Pertanian Berkelanjutan: Darurat Sampah! Mahasiswa KKN UNDIP mengadakan Program Kerja mengenai Pengelolaan dan Pemanfaatan sampah organik menjadi kompos yang berguna untuk meningkatkan Kesuburan Tanah dan Tanaman



Campusnesia.co.id - Desa Karangrejo, Kabupaten Karanganyar,  24 Juli 2024 - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro membawa inovasi baru ke Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, dengan memperkenalkan teknologi biopori. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan di desa yang selama ini menghadapi tantangan terkait kualitas tanah dan pengelolaan air. 

Biopori merupakan teknologi pengolahan tanah yang melibatkan pembuatan lubang-lubang kecil di tanah untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan infiltrasi air. "Lubang-lubang biopori diisi dengan bahan organik seperti daun kering yang akan terurai seiring waktu, membantu tanah menyerap air hujan dan mengurangi genangan" Ujar Monica. Pemanfaatan sampah - sampah organik seperti daun - daunan kering, dan sampah-sampah organik kulit buah-buahan dan lainnya. “Biopori merupakan lubang resapan air yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman 80 cm - 100 cm”Ujar Monica. 

Demonstrasi dilakukan langsung di hadapan bapak-bapak kelompok tani di Desa Karangrejo. Biopori berfungsi untuk meningkatkan daya resapan air tanah dengan Lubang biopori mempercepat proses penyerapan air hujan ke dalam tanah, sehingga mengurangi genangan air di permukaan tanah, menjaga kelembaban tanah yaitu air  yang tersimpan di dalam tanah akan menjaga kelembaban tanah, sehingga akar tanaman dapat menyerap air dengan lebih mudah, Meningkatkan kualitas tanah dengan proses penguraian bahan organik di dalam lubang biopori akan menghasilkan humus yang menyuburkan tanah, dan dapat memperbaiki struktur tanah. “Pengelolaan sampah organik dapat diolah menjadi kompos dengan teknologi biopori yang berguna bagi tanaman”Jelas Monica. 

Mekanisme biopori sebagai pengurai bahan organik dengan cara sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan menjadi makanan bagi mikroorganisme tanah seperti bakteri dan jamur, selanjutnya mikroorganisme ini akan mengurai sampah organik menjadi humus, zat organik yang kaya nutrisi bagi tanaman. Dengan adanya teknologi lubang resapan biopori, dapat meningkatkan Kapasitas Infiltrasi yakni kemampuan tanah untuk menyerap air (infiltrasi) akan meningkat dan air hujan yang terinfiltrasi akan tersimpan di dalam tanah sebagai cadangan air bagi tanaman. 

Pada tanggal 24 Juli 2024, tim KKN dari Universitas Diponegoro menggelar sosialisasi bersama Bapak-bapak anggota Kelompok Tani di Desa Karangrejo. Acara ini dihadiri oleh kelompok tani setempat. Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKN menjelaskan dan mendemonstrasikan manfaat biopori, cara pembuatan, serta langkah-langkah pemeliharaannya. “Biopori merupakan solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi masalah kualitas tanah dan pengelolaan air,” jelas Monica, Tim KKN. “Kami berharap warga Desa Karangrejo dapat mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan kondisi lingkungan mereka.” Setelah sosialisasi, tim KKN melanjutkan dengan pelatihan langsung mengenai pembuatan biopori. 

Peserta pelatihan, yang terdiri dari kelompok tani yang mencakup warga desa, diberikan instruksi praktis tentang cara menggali lubang biopori, mengisi dengan bahan organik, dan merawatnya. Dalam minggu-minggu berikutnya, tim KKN menerapkan biopori di beberapa area strategis di desa, termasuk lahan pertanian dan pekarangan rumah. Warga desa dilibatkan dalam proses pembuatan dan pemeliharaan biopori, memastikan bahwa mereka dapat melanjutkan praktek ini setelah tim KKN meninggalkan desa. Monitoring awal menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tanah di sekitar lubang biopori menunjukkan peningkatan kualitas, dengan kemampuan yang lebih baik dalam menyerap air hujan. Selain itu, penggunaan biopori juga membantu dalam pengelolaan sampah organik, mengurangi volume sampah yang harus dibuang.


“Alat dan bahan yang diperlukan dalam menerapkan teknologi biopori yakni alat bor, sampah-sampah organik”Jelas Monica. Lokasi pembuatan biopori dapat dibuat pada area seperti halaman rumah, sekitar pepohonan yang terdapat resapan air alami, ataupun pada area yang sering tergenang. “Penerapan Biopori memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia” Ujar Monica. Manfaat Biopori bagi Manusia yakni Menjaga Kualitas Udara: Dengan adanya tanaman di sekitar lubang biopori, kualitas udara akan menjadi lebih bersih karena tanaman menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, Menciptakan Lingkungan yang Sehat: 

Lingkungan yang hijau dan asri akan memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia, Menurunkan Suhu Udara: Adanya tanaman di sekitar lubang biopori dapat membantu menurunkan suhu udara, sehingga membuat lingkungan menjadi lebih nyaman. Program KKN ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi Desa Karangrejo, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Tim KKN merekomendasikan agar pemerintah desa terus mendukung dan memfasilitasi penggunaan biopori serta melakukan monitoring berkala untuk memastikan efektivitasnya.. 

“Penerapan Lubang Resapan Biopori juga memiliki peran penting dalam mitigasi dalam perubahan iklim”Jelas Monica. 

Biopori memiliki peran dalam penyerapan karbon yakni Sampah organik yang terurai di dalam lubang biopori akan terurai menjadi humus yang kaya akan karbon dan akan tersimpan di dalam tanah, sehingga mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global, Pendinginan Suhu Udara yakni Tanaman yang tumbuh di sekitar lubang biopori membantu menyerap panas matahari dan melepaskan uap air. Proses ini membantu menurunkan suhu udara di sekitar area tersebut. Penurunan suhu udara ini dapat membantu mengurangi dampak gelombang panas yang semakin sering terjadi akibat pemanasan global, dan Mitigasi Banjir dengan adanya Biopori membantu mengurangi risiko banjir. Banjir yang sering terjadi akibat perubahan iklim dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi yang besar.


Penerapan Lubang Resapan Biopori juga diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai sampah-sampah di lingkungan sekitar. “Sampah organik yang biasanya dibuang ke tempat pembuangan sampah, dapat diolah melalui biopori, Dengan demikian, jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah dapat berkurang”Ujar Monica. Pembuangan sampah organik ke tempat pembuangan sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air dan udara. Biopori memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk mengelola sampah organik. “Masyarakat juga akan lebih terdorong untuk memilah sampah dan mengolah sampah organik secara mandiri”Ujar Monica. Program Kerja Biopori dapat menjadi solusi tentang pengelolaan sampah-sampah organik yang banyak memiliki manfaat untuk lingkungan sekitar.



Editor:
Achmad Munandar




Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon