Suburkan Tanah Hingga Tanaman, Mahasiswa KKN Undip Ajarkan Metode Takakura Kepada Masyarakat Mlokomanis Kulon


Pelatihan dan pendampingan pembuatan sampah organik 
menggunakan metode takakura, 
kepada ibu-ibu  Dusun Pencil, Kelurahan Mlokomanis Kulon, Senin (5/8) 
(Sumber: Dok. Pribadi)


Campusnesia.co.idDusun Pencil, seperti banyak daerah pedesaan lainnya, masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Keterbatasan infrastruktur, seperti minimnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, ditambah dengan kurangnya pengetahuan warga mengenai metode pengelolaan sampah yang tepat, membuat masalah sampah organik semakin mengkhawatirkan. Timbunan sampah organik yang tidak dikelola dengan baik ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berpotensi mengancam kesehatan masyarakat.

Menyadari urgensi masalah ini, mahasiswa KKN Undip mengambil inisiatif untuk mengatasi tantangan tersebut dengan inisiasi program kerja monodisiplin oleh salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2023/2024, Agnes Rarasati Putri, program studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik (FT) di bawah arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Yuli Prasetyo Adhi, S.H., M.Kn., yakni “Pelatihan Takakura Sebagai Metode Pengomposan Sebagai Solusi Permasalahan Sampah Organik”.

Metode Takakura adalah sebuah teknik pengomposan sampah organik rumah tangga yang sederhana namun efektif. Metode ini dikembangkan oleh seorang ahli bernama Mr. Koji Takakura dari Jepang. Inti dari metode ini adalah memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos dalam wadah tertutup yang disebut keranjang Takakura. Metode Takakura ini cocok untuk diterapkan di lingkungan pedesaan seperti Dusun Pencil, Kelurahan Mlokomanis Kulon. Dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, seperti keranjang plastik dan sisa-sisa organik dari rumah tangga, warga diajarkan cara membuat kompos yang dapat digunakan kembali sebagai pupuk alami. 

Kegiatan ini telah rampung dilaksanakan pada Senin, (2/8) yang lalu di kediaman Ketua RW Dusun Pencil. Sasaran utama dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu di Dusun Pencil, karena mereka memiliki peran utama dalam pengelolaan rumah tangga dan sering kali bertanggung jawab atas pengelolaan sampah rumah tangga. Dengan memberikan pelatihan khusus kepada para ibu, diharapkan metode Takakura dapat dengan cepat diadopsi dalam keseharian mereka. Pelatihan ini juga dirancang untuk memberdayakan ibu-ibu agar menjadi agen perubahan di daerah mereka, mendorong keluarga dan tetangga untuk ikut serta dalam pengelolaan sampah organik yang lebih baik.

Selama pelatihan, ibu-ibu diperkenalkan pada konsep dasar pengomposan dan manfaat jangka panjang dari penggunaan kompos, baik untuk lingkungan maupun pertanian lokal. Mereka belajar cara mempersiapkan keranjang Takakura, memilih dan mengolah bahan-bahan organik yang tepat, serta memelihara proses pengomposan agar berjalan dengan optimal.

Hasil dari program kerja ini diharapkan akan membantu mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang secara sembarangan, sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan warga Dusun Pencil, Kelurahan Mlokomanis Kulon. Dengan adanya pemahaman yang lebih baik mengenai pengelolaan sampah organik, warga diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan kompos sebagai pupuk alami untuk kebun dan lahan pertanian mereka. Selain itu, penerapan metode Takakura juga dapat mendorong terciptanya kebiasaan baru yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Penyerahan leaflet secara simbolis 
kepada masyarakat Mlokomanis Kulon, Senin (5/8) 
(Sumber: Dok. Pribadi)



Penulis: 
Agnes Rarasati Putri

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Yuli Prasetyo Adhi, S.H., M.Kn; Muh. 
Fauzi, S.K.M., Ph.D.

Lokasi: 
Kelurahan Mlokomanis Kulon
Kecamatan Ngajidorjo, Kabupaten Wonogiri

Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon