini memastikan mereka mampu memproduksi mineral blok secara mandiri di masa depan.


Penulis : 
Evi Candra Dewi

Fakultas/Prodi
Fakultas Peternakan dan Pertanian/Peternakan

Editor:
Achmad Munandar

Dukung SDGS Desa, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Atasi Masalah Pertanian, Stunting, Dan Umkm Lokal Desa Purworejo

0



Campusnesia.co.id - Magelang, Jawa Tengah - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mewujudkan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa nomor 3 dan 1, yakni Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan serta Menghapus Kemiskinan di Desa Purworejo. 

Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2023/2024 menghasilkan inovasi yang mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui program “Inovasi Menu Sehat Atasi Stunting Melalui Booklet Online”, program “Digitalisasi UMKM Melalui Pengenalan Social Media, E-commerce, dan Strategi Marketing”, serta program “Integrasi dan Pelatihan Pembuatan Vermikompos.” 

Program kerja ini merupakan hasil koordinasi dengan Perangkat Desa dan Bidan Desa Purworejo. Koordinasi yang dibahas mengenai kondisi stunting Desa Purworejo, langkah yang telah ditempuh desa untuk mengatasinya, potensi dan permasalahan UMKM setempat, serta masalah pengelolaan limbah sampah domestik,” kata salah satu Mahasiswa KKN, Mutia, saat ditemui di Balai Desa Purworejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. 
 
Desa Purworejo menghadapi masalah stunting yang menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak-anak. Untuk mengatasi hal ini, Mahasiswa KKN menginisiasi program "Inovasi Menu Sehat Atasi Stunting Melalui Booklet Online". Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat, khususnya ibu hamil dan anak-anak, dengan menggunakan bahan pangan lokal yang mudah diakses. Program ini diawali dengan penyusunan menu-menu bergizi yang dikumpulkan dalam sebuah booklet online. Menu-menu tersebut disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan ahli gizi dan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang terjangkau dan bergizi tinggi. Sosialisasi dan pelatihan dilakukan beberapa kali untuk memastikan masyarakat paham cara membuat makanan yang dapat mencegah dan mengatasi stunting. Program ini ditutup dengan sosialisasi yang menghadirkan pakar di bidangnya, yaitu ahli gizi Puskesmas Candimulyo, Ibu Arum Putri Nugraheni,Amd.Gz guna memberikan pemahaman lebih mendalam kepada masyarakat.
 

Kemudian, masalah pertanian di Desa Purworejo akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, yang mengakibatkan penurunan kesuburan tanah. Sebagai solusinya, Mahasiswa KKN memperkenalkan program "Integrasi dan Pelatihan Pembuatan Vermikompos". Program ini memanfaatkan limbah organik desa untuk diolah menjadi pupuk berkualitas melalui proses vermikomposting, yaitu menggunakan cacing tanah sebagai pengurai. Cacing tanah dipilih karena memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai bahan pakan ternak, industri herbal dan farmasi, serta penghasil pupuk organik. Dengan pemeliharaan selama 1-2 bulan, limbah organik yang sebelumnya hanya dibuang atau dibakar dapat diolah menjadi pupuk yang meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis bagi masyarakat dengan mengubah limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi.
 
Terakhir, untuk mengentaskan kemiskinan Desa, mahasiswa melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program “Digitalisasi UMKM Melalui Pengenalan Social Media, E-commerce, dan Strategi Marketing.” Mereka membantu UMKM dalam memperluas pasar melalui digitalisasi. Mahasiswa KKN mengenalkan penggunaan media sosial dan e-commerce, serta memberikan pelatihan terkait strategi pemasaran digital. Selain itu, mereka juga melakukan identifikasi waste pada proses produksi untuk meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan profitabilitas. Program ini juga melibatkan pelatihan terkait pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) yang merupakan dasar untuk memulai dan menjalankan kegiatan usaha, serta menjadi syarat bagi pelaku usaha untuk mendapatkan izin-izin yang terkait dengan usaha tersebut. 

Program kerja ini disambut hangat oleh masyarakat. Upaya Mahasiswa KKN Tim II Undip di Desa Purworejo menunjukkan bagaimana kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan akademisi dapat membawa perubahan nyata dan berkelanjutan. Program-program yang dijalankan tidak hanya fokus pada pemecahan masalah jangka pendek tetapi juga membangun fondasi untuk kesejahteraan jangka panjang. Dengan mengatasi stunting, memperbaiki pertanian, dan mengembangkan UMKM, Desa Purworejo semakin mendekatkan diri pada pencapaian SDGs, khususnya dalam bidang kesehatan, ketahanan pangan, dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Pelatihan Pembuatan Mineral Blok: Langkah Nyata Mahasiswa KKN untuk Mendukung Pemenuhan Mineral Ternak

0


Campusnesia.co.idBoyolali (18/8) - Pertumbuhan dan perkembangan ternak adalah tujuan utama bagi peternak dengan memperhatikan pemberian pakan maka ternak akan mengalami perkembangan yang baik. Pakan yang biasa diberikan berupa hijauan segar dan konsentrat komersial. Namun, kebutuhan nutrisi ternak lainnya berupa mineral kurang diperhatikan oleh peternak sehingga perlu adanya pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan mineralnya. Ternak yang kekurangan mineral dapat terkena penyakit defisiensi mineral yang mampu menyebabkan gangguan pada proses metabolisme tubuh seperti memperlambat pertumbuhan, produksi, serta reproduksi ternak. 

Alfenina Glory Mahardiani, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro TIM II Tahun 2024, aktif berperan dalam pemenuhan kebutuhan mineral ternak melalui pelatihan pembuatan mineral blok di Desa Ngaglik. Tujuan pelaksanaan program ini adalah membuka pemikiran peternak terkait pentingnya pemenuhan kebutuhan mineral pada ternak. Pelatihan ini membantu peternak untuk memahami manfaat hingga cara pembuatan mineral blok sehingga dapat dilakukan secara mandiri oleh peternak dan mengurangi tingkat ternak yang terjangkit penyakit defisiensi mineral di Indonesia. 

Program kerja ini diawali dengan wawancara kepada perangkat desa dan beberapa masyarakat terkait kondisi peternakan di Desa Ngaglik. Berdasarkan hasil observasi diketahui jika di Desa Ngaglik, para peternak masih kurang memperhatikan kebutuhan mineral pada ternaknya karena pakan yang diberikan hanya berupa hijauan segar dan sedikit konsentrat komersial.

Program ini dilaksanakan pada minggu ke 5 di rumah Ketua RT 07 Desa Ngaglik dengan melakukan pencarian materi terkait mineral blok dan pembelian bahan-bahan untuk membuat mineral blok. Kemudian, diadakan sosialisasi pada peternak mengenai pengenalan umum, manfaat hingga fungsi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mineral blok pada hari Minggu (18/8/2024). Setelah sosialisasi dilanjutkan pelatihan pembuatan mineral blok dan diakhiri dengan penyerahan poster pembuatan mineral blok kepada peternak Desa Ngaglik. 

 

Program kerja ini mendapatkan respon baik dari peternak di Desa Ngaglik. Pelatihan tersebut sangat membantu peternak dalam membuat mineral blok sehingga kebutuhan ternak mereka terpenuhi dan pertumbuhan ternak dapat tidak terhambat. Ternak yang mencapai target pertumbuhan menandakan pakan yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan oleh tubuh dengan baik. 



Penulis : 
Alfenina Glory Mahardiani
S-1 Peternakan (2024), Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro.

Dosen Pembimbing : 
Reny Wiyatasari, S.S., M.Hum

Lokasi : 
Desa Ngaglik, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali

Editor :
Achmad Munandar

Optimalisasi Sumber Daya Lokal: Pengolahan Tebon Jagung sebagai Pakan Ternak melalui Amoniasi

0


Campusnesia.co.idBoyolali (18/08) - Pakan merupakan hal penting dalam beternak. Ternak yang pakannya tidak tercukupi maka akan mudah terserang penyakit serta memiliki tumbuh kembang yang lambat. Di musim kemarau pakan hijauan segar akan sulit untuk didapatkan sehingga adanya pengolahan pakan sangat membantu peternak dalam menjaga kontinuitas pakan yang akan diberikan pada ternak mereka. Amoniasi merupakan salah satu cara pengolahan pakan yang berbahan baku hijauan kering namun mampu membuat kandungan nutrisi lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian bahan pakan dalam bentuk segar.

Selain itu, amoniasi dapat meningkatkan kecernaan serat kasar sehingga ternak mampu mencerna pakan lebih mudah dan membuat efisiensi pakan turut meningkat. Proses amoniasi pakan biasanya berlangsung dalam 3-4 minggu dengan penggunaan bahan urea sebanyak 5-8% dari jumlah bahan kering yang digunakan. 

Alfenina Glory Mahardiani, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro TIM II aktif berperan dalam penyebaran informasi terkait pengolahan pakan sehingga kebutuhan pakan ternak dapat tetap terpenuhi meski kondisi lingkungan sedang tidak bersahabat. Melimpahnya tanaman jagung adalah salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan peternak untuk diolah menjadi pakan yang lebih berkualitas dari segi kandungan nutrisinya.

Program kerja diawali dengan melakukan wawancara perangkat desa terkait kondisi masyarakat khususnya peternak di Desa Ngaglik dan observasi kondisi kandang milik peternak. Kemudian, menentukan serta mencari materi terkait pengolahan pakan yang ternyata berdasarkan hasil masih belum banyak diketahui. Peternak disini memberi pakan ternak dalam bentuk hijauan segar yang akan diambil menjelang waktu ternak makan.

Program ini dilaksanakan pada minggu ke 5 di rumah Ketua RT 07 Desa Ngaglik dengan melakukan edukasi terkait pengolahan tebon jagung menggunakan teknik amoniasi. Edukasi dilakukan pada hari Minggu (18/8/2024) dengan cara sosialisasi mengenai pengertian amoniasi secara umum, tujuan perlakuan amoniasi, kelebihan hingga cara pembuatan amoniasi tebon jagung. Diakhir kegiatan peternak akan menerima poster terkait pembuatan pakan amoniasi dari tebon jagung untuk ternak.

 

Tingginya apresiasi dari peternak terhadap program kerja ini menunjukan jika pengolahan pakan dengan teknik amoniasi menjadi hal baru yang menimbulkan rasa ingin tahu lebih mendalam dari peternak dan meningkatkan rasa ingin mencoba membuat olahan pakan ternak dengan teknik amoniasi berbahan dasar tebon jagung.


Penulis : 
Alfenina Glory Mahardiani
S-1 Peternakan (2024), Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro.

Dosen Pembimbing : 
Reny Wiyatasari, S.S., M.Hum

Lokasi : 
Desa Ngaglik, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali

Editor :
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Desa Pendowo Laksanakan Program Multidisiplin Melalui Optimalisasi Peternakan Lele

0



Campusnesia.co.idMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro telah berhasil melaksanakan program multidisiplin melalui optimalisasi Peternakan Lele.
 Kegiatan tersebut dilakukan dengan 3 tahapan yaitu tahap Survei, sosialisasi/edukasi, dan pengelolaan. 
 
Dalam kegiatan multidisiplin tersebut, yang menjadi sasaran adalah peternakan lele milik bapak dapini yang terletak di desa Pendowo.

Melihat potensi tersebut mahasiswa KKN Undip merasa bawah peningkatan produksi dan daya saing menjadi asek yang harus dilakukan.  Pada kegiatan tersebut bapak dapini dibekali berbagai macam informasi baru seperti design untuk mesin pencabut bulu ayam, kemudian pengolahan sanitasi, kadar air, suhu, perhitungan keuntungan, pembuatan pakan, pengolahan ikan , publikasi, hingga pemahaman terkait hukum lingkungan dan perikanan.
 
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 10 Agustus 2024 secara partisipatif berkolaborasi dengan seluruh mahasiswa KKN desa Pendowo. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh  kelompok KKN Undip, diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pemberdayaan dan peningkatan produksi dan hasil dari peternakan bapak dapini.



Editor:
Achmad Munandar

Peran Mahasiswa KKN Undip dalam Edukasi Peternak Mengenai Pentingnya Mineral Melalui Pembuatan Mineral Blok

0
 

Mahasiswa TIM II KKN Undip 2024 melaksanakan pelatihan 
pembuatan mineralblok yang melibatkan peternak di Desa Jatilawang


Campusnesia.co.idBoyolali, 7 Agustus 2023- Dalam peternakan pemenuhan nutrisi merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga produktivitas ternak. Mineral menjadi salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Mineral ini penting dalam berbagai proses fisiologis penting bagi hewan seperti pertumbuhan, kesehatan, produksi, reproduksi dan kekebalan tubuh hewan. Pemberian pakan pada ternak di desa Jatilawang Sebagian besar hanya diberikan hijauan pada saat musim hujan dan Jerami padi saat musim kemarau. Pemberian hijauan saja seringkali membuat ternak mengalami kekurangan mineral.

Mengetahui kondisi tersebut, Istiqomah Pangesti Merdenaingtyas sebagai anggota Tim KKN II UNDIP Desa Jatilawang mengadakan program “Pelatihan Pembuatan Mineral blok” sebagai solusi pemenuhan mineral bagi ternak yang berada di Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali. Mineral blok merupakan pakan tambahan yang dipadatkan sebagai sumber mineral dan vitamin.

Kegiatan pelatihan diawali dengan penyampaian materi tentang pentingnya mineral dan pengertian dari mineral blok. Pemaparan materi bertujuan agar kesadaran peternak tentang pemenuhan mineral pada ternak meningkat. Kemudian dilanjurkan dengan demonstrasi cara pembuatan mineral blok mulai dari pengenalan alat dan bahan, proses pembuatan, hingga menunjuukan hasil jadi mineral blok. Setelah adanya pelatihan ini daharapkan peternak mampu memenuhi kebutuhan mineral dan vitamin ternak mereka melalui pemberian mineral blok sehingga ternak tidak mengalami kekurangan mineral dan vitamin yang dapat menyebabkan gangguan fisilogis.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Perkenalkan Budidaya Ikan dalam Ember Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi Keluarga

0

Kegiatan Sosialisasi Yang Dilakukan 
Oleh Mahasiswa KKN Kepada Warga Dusun Tanjung


Campusnesia.co.id Dayu, Jumat (26/7/2024), dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro Semarang meluncurkan program kerja inovatif budidaya ikan lele dan sayur kangkung dalam ember. Inisiatif ini dirancang untuk membantu masyarakat mengatasi masalah kekurangan pangan dan meningkatkan asupan gizi dengan metode yang sederhana dan efektif.

Program kerja ini fokus pada penggunaan ember sebagai media budidaya ikan dan sayur, yang memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan ruang terbatas di rumah mereka. Teknik ini tidak hanya hemat biaya tetapi juga mudah diterapkan dan dapat dipindahkan, membuatnya menjadi solusi yang ideal bagi keluarga dengan keterbatasan lahan dan mengatasi masalah terkait cuaca di lokasi yang ekstrim.

Kegiatan diawali sosialisasi dengan pemaparan materi singkat tentang “Budikdamber: Solusi Peningkatan Katahanan Pangan dan Gizi Keluarga” dan dilanjut dengan melihat sistem budidaya dalam ember yang sudah dijalankan oleh mahasiswa. Selama kegiatan KKN, mahasiswa juga mengadakan pelatihan mengenai teknik budidaya ikan dan sayur yang tepat, termasuk cara pemeliharaan, manajemen pemberian pakan, serta pengelolaan kualitas air. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap keluarga dapat mengelola budidaya ikan dengan baik, serta memaksimalkan manfaat kesehatan dan gizi dari produk yang dihasilkan.

Mahasiswa KKN dari jurusan Akuakultur, Jenriken Fortober Sihaloho, menjelaskan bahwa budidaya ikan dalam ember dapat menyediakan sumber protein yang penting bagi keluarga. “Kami berharap dengan metode ini, keluarga-keluarga di Desa Dayu ini bisa memproduksi ikan sekaligus sayur secara mandiri, yang tidak hanya menambah variasi makanan tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan eksternal,” ungkap Jenriken.

Respon positif datang dari warga desa, yang menyambut baik program ini. Beberapa warga berantusias dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan berbagi pengalaman selama mereka berbudidaya. Beberapa keluarga ingin mencoba menerapkan teknik budidaya ikan dalam ember untuk peningkatan dalam asupan protein dan penghematan biaya pangan. 


Mahasiswa KKN Mengajak Warga Dusun Tanjung 
Untuk Melihat Sistem Budidaya Ikan Dalam Ember yang Sudah Berjalan

Inisiatif ini menunjukkan komitmen Universitas Diponegoro Semarang dalam mendukung ketahanan pangan lokal dan memberikan solusi inovatif untuk permasalahan gizi di Desa. Melalui program kerja ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka serta memperbaiki kualitas hidup mereka secara keseluruhan dengan menerapkan budidaya ikan dalam ember yang mudah untuk dipraktekan.



Penulis : 
Jenriken Fortober Sihaloho

Jurusan : 
Akuakultur - FPIK

Dosen Pembimbing Lapangan :  
1. Dr. Vivi Endar Herawati, S.Pi., M.Si
2. Dr. Drs. Suhartana, M.Si
3. Dr. Ir. Suyatno, M.Kes

Lokasi : 
Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar

Editor:
Achmad Munandar

Sayur Segar Tiap Hari, TIM KKN UNDIP Menyulap Botol Plastik Menjadi Aquaponik Bertajuk Aquacycle

0
Dokumentasi acara pemaparan bersama warga 
dan perangkat Desa Pucung

Campusnesia.co.idDesa Pucung, Kabupaten Pekalongan (09/08/2024) - Sampah botol plastik merupakan limbah rumah tangga yang tidak dapat terurai dengan cepat sehingga menumpuk di Tempat Pengumpulan Sampah (TPS). Penanganan sampah di Desa Pucung masih tergolong belum baik karena masih banyak sampah menumpuk di pinggir sungai dan sampah yang terkumpul di TPS hanya dibuang tanpa diolah Kembali. Oleh karena itu, Mahasiswa KKN Undip melaksanakan program kerja multidisiplin dengan mengolah sampah botol plastik menjadi aquaponik yang memadukan budidaya ikan dan sayur mayur. Mahasiswa KKN Undip dari jurusan Teknologi Pangan, Dimas Anugrahillah berkontribusi dalam pemilihan jenis sayur yang efektif untuk ditanam di lahan aquaponik sekaligus memiliki manfaat nutrisi yang baik.

Aquaponik merupakan metode penggabungan kolam budidaya ikan dengan menanam sayur mayur. Metode ini dapat menjadi solusi untuk bercocok tanam di lingkungan rumah yang tidak memiliki lahan yang cukup. Aquaponik dapat dibuat dalam skala besar atau bentuk kompak menggunakan tong bekas. Tanaman yang umum dibudidayakan menggunakan aquaponik adalah sayur mayur yang dapat tumbuh di air seperti kangkung, selada air, pakcoy, dan sayuran lainnya. Pemilihan jenis tanaman ini didasari oleh tanaman yang mampu menerima air terus menerus, memiliki sistem perakaran yang kuat, dapat dipanen cepat seperti bayam atau selada, serta pH dan suhu yang sesuai dengan lingkungan. 

Kegiatan program kerja ini dilaksanakan dengan membuat rangkaian aquaponik terlebih dahulu berukuran 2 x 1 meter yang memakan waktu selama 1 minggu. Ikan yang digunakan adalah ikan lele karena murah dan mudah dalam perawatan, dan tanaman yang ditanam adalah kangkung karena mudah diterima oleh masyarakat dan memiliki kandungan nutrisi yang dapat mencegah terjangkit penyakit DBD.  

Rangkaian aquaponik yang telah jadi dipindahkan ke Balai Desa Pucung yang dapat dijadikan contoh oleh masyarakat yang datang ke balai desa. Pemaparan program kerja ini dilaksanakan pada hari Jumat pagi tanggal 9 Agustus 2024 di Gedung Posyandu Desa Pucung dengan tajuk aquacycle. Pemaparan dilakukan dengan membahas definisi dari aquaponik hingga perhitungan harga pembuatan dari aquaponik. Masyarakat yang hadir aktif dalam kegiatan diskusi yang menanyakan pakan dari ikan, biaya pembuatan, hingga perawatannya. Kegiatan diakhiri dengan dokumentasi bersama audiens di depan rangkaian aquaponik.


Foto bersama di depan aquaponik karya 
mahasiswa KKN Undip Desa Pucung

Dengan berakhirnya kegiatan program kerja pembuatan aquaponik dari botol bekas ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk bisa mengolah sampah plastik yang bertebaran agar menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu, kegiatan ini dapat memberikan ide baru untuk budidaya ikan dan sayur dalam satu tempat yang sama sekaligus hasil panen yang sehat dan bebas pestisida dapat bermanfaat dan aman untuk dikonsumsi.



Penulis: 
Dimas Anugrahillah
Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing: 
Dr. Rina Dwi Indriana, S.Si., M.Si

Lokasi: 
Desa Pucung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Inovasi Pembuatan Pakan Lele dari Limbah Sayuran Rumah Tangga untuk Masyarakat Desa Rembun

0
 


Campusnesia.co.id - Kabupaten Pekalongan- 26 Juli 2024 mahasiswa KKN Universitas Diponegoro mengadakan demonstrasi pembuatan pakan lele dari limbah sisa sayuran rumah tangga. Limbah adalah sisa proses produksi, bahan yang tidak mempunyai nilai, dan tidak memiliki harga. Limbah berasal dari kegiatan manusia maupun fenomena alam dan memiliki dampak negative bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Nita Zaky Novita mahasiswa program studi Perikanan Tangkap mengungkapkan bahwa “sebagian besar limbah sayuran dari rumah tangga langsung dibuang begitu saja atau hanya digunakan untuk pakan ternak seperti ayam.” Berdasarkan hasil survey dan wawancara kepada pemilik kolam budidaya lele diketahui bahwa pakan lele yang digunakan seringkali hanya pelet biasa, pakan subsidi, dan limbah ayam mati. Oleh karena itu, Nita menginisiasikan program kerja yang berjudul “Strategi Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga untuk Pakan Lele”

Limbah rumah tangga yang seringkali dibuang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan lele. Pakan atau pelet ikan yang memiliki harga tinggi menjadikan pembudidaya mengeluarkan biaya pakan yang relative lebih tinggi. Manfaat pakan lele dari limbah organik rumah tangga adalah nutrisi yang tingi, dapat digunakan sebagai pakan alternatif, dan pemanfaatan limbah rumah tangga.

“Saya pakainya pakai pakan pelet dan pakan subsidi karena belum pernah mencoba membuat pakan lele dari sisa-sisa sayuran kaya gini” ujar Kang Apuk pemilik kolam budidaya ikan lele di Desa Rembun.

Melalui kegiatan KKN yang berlokasi di Desa Rembun, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Boyolali, Nita Zaky Novita mahasiswa KKN Tim II Undip mengenalkan cara pembuatan pakan lele dari limbah sayuran rumah tangga untuk membantu peternak lele dalam memberi pakan yang efektif dan ramah dikantong.

Bahan yang diperlukan untuk pembuatan pakan lele hanya limbah sayuran, cairan gula pasir, cairan gula merah atau gula jawa, probiotik EM4 perikanan, dan bekatul. Sedangkan untuk alat yang diperlukan adalah ember dan kantong kresek atau karung.


Pembuatan pakan lele dari limbah sayuran sangat mudah dilakukan yaitu dengan langkah berikut:

• Siapkan alat dan bahan 

• Masukkan limbah sayuran yang telah dipotong kecil-kecil ke dalam ember 

• Campurkan EM4 sebanyak 4 tutup botol ke dalam cairan gula merah dan cairan gula pasir

• Masukkan limbah sayuran dan dedak bekatul aduk hingga tercampur

• Tambahkan campuran EM4, cairan gula merah, dan cairan gula pasir ke dalam ember kemudian aduk hingga rata

• Jika sudah tercampur rata, masukkan ke dalam kantong kresek atau karung yang anti udara

• Ikat sampai rapat dan simpan selama 3 hari

• Tunggu sampai 3 hari dan pakan siap digunakan.


Pemanfaatan limbah sayuran rumah tangga menggunakan bahan yang mudah didapatkan. Pembuatan pakan lele diharapkan dapat menjadi alternatif yang efektif dan efisien bagi para peternak lele di Desa Rembun, Kecamatan Siwalan. 



Penulis: 
Nita Zaky Novita

DPL: 
Dr. Hari Susanta Nugraha, S.Sos., M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Dibalik Minyak Jelantah Tersimpan Unsur Hara untuk Tanaman, Mahasiswa KKN Tim II Undip Edukasi Warga Tentang Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Pupuk

0


Campusnesia.co.idDesa Pundungrejo, 26 Juli 2023 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II dari Universitas Diponegoro melaksanakan pelatihan inovatif tentang pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi pupuk organik cair pada tanggal Jumat, 26 Juli 2024 pukul 13.30 – 14.30 WIB. Acara yang diadakan di rumah pak RT Dukuh Banaran ini diikuti oleh 20 dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga hingga kelompok wanita tani. Para peserta antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan pupuk organik cair, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses fermentasi. Pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi pupuk organik cair ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memberikan keterampilan baru bagi masyarakat untuk mengolah limbah menjadi produk yang bernilai tambah. Dengan demikian, masyarakat dapat secara mandiri membuat pupuk organik cair untuk kebutuhan pertanian mereka.

Di daerah pedesaan, minyak jelantah seringkali dibuang langsung ke lingkungan atau digunakan untuk pakan ternak. Padahal, minyak jelantah memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produktivitas pertanian Minyak jelantah yang selama ini dianggap sebagai sampah ternyata memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan teknologi yang tepat, minyak jelantah dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah, salah satunya adalah pupuk organik cair. Pupuk organik cair dari minyak jelantah memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, pembuatan pupuk organik cair juga dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.

Kegiatan ini diawali dengan pemaparan tentang dampak negatif minyak jelantah terhadap lingkungan jika dibuang sembarangan. Kemudian penjelasan alat dan bahan yang digunakan serta kandungan atau peran setiap bahan dalam proses fermentasi. Bahan-bahan utama yang digunakan antara lain minyak jelantah, EM4, bekatul, molase dan air. Selanjutnya masuk ke tahap demonstrasi pembuatan pupuk organik dari minyak jelantah oleh mahasiswa KKN Tim II Undip dari prodi Agroekoteknologi. Langkahnya diawali dengan mencampurkan seluruh bahan ke dalam ember sambil diaduk sampai rata, campuran bahan kemudian dituang ke dalam jerigen. Tutup jerigen dilubangi untuk dimasukkan selang kecil dan dihubungkan ke botol yang terisi air, tujuannya untuk mengontrol suhu selama proses fermentasi berlangsung. Proses fermentasi berlangsung selama 21- 30 hari. 

Tanda fermentasi yang berhasil adalah warna coklat tua atau kehitaman, tidak berbau busuk tetapi bau masam manis khas POC seperti tape, tidak ada lapisan minyak di permukaan, tidak ada cacing, serangga atau jamur. Selain itu apabila digoyang maka muncul gelembung - gelembung kecil dalam jumlah banyak membentuk busa. Pupuk organik ini bisa untuk semua tanaman dengan dosis 10 ml - 15 ml dan rentang waktu 1 -2 minggu sekali. Namun perlu diingat bahwa pupuk organik dari minyak jelantah ini hanya digunakan sebagai pupuk tambahan. Artinya tetap harus menambahkan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos dan pupuk anorganik seperti NPK yang tujuannnya untuk menjaga suplai pupuk selama tanaman hidup.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan limbah minyak jelantah secara lebih bijak dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, pupuk organik cair yang dihasilkan juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Undip Gelar Kelas Pembuatan Probiotik Alami: Solusi Efisien untuk Pakan Ternak Lele di Desa Watusalam

0


Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro 
melakukan demonstrasi Pembuatan Probiotik Ikan 
berbasis Bahan-bahan Alami Limbah Dapur 


Campusnesia.co.idWatusalam, 5 Agustus 2024 - Dalam suasana cerah di Balai Desa Watusalam, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro menggelar seminar yang penuh makna bertajuk “Kelas Pembuatan Probiotik Alami untuk Pakan Ternak Lele sebagai Nutrisi Pangan Tambahan yang Murah dan Efisien”, yang mana acara ini menjadi bagian penting dari program multidisiplin Budikdamber yang dirancang untuk meningkatkan kualitas budidaya lele di desa tersebut.

Acara ini dihadiri oleh para peternak lele dan pelaku akuakultur skala rumah tangga yang antusias untuk meningkatkan produktivitas ternak lele mereka. Di tengah tingginya minat terhadap metode budidaya yang efisien dan berkelanjutan, seminar ini hadir sebagai jawaban untuk kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi pakan ternak yang lebih baik. Melalui metode workshop praktis, peserta diajarkan cara fermentasi bahan-bahan alami menjadi probiotik yang layak untuk dijadikan pakan lele.

Rangkaian workshop praktis dimulai dengan antusiasme tinggi dari peserta, khususnya kelompok wanita tani yang hadir. Dalam sesi ini, mahasiswa KKN memperkenalkan metode fermentasi menggunakan bahan-bahan alami seperti gula jawa, jahe, kunyit, temulawak, bawang putih dan daun pandan. Kombinasi istimewa ini tidak hanya menambah nilai gizi, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas pakan ternak lele.

Sebagai langkah awal, peserta diajak untuk memahami berbagai bahan yang dibutuhkan serta proses pembuatan, penyimpanan, dan dosis pemberian probiotik yang tepat. Dengan gaya komunikasi yang interaktif, mahasiswa KKN membagikan pengetahuan tentang pentingnya pemberian nutrisi yang baik dan seimbang untuk ternak lele, serta menjelaskan manfaat probiotik alami sebagai pangan tambahan yang efisien.

“Probiotik ini mudah proses pembuatannya dan bahannya juga sangat terjangkau,” ungkap salah satu mahasiswa sambil menunjukkan langkah demi langkah proses fermentasi kepada peserta. “Dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita, kita bisa memproduksi pakan lele yang lebih sehat dan bergizi,” tambahnya, disambut sorakan penuh semangat dari peserta. 

Peserta seminar tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif terlibat dalam praktik pembuatan probiotik. Dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan biaya produksi yang terjangkau, mereka belajar bagaimana cara mereformasi limbah organik menjadi makanan bergizi yang dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan ikan. Di tengah pelatihan, diskusi dua arah berlangsung hangat, di mana pengalaman dan tips dari masing-masing peserta saling ditukarkan, menjadikan suasana semakin produktif. “Kalau bisa produksi pakan sendiri, kami bisa lebih hemat biaya dan pastinya kualitas pakan bisa lebih kami jaga,” kata Ibu Siti, salah satu peternak lele yang penuh antusias.

Melalui seminar ini, mahasiswa KKN berharap agar para pelaku akuakultur di desa Watusalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Mereka ingin memastikan bahwa setiap peternak lele dapat memanfaatkan probiotik alami yang murah dan efisien untuk meningkatkan produktivitas serta kesehatan ikan peliharaan mereka. “Ini adalah pengetahuan yang sangat bagus buat kami. Dengan memproduksi probiotik sendiri, kami bisa menghemat biaya dan meningkatkan kualitas pakan ternak ikan kami” ujar Ibu Rini, salah satu peserta, penuh antusias. 

Dengan berakhirnya sesi pelatihan, harapan akan peningkatan produktivitas dan kesehatan ternak lele semakin menyala. Melalui upaya kecil namun signifikan ini, mahasiswa KKN Undip dan pelaku akuakultur masyarakat Watusalam menunjukkan bahwa kolaborasi dan pengetahuan dapat menjadi kunci untuk pertanian yang lebih berkelanjutan dan sejahtera. Semoga langkah progresif ini akan menghasilkan panen yang melimpah serta meningkatkan perekonomian desa secara keseluruhan.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Optimalkan TPS 3R dengan Maggot : Solusi Ampuh Pengurai Sampah Organik

0
 


Campusnesia.co.idPekalongan - Salah satu usaha optimalkan TPS 3R Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro buat pelatihan pengomposan sampah organik dengan media maggot kepada petugas TPS 3R.

Pada tanggal 30 Juli 2024 bertempat di TPS 3R, kegiatan diawali dengan penjelasan cara membuat kompos dengan media maggot dilanjut dengan pemberian media maggot, bibit maggot, dan fermentasi makan. 

Maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) adalah organisme pengurai yang efektif, berperan dalam mengurai materi organik yang sudah mati, seperti bangkai hewan dan sisasisa tumbuhan, dan juga sampah. Proses penguraian oleh maggot menghasilkan : 

- Maggot kaya protein, dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak 

- Frass (Kotoran Maggot), pupuk organik yang kaya nutrisi untuk tanaman

Secara umum, fase larva awal hingga pertengahan dianggap sebagai periode paling aktif dalam mengurai sampah organik. Pada fase ini, maggot memiliki nafsu makan yang sangat tinggi dan kemampuan mencerna yang baik. 

Pak Bardi, salah satu pengurus TPS 3R, mengaku sangat tertarik dengan penjelasan pengomposan dengan media maggot . 'Dengan pemberian maggot insyaallah sangat membantu TPS 3R untuk kompos limbah organik,' ujarnya."




Maggot memberikan solusi efektif untuk mengatasi permasalahan sampah organik. Budidaya maggot dapat diterapkan dalam skala rumah tangga maupun skala besar. Dengan memanfaatkan maggot, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lestari.
     


Editor:
Achmad Munandar