Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri ide dan peluang. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri ide dan peluang. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Sumpah Pemuda: Memaknai Nasionalisme di Era Kecerdasan Buatan

0
 

Oleh: 
Fidelis Roy Maleng, tinggal di Ritapiret

Campusnesia.co.id - Tanggal 28 Oktober 1928 adalah momen bersejarah bagi Indonesia, ketika para pemuda dari berbagai latar belakang bersatu untuk merumuskan sebuah ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Ikrar ini mencerminkan semangat persatuan, kebersamaan, dan komitmen yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai tanah air bersama, tanpa memperhitungkan perbedaan suku, agama, atau bahasa. Semangat ini tidak hanya menjadi fondasi bagi bangsa yang baru lahir tetapi juga menjadi simbol kebangkitan nasionalisme yang menyatukan beragam identitas menjadi satu entitas bangsa.

Namun, hampir satu abad kemudian, nasionalisme menghadapi tantangan yang sama sekali baru seiring berkembangnya teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI). Di era ini, teknologi memiliki peran signifikan dalam mempengaruhi pola pikir, nilai, dan interaksi sosial, baik di dalam maupun di luar batas negara. Kemudahan akses informasi lintas negara yang difasilitasi oleh algoritma dan platform digital membawa peluang sekaligus ancaman bagi nasionalisme Indonesia. Tanpa pengawasan dan pemahaman yang kuat, arus informasi global dapat mengikis identitas nasional dan memudarkan rasa kebanggaan akan budaya lokal, khususnya di kalangan generasi muda.

Dalam konteks ini, perlu dilakukan pembaruan terhadap konsep nasionalisme agar dapat menjawab tantangan yang ada. Nasionalisme tidak bisa lagi hanya dipahami sebagai cinta tanah air dalam arti geografis, tetapi juga harus mencakup upaya mempertahankan budaya dan identitas nasional di tengah derasnya arus globalisasi digital. Dalam artikel ini, penulis akan membahas bagaimana semangat persatuan dalam Sumpah Pemuda dapat dimaknai kembali dan dijaga melalui pendekatan yang kritis dan mendalam di era kecerdasan buatan.


Tantangan Nasionalisme di Era Kecerdasan Buatan

Di era kecerdasan buatan, pengertian nasionalisme mengalami perubahan signifikan. Anthony D. Smith, seorang ahli teori nasionalisme, menjelaskan bahwa nasionalisme adalah sebuah proses membangun identitas kolektif yang didasarkan pada simbol-simbol budaya yang mengikat. Menurut Smith, "Nationalism is, first and foremost, a phenomenon of the modern era, that seeks to unify a people around shared cultural symbols and historical memories" (Smith, Nationalism and Modernism, 1998, hlm. 44). Namun, ketika identitas nasional berhadapan dengan globalisasi digital, konsep ini mengalami tekanan.

Media sosial dan platform digital menciptakan dunia tanpa batas yang menyebarkan budaya global, berpotensi mengancam budaya dan identitas lokal. Pengaruh budaya pop yang mendominasi media sosial seringkali menyisihkan kearifan lokal dan tradisi yang telah ada sejak lama. Masyarakat, terutama generasi muda, semakin terpapar oleh konten yang bersifat global dan sering kali tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Algoritma pada platform digital juga mengontrol dan mengarahkan konsumsi informasi masyarakat, yang kadang menciptakan ketergantungan terhadap konten asing serta meminimalkan keterpaparan terhadap budaya dan nilai lokal.

Kondisi ini mengakibatkan potensi memudarnya ikatan nasionalisme di kalangan generasi muda yang terus dibanjiri oleh budaya pop global. Hal ini perlu diwaspadai karena generasi muda adalah penerus bangsa yang seharusnya dipersiapkan untuk meneruskan semangat Sumpah Pemuda. Kita harus merenungkan bagaimana cara mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai lokal sehingga identitas nasional tetap terjaga.


Potensi dan Risiko Kecerdasan Buatan terhadap Persatuan Bangsa

Nasionalisme di era digital harus menimbang ulang bagaimana semangat persatuan yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat dijaga dalam konteks modern ini. Di satu sisi, AI berpotensi menyatukan, memungkinkan masyarakat saling terhubung dan mengembangkan literasi bersama, seperti yang dikemukakan oleh Marshal McLuhan dalam gagasannya tentang "Global Village." McLuhan menulis bahwa, "The new electronic interdependence recreates the world in the image of a global village" (McLuhan, Understanding Media: The Extensions of Man, 1964, hlm. 93). Dengan kemudahan akses informasi dan komunikasi, masyarakat dapat saling bertukar ide dan budaya, memperkaya pemahaman dan toleransi antarbudaya.

Namun, jika tidak diawasi, AI juga dapat menjadi alat disintegrasi. Data besar dan algoritma yang beroperasi tanpa mempertimbangkan nilai lokal cenderung menciptakan bias informasi yang homogen, mencabut keunikan lokal dan menciptakan identitas massa yang seragam. Perusahaan teknologi besar sering kali mengutamakan keuntungan bisnis daripada dampak sosial dari konten yang mereka distribusikan, yang dapat memperparah kesenjangan antara budaya lokal dan budaya global.

Kondisi ini, seperti yang dijelaskan Pierre Bourdieu dalam konsep “habitus,” dapat menyebabkan perubahan struktur sosial, di mana nilai-nilai asing mulai mendominasi nilai lokal. Bourdieu mencatat bahwa, “Habitus is a system of durable, transposable dispositions" (Bourdieu, The Logic of Practice, 1990, hlm. 53). Pemahaman tentang habitus ini penting untuk menganalisis bagaimana generasi muda membentuk identitas mereka dalam konteks budaya yang terpengaruh oleh kecerdasan buatan.

Kita perlu menciptakan lingkungan di mana teknologi dapat berfungsi sebagai alat untuk memperkuat identitas nasional dan keberagaman budaya, bukan sebaliknya. Hal ini dapat dilakukan melalui kebijakan yang mendorong penciptaan konten lokal dan pelibatan masyarakat dalam produksi konten digital yang mencerminkan keberagaman budaya Indonesia.


Pendidikan Literasi Digital Berbasis Nilai Pancasila

Untuk menjaga identitas nasional di tengah derasnya arus teknologi, kita perlu mendorong pendidikan literasi digital yang berakar pada nilai-nilai Pancasila. Manuel Castells dalam konsepnya mengenai “Network Society” menyatakan bahwa teknologi komunikasi modern memerlukan pemahaman yang mendalam akan norma dan nilai masyarakat. Castells menulis bahwa, “Our societies are increasingly structured around a bipolar opposition between the Net and the Self” (Castells, The Rise of the Network Society, 1996, hlm. 3). Dalam konteks ini, penting bagi pendidikan untuk menanamkan pemahaman akan hak dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi, serta bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkuat identitas nasional.

Pendidikan literasi digital yang berbasis Pancasila bisa menjadi jalan untuk menciptakan pemuda yang kritis dan selektif terhadap konten global, sekaligus menumbuhkan kebanggaan akan nilai-nilai budaya lokal. Mengintegrasikan nilai Pancasila dalam literasi digital tidak hanya akan membantu masyarakat mempertahankan perspektif nasional tetapi juga memperkuat rasa identitas dan kebersamaan di antara mereka.

Kurikulum pendidikan harus mencakup pelajaran tentang penggunaan teknologi yang bijak, pemahaman tentang etika digital, dan cara menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten positif yang menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan pendekatan ini, generasi muda diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan konten yang mendukung identitas nasional, serta menjadi konsumen yang cerdas dalam menghadapi informasi global.


Kecerdasan Buatan sebagai Alat untuk Mempromosikan Budaya Lokal
Semangat Sumpah Pemuda juga bisa diwujudkan dengan menjadikan AI sebagai sarana untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. Edward Said, dalam teori "Orientalism," menyatakan pentingnya representasi dan narasi dalam menjaga identitas budaya. Said berpendapat bahwa, “Orientalism is a style of thought based upon an ontological and epistemological distinction made between ‘the Orient’ and (most of the time) ‘the Occident’” (Said, Orientalism, 1978, hlm. 2). Dalam konteks ini, kita perlu menyadari bahwa teknologi, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat berfungsi sebagai platform untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan budaya lokal kepada dunia.

AI dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mengembangkan konten lokal yang mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Misalnya, algoritma yang diprogram untuk mendukung konten kebudayaan lokal dapat membantu masyarakat mengenal lebih dalam tentang tradisi, bahasa daerah, dan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Platform digital lokal dengan basis AI juga bisa berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan komunitas yang berbeda, memfasilitasi dialog antarbudaya dalam semangat persatuan yang sesuai dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda.

Dengan memanfaatkan teknologi untuk mengedukasi dan mempromosikan budaya lokal, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga memperkuat nasionalisme. Program-program yang memfasilitasi penciptaan konten digital berbasis budaya lokal dapat diinisiasi melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam industri kreatif, di mana generasi muda dapat berkontribusi aktif dalam menjaga dan mempromosikan budaya Indonesia.


Refleksi Semangat Sumpah Pemuda di Tengah Tantangan Globalisasi

Pada akhirnya, era kecerdasan buatan memberikan tantangan yang tidak kecil terhadap pemahaman nasionalisme. Samuel Huntington dalam “The Clash of Civilizations” mengingatkan bahwa perbedaan budaya dan identitas akan menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Huntington menyatakan, “The great divisions among humankind and the dominating source of conflict will be cultural” (Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, 1996, hlm. 21). Dalam konteks Indonesia, Sumpah Pemuda adalah ikrar yang seharusnya tetap menjadi acuan dalam mempertahankan persatuan. Semangat ini dapat diterjemahkan ke dalam nasionalisme yang dinamis dan fleksibel, yang mampu menghadapi perubahan zaman tanpa mengorbankan prinsip dasar bangsa.

Seiring dengan perubahan zaman, nasionalisme juga perlu dipahami sebagai sebuah proses yang terus berkembang. Dalam menghadapi globalisasi dan kecerdasan buatan, kita perlu mengadaptasi nilai-nilai yang ada dalam Sumpah Pemuda agar relevan dengan konteks saat ini. Nasionalisme tidak lagi hanya sekadar perasaan cinta tanah air yang terikat pada aspek geografis, tetapi juga mencakup pengertian tentang solidaritas, keberagaman, dan keadilan sosial yang dijunjung tinggi dalam nilai-nilai Pancasila.

Masyarakat Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi konsumen pasif dari budaya global, tetapi juga aktif dalam menciptakan dan menyebarkan nilai-nilai lokal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mendiskusikan dan merefleksikan semangat Sumpah Pemuda dalam konteks yang lebih luas. Kita perlu mengembangkan sikap kritis terhadap informasi yang kita terima dan menyadari bahwa teknologi, dalam hal ini AI, adalah alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan budaya dan identitas lokal.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci untuk menjaga dan mengembangkan nasionalisme di era kecerdasan buatan. Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pelestarian budaya dan mempromosikan konten lokal. Sementara itu, masyarakat harus didorong untuk berpartisipasi dalam memproduksi dan menyebarkan nilai-nilai kebudayaan yang menggambarkan keanekaragaman Indonesia.

Dengan merenungkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda dan mengintegrasikannya dalam konteks digital saat ini, kita dapat menciptakan identitas nasional yang kuat dan relevan. Kita harus yakin bahwa dengan kebersamaan, semangat, dan komitmen yang diusung oleh para pemuda di tahun 1928, kita dapat menghadapi tantangan zaman dan membangun masa depan yang lebih baik untuk bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda bukan sekadar sebuah ikrar; ia adalah refleksi dari semangat persatuan yang harus terus hidup di tengah perubahan zaman. Di era kecerdasan buatan ini, tantangan terhadap nasionalisme semakin kompleks, tetapi bukan berarti tidak ada solusi. Dengan memperkuat pendidikan literasi digital berbasis nilai-nilai Pancasila, memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mempromosikan budaya lokal, dan beradaptasi dengan perubahan global, kita dapat menjaga dan memperkuat identitas nasional. Nasionalisme di era digital bukan hanya tentang mempertahankan apa yang telah ada, tetapi juga tentang merangkul keberagaman dan menjadikan teknologi sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian, semangat Sumpah Pemuda dapat terus hidup dan memberikan inspirasi bagi generasi masa depan dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.



Foto: gettyiamges
Credit: Ali Trisno Pranoto

Meningkatkan Jiwa Bisnis Remaja Ponowareng, KKN Ajak Buat Bisnis Model Kanvas

0



Campusnesia.co.idBatang, 3 Agustus 2024 - Asdya Linka Desfiva mahasiswi dari Universitas Diponegoro jurusan Akuntansi Perpajakan dengan dosen pembimbing lapangan Hega Bintang Pratama Putra, S.T.P., M.Sc. menjalankan program karena munculnya ide-ide bisnis kreatif dari para remaja. Remaja desa ponowareng akan diajarkan bagaimana membuat business model canvas

Kegiatan yang dilaksanakan di Mushola bersamaan dengan acara rutin Anggota IPNU dan IPPNU Desa Ponowareng ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini dan memberikan bekal pengetahuan dasar dalam merintis usaha sekaligus menjadi ide kegiatan ketika mereka ingin membuat peningkatan value organisasi secara internal.

Dengan business model canvas, kita dapat merancang model bisnis yang inovatif dan berkelanjutan. Pada kegiatan ini, mereka diajak untuk mengidentifikasi peluang bisnis di sekitar mereka, menganalisis pasar, dan merancang model bisnis yang unik.

Remaja desa yang mengikuti kegiatan terbagi menjadi dua tim, kedua tim  bersemangat untuk membuat bisnis model kanvas menggunakan karton yang dihias sesuai ide bisnis yang remaja desa inginkan.

Harapannya workshop kecil-kecil an ini dapat menjadi jembatan Remaja Desa Ponowareng untuk menuju kesukses-annya di masa depan dalam bidang bisnis.

program kerja ini berisi tentang apa itu Business Model Canvas, Manfaat ketika kita menyusun BMC, Bagaimana cara pembuatan BMC secara sederhana

Anggota IPNU dan IPPNU bagian dari organisasi remaja desa yang diikut sertakan dalam program mahasiswa KKN demi meningkatkan jiwa kewirausahaan.




Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa UNDIP Membuatkan Sosmed untuk Peningkatan Pelayanan Publik Di Desa Wiro

0



Campusnesia.co.id - Klaten, 31 Juli 2024 - Putravito Dwineo atau yang biasa dikenal dengan Vito adalah seorang Mahasiswa UNDIP yang berasal dari Prodi Ilmu Pemerintahan yang KKNnya bertempat di Desa Wiro, Klaten. Vito melihat bahwa di desa wiro tidak memiliki akun social media maka dari itu diperlukan akun sosial media untuk desa wiro sehingga memudahkan untuk penginputan dan memudahkan proses pelayanan publik. Masyarakat tidak diharuskan ke kantor balai desa setiap saat untuk mengurusi keperluan-keperluan administratif.

Kegiatan dilaksanakan di dalam ruang kantor Desa Wiro. Vito, sebagai mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang pentingnya teknologi dalam pemerintahan, melihat peluang untuk membantu Desa Wiro menjadi lebih modern dan efisien dalam memberikan pelayanan publik. Dia mengajukan ide untuk membuat akun media sosial resmi desa yang nantinya dapat digunakan sebagai platform komunikasi antara pemerintah desa dan masyarakat.

Melalui akun media sosial ini, informasi-informasi penting, seperti jadwal pelayanan, pengumuman, dan kegiatan desa, dapat disampaikan dengan cepat dan langsung kepada warga. Selain itu, masyarakat dapat mengajukan pertanyaan, melaporkan masalah, dan mengurus keperluan administratif tanpa harus datang ke balai desa secara langsung. Ini tentu saja akan menghemat waktu dan tenaga, terutama bagi warga yang tinggal jauh dari kantor desa atau yang memiliki keterbatasan waktu.
 

Inisiatif Vito ini sejalan dengan tren global di mana teknologi semakin dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelayanan publik. Dengan adanya akun media sosial, Desa Wiro juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan desa, karena mereka akan lebih mudah mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan pemerintah desa.

Selain itu, kehadiran akun media sosial juga dapat menjadi sarana promosi bagi Desa Wiro. Potensi-potensi lokal, seperti produk UMKM, destinasi wisata, atau kegiatan budaya, dapat dipromosikan melalui platform tersebut, yang pada akhirnya dapat mendukung perekonomian desa. Dengan demikian, gagasan Vito tidak hanya membantu dalam hal administratif, tetapi juga dapat memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial bagi desa.

Melihat potensi yang besar ini, Vito berencana untuk melibatkan pihak-pihak terkait, seperti perangkat desa dan pemuda setempat, dalam pengelolaan akun media sosial tersebut. Dia juga berencana memberikan pelatihan dasar tentang penggunaan media sosial kepada warga, agar mereka dapat memanfaatkannya dengan baik. Vito berharap, dengan inisiatif ini, Desa Wiro dapat menjadi desa yang lebih maju dan responsif terhadap kebutuhan masyarakatnya.




Editor:
Achmad Munandar

Makeup Class di Desa Pondok: Rahasia Cantik dan Peluang Bisnis

0

Sesi penyampaian materi


Campusnesia.co.id - Klaten, 12 Agustus 2024 – Tim 2 KKN Universitas Diponegoro berhasil menyelenggarakan program "Secrets of Beauty: Make Up Class untuk Memaksimalkan Keindahan Sejati" dengan sukses. Kegiatan ini diadakan bersamaan dengan kegiatan rutin PKK setempat dan dirancang untuk memberikan edukasi dan pelatihan dasar mengenai makeup kepada ibu-ibu di Desa Pondok.

Program ini dimulai dengan pemaparan materi mengenai kualitas dan keamanan produk skincare, sanitasi, serta kesesuaian jenis kulit dengan produk makeup. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi makeup oleh para narasumber. Peserta, yang merupakan ibu-ibu dari desa setempat, aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan praktik.

Pentingnya program ini muncul dari kebutuhan mendasar ibu-ibu untuk meningkatkan rasa percaya diri melalui keterampilan makeup. Makeup seringkali dikaitkan dengan kemampuan menutupi kekurangan dan meningkatkan penampilan, sehingga memberikan dampak positif pada kesehatan mental dan rasa percaya diri. Program ini bertujuan untuk menjawab tantangan tersebut dengan menyediakan pelatihan yang praktis dan aplikatif.

Selama kegiatan, para peserta menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pelatihan makeup dan aktif bertanya mengenai produk yang sesuai dengan kondisi kulit mereka. Para peserta juga memperoleh pengetahuan yang berguna tentang bagaimana memilih produk makeup yang tepat dan mempraktikannya untuk acara formal maupun non-formal. Selain itu, ide untuk memulai bisnis sebagai Makeup Artist (MuA) menarik perhatian dan minat peserta.
 
Demonstrasi makeup di depan para audien

Harapan dari masyarakat setelah mengikuti kegiatan ini adalah mereka dapat lebih percaya diri dan merasa positif mengenai penampilan mereka. Selain itu, mereka berharap dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk kesempatan bisnis baru sebagai Makeup Artist, yang juga menjadi salah satu manfaat tambahan dari program ini.


Kegiatan ini menunjukkan hasil yang memuaskan, dengan peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan praktis tetapi juga ide bisnis yang bermanfaat. Dengan demikian, program ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Desa Pondok.
 

Foto bersama Ibu-Ibu anggota PKK




Editor:
Achmad Munandar

Optimalisasi BUMDes Susukan Melalui Digital Marketing dan Creative Branding oleh Mahasiswa KKN Undip

0


Campusnesia.co.idPemalang (10/08), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro (Undip) telah menginisiasi program "Optimalisasi BUMDes dengan Pendekatan Digital Marketing Berbasis Creative Branding" di Desa Susukan, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui pemasaran digital yang inovatif dan strategi branding yang kreatif. 

Program ini dimulai dengan forum group discussion (FGD) yang melibatkan pimpinan BUMDes di Desa Susukan. FGD tersebut berfokus pada analisis tantangan dan peluang dalam memasarkan produk BUMDes secara digital. Dari diskusi tersebut, dihasilkan beberapa rencana tindak lanjut, termasuk pengembangan konsep branding dan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing BUMDes.

BUMDes Kolam Renang SERUNI menjadi salah satu fokus utama dari program ini. Setelah FGD, tim KKN Undip Desa Susukan bersama pimpinan BUMDes SERUNI menyusun konsep branding yang menonjolkan keunikan fasilitas kolam renang yang dimiliki desa. Mahasiswa mengidentifikasi potensi daya tarik lokal dan merancang kampanye pemasaran yang bertujuan untuk menarik lebih banyak pengunjung, tidak hanya dari desa sekitar, tetapi juga dari wilayah yang lebih luas.

Tim KKN Undip Desa Susukan juga mendampingi segenap perangkat BUMDes Seruni dalam proses pembuatan konten digital yang akan digunakan untuk promosi, termasuk video promosi yang menampilkan fasilitas kolam renang dan photobooth yang dirancang untuk memberikan pengalaman interaktif bagi pengunjung. Selain itu, mereka memberikan pelatihan penggunaan media sosial dan alat pemasaran digital lainnya kepada pengelola BUMDes, guna meningkatkan keterampilan dalam mengelola kampanye pemasaran secara mandiri di masa depan.

 

Tidak hanya BUMDes Seruni, BUMDes SAMSAT Budiman juga menjadi fokus penting dalam program ini. FGD dengan pimpinan BUMDes SAMSAT Budiman menghasilkan berbagai ide kreatif untuk meningkatkan branding dan pemasaran jasa yang ditawarkan. Tim KKN Undip Desa Susukan bersama pimpinan BUMDes merancang strategi pemasaran yang mengedepankan kemudahan akses dan kecepatan layanan SAMSAT sebagai nilai jual utama.

Untuk memperkuat branding BUMDes SAMSAT Budiman, tim KKN Undip Desa Susukan mengembangkan konten video kreatif yang menggambarkan proses layanan SAMSAT secara visual, menjadikan layanan ini lebih dikenal di kalangan masyarakat desa. Selain itu, mahasiswa juga membantu dalam pengembangan desain logo dan materi pemasaran lainnya, serta memberikan saran mengenai media digital yang dapat digunakan untuk menjangkau pelanggan secara lebih efektif.

Meskipun program ini berhasil diimplementasikan di dua BUMDes, yaitu Kolam Renang SERUNI dan SAMSAT Budiman, terdapat beberapa kendala dalam menjangkau BUMDes lainnya, seperti BUMDes TPS dan BUMDes Pasar Tradisional Desa Susukan, karena keterbatasan waktu. Namun, tim KKN Undip Desa Susukan tetap optimis bahwa materi dan pelatihan yang telah diberikan dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh pengelola BUMDes yang terlibat.

Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi BUMDes lain dalam mengembangkan strategi pemasaran digital yang efektif dan branding yang kreatif, sehingga mampu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Susukan.



Editor:
Achmad Munandar

Dari Sampah Menjadi Karya: Mahasiswa KKN Sulap Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi

0


Campusnesia.co.id - Kota Surakarta (28/07) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Tim II tahun 2024 di Kelurahan Baluwarti muncul dengan inovasi dengan ide inovatif yang tak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi yang tinggi. Riska Maharani, mahasiswa program studi kimia Universitas Diponegoro, menunjukkan bagaimana cara menyulap minyak jelantah yang biasanya dianggap limbah tak berguna menjadi lilin aromaterapi yang bernilai.

Minyak jelantah, atau minyak bekas pakai, biasanya hanya dianggap sebagai limbah yang harus dibuang. Minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan, terutama sumber air. Namun minyak jelantah ternyata bisa diolah menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti lilin aromaterapi. 

Inisiatif kreatif dan ramah lingkungan ini diadakan bersama ibu-ibu RW 02 di Kelurahan Baluwarti pada tanggal 28 Juli 2024. Dalam kegiatan ini, Riska memaparkan cara membuat lilin aromaterapi dari minyak jelantah dan membagikan beberapa produknya. Inovasi ini disambut dengan sangat baik oleh ibu-ibu RW 02 yang menunjukkan ketertarikan untuk membuat lilin aromaterapi secara mandiri di rumah. 

“Dengan adanya program kerja ini, diharapkan masyarakat Baluwarti dapat berkontribusi untuk meminimalisir dampak pencemaran akibat minyak jelantah dan menciptakan peluang ekonomi baru,” ucap Riska.

Melalui program ini, mahasiswa KKN berhasil menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan pengetahuan, limbah yang selama ini dianggap tak berguna bisa diubah menjadi karya yang bernilai tinggi. 
 


Editor:
Achmad Munandar

Kembangkan UMKM! Mahasiswa KKN Undip Inisiasi Pemberdayaan Pengembangan Inovasi Ide Bisnis

0


Campusnesia.co.idTemanggung (7/8/2024) - Di era perkembangan teknologi seperti saat ini, usaha lokal dituntut untuk dapat lebih bersaing baik dalam segi produksi maupun pemasaran produk mereka. Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro tahun 2023/2024 memutuskan untuk mencanangkan program pemberdayaan dan pendampingan UMKM lokal dalam bidang perencanaan dan pengembangan ide bisnis di Desa Muneng, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. 

Kurangnya pemahaman dan pengetahuan mengenai visualisasi bisnis yang ada serta pengembangan inovasi kedepannya menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi UMKM Desa Muneng. Keterbatasan akan pemahaman mengenai inovasi bisnis menjadi hambatan usaha lokal untuk lebih mengembangkan bisnis mereka kedepannya, hal ini didukung dengan keterbatasan produk yang ada. “Pelaku usaha lokal terbatas pada pemahaman untuk sekedar memenuhi kebutuhan keseharian mereka saja, tanpa menyadari bagaimana potensi dari produk yang mereka hasilkan.” Ujarnya. 


(Penyerahan Hasil Program Kerja Business Model Canva 
Kepada Pak Surahman)

Dalam mengatasi tantangan tersebut, Jiddan Nawfal Hidayat mahasiswa program S1 Ekonomi bekerja sama dengan Pak Surahman selaku pemilik UMKM lokal “118 Coffee Kampoeng” untuk mengembangkan Business Model Canva (BMC) dalam rangka memvisualisasikan strategi bisnis dan melihat kemungkinan inovasi produk yang bisa dilakukan kedepannya. Program kerja tersebut dilaksanakan pada Rabu, 7 Agustus 2024 di rumah produksi Pak Surahman.

Program kerja tersebut dilakukan dengan cara pemberdayaan dan pendampingan kepada Pak Surahman selaku pemilik usaha. Dalam prakteknya, Jiddan mengawali dengan observasi lapangan melihat-lihat kondisi rumah produksi “118 Coffee Kampoeng” beserta proses produksi yang dilakukan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan wawancara dan diskusi dengan Pak Surahman, termasuk menjelaskan elemen-elemen yang ada pada Business Model Canva serta pentingnya inovasi dan pengembangan produk yang sudah ada agar dapat lebih luas dikenal masyarakat luas. 

Dalam proses pendampingan dan pemberdayaan tersebut, Jiddan membantu proses pengembangan pola berpikir dan inovasi ide produk yang sudah ada. Menurutnya, dengan adanya inovasi dan pengembangan hasil produksi akan meningkatkan angka penjualan secara signifikan dan memperluas pangsa pasar dari UMKM “118 Coffee Kampoeng” ini. Pembuatan BMC ini bertujuan agar pemilik usaha dapat melihat potensi usaha mereka.

Program yang dijalankan oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro ini menjadi sebuah cara pandang baru yang diharapkan dapat membantu Pak Surahman dalam melihat peluang usaha yang lebih luas. Jika sebelumnya beliau hanya berfokus pada produksi di lingkup yang terbatas, kini beliau dapat menemukan inovasi baru berdasar pada analisis visualisasi bisnis pada BMC yang telah dibuat sebelumnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan perkembangan usaha Pak Surahman kedepannya dapat menjadi lebih inovatif dan variative sehingga dapat lebih meningkatkan angka penjualan secara konstan setiap bulannya serta pangsa pasar yang jauh lebih luas. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Susun Proposal Pengembangan Wisata di Desa Kedawung, Dorong Potensi Kebun Melon dan Jagung

0



Campusnesia.co.idKedawung, Mondokan - Pada tanggal 15 Agustus 2024, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan penyerahan proposal desa wisata secara simbolis kepada perangkat Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya strategis yang dilakukan oleh mahasiswa KKN dalam mendukung pengembangan potensi pariwisata desa, khususnya melalui destinasi wisata kebun melon, waterboom, dan pengelolaan komoditas utama desa, yaitu jagung.

Desa Kedawung, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai desa wisata, selama ini belum maksimal dalam memanfaatkan sumber daya alam dan kekayaan lokalnya. Melihat peluang ini, mahasiswa KKN Undip menyusun proposal pengembangan desa wisata yang dapat dijadikan referensi oleh perangkat desa dan masyarakat dalam merencanakan dan mengembangkan pariwisata di wilayah tersebut.

Proposal yang disusun mencakup berbagai aspek, mulai dari perencanaan destinasi wisata kebun melon yang berpotensi menarik wisatawan, hingga pengembangan waterboom sebagai sarana rekreasi keluarga. Selain itu, komoditas jagung yang merupakan salah satu hasil pertanian utama Desa Kedawung serta UMKM yang ada juga dipertimbangkan dalam rencana pengembangan wisata agro dan kuliner berbasis jagung.
 
Penyerahan proposal desa wisata kepada Lurah Kedawung. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Perangkat Desa Kedawung menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan komitmennya untuk mempertimbangkan serta mengimplementasikan ide-ide yang ada dalam proposal tersebut. Mereka juga mengapresiasi kontribusi mahasiswa KKN yang telah berperan aktif dalam mendorong pengembangan desa melalui pendekatan yang inovatif dan berbasis komunitas.

Penyerahan proposal secara simbolis yang dilakukan di Balai Desa Kedawung ini menandai tahap awal dari pengembangan yang diharapkan dapat segera direalisasikan dalam waktu dekat. Upaya ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi Desa Kedawung untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Sragen, yang tidak hanya menarik wisatawan lokal, tetapi juga pengunjung dari luar daerah.



Penulis:
KKN Tim II Universitas Diponegoro 2023/2024
• Alfan Hidayat
• Aninda Farhannisa
• Arindra Dewi Indyastari
• Athirah Ghassani Rahadatul Aisy 
• Bilal Althaf Dwi Abimanyu
• Vania Rahma Ardana

DPL: 
Ir. Ibnu Pratikto, M.Si.

Lokasi KKN: 
Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen

Editor:
Achmad Munandar

Sehat dan Enak! KKN Undip Ciptakan Nugget Lele sebagai Camilan Pencegah Stunting bagi Anak dan Peluang Bisnis di Desa Lebo

0




Campusnesia.co.idLebo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang (13/07/2024). Chara Julia Dara, Mahasiswi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, KKN Tim II Universitas Diponegoro meluncurkan program monodisiplin yang inovatif yaitu "Pembuatan Nugget Ikan Lele sebagai Camilan Sehat Pencegah Stunting yang Enak untuk Anak dan Ide Usaha Bisnis".  Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pengolahan ikan lele yang selama ini hanya dijual dalam bentuk segar, serta untuk mengatasi masalah anak-anak yang kurang suka makan ikan.

Desa Lebo memiliki potensi besar dalam budidaya ikan lele, namun pengolahan ikan lele di desa ini masih terbatas pada penjualan ikan segar tanpa adanya inovasi yang bisa memberikan nilai tambah. Selain itu, banyak anak-anak di Desa Lebo yang tidak tertarik mengonsumsi ikan, padahal ikan mengandung banyak manfaat dan nutrisi yang baik untuk perkembangan tubuh dan otak. Oleh karena itu, Tim KKN II Universitas Diponegoro berinisiatif untuk memperkenalkan olahan nugget ikan lele sebagai solusi. 

Program ini ditujukan untuk masyarakat Desa Lebo, terutama ibu-ibu posyandu yang memiliki anak-anak yang tidak tertarik makan ikan. Dengan adanya program ini, diharapkan ibu-ibu dapat membuat camilan sehat yang disukai anak-anak dan sekaligus bisa menjadi ide usaha bisnis yang menjanjikan. Ikan lele dipilih karena memiliki harga yang terjangkau dan banyak dibudidayakan di Desa Lebo. Selain itu, ikan lele mudah diolah, memiliki rasa yang lebih ringan, rendah lemak, kaya protein, omega 3, vitamin dan mineral, meningkakan imunitas, mencegah kekurangan gizi serta baik untuk tumbuh kembang dan kecerdasan otak anak.  
 
Pendampingan kepada Ibu-Ibu Posyandu 
Mengenai Isi Leaflet serta Pembagian Produk 
Olahan Nugget Ikan Lele

Program kerja ini dilakukan dengan cara melakukan pendampingan kepada ibu-ibu Posyandu mengenai isi leaflet serta pembagian produk olahan nugget ikan lele. Pendampingan ini meliputi penjelasan detail tentang resep, langkah-langkah pembuatan, dan manfaat ikan lele bagi kesehatan. Hal ini bertujuan agar ibu-ibu tidak hanya dapat membuat nugget ikan lele sendiri di rumah, tetapi juga memahami pentingnya nutrisi ikan bagi perkembangan anak-anak. 

Sebagai luaran dari program ini, Tim KKN II Universitas Diponegoro juga membagikan produk olahan nugget ikan lele dan leaflet berisi resep serta manfaat ikan lele. Diharapkan dengan adanya program ini, anak-anak di Desa Lebo akan lebih gemar makan ikan dalam bentuk camilan yang lezat dan sehat, serta ibu-ibu dapat menerapkan dan mengembangkan ide usaha nugget ikan lele di rumah masing-masing. Berikut adalah resep dan langkah-langkah pembuatan nugget ikan lele yang diperkenalkan dalam program ini:

Bahan-bahan:
• 1 buah wortel, diparut
• 2 siung bawang putih, dihaluskan
• 1/2 sdt merica bubuk
• 1/2 sdt garam
• 1 sdm tepung sagu/tapioka
• 1 sdm tepung terigu
• 1 butir telur ayam
• 250 gram daging ikan lele, difilet dan dihaluskan
• Tepung panir
• Putih telur
• Tepung terigu


Cara Membuat:
1. Siapkan wadah, campur semua bahan jadi satu, aduk merata.
2. Siapkan loyang, oleskan dengan mentega seluruh permukaannya.
3. Masukkan adonan ke dalam loyang.
4. Kukus selama 30 menit.
5. Diamkan sampai tidak terlalu panas dan iris sesuai selera.
6. Balur nugget dengan larutan tepung terigu+air, lalu baluri tepung panir.
7. Simpan di dalam kulkas selama 1 jam.
8. Goreng di minyak panas, sajikan.


Program kerja ini mendapatkan respon yang sangat baik dari ibu-ibu posyandu di Desa Lebo. Mereka antusias dalam mendengarkan penjelasan serta menikmati nugget ikan lele yang disediakan. Banyak dari mereka yang tertarik untuk mempraktikkan resep ini di rumah sebagai solusi untuk anak-anak yang tidak suka makan ikan. Selain itu, program ini juga memberikan ide usaha bisnis yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga di Desa Lebo.



Editor:
Achmad Munandar

Tahu Ayu: Solusi Tingkatkan Nilai Tambah Produk Tahu di Desa Pendem

0

Campusnesia.co.idKaranganyar, (12/08/24) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro menghadirkan inovasi baru di Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Salah satu mahasiswa, Elizabet Eveline Piscesha, berhasil memikat hati ibu-ibu PKK dengan program kerja monodisiplin inovasinya, yakni pembuatan tahu ayu.

Inovasi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pabrik tahu di desa tersebut yang belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan nilai tambah produk tahu lokal. Tahu ayu diharapkan tidak hanya dapat menjadi menu tambahan yang bergizi bagi keluarga tetapi juga sebagai ide usaha yang potensial bagi masyarakat.

Kegiatan ini difokuskan pada ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di Desa Pendem. Para peserta mendapatkan pemahaman mengenai tahu ayu melalui penyampaian materi yang disertai dengan tayangan video yang menjelaskan proses pembuatan tahu ayu secara detail. Video tersebut memaparkan langkah-langkah pembuatan mulai dari bahan baku hingga produk jadi.

Setelah sesi materi dan tayangan video, ibu-ibu PKK diberi kesempatan untuk mencicipi hasil produk tahu ayu. Antusiasme mereka sangat terlihat, dengan banyak yang menunjukkan minat dan keinginan untuk mencoba membuatnya sendiri di rumah.

Program kerja ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda. Selain menambah wawasan tentang cara mengolah tahu menjadi produk yang lebih menarik, tahu ayu juga dapat menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Pendem, yang dikenal
 
dengan produksi tahu melimpah. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.



Editor:
Achmad Munandar

Pencapaian Luar Biasa Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Berhasil Mengubah Limbah Jerami Padi menjadi Hair Tonic

0
Demonstrasi pembuatan hairtonic

Campusnesia.co.idPada tanggal 27 Juli 2024, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar kegiatan demonstrasi yang menarik di Dukuh Ngemplak, Desa Sugihan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan ibu-ibu bagaimana cara membuat hair tonic dari bahan alami berupa limbah jerami padi yang melimpah di Desa Sugihan.

Hair tonic yang dihasilkan dari jerami padi dicampur dengan daun mangkokan dapat bermanfaat bagi kesehatan rambut. Kandungan flavonoid di dalamnya dipercaya dapat memperkuat akar rambut dan mengurangi masalah rontok, menjadikannya pilihan alami yang praktis untuk mempertahankan kesehatan rambut dengan harga yang ekonomis.
 
Para ibu-ibu di Dukuh Ngemplak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka tampak bersemangat dan penuh perhatian saat belajar bagaimana mengolah bahan-bahan tersebut menjadi hair tonic yang bermanfaat untuk kesehatan rambut. Terlebih lagi, mereka merasa berterima kasih atas kesempatan untuk belajar keterampilan baru yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dan dapat membuka ide peluang usaha baru di Desa Sugihan.
 
Foto bersama ibu-ibu dukuh Ngemplak

Dalam suasana yang penuh kolaborasi dan kebersamaan, kegiatan ini berhasil menciptakan hubungan yang lebih erat antara mahasiswa KKN TIM II UNDIP dengan masyarakat lokal. Semangat untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat terus dijaga, menegaskan bahwa pendekatan seperti ini tidak hanya memberi manfaat langsung, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kerjasama yang berkelanjutan di masa depan.



Editor:
Achmad Munandar

Review Series The Playlist Tentang Perjalanan Lahirnya Spotify yang Mendisrupt Blantika Musik

0
 



Campusnesia.co.id - Baru-baru ini saya menyelesaikan sebuah series asal Swedia di Netflix tentang perjalanan lahirnya aplikasi streaming musik Spotify. Series ini berjudul The Playlist total sebanyak 6 episode, setiap episodenya kita akan disajikan bagaimana ide awal spotify lahir, berkembang dan menghadapi tantangan dari 6 sudut pandang berbeda orang-orang yang terlibat di dalamnnya.

Pertama kita akan disajikan dari sudut pandang sang founder yaitu Daniel Ek, ia adalah programmer yang berhasil membuat laman situs lelang asal swedia mengalahkan pencarian Google sehingga masuk halaman pertama, sebelum akhirnya membuat aplikasi streaming musik ia membuat sebuah startup periklanan yang bisa mencustome jenis iklan yang muncul berdasar preferensi pengunjung webistenya.

Episode kedua akan disajikan bagaimana dari sisi industri musik konvensional yang kala itu sedang dihadapkan dengan pembajakan di situs piratebay dan transisi dari fisikal berupa kaset, piringan hitam dan cd ke musik digital. 

Berikutnya dari sisi hukum yang sangat menarik karena kekeuhnya industri musik dari label besar dan usaha para iinovator aplikasi yang berusaha membawa musik ke ranah digital secara legal dan saling menguntungkan semua pihak dari label rekaman, manajemen dan musisi.

Masuk episode keempat kita diperlihatkan dari sisi para programer yang berusaha keras menciptakan protokol internet baru untuk bisa menhasilkan aplikasi pemutar musik seketika atau tanpa buffering barang sedetikpun. Episode ini sangat teknikal namun untuk pecinta teknologi digital seperti saya jadi episode yang menarik sekali dan banyak inspirasi yang bisa dipetik. Membuat aplikasi streaming musik ternyata sepelik itu proses dan alurnya apalagi Spotify dibuat di tahun 2006 saat infratsruktur internet belum secanggih saat ini.

Dalam episode kelima series ini menceritakan sisicofounder dan sang pemodal menjadi angel investor, kenekatan serta kesalahan-kesalahan dalam yang dilakukan membuat kita belajar bahwa pertimbangan bisnis dalam membuat startup sangat penting, sekali lagi banyak insight yang saya dapat darimana saja revenue sebuah aplikasi atau website bisa didapat, cara mendapatkan investor dan manajemen keuangan.

Sebagai penutup series ini memberi epilog dari sisi para musisi yang sempat crash dengan Spotify dari boikot Taylor Swift hingga unjuk rasa musisi Swedia menuntuk hal dan keadilan. Spotify dianggap monopoli dan memotong pendatan para artis yang karyanya dilisting di aplikasi salah satunya karena ada publisher dan label yang memiliki saham Spotify.

Secara keseluruhan series Netflix asal Swedia berjudul The Playlist ini sangat menarik, selain kita bisa belajar dari perjalanan penciptaan aplikasi streaming musik Spotify yang mendisrupt industri musik konvensional kita juga tahu intriks di dalamnya. 

Untuk saya series sejenis tentang bagaimana sebuah startup dibangun dari nol sangat personal, salah satunya karena sekarang sedang membangun sebuah platform listing UMKM di desa saya Tegalharjo Pati bernama Pasardesaku.com.

Bagi sobat yang suka dengan series atau film bertema perjalanan sukses membangun sebuah perusahaan teknologi dan startup saya punya rekomendasi yaitu series The Billion Dollar Code yang bercerirta tentang Google Earth, film The Social Network tentang facebook dan drama korea berjudul Start-Up walau fiksi dan penuh romance namun unsur inspirasinya masih banyak.

Selamat menonton.



Tentang series Netflix The Playlist 

The Playlist  adalah miniseri doku-drama yang dibuat untuk Netflix. Terinspirasi dari buku Spotify Untold yang ditulis oleh Sven Carlsson dan Jonas Leijonhufvud. Disutradarai oleh Per-Olav Sørensen, serial ini menceritakan kisah "fiksi" tentang lahirnya perusahaan streaming musik Swedia Spotify, beserta tantangan awalnya. The Playlist tayang perdana di Netflix pada 13 Oktober 2022.

Premisnya adalah tentang seorang pengusaha yang bercita-cita tinggi, Daniel Ek, menemukan peluang di tengah pertarungan antara industri musik yang sukses dan pembajakan musik. Ek melihat sebuah solusi yang belum pernah ada sebelumnya dalam industri musik yang penuh gejolak. Ia kemudian memutuskan untuk membangun layanan streaming musik gratis dan legal bersama rekan bisnisnya, Martin Lorentzon. Dia tidak tahu, layanan itu akan "merevolusi" industri musik global dan menghadapi tantangan tak terduga beserta fondasinya.

Pada 11 Desember 2019, Netflix mengumumkan serial terbatas yang belum diberi nama tentang pendirian perusahaan streaming musik, Spotify. Serial ini terinspirasi oleh buku non-fiksi, Spotify Untold, yang ditulis oleh Sven Carlsson dan Jonas Leijonhufvud, reporter bisnis di Swedish Dagens Industri. 

Berna Levin dari Yellow Bird UK akan berperan sebagai produser eksekutif serial ini dan Per-Olav Sørensen akan mengarahkan serial tersebut. Pada tanggal 14 Juni 2021, pengumuman lebih lanjut dibuat, mengungkapkan bahwa serial ini akan terdiri dari enam episode berdurasi 45 menit. 

Selain itu, Eiffel Mattsson dan Luke Franklin akan menjadi produser bersama Levin; sementara itu, Christian Spurrier dipekerjakan sebagai penulis skenario untuk serial tersebut. Pada 13 September 2022, Sofie Forsman dan Tove Forsman diumumkan sebagai penulis bersama serial tersebut.


Pemeran  series Netflix The Playlist 

Edvin Endre sebagai Daniel Ek, salah satu pendiri dan CEO Spotify yang sebelumnya bekerja sebagai insinyur perangkat lunak untuk Tradera.

Christian Hillborg sebagai Martin Lorentzon, salah satu pendiri dan investor utama Spotify, pemilik dan Salah satu pendiri Tradedoubler.

Joel Lützow sebagai Andreas Ehn, seorang programmer berbakat, karyawan pertama Spotify dan CTO yang direkrut Ek untuk membangun aplikasi Spotify.

Gizem Erdogan sebagai Petra Hansson, pengacara berkinerja terbaik yang ditawari posisi sebagai negosiator lisensi musik di Spotify.

Ulf Stenberg sebagai Per Sundin, salah satu eksekutif Sony Music Swedia yang berjuang dengan munculnya The Pirate Bay.

Janice Kamya Kavander sebagai Bobbi Thomasson, seorang calon musisi yang merupakan mantan teman sekelas Daniel Ek.



===
Baca juga:

Pengenalan E-Commerce Sebagai Media Penjualan Produk UMKM

0
 



Campusnesia.co.id - Tim 1 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024 memilih untuk memperkenalkan konsep e-commerce kepada masyarakat setempat sebagai upaya untuk meningkatkan konektivitas digital dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Dalam era digital ini, pengetahuan tentang e-commerce menjadi semakin penting untuk memajukan usaha dan memperluas jangkauan pasar. Melihat banyak poensi yang dapat di perjual belikan secara online seperti krupuk rambak, ampyang, dan banyak jenis-jenis snack lainya yang dapat di perjualbelikan secara online.

Atas dasar itu, pada tanggal 26 Januari 2024, mahasiswa KKN Tim I Undip 2024 Desa Karangasem, Tanon, Sragen, Jawa Tengah, melakukan penyuluhan kepada Ibu-ibu PKK Desa Karangasem mengenai Pembuatan ide usaha baru Nugget Lele. Kegiatan yang menjadi program Tri Amelia, salah satu mahasiswa KKN dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Prodi Ekonomi Islam tersebut berdasarkan potensi yang dimiliki Masyarakat.

Penyuluhan dilakukan di pendopo Kantor Desa Karangasem pada pukul 13.30 samapi 15.30. Mahasiswa memaparkan mengenai proses pembuatan nugget lele  kepada Ibu-ibu PKK desa Karangasem. Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan produk Nugget Lele untuk di coba oleh Ibu-ibu PKK  dan poster untuk diletakkan di Desa Karangasem dengan harapan informasi tentang manfaat dari Nugget Lele dapat terus diperoleh oleh ibu-ibu PKK dan warga setempat.

Tim KKN menyelenggarakan workshop dan pelatihan tentang dasar-dasar e-commerce, penggunaan platform online, dan strategi pemasaran digital. Acara ini dihadiri oleh pelaku usaha lokal dan masyarakat yang ingin memahami potensi e-commerce, memberikan panduan tentang pemasaran digital, termasuk penggunaan media sosial, iklan online. Tim memberikan pemahaman tentang proses transaksi online, keamanan pembayaran digital, dan logistik pengiriman. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pelaku usaha lokal dapat memberikan pengalaman belanja online yang memuaskan.

Manfaat dan Dampak:

1. Peningkatan Penjualan: Melalui penggunaan e-commerce, pelaku usaha lokal diharapkan dapat meningkatkan penjualan mereka dengan menjangkau lebih banyak pelanggan.

2. Pemberdayaan UMKM: E-commerce memberikan peluang bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk bersaing secara lebih adil di pasar digital, meningkatkan daya saing mereka.

3. Peningkatan Keterampilan Digital: Masyarakat lokal akan mendapatkan peningkatan keterampilan digital, termasuk pengelolaan toko online, pemasaran digital, dan penanganan transaksi online.

4. Diversifikasi Ekonomi Lokal: Pengenalan e-commerce dapat membantu diversifikasi ekonomi lokal dengan membuka peluang bisnis baru dan menciptakan lapangan kerja.


Pengenalan e-commerce oleh Tim 1 KKN UNDIP 2024 diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat lokal dalam mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan pelatihan dan dukungan yang adekuat, diharapkan bahwa para pelaku usaha lokal dapat mengoptimalkan potensi e-commerce untuk keuntungan bersama.



Dosen Pembimbing Lapangan:
1. Ir. Ibnu Pratikto., M.Si
2. Dr. Seno Darmanto, ST., MT
3. Tari Purwanti, S. Ant., M. A.

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswi KKN Tim I Undip Mengolah Ikan Nila Kecil Menjadi Snack Crispy, sebagai Pengembangan Potensi Ekonomi serta Menggerakkan UMKM

0
 

Campusnesia.co.id - Desa Bendo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten (26/01/2024), Mahasiswi KKN TIM I UNDIP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Oseanografi, Khana Nadira Sastradjaja  memberikan inovasi pengolahan bahan makanan ikan nila menjadi snack crispy sebagai  upaya pengembangan potensi ekonomi serta menggerakkan UMKM di Desa Bendo.

Sumber daya manusia seperti halnya di Desa Bendo perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Pengetahuan mengenai dunia inovasi pangan diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengatur pengeluaran kebutuhan pangan sehari-hari dan menambah gemar makan ikan pada anak, serta dapat digunakan sebagai peluang usaha untuk menambah penghasilan  rumah tangga. Peluang usaha ini dapat dilakukan oleh Ibu-Ibu PKK atau Ibu-Ibu rumah tangga.  Snack crispy ikan nila merupakan produk olahan yang masih tergolong jarang ditemui disekitar masyarakat, oleh karena itu, dapat dimanfaatkan Ibu-Ibu PKK atau Ibu-Ibu rumah tangga untuk memperoleh pendapatan tambahan.

Snack crispy ikan nila sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak. Selain itu, manfaat kesehatan lainnya dari ikan nila di antaranya; menjaga kolesterol, baik untuk pencernaan, tulang lebih sehat, mencegah penuaan dini, kesehatan otak terjaga, dan membantu mencegah kanker. Ikan nila kaya akan protein, mineral, dan lemak sehat. Ikan nila  mengandung asam lemak omega-3 dan vitamin K yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Pelaksanaan inovasi diawali dengan kegiatan penyuluhan yang besifat “persuatif-edukatif” untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam membuat produk olahan ikan nila. Serta pembagian leaflet / brochure mengenai pengolahan ikan nila kecil menjadi snack crispy. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan demonstrasi pembuatan snack crispy ikan nila bersama Ibu-Ibu PKK Desa Bendo dan ditutup dengan melakukan tanya jawab serta dokumentasi kegiatan.
     

Kegiatan Demonstrasi Pembuatan Snack Crispy Ikan Nila Bersama Ibu-Ibu PKK

Untuk membuat snack crispy ikan nila ini tidaklah sulit karena bahan-bahan yang dibutuhkan dapat dengan mudah ditemui di pasaran. Adapun bahan-bahan yang digunakan dibedakan 2 macam, yaitu adonan basah dan adonan kering. Untuk adonan basah diperlukan ikan anak nila 200 gr, bawang putih 2  siung, 1/2 sdt lada halus, penyedap rasa, 1/2 sdt garam , kunyit  halus,  air  70 ml, telur ayam  1 butir, dan terigu protein rendah  50 gr. Untuk adonan kering diperlukan tepung cakra 100 gr, tepung beras  20 gr, royco  1/2 sdt, bon cabe, 1/2 sdt garam, dan soda kue 1/2 sdt. Serta diperlukan minyak goreng 1 liter. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk membuat snack crispy ikan nila yakni wajan, saringan, piring, dan spatula.
Proses pembuatan dimulai dengan melakukan marinasi ikan selama 4 jam dengan mencampurkan bawang putih yang sudah dihaluskan, lada halus, royco, kunyit halus, dan garam kedalam ikan nila sehingga bumbu lebih meresap. Kemudian buat bahan tepung keringnya dengan mencampur semua adonan kering dan diaduk sampai rata dan buat adonan tepung basah dengan campurkan tepung terigu 50 gr, air secukupnya, dan telur 1 butir hingga agak kental. Masukkan anakan ikan nila ke adonan tepung basah dan diaduk. Setelah itu, masukkan ke adonan tepung kering dan aduk-aduk sampai tercampur rata.  Langkah terakhir goreng ikan dengan melakukan pengulangan 2 kali hingga menjadi crispy. Snack crispy ikan nila siap disantap.

Pelatihan pembuatan snack crispy ikan nila yang dilakukan oleh mahasiswi  KKN Tim I  UNDIP 2024 ini sangat membantu Ibu-Ibu PKK atau Ibu-Ibu Rumah Tangga dalam mengembangkan UMKM Desa Bendo. Kegiatan pelatihan ini mendapatkan perhatian yang besar dan antusiasme dari Ibu-Ibu PKK atau Ibu-Ibu Rumah Tangga untuk setiap tahapan pembuatannya dan mendengarkan penjelasan dari mahasiswi KKN Undip tentang langkah-langkah pembuatan snack crispy ikan nila. Mereka aktif bertanya dan berdiskusi serta menunjukkan minat tinggi terhadap produk yang dihasilkan oleh mahasiswi KKN Undip. Produk tersebut diharapkan dapat menjadi ide kreatif usaha masyarakat dan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Bendo.




Editor:
Achmad Munandar