Daftar Film dan Drama Korea yang Dibintangi oleh Lee Kyu-Hyung
Rekomendasi 7 Film Tentang Gerakan Mahasiswa, Cocok Jadi Tontonan Para Aktivis
JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE pic.twitter.com/EVkE1Fp7vz
— BEM UI (@BEMUI_Official) June 26, 2021
Peretasan Akun Media Sosial
— Leon Alvinda Putra (@Leon_Alvinda) June 28, 2021
Pada tanggal 27 dan 28 Juni 2021, telah terjadi peretasan akun media sosial kepada beberapa pengurus BEM UI 2021, diantaranya sebagai berikut:
1. Pukul 00.56 akun WhatsApp Tiara Sahfina (Kepala Biro Hubungan Masyarakat BEM UI 2021) tidak dapat diakses pic.twitter.com/z74eknSaeX
Film ini diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Gie sendiri, tetapi ditambahkan beberapa tokoh fiktif agar ceritanya lebih dramatis. Menurut Riri Riza, hingga Desember 2005, 350.000 orang telah menonton film ini.
Tayang sepanjang 106 menit, film Di Balik 98 berkisah tentang orang yang berjuang menemukan kembali keluarganya saat terjadi tragedi kerusuhan akibat krisis moneter pada1998.
Sementara kakaknya, Salma (Ririn Ekawati) bekerja sebagai staf di kantor kepresidenan. Kakak iparnya, Bagus (Dony Alamsyah) merupakan tentara yang ditugaskan pengamankan demo mahasiswa.
Pemeran Film 1987: When the Days Comes
Kim Yoon-seok sebagai Komisaris Park Cheo-won, seorang pemburu "komunis" yang tidak bermoral dan tanpa ikatan. Ha Jung-woo sebagai Jaksa Choi Hwan, yang menolak untuk tunduk atau diintimidasi oleh korupsi pemerintah.
Yoo Hae-jin sebagai penjaga penjara Han Byung-yong, seorang aktivis demokrasi yang berdedikasi dan berani. Kim Tae-ri sebagai Yeon-hee, keponakannya yang membantunya menyampaikan pesan ketika tidak sibuk dengan kuliah dan bekerja.
Park Hee-soon sebagai Letnan Jo Han Kyung, salah satu dari dua pembunuh kejam yang bersalah di antara LIMA dari mereka. Lee Hee-joon sebagai Reporter Yoon Sang-sam, anjing pemburu ulet yang mengejek pedoman sensor.
Kemudian adegan berganti dengan latar kejaksaan, para oknum aparat meminta surat agar jenazah segera dikremasi dan keterangan penyebab kematian adalah serangan jantung. Jaksa muda Choi yang diperankan oleh Ha Jung-Woo. Jaksa menolak bahkan setelah mendapat tekanan dan intimidasi dari senior bahkan kantor kepresidenan, justru ia mengeluarkan surat perintah outopsi.
Kematian mahasiswa Park Jong-chul ini akan jadi cikal bakal demo besar-besaran menentang rezim otoriter dan mendukung agar korea selatan menjadi negara demokrasi.
Peran Pers, Mahasiswa dan para aktivis kental sekali. Kalian juga kan disajikan bagaimna sikap arogansi kekuasaan dan kasarnya militer. Penculikan, penangkapan, Kekerasan dan suap serta korupsi.
Karena ini berlatar sejarah maka endingnya jelas bisa ditebak, tetapi cara sutradara bertutur melalui sinematografinya sangat memukau sepanjang film yang berdurasi dua jam.
Ngomong-ngomong kalian merasa familair gak dengan cerita besarnya? yup peristiwa serupa pernah terjadi di negeri kita saat Reformasi tahun 1998. Bagaimana masyarakat, pers, mahasiswa dan aktivis memperjuangkan demokrasi di indonesia dengan berbagai konsekuensi.
Kalian pasti tahu sebelum demo besar-besaran tahun 1998 juga diawali peristiwa meninggalkan mahaiswa trisakti yang kemudian menjadi triger aksi yang jauh lebih besar dan terjadi diseluruh indonesia.
Dan kita juga punya film serupa yang diperankan oleh chelsea iskan berjudul "dibalik 1998". Tetapi kalau bicara kualitas film jujur ini jauh lebih bagus.
Nah saran buat sobat campusnesia untuk menonton film ini. Kita bisa belajar tentang aktivisme. Selamat menonton dan sampai jumpa.
The Trial of the Chicago 7 berhasil mengikatkan benang merah relevansi tersebut dalam satu paket sajian audio visual. Namun pada satu titik, paket itu "terlalu rapi" untuk menjadi gambaran sempurna satu pergerakan.
Pada 1968, mereka menggerakkan aksi damai menjelang Konvensi Partai Demokrat di Chicago. Namun, aksi tersebut berujung ricuh. Setahun kemudian, mereka diadili atas dugaan memicu kericuhan dan pelanggaran perbatasan.
Sistem ini berkembang pada medio 1920-an, di mana persidangan hanya menjadi panggung sandiwara, padahal keputusan hakim terhadap para terdakwa sudah bulat. Sidang biasanya digelar terbuka untuk memberikan pelajaran bagi masyarakat.
Dalam film ini, sistem tersebut diterapkan untuk mengintimidasi kaum hippie, aktivis perdamaian, dan gerakan kulit hitam yang menentang Perang Vietnam.
Film yang diproduseri Stephen Spielberg ini bertabur bintang Hollywood. Sacha Baron Cohen akan berperan sebagai salah satu anggota Chicago 7, yaitu aktivis kenamaan Abbie Hoffman.
Sejumlah bintang lainnya juga turut meramaikan The Trial of the Chicago 7, termasuk Joseph Gordon-Levitt yang bakal menjadi jaksa Richard Schultz.
Pemeran
- Mark Ruffalo sebagai Robert Bilott
- Anne Hathaway sebagai Sarah Bilott
- Tim Robbins sebagai Tom Terp
- Bill Camp sebagai Wilbur Tennant
- Victor Garber sebagai Phil Donnelly
- Mare Winningham sebagai Darlene Kiger
- Bill Pullman sebagai Harry Deitzler
- William Jackson Harper sebagai James Ross
- Louisa Krause sebagai Karla
Jalan Cerita (Spoiler)
Suatu hari Robert Billott yang merupakan pengacara muda sedang naik daun di firma hukum Taft didatangi oleh seorang perternak dari Parkersburg Virginia Barat bernama Wilbur Tennant. Ia meminta Robert untuk menjadi pengacaranya. Sang peternak ingin menggugat sebuah pabrik kimia dan peralatan rumah tangga DuPont yang menurutnya menjadi penyebab matinya 190 ekor sapi di peternakannya.
Dengan sedikit drama, Robert akhirnya mendatangi peternakan Tennant, di sana ia mendapati ratusan kuburan sapi di peternakan, ia ditunjukkan bukti perubahan dan rusaknya organ sapi yang teracuni limbah parbik DuPont.
Kasus ini menjadi hal yang tidak mudah bagi Robert karena karir pribadi dan perusahaan tempat ia bekerja yaitu Firma Hukum Taft selama ini adalah firma hukum yang khusus melayani pembelaan Korporat, sedangkan dalam kasus ini ia akan melawan sebuah perusahaan. Setelah menyakinkan Bosnya akhirnya ia diijinkan.
Penelitian dimulai, puluhan vidio hasil rekaman peternak Tenant diamati, begitu pula ratusan dokumen dari perusahaan DuPont dari tahun 70an yang harus dicek satu persatu untuk mencari korelasi fenomena matinya sapi-sapi peternak tenant dengan aktifitas di parbik dupont.
Fakta yang Mengejutkan
Robert akhirnya menemukan beberapa dokumen milik perusahaan DuPont yang "seakan menyembunyikan sesuatu" yaitu bahan kimia yang diberi nama Asam perfluorooktanoat (PFOA atau C-8). Karbon sistesis yang pada masa perang digunakan untuk melapisi Tank agar tahan air. Oleh Dupont bahan kimia ini diaplikasikan pada perlatan rumah tangga yaitu Wajan Teflon, iya wajan teflon anda tidak salah baca dengan tujuan agar makanan yang dimasak tidak lengket serta aplikasi pada barang lain misalnya jas hujan, karpet dll.
Masalahnya, makanan, air dan lingkungan bisa terpapar bahan kimia ini. Dalam adegan mencari fakta Robert menemui seorang ahli kimia, ia bertanya bagaimana jika bahan ini masuk atau tertelah ke dalam tubuh hewan atau manusia, ahli kimia itu menjawab "kamu pasti tidak mau menelanya" karena tidak akan terurai oleh mekanisme tubuh ibarat kita memakan Ban Karet.
Robert akhirnya menemuka titik terang dari fenomena kematian ternak tuang Tennant dengan limbah perusahaan Dupont. Sayangnya satu persatu masyarakat di sekitar pabrik mulai terpapar dan menunjukkan gelaja sakit yang diduga akibat limbah tersebut.
perkembangan signifikan akhirnya terwujud, ribuan orang pekerja dan warga sekitar pabrik mau mengikuti uji darah untuk meneliti dampak limbah pabrik. Proses ini butuh waktu hampir tujun tahun saking banyaknya sampel yang harus di analisis. Penelitian itu membuktikan ribuan orang yang mengikuti tes darah positif kemungkinan menderita beberapa penyakit yang disebabkan limbah misalnya kanker, tiroid dll.
Perjuangan di pengadilan
Sayangnya kasus ini tidak bisa diselesaikan di ranah pidana walau secara dampak sangat mengerikan. Robert dan firma hukumnya akhirnya memilih mendampingi para korban dalam Perdata dan memenangkan kasus ini. Perusaahan DuPont terbukti bersalah dan menyebabkan ribuan orang sakit, dan harus membayar denda jutaan dollar serta menanggung biaya pengobatan korban.
Dejavu dengan Pencemaran Lingkungan di Indonesia
Secara kualitas film ini bagus sekali menurut saya dalam hal sinematografi, yang lebih penting lagi Film Dark Water ini membuat saya merinding mengetahui fakta-fakta yang disajikan. Seketika membawa pikiran saya ke Indonesia.
Bicara pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah industri yang sembarangan kita tahun beberapa kasus besar di Indonesia. Sungai Citarum misalnya dan Sungai Bengawan Solo yang berwarna hitam pekat dengan bau menyengat.
Beberapa waktu yang lalu sempat heboh di twitter akun PDAM di Blora mengeluh akan kualitas air dari bengawan solo yang rusak hingga berwarna hitam pekat dam bau padahal air sungai tersebut selama ini digunakan sebagai bahan baku untuk air PDAM yang dilairkan ke warga.
Belum lagi kasus-kasus lain di luar pulau jawa yang tidak kalah membuat bulu kuduk merinding. So sebagai penutup dari review film ini tentu saja saya merekomendasikan sobat semua untuk menonton apalagi bagi kamu yang bergerak dalam aktivisme lingkungan hidup.
Bagi kita warga biasa, mari mulai peduli terhadap lingkungan langkah paling sederhana bisa dimulai dengan tidak membuang sampah sembarangan, mulai aware pada benda-benda dan makan yang kita gunakan dan konsumsi sehari-hari.
6. Film Spotlight
Kasus ini terungkap tahun 2017 dan setelah melewati penyelidikan dan sidang tertutup, hakim memutuskan hukuman seumur hidup untuk pelaku dan membuka kasus ini ke publik.
Tak tanggung-tanggung beberapa media menyebut peristiwa ini sebagai kasus terbesar dalam sejarah inggris..miris.
Spotlight
Bicara pengungkapan kasus pelecehan seksual saya jadi teringat sebuah film yang berjudul Spotlight yang rilis pada tahun 2015.
Film ini disutradarai oleh McCarthy dan Skenario ditulis oleh Tom McCarthy bersama Josh Singer dibintangi oleh Mark Rufallo, Michael Keaton, Rachel McAdams, Liev Schreiber, John Slattery, Brian, d'Arcy James, Stanley Tucci.
Dibuat berdasar kisah nyata skandal pelecehan seksual oleh para pendeta.
((Spoiler))
Pada tahun 1976, di kantor polisi Boston, dua polisi membahas penangkapan pastur Katolik John Geoghan dalam pelecehan seksual terhadap anak dan adanya monsinyur berpangkat tinggi yang berbicara dengan ibu dari anak tersebut. Seorang asisten jaksa wilayah masuk ke kantor polisi dan mengatakan kepada polisi agar tidak membiarkan pers mengetahui kasus ini. Penangkapan dibatalkan dan pastur dibebaskan.
Pada tahun 2001, The Boston Globe mempekerjakan editor baru, Marty Baron (Liev Schreiber). Marty bertemu dengan Walter "Robby" Robinson (Michael Keaton), editor tim Spotlight dari surat kabar tersebut, sekelompok kecil jurnalis yang membuat artikel investigasi yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk meneliti dan menerbitkan.
Percaya bahwa mereka mengikuti kisah seorang pastur yang beberapa kali dipindahkan, tim Spotlight mulai membongkar pola pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh pastur Katolik di Massachusetts, dan sebuah penutupan yang terus berlanjut oleh Keuskupan Agung Boston. Melalui Phil Saviano (Neal Huff), ketua komunitas korban pelecehan seksual oleh pastur, mereka memperluas pencarian mereka hingga mencapai tiga belas pastur.
Ketika serangan 11 September 2001 terjadi, tim Spotlight terpaksa untuk tidak memprioritaskan ceritanya. Mereka mendapatkan kembali momentum ketika Michael belajar dari Mitchell bahwa ada dokumen yang tersedia untuk umum, yang memastikan bahwa Kardinal Bernard Law sadar akan masalah tersebut dan mengabaikannya. Meskipun Michael berargumen untuk merilis ceritanya segera sebelum banyak korban yang menderita dan surat kabar saingan menerbitkannya, Robby tetap teguh untuk meneliti lebih jauh sehingga masalah yang sistemik ini dapat dipaparkan secara terbuka. Setelah The Boston Globe memenangkan sebuah kasus untuk mendapatkan lebih banyak dokumen legal yang dibuka yang memberi bukti gambaran kasus pelecehan yang lebih besar itu, tim Spotlight akhirnya mulai menulis ceritanya dan berencana untuk mempublikasikan penemuan mereka di awal tahun 2002.
Ketika mereka hendak mencetak, Robby mengaku kepada tim Spotlight bahwa pada tahun 1993, pengacara Eric MacLeish (Billy Crudup) memberikan daftar 20 pastur pedofilia kepadanya, di mana Robby tidak mengikutinya. Namun Marty tetap memuji Robby dan usaha timnya untuk mengungkapkan kejahatan sekarang.
Terakhir, daftar tempat di Amerika Serikat dan di seluruh dunia di mana skandal besar pelecehan seksual oleh pastur ada dan terjadi, dan sebuah pernyataan dibuat bahwa Kardinal Bernard Law mengundurkan diri, tetapi akhirnya ia dipromosikan ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, salah satu gereja terbesar di dunia. (Wikipedia)
Dalam film terungkap betapa tidak mudahnya mengungkan kasus pelecehan seksual ini, selain karena pelaku yang merupakan tokoh agama, kekhawatiran akan menjadi kehebohan di publik serta korban yang enggan melapor karena tekanan psikologis.
Jika kamu suka film drama bertema jurnalisme seperti The Post, Kill The Messenger jangan lewatkan film Spotlight ini.
Film ini berbicara banyak hal, tentang koran Washinton Post yang sedang bersaing dengan New York Time. Masa transisi kepemimpinan ke Katharine Graham dengan terpaksa karena suaminya meninggal akibat kecelakaan.
Tapi bukan itu tema besarnya, yang diangkat adalah isu tentang bocornya dokumen rahasia tingkat tinggi pemerintah Amerika yang menyatakan bahwa keputusan melanjutkan perang dan mengirim tentara terus menerus ke Vietnam adalah tindakan salah.
Awalnya New York Time yang mendapat bocoran dokumen ini, setelah dipublikasikan pemerintah melayangkan gugatan dan dibredel.
The Washinton Post yang merasa ketinggalan dalam hal berita utama tentang dokumen perang vietnam ini akhirnya mendapat narasumber dan salinan dokumen yang sama. Di sinilah drama dimulai.
Dari bagaimana proses memperoleh sumber dan dokumen, proses pemilahan dokumen yang acak agar tersusun menjadi sebuah runutan peristiwa kemudian ancaman Hukum dari pemerintah dan kegalauan pemilik perusahaan ketika ditekan oleh para investor agar membatalkan memuat berita tersebut yang dikhawatirkan akan berdampak terhadap nilai saham perusahaan.
Endingnya menarik bagaimana akhirnya pemilik perusahaan memilih tetap menjunjung nilai kebenaran dan kode etik pers harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan kebenaran walau banyak konsekuensinya.
Di akhir film semacam easter egg yang bisa jadi akan diangkat di film berikutnya, yaitu peristiwa yang tak kalah heboh dalam sejarah Amarika yang disebut Watergate Scandal yang memaksa presiden Nixon mundur kala itu.
Sebenarnya ada film yang nyambung walau digarap oleh sutradara dan PH yang berbeda yang berjudul Mark Felt biografi wakil direktur FBI yang menangani kasus watergate.
Nah buat sobat campusenesia penggemar film drama, yang satu ini pantang dilewatkan. Ada beberapa bonus juga menurut penulis, kita jadi punya gambaran bagaimana industri surat kabar era 1970-an dari sisi teknis dan atmosfirnya.
Semoga bermanfaat sampai jumpa.
Penulis: Nandar
Daftar Upcoming List Film Korea Tahun 2022 Paling Dinanti
Sambil menunggu sunrise tahun baru, kami punya informasi menarim tentang Film korea yang bakal tayang ditahun 2022, semoga tahun baru ini kita bisa kembali ke bioskop dengan nyaman untuk mencari hiburan.
Apa saja? ini dia upcoming Film Korea yang akan tayang di tahun 2022.
1. Film The Policeman's Lineage 2022
Merupakan adaptasi dari novel Jepang "Keikan no Chi" karya Joh Sasaki, film ini digarapan oleh sutradara Lee Kyu Man. The Policeman's Lineage dijadwalkan rilis pada 5 Januari 2022. Film berdurasi 119 menit ini diditribusikan oleh Acemaker Movie Work
Park Gang Yoon (Cho Jin Woong) adalah kepala tim investigasi yang menangani kejahatan serius. Timnya memiliki catatan penangkapan yang tak tertandingi. Park Gang Yoon memprioritaskan melakukan penangkapan. Untuk itu, dia tidak keberatan menggunakan cara ilegal untuk mendapatkan informasi.
Choi Min Jae (Choi Woo Sik) adalah seorang perwira polisi pemula. Dia adalah orang yang berprinsip.
Untuk mendapatkan dokumen rahasia tentang almarhum ayahnya, ia menerima misi untuk memantau Park Gang Yoon dan mengumpulkan informasi tentang urusan korupsinya. Dia kemudian bergabung dengan tim Park Gang Yoon.
Trailer Film Korea The Policeman's Lineage
Dijadwalkan juga akan rilis pada 5 Januari 2022, Special Cargo diproduksi oleh sutradara sekaligus penulis naskah Park Dae Min (Seondal: The Man Who Sells the River, 2016). Film bergenre kriminal aksi ini akan diditribusikan oleh Next Entertainment World.
Eun Ha (Park So Dam) adalah sopir khusus untuk pengiriman. Dia memberikan apa pun atau siapa pun dengan harga yang tepat. Tingkat keberhasilannya adalah 100%, tetapi dia terlibat dalam kecelakaan pengiriman yang tidak terduga.
Trailer Film Korea Special Cargo
3. Film The Pirates 2: Goblin Flag
Dijadwalkan rilis pada Januari 2022, film yang merupakan sequel dari The Pirates 1 (2014) ini digarap oleh penulis naskah yang sama yaitu Chun Sung Il (L.U.C.A The Begining, A Millionaire On The Run,) dengan sutradara yang berbeda, yaitu Kim Jung Hoon (The Accidental Detective dan Petty Romance).
Sebuah pencarian terjadi di atas lautan untuk menemukan harta karun yang hilang dari keluarga kerajaan Goryeo, yang menghilang tanpa jejak.
Woo Moo Chi (Kang Ha Neul) pernah menjadi pemimpin sekelompok bandit, tapi dia sekarang tinggal di kapal bajak laut dengan tangan kanannya Kang Seob (Kim Sung Oh). Hae Rang (Han Hyo Joo) adalah pemimpin bajak laut di kapal bajak laut. Dia memiliki Mak Yi (Lee Kwang Soo), So Nyeo (Chae Soo Bin) dan Han Goong (Sehun) dan Akwi (Park Ji Hwan).
Para perompak menemukan diri mereka melawan Bu Heung Soo (Kwon Sang Woo) untuk memulihkan harta yang hilang.
Trailer Film Korea The Pirates 2: Goblin Flag
Pada Minggu 7 November 2021, Trailer sekuel dari film The Outlawas yang dimainkan oleh Ma Dong Seok telah dirilis.
The Outlaws 2 merupakan sekuel The Outlaws yang rilis pada 2017 selain Ma Dong Seok ada pula Yoon Kye Sang yang berperan sebagai polisi dan mafia.
Ma Dong Seok akan mengulangi perannya sebagai Ma Seok Do, dan dia akan bergabung dengan lawan mainnya Choi Gwi Hwa, Heo Dong Won, Ha Jun, dan Park Ji Hwan.
Dijadwalkan rilis pada Mei 2022, film ini digarap oleh sutradara Kim Kyoung Won yang sebelumnya menyutradarai film The Artist: Reborn (2017).
Getleman mengisahkan Ji Hyun Soo (Ju Ji Hoon), seorang pemilik agen detektif swasta, yang dijebak karena pembunuhan. Dia mencoba untuk membersihkan dirinya dari tuduhan palsu. Lebih buruk lagi, dia terlibat dalam kasus besar. Ji Hyun Soo bekerja sama dengan Jaksa Kim Hwa Jin (Choi Sung Eun) untuk membersihkan namanya.
6. Film Yaksha Ruthless Operations
13. Film Korea 2022 The Girl on a Bulldozer
Itu tadi sobat Campusnesia, info seputar Daftar Upcoming Film Korea Tahun 2022 Paling Dinanti. Untuk daftar film lainnya akan segera kami tambahkan, nantikan updatenya jadi jangan lupa pantengin terus Campusnesia.co.id terutama halaman Entertainmenntya.
Penulis:
Ika Shintya