Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UDINUS Gelar Kampanye “Jaga Jari, Jaga Diri” di SMA N 15 Semarang

0


Campusnesia.co.id - Semarang, 20 November 2024 - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) sukses menyelenggarakan kampanye  “Jaga Jari, Jaga Diri” di SMA N 15 Semarang. Kegiatan ini mengusung tema jejak digital dan etika bermedia sosial, bertujuan untuk mengedukasi pelajar agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

Acara yang berlangsung pada Rabu, 20 November 2024 ini diikuti oleh 55 siswa kelas 11. Sebagai pembicara utama, kampanye menghadirkan dosen berpengalaman dari UDINUS, Ibu Arni Ernawati, S.Sn., M.Med.Kom. Dalam seminar ini, pelajar diajak untuk memahami pentingnya menjaga jejak digital dengan berhati-hati dalam berkomentar, memposting, maupun mengunggah konten di media sosial.

Seminar ini berlangsung interaktif dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti cerdas cermat dan sesi tanya jawab. Antusiasme para siswa terlihat dari partisipasi aktif mereka selama acara. Wakil Kepala Sekolah SMA N 15 Semarang, Mulyadi Wibowo, S.Pd., turut mengapresiasi kegiatan ini. “Seminar ini sangat relevan dengan kehidupan saat ini yang erat kaitannya dengan teknologi dan media sosial. Kita harus berhati-hati dalam bertindak di dunia digital, dan acara ini membantu siswa memahami hal tersebut,” ujarnya.


Salah satu peserta, Raya, juga menyampaikan kesannya setelah mengikuti seminar. “Menurut saya, sosialisasinya sangat baik karena memberikan informasi yang bermanfaat agar kami dapat lebih cerdas bermedia sosial di masa depan,” ungkapnya.

Melalui kampanye “Jaga Jari, Jaga Diri”, mahasiswa Ilmu Komunikasi UDINUS berharap dapat memberikan dampak positif dan menanamkan nilai-nilai etika bermedia sosial di kalangan pelajar. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa UDINUS dalam mendukung literasi digital di lingkungan sekolah.



Editor:
Achmad Munandar

Komunitas Pemuda Weron People Pasang Banner Waspadai Penyebaran DBD Di Dukuh Weron Tegalharjo Pati

0


Campusnesia.co.idPati, 22 November 2024. Komunitas Pemuda “Weron People” Dukuh Weron Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati memasang banner sosialisasi pencegahan penyebaran nyamuk Demam Berdarah Dengue.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat sore waktu setempat dan selesai menjelang magrib. Sebanyak tiga buah banner berisi ajakan mencegah Demam Berdarah Dengue dipasang di tiga titik strategis yang dilewati warga dengan harapan banyak yang melihat dan melaksanakannya.

Mengutip laman berita rri.co.id (Edisi 15 November 2024). Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati dr Aviani Tritanti Venusia menyebut ada 566 kasus DBD di wilayahnya, 4 penderita di antaranya meninggal dunia. Wabah ini lebih banyak menjangkit anak-anak berusia 7 hingga 13 tahun.

“Kasus tertinggi tercatat di Kecamatan Margoyoso dengan 80 kasus, menyusul Kecamatan  Trangkil 67 kasus, dan Kecamatan Tayu 46 kasus. Kasus DBD tahun ini meningkat dibanding 2023  yang hanya 424 kasus,” katanya.

Dengan latar belakang tersebut Komunitas Pemuda Weron People melakukan kegiatan bakti sosial berupa pemasangan banner pencegahan penyebaran DBD di Dukuh Weron.


“Banner yang kami pasang berisi anjuran untuk mewaspadai penyebaran DBD karena sudah masuk musim penghujan, di dalamnya ada tips 3M Plus, yaitu menguras bak penampungan air, menutup rapat dan mengubur barang bekas yang bisa dijadikan tempat berkembang biak nyamuk. Selain itu juga agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, menabur bubuk abate, menggunakan obat nyamuk atau kelambu jika perlu, memelihara ikan pemakan jentik dan menutup tempat pakaian kotor. Memang terdengar sepele namun sangat penting dalam upaya bersama mencegah penyebaran DBD di Dukuh Weron” jelas Paminto Ketua Komunitas Pemuda Weron People saat dihubungi wartawan.


Sementara itu bidang Sarana Prasarana Komunitas Weron People Puji Pramono juga menjelaskan disamping pemasangan banner sebagai bentuk pengingat dan menumbuhkan kewaspadaan, mereka juga akan mendorong terlaksananya kerja bakti membersihkan lingkungan dan selokan di setiap RT di Dukuh Weron, “Kita usahakan Dukuh Weron sebisa mungkin tidak ada kasus DBD tahun ini, kalau perlu akan kami usahakan untuk melakukan foging seperti tahun 2023 lalu agar lingkungan benar-benar bebas dari nyamuk aedes aegypti” tuturnya.



Penulis:
Achmad Munandar

Perancangan Ulang Kios Pasar Krempyeng

0


Campusnesia.co.id - Sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro, Muhammad Pasha Putra Perdana dari program studi Arsitektur dibawah bimbingan Ir. Bambang Sulistyanto, M. Agr. Sc., Ph.D., IPU. Program yang dilaksanakan adalah merancang ulang kios Pasar Krempyeng, sebuah proyek yang dirancang untuk mengoptimalkan fungsi pasar sekaligus menghadirkan solusi desain yang kontekstual dan berkelanjutan.  

Pasar Krempyeng memiliki peran vital dalam mendukung perekonomian desa, namun kondisi kios yang ada saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara maksimal. Penataan ruang yang kurang efisien, minimnya daya tarik visual menjadi tantangan utama yang harus diselesaikan. Dengan pendekatan arsitektur berbasis kearifan lokal, saya merancang ulang kios ini menggunakan bambu sebagai material utama, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mencerminkan karakter lokal Desa Pakintelan.  


Proses Perancangan 
Proses desain dimulai dengan analisis tapak dan konteks lingkungan. Dilakukan studi mendalam terhadap pola sirkulasi pedagang dan pengunjung, alur logistik barang, serta potensi iklim lokal untuk mengintegrasikan elemen desain pasif seperti ventilasi alami dan pencahayaan yang optimal. Data ini kemudian diolah menjadi dasar perancangan yang berorientasi pada efisiensi ruang, kenyamanan termal, dan keberlanjutan material. 


Landasan desain yang dikembangkan meliputi tiga prinsip utama:  

1. Fungsionalitas  
Desain kios dirancang untuk memaksimalkan ruang yang tersedia tanpa mengorbankan fleksibilitas penggunaan. Tata letak modular diterapkan agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan pedagang, baik skala kecil maupun menengah.  

2. Keberlanjutan 
Penggunaan bambu sebagai material utama tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga memperkuat aspek sosial ekonomi masyarakat lokal. Bambu yang mudah diakses dan diolah di sekitar desa memungkinkan desain ini untuk diimplementasikan secara mandiri oleh warga setempat.  

3. Estetika Kontekstual 
Struktur kios didesain dengan mempertimbangkan harmoni visual dengan lanskap desa. Elemen seperti bentuk atap tradisional dan detail sambungan bambu menonjolkan identitas lokal, menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga bernilai estetis.  



Hasil Akhir  
Program ini menghasilkan gambar kerja lengkap dan visualisasi 3D yang dapat digunakan sebagai acuan teknis untuk proses konstruksi. Desain ini dirancang agar dapat direplikasi secara modular dan efisien, dengan pertimbangan aspek teknis seperti konstruksi sederhana, stabilitas struktural, dan daya tahan material bambu.



Editor:
Achmad Munandar

Kenalan dengan Pixellab, Aplikasi Desain Logo Tema Sound Horeg

0


Campusnesia.co.id - Bagi sobat pembaca yang sering melihat pertunjukkan sound horeg baik live maupun di aplikasi youtube, pasti sering melihat logo-logo sound horeg yang bisa dibilang memiliki ciri khas yang sangat unik sekaligus familiar antara logo satu dengan yang lainnya.

Tren logo sound horeg ini tidak hanya di antara pemilik dan pecinta sound dengan suara menggelegar saja. Tren logo ini melebar hingga bidang lain mulai dari nama grup orkes dangdut, usaha sound sistem bahkan bidang-bidang lain di luar dunia yang berkaitan dengan musik dan event.

Tak jarang dijumpai juga logo-logo komunitas pemuda menggunakan tren logo yang sama biasanya dicetak di kaos untuk kegiatan takbir kelilingm karnaval hingga saat menggelar acara dangdutan.


Bagi yang penasaran tren logo ini dibuat dengan apa, jawabannya bukan potoshop, coreldraw atau canva melainkan sebuah aplikasi mobile untuk desain dan editing text bernama Pixellab.

Aplikasi Pixellab merupakan aplikasi yang dapat digunakan dalam pembuatan logo yang berbasis android.

Pixellab bisa diunduh di Google Play Store dan tersedia gratis, namun untuk menggunakan fitur-fitur premium pengguna harus berlangganan seperti Canva.

Dengan editor foto Pixel Lab, pengguna bisa menambahkan teks bergaya, teks 3d, bentuk, stiker, dan menggambar di atas gambar sobatnda tidak pernah semudah ini. Dengan antarmuka yang sederhana dan bersih yang memungkinkan sobat fokus pada apa pun yang sobat lakukan, berbagai pilihan preset, font, stiker, latar belakang, lebih dari 60 opsi unik yang dapat sobat sesuaikan dan tentu saja imajinasi sobat, sobat akan dapat buat grafik yang memukau dan kagumi teman sobat langsung dari ponsel atau tablet sobat.

Link download aplikasi Pixellab di sini

Selain untuk kebutuhan sendiri, dengan aplikasi Pixellab sobat bisa membuka jasa pembuatan desain logo, di desa saya untuk satu logo bisa dikenai harga dari Rp20.000 hingga Rp40.000 dan bisa lebih mahal untuk tema yang lebih rumit.

Jadi bagaimana sudah terjawab rasa penasarannya tentang aplikasi apa yang digunakan untuk membuat logo tema sound horeg kan?

Semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Nandar

Mahasiswa KKN Undip Dukung Pengembangan Desa Wisata Agroekokultural di Dusun Sironjang

0
 


Campusnesia.co.idPada bulan Oktober 2024, sebanyak sebelas mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik bertajuk “Pengembangan Desa Wisata Agroekokultural” di Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Program ini berlangsung selama 35 hari yang berada di bawah bimbingan dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian, Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU. Para peserta berasal dari berbagai jurusan, di antaranya Perencanaan Wilayah dan Kota, Peternakan, Hukum, Sastra Inggris, Arsitektur, dan Manajemen.  

Selaras dengan tema yang diusung, para mahasiswa menjalankan berbagai program yang bertujuan untuk mendukung pengembangan Dusun Sironjang sebagai desa wisata. Kegiatan utama meliputi pembangunan kios tradisional untuk Pasar Krempyeng, penanaman tanaman khas di lokasi-lokasi ikonik, serta revitalisasi Taman Toga (Tanaman Obat Keluarga).  


Pembangunan Kios Pasar Krempyeng
Salah satu program unggulan KKN ini adalah pembangunan kios untuk mendukung aktivitas Pasar Krempyeng, sebuah pasar tradisional yang hanya diadakan pada hari Minggu Legi dan Minggu Kliwon sesuai penanggalan Jawa. Pasar ini merupakan gagasan paguyuban setempat yang memanfaatkan lahan kosong dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. 
 
Kios yang dibangun dirancang dengan mempertahankan nuansa tradisional, menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu untuk menciptakan kesan yang selaras dengan budaya lokal. Dengan adanya kios ini, diharapkan Pasar Krempyeng dapat menjadi daya tarik wisata sekaligus menjaga kelestarian budaya tradisional Dusun Sironjang.  



Penghijauan di Lokasi Ikonik Dusun Sironjang
Program penghijauan dilaksanakan di beberapa lokasi ikonik, salah satunya adalah Sendang Curug Sari. Sendang ini dahulu merupakan sumber mata air penting bagi warga dengan air yang jernih dan lingkungan yang asri. Untuk mengembalikan keindahannya, mahasiswa menanam tanaman Ceplok Piring atau Kacapiring Wangi di sekitar sendang. Penanaman ini bertujuan mencegah erosi tanah sekaligus mempercantik kawasan.  

Selain itu, tanaman Ceplok Piring juga ditanam di sepanjang jalan menuju Dusun Sironjang sebagai bagian dari upaya mewujudkan desa hijau. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata sekaligus memberikan manfaat ekologis bagi lingkungan sekitar.  


Revitalisasi Taman Toga
Dusun Sironjang memiliki Taman Toga, hasil swadaya warga RT 01 dan RT 02, yang sebelumnya berisi tanaman obat, sayuran, dan buah-buahan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, seiring waktu, taman ini kurang terawat. Mahasiswa KKN mengambil langkah untuk merevitalisasi taman ini dengan membersihkan area dan menanam berbagai jenis tanaman seperti jahe, temulawak, teh Afrika, serta sayuran seperti selada, daun bawang, dan seledri.  

Revitalisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung kepada warga, baik sebagai sumber bahan pangan maupun untuk keperluan kesehatan, sehingga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.  


Harapan dan Dampak Kegiatan
Melalui rangkaian program tersebut, mahasiswa KKN Undip berharap Dusun Sironjang dapat semakin dikenal sebagai desa wisata yang mengintegrasikan aspek agroekokultural dengan pelestarian budaya tradisional. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan.  

Inisiatif ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi warga Dusun Sironjang, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah untuk pengabdian kepada masyarakat.  



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa IISMA Memperkenalkan Budaya Seni, Makanan, dan Permainan Terkenal Indonesia kepada Siswa-Siswi University of Western Australia

0


Campusnesia.co.id - Perth, Australia - IISMA atau Indonesian International Student Mobility Awards merupakan program beasiswa dari Kemendikbud yang membuka kesempatan pertukaran mahasiswa ke luar negeri selama satu semester. Penerima IISMA melaksanakan pertukaran selama lima bulan dengan rentang waktu yang disesuaikan dengan masing-masing kurikulum kampus.

Terdapat 30 negara dan 150 universitas yang dapat dipilih oleh peserta baik sarjana maupun vokasi. Penulis sendiri, Fiolina Salsabila Maharani, mahasiswa FIB UNDIP angkatan 2021, mendapatkan kesempatan untuk belajar di The University of Western Australia (UWA), Perth, Australia, selama lima bulan dimulai dari tanggal 12 Juli sampai 12 November 2024.

Diawali dengan penugasan wajib yang diberikan oleh IISMA sendiri, mahasiswa IISMA UWA menyelenggarakan Culturise: Savour, Stitch, and Stage di tanggal 20 September 2023, yaitu acara budaya besar yang berkolaborasi dan disponsori oleh Kantor Urusan Internasional dari host university, UWA GLO (University of Western Australia’s Global Learning Office). Mahasiswa diberi bantuan pendanaan sebagai pembantu penyelenggaraan acara.  Culturise bertujuan untuk menyebarluaskan budaya Indonesia dari tiga segi: makanan (Savour), seni (Stitch) dan permainan/pertunjukan (Stage). Dikarenakan masih ada budaya Indonesia yang kurang diketahui oleh masyarakat luar negeri, awardee IISMA UWA menginginkan untuk memberi warga luar negeri kesempatan untuk merasakan budaya nasional. Acara ini didatangi oleh 315 pendatang internasional; sekitar 200 lebih banyak dari ekspektasi awal. 

Acara dibagikan tiga seksi, Exhibition dalam bentuk mading untuk menampilkan jenis-jenis karya seni Indonesia disertai penjelasan tertulis dalam bahasa Inggris, kemudian seksi Games yang terdapat kumpulan permainan nasional yang dapat dimainkan oleh para peserta, dan seksi Food atau Buffet yang dibagikan kepada seluruh peserta. Makanan sendiri dibagi menjadi dua jenis: makanan berat (nasi kotak rendang dengan sayur singkong, ayam cabe ijo dengan sayur urap, dan kari tahu dengan sayur singkong) dan makanan ringan (tahu isi, dadar gulung, kue lumpur, perkedel jagung), serta minuman (Nutrisari, bandrek, dan bajigur). Makanan berat diputuskan untuk menjadi salah satu hadiah untuk pemenang permainan untuk memberi motivasi kepada pendatang. Selain makanan berat, terdapat souvenir berbentuk dompet dan kipas bermotif batik yang diberikan sebagai hadiah.

Acara diawali dengan sambutan hangat dari MC serta dari perwakilan siswa IISMA UWA dan dilanjutkan dengan sesi makan-makan camilan. Selagi makan, pendatang dihimbau untuk berpartisipasi dalam lomba permainan tradisional seperti lomba makan kerupuk, memasuki pensil ke dalam botol, dan membawa bola kelereng menggunakan sendok kayu. Bila mereka menang, pemenang akan mendapatkan nasi kotak lengkap sebagai hadiah. Sementara acara berlangsung, seksi Exhibition menyelenggarakan kuis kecil melalui website Kahoot tentang topik yang telah ditampilkan di mading, yaitu meliputi sejarah batik, makanan Indonesia, serta sejarah seni pertunjukan nasional. Kuis dilakukan hanya sekali setiap 30 menit, dan pemenang diberi hadiah gantungan figurin makanan-makanan tradisional. 

Di beberapa titik keberlangsungan acara, diselenggarakan dua kali tarian Maumere yang dilakukan bersama-sama. Saat ini, baik panitia yang bertugas maupun sub-acara diberhentikan sementara agar tarian tersebut dapat meramaikan dan menambah keseruan. Orang WNI maupun WNA bergabung dan melaksanakan tarian tersebut secara bersama. 


Salah satu pendatang, James Skelton, membagikan kesan dan pesannya terhadap acara Culturise: Savour, Stitch, and Stage: “"When I first arrived, I was amazed by the atmosphere that it had created. Everyone was laughing and dancing, and the IISMA students were so approachable - they took me through all of the different stalls and were able to answer all of the questions I had. I really enjoyed Culturise and would 100% go again. 10/10," Sangat diharapkan bahwa acara ini dapat meninggalkan kesan yang penuh arti serta kesan pertama yang bagus tentang Indonesia bagi pendatang internasional. Mahasiswa IISMA UWA bersyukur telah mendapat kesempatan untuk mengharumkan nama Indonesia ke warga Perth, Australia Barat.



Penulis:
Fiolina Salsabila Maharani

Editor:
Achmad Munandar

Doom Spending Didukung Perkembangan Financial Technology: Mungkinkah Ekonomi Keriting?

0



Campusnesia.co.id - Melepas stres dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melakukan hobi, mencoba hal-hal baru, berekreasi, berbelanja atau sekedar berjalan-jalan. Cara untuk melepas stres dengan berbelanja umum terjadi. Namun, kurangnya kontrol diri dapat mengakibatkan terjerumusnya seseorang ke perilaku yang berlebihan. Doom spending atau perilaku impulsif dalam pembelian sesuatu di masa ketidakpastian, tak memikirkan fungsi dan tujuan barang tersebut dibeli. Hal ini mengacu kepada perilaku seseorang yang rela menghabiskan hartanya untuk kemewahan. Bahkan, hanya sekadar untuk mengisi konten media sosialnya. Rasa cemas dan takut ketinggalan sesuatu (FOMO) merupakan pemicu perilaku ini. Berbelanja memang dapat membantu meredakan stres dan menjadikan diri bahagia, tetapi jika berlebihan justru dapat menimbulkan stres lainnya berupa masalah finansial. 

Media sosial memberikan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Mengapa demikian? Mudahnya penyebaran informasi dan peran sosok influencer dapat membuat pengguna media sosial cenderung mengikuti dan setuju akan hal yang beredar. Termasuk gaya hidup influencer kesukaannya. Hal ini tentu dapat memicu seseorang berbelanja lebih banyak untuk mengikuti gengsinya, terlebih ketika merasa cemas. Selanjutnya, kemudahan financial technology mendukung seseorang melakukan doom spending. Layanan pembayaran digital dan e-wallet membuat proses pembayaran menjadi lebih cepat dan nyaman. Dengan demikian, makin sulit seseorang untuk mengontrol diri dalam berbelanja. Terutama, apabila mereka benar-benar cemas dan terburu-buru untuk mengikuti tren media sosial.

Tren di media sosial terus menerus berganti dalam waktu singkat. Sebagai contoh, boneka labubu, fast-fashion, makanan viral, cokelat dubai, gawai, dan lain sebagainya. Melihat orang lain mengunggahnya, membuat pengguna lain menjadi ingin memiliki hal tersebut karena mereka takut kehilangan momen dan ketinggalan tren. Mereka cemas akan kemungkinan lonjakan harga atau supply yang menipis, padahal sebenarnya barang tersebut tidak diperlukan sama sekali. Terlebih apabila terkena influence dari tokoh publik. Perasaan takut tertinggal itu disebut fear of missing out (FOMO), tentunya kondisi ini merugikan apalagi jika FOMO ke hal-hal yang tidak bermanfaat. Selain menghabiskan waktu, tenaga dan harta pun dapat ikut terkuras. Selanjutnya, perilaku ini dapat merugikan diri.

Dalam konteks doom spending, FOMO mempengaruhi daya beli seseorang. Namun, apa yang terjadi jika seseorang ingin terus menerus mengikuti tren karena FOMO dan di sisi lain ia sedang kesulitan secara finansial? Akibat pengaruh dari perilaku FOMO, tidak menutup kemungkinan seseorang akan menggunakan sistem cicilan, bahkan mengambil pinjaman online. Di sini lah doom spending menimbulkan dampak yang mengerikan. Perkembangan financial technology yang tidak digunakan secara tepat menimbulkan efek domino bagi penggunanya. Pengambilan pinjaman online umumnya memiliki bunga yang dapat dikatakan tinggi. Ketika seseorang tidak mampu membayar pinjaman tepat waktu, bunga akan terus bertambah, alhasil total utang semakin membengkak. Tak jarang mereka juga mengalami tekanan mental akibat utang yang dimiliki. Apa yang terjadi setelahnya? Tekanan ini mengakibatkan siklus doom spending terus berulang tiada henti. Tekanan mental menjadikan pengidapnya mencari sesuatu untuk meredakan stres. Nah, yang terjadi doom spending akan kembali terulang dan tentunya pengeluaran membengkak. 

Financial technology (fintech) berkembang seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi oleh pengguna teknologi informasi tuntutan hidup yang serba cepat. Dengan Fintech, permasalahan dalam transaksi jual-beli dan pembayaran seperti tidak sempat mencari barang ke tempat perbelanjaan, ke bank/ATM untuk mentransfer dana, keengganan mengunjungi suatu tempat karena pelayanan yang kurang menyenangkan dapat diminimalkan (Murdinar, H., Zidny, M., 2023). Perkembangan financial technology yang menawarkan kemudahan bagi manusia justru dapat menjerumuskan mereka pada jurang kehancuran ekonomi. Kini proses transaksi tidak hanya secara konvensional, tetapi berkembang ke digital. Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi digital banking telah meningkat pada awal Januari 2024 dibanding tahun sebelumnya. Nominal transaksi uang elektronik (UE) meningkat 41,70% (year on year/yoy) menjadi Rp253,39 triliun. 

Salah satu sistem transaksi digital yaitu Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disebut QRIS. Bagaimana QRIS dapat mempengaruhi kuantitas seseorang melakukan doom spending? QRIS memberikan kemudahan dalam transaksi baik secara daring maupun luring, cukup dengan memindai barcode yang disediakan, memasukan PIN dan transaksi selesai. Tak terasa berapa transaksi yang dilakukan, nominal yang dikeluarkan dan sisa saldo yang ada. Sebenarnya, kita dapat mengontrol hal ini melalui riwayat transaksi pada aplikasi keuangan yang digunakan. Namun, kepraktisan dari QRIS menjadikan seseorang sulit untuk mengontrol diri. Banyak sekali penawaran berupa cashback atau diskon yang mengakibatkan pengeluaran lebih dari yang diperkiraan, kembali lagi ke doom spending, adanya penawaran dan kepraktisan ini menimbulkan perilaku impulsif dalam berbelanja. Penawaran yang mendorong seseorang membuat keputusan agar tidak kehilangan kesempatan dan akhirnya membeli produk tersebut tanpa pikir panjang.

Kurangnya kemampuan untuk berpikir jangka panjang mengakibatkan kerugian bagi individu. Dampak dari segi ekonomi yaitu ketidakstabilan keuangan seperti timbulnya utang yang sulit dicicil tagihannya sehingga bunganya semakin tinggi. Ketika belanja secara impulsif, tabungan untuk masa mendatang terabaikan. Rancangan keuangan pun menjadi tidak teratur. Lantas, apa yang dimiliki untuk masa depan?

Dampak dari sisi psikologis akan membuntuti. Kecemasan akibat pengeluaran yang membengkak menimbulkan stres. Selain itu, akan muncul rasa bersalah setelah menyadari bahwa mereka telah melakukan transaksi yang tidak diperlukan. Merasa boros dan salah dalam mengambil keputusan. Perasaan bersalah yang terus menerus menjadikan individu semakin stres dan mengganggu kesehatan mental. 

Penggunaan sosial media serta pemanfaatan dari fintech perlu adanya kontrol dari individu. Perkembangan fintech sebenarnya sangat memudahkan manusia dalam bertransaksi. Inovasi yang ada dapat menghemat waktu, mengefisienkan pekerjaan dan memudahkan transaksi di berbagai tempat. Adanya adopsi solusi fintech yang lebih baik dan perilaku konsumen yang lebih bertanggung jawab, diharapkan ekonomi menjadi lebih baik. Pengeluaran yang terencana dan terukur untuk mengurangi risiko krisis ekonomi akibat pengeluaran yang tidak terkendali. Doom spending diharapkan dapat berkurang dengan perencanaan keuangan dan tanggung jawab pribadi akan perekonomian masing-masing. 



Penulis:
Sanny Tazkiyah Fastabiqul Husna
Lahir di Boyolali, 09 Maret 2007. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret pada Program Studi Informatika. 
Instagram: @tazkiyahfh

Daftar 9 Aplikasi untuk Belajar Bahasa Jepang dan Huruf Kanji

0


Campusnesia.co.id - Di era globalisasi ini menguasai lebih dari dua bahasa adalah hal yang wajib, pertama tentu saja bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang akan memudahkan kita berkomunikasi di daerah mana saja di Indonesia. Kedua yaitu bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang akan memudahkan kita berkomunikasi dengan warga negara mana saja.

Berikutnya penting untuk menguasai satu lagi bahasa negara lain, misalnya Jepang. Sebagaimana kita tahu dalam banyak aspek negara jepang lebih unggul dari negara kita, misalnya teknologi, industri, hiburan, transportasi dan pendidikan.

Saat ini jepang jadi salah satu tujuan paling poluler untuk wisata, belajar dan bekerja karena upahnya jauh lebih tinggi ketimbang di tanah air. Bahkan untuk pekerjaan merawat tanaman di kebun, negara Jepang memberikan upah yang besar bagi pekerjanya, maka tak heran banyak warga Indonesia yang ingin bekerja di sana bahkan hanya dengan berbekal pendidikan SMA, SMK dan sederajat.

Tapi sebelum memutuskan untuk bekerja di Jepang, salah satu hal yang sobat wajib pelajari dan siapkan adalah kemampuan berbahasa Jepang. Solusinya bisa belajar lewat LPK atau Lembaga Pelatihan Kerja atau bisa juga mandiri dengan menggunakan beragam aplikasi yang kini sudah tersedia dan bisa diinstall di handphone masing-masing.

Apa saja? ini dia daftarnya:


1. Anki
Anki is a free and open-source flashcard program. It uses techniques from cognitive science such as active recall testing and spaced repetition to aid the user in memorization. The name comes from the Japanese word for "memorization".


2. Imiwa?
is an online, multilingual Japanese dictionary which offers an intuitive search function with 170,000+ Japanese entries and the corresponding.


3. Italki
italki is an online language learning platform which connects language learners and teachers through video chat. The site allows students to find online teachers for 1-on-1 tutoring, and teachers to earn money as freelance tutors. italki is headquartered in Hong Kong, China.


4. JapanesePod101 
JapanesePod101  offers over 10,000 hours of videos and podcast lessons to teach you to speak Japanese. You will find grammar lessons, cultural lessons.


5. Memrise
Memrise is a British language platform that uses spaced repetition of flashcards to increase the rate of learning. It is based in London, UK. Memrise offers user-generated content on a wide range of other subjects.


6. LingoDeer 
LingoDeer will have you speaking Japanese and raising your fluency level from day one. It follows a fun building-block approach that feels more like a game.


7. Human Japanese
Human Japanese was created by a small dedicated team, and it shows. The app is extremely thorough, with explanations for just about everything every step.


8. Obenkyo
Obenkyo is the app to completely master Japanese characters and basic vocabulary. With drawing recognition and flashcards, you can repeatedly.


9. Duolingo
An all-round app for learning the basics of foreign languages, Duolingo has become hugely popular in the past few years. Learners of Japanese.




Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Daftar 9 Aplikasi untuk Belajar Bahasa Jepang dan Huruf Kanji, semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Nandar

FAI Unisvet Bekali Mahasiswa dengan Pelatihan Leadership dan Keorganisasian

0



Campusnesia.co.idFakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ivet (Unisvet) Semarang mengadakan Workshop bertema Leadership dan Wawasan Berorganisasi pada Sabtu, 09 November 2024 yang bertempat di Bukit Alam Bandungan Kab. Semarang.

Pada acara ini dihadiri oleh Siti Maemunah M.S.I Dekan FAI, Raditya Ahmad Rifandi, S.Kel., M.Ling Ketua Unit Prestasi dan Ormawa Universitas Ivet, para Dosen FAI dan mahasiswa  Prodi Pendidikan Agama Islam serta mahasiswa Prodi Pendidikan Guru  Madrasah Ibtidaiyah di di lingkungan FAI.

Dewi Julia selaku panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan tenteng organisasi mahasiswa di Fakultas Agama Islam.

Pada saat memberikan sambutan, Siti Maemunah berpesan agar mahasiswa tidak hanya aktif dalam kegiatan akademik tetapi juga aktif dalam kegiatan non akademik dan kemahasiswaan di kampus.

"Mahasiswa adalah jenjang siswa yang tertinggi. Maka harus memiliki bekal skil yg mumpuni utk siap terjun ke masyarakat, jadi ketika diminta untuk memimpin diskusi, menjadi MC dan tugas lainnya sebagainya harus siap. Manfaatkan kegiatan ini dengan baik dan gali potensi kalian sebaik-baiknya." Tambah Dekan FAI.

Raditya Ahmad Rifandi Dosen Prodi Ilmu Lingkungan menyampaikan agar mahasiswa memiliki motivasi dan mengikuti berbagai perlombaan dan aktif di kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa.

Selian itu, beliau juga menginformasikan kampus siap memfasilitasi pendampingan dan pelatihan sesuai dengan bakat dan minat mahasiswa.

Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan pemaparan materi Organisasi dan Kepemimpinan, Teknik Publik Speaking, dan Peran Mahasiswa dalam pengembangan mahasiswa.[Adm/akls]

Rekomendasi 5 Aplikasi Terbaik Untuk Belajar Bahasa Korea dan Huruf Hangul Bagi Pemula

0



Campusnesia.co.id – Budaya Korea saat ini sangat mendominasi segala bidang di Indonesia dari mulai industri musik, drama Korea, kecantikan, makanan, hingga gaya berpakaian.

Bagi para penggemar drama, mempelajari Bahasa Korea adalah suatu hal yang harus dilakukan agar bisa memahami alur cerita yang ditampilkan.

Untuk kamu para pemula yang ingin belajar Bahasa Korea hingga fasih seperti native speaker, 5 aplikasi berikut akan sangat membantu.

Berikut adalah rekomendasi 5 aplikasi terbaik untuk belajar Bahasa Korea hingga fasih yang kami kutip dari fluentu.com sangat cocok untuk pemula.


1. Duolingo
Duolingo merupakan platform online untuk belajar Bahasa terbesar dengan lebih dari 30 bahasa termasuk Bahasa Korea.

Aplikasi ini sangat cocok bagi pemula karena tampilannya yang tidak membosankan, layaknya bermain game, dan penuh dengan gambar-gambar menarik.

Cara kerja aplikasi Duolingo yang seperti game inilah yang terus memacu kita untuk meningkatkan kemampuan belajar Bahasa kita.

Belajar Bahasa Korea bagi pemula menjadi sangat mudah karena proses pembelajarannya runtut dari mulai pengenalan alfabet Korea, vocabulary, hingga struktur kalimat.

Pembelajaran di Duolingo didasarkan pada cara mengajarkan Bahasa kepada anak-anak dengan menampilkan informasi yang berulang ulang agar kita mampu mengingat dengan baik.

Hanya dengan waktu minimal 5 menit sehari, kita sudah bisa meningkatkan kemampuan berbahasa korea dengan Duolingo. 

Hal ini sangat cocok bagi pemula yang tidak punya banyak waktu untuk belajar Bahasa di kelas. Selain itu, belajar Bahasa Korea menjadi lebih menyenangkan karena dapat dilakukan bersamaan dengan aktivitas yang lain.



2. TenguGo Hangul
Aplikasi TenguGo Hangul adalah aplikasi yang cocok bagi pemula, terutama untuk yang ingin belajar dasar-dasar huruf Hangul.

TenguGo Hangul menjelaskan dengan detail bagaimana sejarah huruf Hangul diciptakan, sehingga membuat pengguna menjadi terbiasa dengan dasar dasar karakter hurufnya.

Aplikasi TenguGo Hangul menyediakan materi, kuis, dan flashcard yang berisikan huruf-huruf hangul yang akan dipelajari. 

Materi yang diajarkan sangat lengkap dari mulai huruf vokal, konsonan, dan cara pengucapannya.



3. Naver Dictionary
Naver Dictionary merupakan aplikasi kamus Bahasa Korea yang dilengkapi dengan audio pengucapan dan contoh kalimat.

Naver Dictionary merupakan bagian dari mesin pencari yang popular di Korea yaitu Naver. Naver telang mengembangkan mesin pencari dengan Bahasa Korea yang akurat dan komprehensif.

Aplikasi ini tersedia dalam 33 bahasa termasuk Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sehingga memudahkan pengguna dalam mulai belajar.

Naver Dictionary menyediakan berbagai macam contoh kalimat, kata popular Korea, dan struktur tata Bahasa yang benar.

Selain itu, Naver Dictionary juga dapat difungsikan sebagai alat yang mampu menerjemahkan kalimat sulit dengan cepat.



4. LingoDeer
LingoDeer merupakan aplikasi belajar Bahasa Korea yang sangat cocok untuk pemula. Aplikasi ini menyediakan dasar dasar kosakata, tata Bahasa, dan dialog dalam Bahasa Korea.

Aplikasi ini melatih penggunanya langkah demi langkah, sehingga para pemula dapat mengikuti pembelajaran dengan mudah.

LingoDeer menampilkan flashcard, cerita, dan kata dalam Bahasa Korea dengan tampilan yang membuat penggunanya tidak cepat bosan.



5. HelloTalk
Aplikasi HelloTalk merupakan aplikasi alih Bahasa yang dilengkapi dengan fitur unik yaitu dapat terhubung langsung dengan native speaker yang dapat membantu Latihan pengucapan dan koreksi tata Bahasa.

HelloTalk tidak hanya digunakan untuk belajar Bahasa Korea, tapi juga digunakan untuk belajar lebih dari 100 bahasa di dunia.

Aplikasi HelloTalk ini gratis dan dikembangkan oleh sukarelawan. Pengguna dapat mengirimkan video mereka saat berlatih Bahasa, lalu mendapat umpan balik dari native speaker.

Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang 5 Aplikasi Terbaik Untuk Belajar Bahasa Korea Bagi Pemula. Semoga bermanfaat, sampai jumpa.



Penulis


Sumber: https://www.fluentu.com

===
Baca juga:

Pegiat Griya Peradaban Khoirul Adib Raih Penghargaan Wisudawan Terbaik

0



Campusnesia.co.id - Semarang (07/11) - Pegiat Griya Peradaban Khoirul Adib menerima penghargaan “wisudawan terbaik” di acara wisuda ke-94 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Program Studi Teknologi Informasi 2024.

Penghargaan ini diberikan atas usahanya dalam menyelesaikan studi dengan waktu tiga koma tiga tahun dengan IPK 3,97 dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Framework Chatbot Fiqih Berbasis Kitab Fathul Qorib Menggunakan LLM Gemini Untuk Meningkatkan Relevansi Jawaban” dalam kurun waktu dua bulan.

Meskipun dari keluarga sederhana, namun tidak menyurutkan semangat Adib untuk meraih pendidikan tinggi. Keadaan kedua orangtuanya dijadikan inspirasi dan motivasi dalam meraih mimpinya. Adib berasal dari Dusun Kedungkebo, Desa Rayung, Tuban, Jawa Timur.

“Tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk di capai. Setiap perjuangan akan membuahkan hasil jika di lakukan dengan sepenuh hati. Jangan pernah berhenti bermimpi dan berusaha, karena impian kita adalah jalan menuju masa dpan yang gemilang.” ungkapnya

Ma'as Shobirin selaku pendiri Griya Peradaban juga menjelaskan Adib juga sosok yang aktif dan kontributif sebagai pegiat di perkumpulan.

"Saya bangga atas capaian saudara Adib. Ia pribadi yang cakap dan selama dua tahun ini menjadi pegiat aktif di perkumpulan griya peradaban. Semoga hal baik ini terus dilahirkan oleh banyak generasi di griya peradaban", tuturnya.

Selain sebagai wisudawan terbaik, Adib juga menerima penghargaan sebagai Pemuda Utama Jawa timur 2023 atas kontribusinya dalam dalam pengembangan digitalisasi dan edukasi teknologi di Jawa Timur dan berkesempatan mengunjungi delapan Negara, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Turki, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat  dalam rangka kompetisi dan student mobility. Adib juga meraih berbagai prestasi Internasional.

Keluarga griya peradaban menyampaikan selamat kepada Khoirul Adib atas prestasi gemilang yang diraih. Semoga penghargaanya menjadikan satu langkah dalam mencapai prestasi-prestasi lainya di masa yang akan datang dan dapat menginspirasi para  pemuda untuk perubahan yang positif.

Sosialisasi Desa Wisata Dan Pembuatan Pokdarwis

0



Campusnesia.co.id -  Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati, (Jumat, 1/11/2024) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi Peran Pokdarwis untuk Pengembangan Desa Wisata di Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya mendukung pengembangan desa wisata dengan memberdayakan masyarakat lokal melalui pembentukan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Kegiatan ini diinisiasi oleh Harizky Aarfianto dan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga mengenai pentingnya Pokdarwis dalam mendukung pengembangan desa wisata lokal. Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan organisasi remaja Irras (Ikatan Remaja Aktif Sironjang) yang akan menjadi pelopor dalam pembentukan Pokdarwis.

Kegiatan dimulai pada pukul 20.00 WIB dan dihadiri oleh perwakilan warga Dusun Sironjang serta organisasi remaja Irras (Ikatan Remaja Aktif Sironjang), yang akan menjadi pelopor dalam pembentukan Pokdarwis. Sosialisasi ini dipandu langsung oleh Harizky Aarfianto sebagai penyelenggara dengan bimbingan dari Ir. Bambang Sulistyanto, M. Agr. Sc., Ph.D., IPU. 


Dalam sosialisasi ini, disampaikan materi mengenai pentingnya Pokdarwis dalam pengembangan desa wisata serta langkah-langkah pembentukan kelembagaan yang efektif. Pokdarwis diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengelola dan mempromosikan daya tarik wisata lokal, termasuk kesenian tradisional kuda lumping yang menjadi ciri khas Dusun Sironjang. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan semakin memahami potensi desa wisata dan pentingnya partisipasi mereka dalam menjaga dan mengembangkan potensi lokal. 

Acara diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab, di mana warga dan anggota Irras aktif dan termotivasi dalam pembentukan pokdarwis. Diskusi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan di Dusun Sironjang. Kegiatan ini berakhir pada pukul 21.30 WIB, dan berlangsung lancar serta mendapat respons positif dari seluruh peserta.



Editor:
Achmad Munandar

Sepeda Listrik Marak Digunakan Anak-anak Orang Tua Harus Waspada

0




Campusnesia.co.id - Tahun 2024 ini bisa dikatakan merupakan trennya kendaraan listrik dari mobil, sepeda motor hingga sepeda listrik. Khusus sepeda listrik misalnya, lima atau sepuluh tahun lalu harganya masih sangat mahal namun saat ini dengan memiliki uang dari 3-5 juta sudah bisa membawa pulang sebuah sepeda listrik yang tak perlu dikayuh lagi.

Penggemarnya adalah ibu-ibu dan anak-anak, bahkan di jalanan desa sudah sangat banyak ditemui anak-anak SD berangkat sekolah membawa sepeda listriknya.

Maraknya sepeda listrik hingga ke pelosok desa ini tidak lepas dari program pemerintah yang menggalakkan penggunaan Electronik Vehicle atau EV, tak tanggung-tanggung banyak subsidi yang diberikan hingga harganya sangat terjangkau dibanding awal-awal kemunculan kendaraan listrik tersebut.

Beragam merkpun mulai bermunculan, baik yang buatan lokal hingga produk impor yang kebanyakan impor dari China. Tidak bisa dipungkiri soal manufacturing kendaraan listrik terutama sepeda, China sangat memimpin dan bisa menjual dengan harga yang terjangkau.

Beberapa merk yang sering dijumpai di jalanan diantaranya sepeda listrik merk Uwinly dengan harga kisaran 2-3 juta, Selis, Bonjour, Viar dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sepeda listrik memang memiliki fitur yang menarik dan memudahkan serta asyik sebagai kendaraan jarak dekat dan sarana bermain. Tidak usah mengayuh layaknya sepeda onthel, cukup puter gas seperti sepeda motor, dilengkapi beragam aksesoris dan terlihat keren sebagai gaya.

Pengisian dayanya pun terbilang mudah, jika batery mulai habis cukup dicharge layaknya handphone dan beberapa jam sepeda siap digunakan kembali, biaya listriknya pun murah tak semahal jika harus beli bensin.


Orang tua harus waspada

Di luar semua kemudahan dan kerennya sepeda listrik di atas, orang tua yang membelikan anaknya sepeda listrik harus mewanti-wanti dan waspada dengan hal-hal yang terjadi di jalanan.

Sepeda listrik ini tidak ada suaranya, berbeda dengan sepeda motor sering kali pengendara lain di jalan tidak tahu kehadirannya sehingga berbahaya jika tidak hati-hati dalam menyalip misalnya.

Anak-anak yang umumnya SD belum memahami bagaimana berkendara di jalanan, sepeda listrik yang menggunakan gas layaknya sepeda motor namun lebih sensitif bisa sangat berbahaya baik bagi pengendaranya maupun pengguna jalan lain.

Dengan kemudahan dan bahaya di atas, sekali lagi sebagai orang tua harus bijak dan mewanti-wanti kepada anak-anaknya saat menggunakan sepeda listrik di jalanan. Harus sudah diberitahu tentang dasar-dasar berkendara layaknya naik sepeda motor misalnya harus menghidupkan lampu sein sebelum belok, tidak berhenti mendadak, berkendara dengan kecepatan sewajarnya tidak saling balapan atau mengebut di jalan dan memastikan kanan kiri sebelum berbelok.

Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Sepeda Listrik Marak Digunakan Anak-anak Orang Tua Harus Waspada, semoga bermanfaat sampai jumpa.

Mahasiswa KKNT Universitas Diponegoro Bantu Konsepkan Eduwisata Melon Desa Sukorejo, Kabupaten Sragen

0

Gambar 1. Kegiatan Presentasi Eduwisata Melon di Desa Sukorejo (29/10/2024)

Campusnesia.co.id - Universitas Diponegoro telah menjalin kerja sama yang erat dengan Desa Sukorejo, Sragen, dalam rangka mengembangkan Program Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mendukung kesuksesan rangkaian kegiatan Desa Binaan Undip (IDBU) tahun 2024. Kerja sama ini ditujukan untuk memaksimalkan potensi desa melalui berbagai program pemberdayaan dan pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu kegiatan unggulan dalam program ini adalah pelaksanaan KKN-Tematik Zero Waste Farming System. Mahasiswa Universitas Diponegoro yang terlibat dalam kegiatan KKN-Tematik ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan desa, khususnya dalam menginisiasi kegiatan yang berdampak jangka panjang bagi perekonomian dan keberlanjutan lingkungan.

Pada hari Selasa, 29 Oktober 2024, mahasiswa KKN-Tematik Zero Waste Farming System bersama dengan masyarakat dan perangkat desa mengadakan presentasi akhir untuk memaparkan hasil pembuatan siteplan kawasan eduwisata melon di Desa Sukorejo. Pembuatan siteplan ini tidak hanya berfokus pada aspek fisik pembangunan kawasan eduwisata, tetapi juga memaparkan konsep pengelolaan yang direkomendasikan oleh mahasiswa untuk memastikan bahwa perencanaan yang dibuat dapat bersifat berkelanjutan. Konsep yang diajukan bertujuan untuk memberikan arah pengelolaan yang tepat agar kawasan eduwisata melon ini dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat dalam jangka panjang.

Salah satu mahasiswa yang berperan dalam penyusunan konsep pengelolaan kawasan ini adalah Diyaz Layyina Rusyda, Layyina menjelaskan bahwa konsep pengelolaan yang diusulkan didasarkan pada pentingnya penerapan pendekatan kemitraan komunitas publik atau public community partnership. Menurutnya, pendekatan ini sangat krusial untuk memastikan bahwa masyarakat terlibat secara aktif dalam pengelolaan kawasan eduwisata melon, sehingga mereka memiliki rasa kepemilikan terhadap destinasi wisata yang dikembangkan. Dalam presentasinya, Layyina menyampaikan bahwa, "Destinasi wisata yang diinisiasi oleh BUMDes atau Pokdarwis rentan untuk berhenti beroperasi karena pengelolaannya yang tidak melibatkan masyarakat. Rasa kepemilikan masyarakat terhadap daya tarik wisata diperlukan untuk menjaga kualitas wisata, terlebih jika anggaran yang dikeluarkan cukup besar, jangan sampai output yang telah diberikan tidak mendapatkan input yang diharapkan." Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, kawasan ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.

Gambar 2. Konsep Pengelolaan dan RAB Eduwisata Melon Desa Sukorejo

Selain menyusun konsep pengelolaan, mahasiswa KKN juga berperan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) untuk pembangunan kawasan eduwisata melon seluas 7 hektar ini. Penyusunan RAB dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa pembangunan kawasan tersebut dapat berjalan secara efisien dan berkelanjutan. Kawasan eduwisata ini direncanakan untuk dapat dibangun dalam jangka waktu 20 tahun, pembangunan akan dilakukan secara bertahap dengan prioritas tertentu. Langkah ini diambil agar pembangunan dapat disesuaikan dengan ketersediaan anggaran serta potensi pengembangan kawasan secara optimal.

Pada lima tahun pertama, beberapa prioritas pembangunan yang direkomendasikan oleh mahasiswa adalah pembangunan infrastruktur jalan yang memadai serta pengembangan kawasan eduwisata melon. Pemilihan ini didasarkan pada analisis bahwa pembangunan jalan dan kawasan eduwisata melon akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan pada tahap awal, mengingat kawasan ini memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan. Dengan adanya profit dari tahap awal, masyarakat diharapkan dapat lebih mudah terlibat dalam pengembangan kawasan ini 

Lurah Desa Sukorejo, Bapak Sukrisno S.Pd.SD., SH. Menyatakan bahwa pembuatan eduwisata ini menjadi pelengkap dari daya tarik wisata di Desa Sukorejo. “Paling tidak apabila sudah ada RAB dan rancangannya maka kami punya gambaran dasar apa saja yang harus dipersiapkan, dan kalau mau dipresentasikan ke pihak investor juga lebih baik jika sudah ada rancangan anggarannya”, ungkapnya. Diharapkan bahwa dengan konsep pengelolaan yang melibatkan masyarakat secara aktif, kawasan eduwisata melon di Desa Sukorejo akan menjadi destinasi yang berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat, serta menjadi contoh sukses dari penerapan sistem pertanian dan pengelolaan wisata yang ramah lingkungan.




Editor:
Achmad Munandar

Sumpah Pemuda: Memaknai Nasionalisme di Era Kecerdasan Buatan

0
 

Oleh: 
Fidelis Roy Maleng, tinggal di Ritapiret

Campusnesia.co.id - Tanggal 28 Oktober 1928 adalah momen bersejarah bagi Indonesia, ketika para pemuda dari berbagai latar belakang bersatu untuk merumuskan sebuah ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Ikrar ini mencerminkan semangat persatuan, kebersamaan, dan komitmen yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai tanah air bersama, tanpa memperhitungkan perbedaan suku, agama, atau bahasa. Semangat ini tidak hanya menjadi fondasi bagi bangsa yang baru lahir tetapi juga menjadi simbol kebangkitan nasionalisme yang menyatukan beragam identitas menjadi satu entitas bangsa.

Namun, hampir satu abad kemudian, nasionalisme menghadapi tantangan yang sama sekali baru seiring berkembangnya teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI). Di era ini, teknologi memiliki peran signifikan dalam mempengaruhi pola pikir, nilai, dan interaksi sosial, baik di dalam maupun di luar batas negara. Kemudahan akses informasi lintas negara yang difasilitasi oleh algoritma dan platform digital membawa peluang sekaligus ancaman bagi nasionalisme Indonesia. Tanpa pengawasan dan pemahaman yang kuat, arus informasi global dapat mengikis identitas nasional dan memudarkan rasa kebanggaan akan budaya lokal, khususnya di kalangan generasi muda.

Dalam konteks ini, perlu dilakukan pembaruan terhadap konsep nasionalisme agar dapat menjawab tantangan yang ada. Nasionalisme tidak bisa lagi hanya dipahami sebagai cinta tanah air dalam arti geografis, tetapi juga harus mencakup upaya mempertahankan budaya dan identitas nasional di tengah derasnya arus globalisasi digital. Dalam artikel ini, penulis akan membahas bagaimana semangat persatuan dalam Sumpah Pemuda dapat dimaknai kembali dan dijaga melalui pendekatan yang kritis dan mendalam di era kecerdasan buatan.


Tantangan Nasionalisme di Era Kecerdasan Buatan

Di era kecerdasan buatan, pengertian nasionalisme mengalami perubahan signifikan. Anthony D. Smith, seorang ahli teori nasionalisme, menjelaskan bahwa nasionalisme adalah sebuah proses membangun identitas kolektif yang didasarkan pada simbol-simbol budaya yang mengikat. Menurut Smith, "Nationalism is, first and foremost, a phenomenon of the modern era, that seeks to unify a people around shared cultural symbols and historical memories" (Smith, Nationalism and Modernism, 1998, hlm. 44). Namun, ketika identitas nasional berhadapan dengan globalisasi digital, konsep ini mengalami tekanan.

Media sosial dan platform digital menciptakan dunia tanpa batas yang menyebarkan budaya global, berpotensi mengancam budaya dan identitas lokal. Pengaruh budaya pop yang mendominasi media sosial seringkali menyisihkan kearifan lokal dan tradisi yang telah ada sejak lama. Masyarakat, terutama generasi muda, semakin terpapar oleh konten yang bersifat global dan sering kali tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Algoritma pada platform digital juga mengontrol dan mengarahkan konsumsi informasi masyarakat, yang kadang menciptakan ketergantungan terhadap konten asing serta meminimalkan keterpaparan terhadap budaya dan nilai lokal.

Kondisi ini mengakibatkan potensi memudarnya ikatan nasionalisme di kalangan generasi muda yang terus dibanjiri oleh budaya pop global. Hal ini perlu diwaspadai karena generasi muda adalah penerus bangsa yang seharusnya dipersiapkan untuk meneruskan semangat Sumpah Pemuda. Kita harus merenungkan bagaimana cara mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai lokal sehingga identitas nasional tetap terjaga.


Potensi dan Risiko Kecerdasan Buatan terhadap Persatuan Bangsa

Nasionalisme di era digital harus menimbang ulang bagaimana semangat persatuan yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat dijaga dalam konteks modern ini. Di satu sisi, AI berpotensi menyatukan, memungkinkan masyarakat saling terhubung dan mengembangkan literasi bersama, seperti yang dikemukakan oleh Marshal McLuhan dalam gagasannya tentang "Global Village." McLuhan menulis bahwa, "The new electronic interdependence recreates the world in the image of a global village" (McLuhan, Understanding Media: The Extensions of Man, 1964, hlm. 93). Dengan kemudahan akses informasi dan komunikasi, masyarakat dapat saling bertukar ide dan budaya, memperkaya pemahaman dan toleransi antarbudaya.

Namun, jika tidak diawasi, AI juga dapat menjadi alat disintegrasi. Data besar dan algoritma yang beroperasi tanpa mempertimbangkan nilai lokal cenderung menciptakan bias informasi yang homogen, mencabut keunikan lokal dan menciptakan identitas massa yang seragam. Perusahaan teknologi besar sering kali mengutamakan keuntungan bisnis daripada dampak sosial dari konten yang mereka distribusikan, yang dapat memperparah kesenjangan antara budaya lokal dan budaya global.

Kondisi ini, seperti yang dijelaskan Pierre Bourdieu dalam konsep “habitus,” dapat menyebabkan perubahan struktur sosial, di mana nilai-nilai asing mulai mendominasi nilai lokal. Bourdieu mencatat bahwa, “Habitus is a system of durable, transposable dispositions" (Bourdieu, The Logic of Practice, 1990, hlm. 53). Pemahaman tentang habitus ini penting untuk menganalisis bagaimana generasi muda membentuk identitas mereka dalam konteks budaya yang terpengaruh oleh kecerdasan buatan.

Kita perlu menciptakan lingkungan di mana teknologi dapat berfungsi sebagai alat untuk memperkuat identitas nasional dan keberagaman budaya, bukan sebaliknya. Hal ini dapat dilakukan melalui kebijakan yang mendorong penciptaan konten lokal dan pelibatan masyarakat dalam produksi konten digital yang mencerminkan keberagaman budaya Indonesia.


Pendidikan Literasi Digital Berbasis Nilai Pancasila

Untuk menjaga identitas nasional di tengah derasnya arus teknologi, kita perlu mendorong pendidikan literasi digital yang berakar pada nilai-nilai Pancasila. Manuel Castells dalam konsepnya mengenai “Network Society” menyatakan bahwa teknologi komunikasi modern memerlukan pemahaman yang mendalam akan norma dan nilai masyarakat. Castells menulis bahwa, “Our societies are increasingly structured around a bipolar opposition between the Net and the Self” (Castells, The Rise of the Network Society, 1996, hlm. 3). Dalam konteks ini, penting bagi pendidikan untuk menanamkan pemahaman akan hak dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi, serta bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkuat identitas nasional.

Pendidikan literasi digital yang berbasis Pancasila bisa menjadi jalan untuk menciptakan pemuda yang kritis dan selektif terhadap konten global, sekaligus menumbuhkan kebanggaan akan nilai-nilai budaya lokal. Mengintegrasikan nilai Pancasila dalam literasi digital tidak hanya akan membantu masyarakat mempertahankan perspektif nasional tetapi juga memperkuat rasa identitas dan kebersamaan di antara mereka.

Kurikulum pendidikan harus mencakup pelajaran tentang penggunaan teknologi yang bijak, pemahaman tentang etika digital, dan cara menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten positif yang menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan pendekatan ini, generasi muda diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan konten yang mendukung identitas nasional, serta menjadi konsumen yang cerdas dalam menghadapi informasi global.


Kecerdasan Buatan sebagai Alat untuk Mempromosikan Budaya Lokal
Semangat Sumpah Pemuda juga bisa diwujudkan dengan menjadikan AI sebagai sarana untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. Edward Said, dalam teori "Orientalism," menyatakan pentingnya representasi dan narasi dalam menjaga identitas budaya. Said berpendapat bahwa, “Orientalism is a style of thought based upon an ontological and epistemological distinction made between ‘the Orient’ and (most of the time) ‘the Occident’” (Said, Orientalism, 1978, hlm. 2). Dalam konteks ini, kita perlu menyadari bahwa teknologi, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat berfungsi sebagai platform untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan budaya lokal kepada dunia.

AI dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mengembangkan konten lokal yang mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Misalnya, algoritma yang diprogram untuk mendukung konten kebudayaan lokal dapat membantu masyarakat mengenal lebih dalam tentang tradisi, bahasa daerah, dan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Platform digital lokal dengan basis AI juga bisa berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan komunitas yang berbeda, memfasilitasi dialog antarbudaya dalam semangat persatuan yang sesuai dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda.

Dengan memanfaatkan teknologi untuk mengedukasi dan mempromosikan budaya lokal, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga memperkuat nasionalisme. Program-program yang memfasilitasi penciptaan konten digital berbasis budaya lokal dapat diinisiasi melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam industri kreatif, di mana generasi muda dapat berkontribusi aktif dalam menjaga dan mempromosikan budaya Indonesia.


Refleksi Semangat Sumpah Pemuda di Tengah Tantangan Globalisasi

Pada akhirnya, era kecerdasan buatan memberikan tantangan yang tidak kecil terhadap pemahaman nasionalisme. Samuel Huntington dalam “The Clash of Civilizations” mengingatkan bahwa perbedaan budaya dan identitas akan menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Huntington menyatakan, “The great divisions among humankind and the dominating source of conflict will be cultural” (Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, 1996, hlm. 21). Dalam konteks Indonesia, Sumpah Pemuda adalah ikrar yang seharusnya tetap menjadi acuan dalam mempertahankan persatuan. Semangat ini dapat diterjemahkan ke dalam nasionalisme yang dinamis dan fleksibel, yang mampu menghadapi perubahan zaman tanpa mengorbankan prinsip dasar bangsa.

Seiring dengan perubahan zaman, nasionalisme juga perlu dipahami sebagai sebuah proses yang terus berkembang. Dalam menghadapi globalisasi dan kecerdasan buatan, kita perlu mengadaptasi nilai-nilai yang ada dalam Sumpah Pemuda agar relevan dengan konteks saat ini. Nasionalisme tidak lagi hanya sekadar perasaan cinta tanah air yang terikat pada aspek geografis, tetapi juga mencakup pengertian tentang solidaritas, keberagaman, dan keadilan sosial yang dijunjung tinggi dalam nilai-nilai Pancasila.

Masyarakat Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi konsumen pasif dari budaya global, tetapi juga aktif dalam menciptakan dan menyebarkan nilai-nilai lokal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mendiskusikan dan merefleksikan semangat Sumpah Pemuda dalam konteks yang lebih luas. Kita perlu mengembangkan sikap kritis terhadap informasi yang kita terima dan menyadari bahwa teknologi, dalam hal ini AI, adalah alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan budaya dan identitas lokal.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci untuk menjaga dan mengembangkan nasionalisme di era kecerdasan buatan. Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pelestarian budaya dan mempromosikan konten lokal. Sementara itu, masyarakat harus didorong untuk berpartisipasi dalam memproduksi dan menyebarkan nilai-nilai kebudayaan yang menggambarkan keanekaragaman Indonesia.

Dengan merenungkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda dan mengintegrasikannya dalam konteks digital saat ini, kita dapat menciptakan identitas nasional yang kuat dan relevan. Kita harus yakin bahwa dengan kebersamaan, semangat, dan komitmen yang diusung oleh para pemuda di tahun 1928, kita dapat menghadapi tantangan zaman dan membangun masa depan yang lebih baik untuk bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda bukan sekadar sebuah ikrar; ia adalah refleksi dari semangat persatuan yang harus terus hidup di tengah perubahan zaman. Di era kecerdasan buatan ini, tantangan terhadap nasionalisme semakin kompleks, tetapi bukan berarti tidak ada solusi. Dengan memperkuat pendidikan literasi digital berbasis nilai-nilai Pancasila, memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mempromosikan budaya lokal, dan beradaptasi dengan perubahan global, kita dapat menjaga dan memperkuat identitas nasional. Nasionalisme di era digital bukan hanya tentang mempertahankan apa yang telah ada, tetapi juga tentang merangkul keberagaman dan menjadikan teknologi sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian, semangat Sumpah Pemuda dapat terus hidup dan memberikan inspirasi bagi generasi masa depan dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.



Foto: gettyiamges
Credit: Ali Trisno Pranoto