Foto sosialisasi simulasi mitigasi bencana. Sumber: Dokumentasi pribadi |
Campusnesia.co.id - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) menggelar simulasi mitigasi bencana gempa bumi dan tanah longsor di Desa Karangtengah, Kabupaten Batang. Acara yang berlangsung pada Senin, 5 Agustus 2024, dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat setempat terhadap potensi bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Selain itu, pemasangan plang titik kumpul dan jalur evakuasi juga dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
Kegiatan ini dimulai dengan registrasi peserta yang terdiri dari perwakilan setiap dukuh di Desa Karangtengah. Suasana pagi itu cukup ramai dan penuh antusiasme dari para peserta yang hadir. Mereka berharap mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru untuk menghadapi bencana alam. Setelah semua peserta terdaftar, acara dibuka dengan sambutan dari koordinator desa yang menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif dari mahasiswa KKN Undip yang telah memilih desa mereka sebagai lokasi kegiatan.
Selanjutnya, kepala desa memberikan sambutan yang mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah nyata dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Kepala desa juga menekankan pentingnya kerjasama antara masyarakat, pemerintah desa, dan instansi terkait dalam menghadapi bencana alam. Setelah itu, sambutan dilanjutkan oleh Bapak Nugroho, perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang. Dalam sambutannya, Bapak Nugroho menyampaikan pentingnya pemahaman tentang mitigasi bencana dan bagaimana aplikasi pemantau bencana dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.
Bagian utama dari acara ini adalah penyampaian materi oleh mahasiswa KKN Tim II Undip. Mereka memulai dengan penjelasan tentang gempa bumi dan tanah longsor, dua jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia. Mahasiswa menjelaskan tentang penyebab, tanda-tanda, dan dampak dari kedua bencana tersebut. Penjelasan ini kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang mitigasi pra, saat, dan pasca bencana. Mitigasi pra bencana mencakup langkah-langkah yang harus diambil untuk meminimalisir risiko sebelum bencana terjadi, seperti melakukan sosialisasi dan pemasangan plang titik kumpul serta jalur evakuasi.
Mitigasi saat bencana terjadi melibatkan tindakan cepat dan tepat untuk menyelamatkan diri, seperti berlindung di tempat yang aman saat terjadi gempa. Sedangkan mitigasi pasca bencana mencakup upaya pemulihan dan rehabilitasi setelah bencana terjadi, termasuk penyediaan bantuan bagi korban dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak. Mahasiswa juga menjelaskan tentang titik kumpul, yaitu tempat yang aman untuk berkumpul saat terjadi bencana. Mereka menjelaskan definisi, kegunaan, dan lokasi titik kumpul di setiap dukuh di Karangtengah.
Foto sosialisasi simulasi mitigasi bencana. Sumber: Dokumentasi pribadi |
Untuk memperjelas penjelasan, mahasiswa menayangkan video mitigasi gempa bumi. Video ini menggambarkan langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi gempa, mulai dari berlindung di bawah meja hingga evakuasi ke titik kumpul yang telah ditentukan. Penayangan video ini sangat membantu peserta dalam memahami konsep mitigasi secara lebih visual dan praktis.
Setelah itu, Bapak Nugroho dari BPBD Batang memberikan materi mengenai pengenalan aplikasi pemantau bencana. Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk memantau kondisi bencana secara real-time dan mendapatkan informasi terkini mengenai potensi bencana di wilayah mereka. Pengetahuan ini sangat penting agar masyarakat dapat mengambil tindakan preventif dengan cepat.
Praktik mitigasi gempa bumi juga dilakukan pada sesi ini. Peserta diajak untuk mempraktikkan langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi gempa, seperti berlindung di bawah meja dan mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan. Praktik ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap peserta benar-benar memahami dan mampu melakukan tindakan yang diperlukan saat bencana terjadi.
Sesi tanya jawab kemudian dibuka untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Pertanyaan yang diajukan peserta sangat beragam, mulai dari cara mengenali tanda-tanda gempa hingga langkah-langkah yang harus diambil setelah bencana terjadi. Para mahasiswa dan Bapak Nugroho menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jelas dan detail, memastikan bahwa semua peserta mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Acara ini ditutup dengan sesi dokumentasi dan makan bersama. Dokumentasi dilakukan untuk mengabadikan momen penting ini, sementara makan bersama menjadi ajang bagi peserta untuk berinteraksi lebih dekat dengan mahasiswa KKN dan sesama warga. Kegiatan ini mempererat hubungan dan kerjasama antara masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah desa.
Pemerintah desa setempat diharapkan dapat melanjutkan upaya mitigasi bencana dengan memasang plang titik kumpul dan jalur evakuasi di titik-titik yang belum tersedia. Masyarakat juga diharapkan dapat membagikan informasi yang mereka dapatkan kepada anggota komunitas lainnya, sehingga pengetahuan tentang mitigasi bencana dapat tersebar luas. Harapannya, dengan adanya acara ini, masyarakat Desa Karangtengah akan lebih siap dan paham tentang langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi gempa bumi atau tanah longsor, sehingga dapat meminimalisir dampak dan risiko yang mungkin terjadi.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar