Pengembangan Ovitrap sebagai Alat Pengendalian Nyamuk Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Kendalsari

Gambar 1. Foto Bersama ibu-ibu PKK Desa Kendalsari


Campusnesia.co.id(Kendalsari, 29 Juli 2024) Program ini bertujuan mengembangkan Ovitrap sebagai metode efektif dalam pengendalian nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Kendalsari. Ovitrap dirancang untuk menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penularan DBD. Alat ini bekerja dengan menarik nyamuk betina untuk bertelur di dalam wadah berisi larutan yang menyerupai habitat alami mereka.

Alat dan bahan yang digunakan meliputi botol atau ember berwarna gelap sebagai wadah, larutan gula merah, ragi, serta kertas atau kayu sebagai tempat nyamuk meletakkan telur. Larutan gula merah berfungsi sebagai medium untuk ragi, sementara ragi menghasilkan gas karbon dioksida (CO₂) yang menarik nyamuk. Warna gelap pada wadah membantu menarik perhatian nyamuk betina, dan CO₂ yang dihasilkan ragi meniru pernapasan manusia, sehingga memikat nyamuk ke dalam perangkap.

Cara kerja Ovitrap cukup sederhana. Wadah diisi dengan larutan gula merah yang dicampur dengan ragi tanpa perlu diaduk atau dihomogenkan. Gula merah menyediakan energi bagi ragi, yang kemudian menghasilkan CO₂. Nyamuk yang tertarik akan masuk ke dalam wadah dan bertelur pada kertas atau kayu yang disediakan. Telur yang menetas menjadi larva tidak akan dapat berkembang menjadi nyamuk dewasa karena mereka terperangkap di dalam larutan tersebut, sehingga memutus siklus hidup nyamuk.

Program ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi masyarakat tentang cara pembuatan dan penggunaan Ovitrap. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam seluruh tahap program, diharapkan muncul rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama dalam pengendalian nyamuk. Partisipasi aktif ini penting untuk memastikan keberlanjutan program dalam jangka panjang dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan masyarakat Desa Kendalsari secara keseluruhan.

 
Gambar 2. Proses pembuatan ovitrap

Integrasi Ovitrap dalam strategi pengendalian vektor yang dilengkapi dengan kampanye 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang) menjadikannya solusi yang relevan dan ramah lingkungan. Keunggulan Ovitrap terletak pada kemudahan penggunaan, biaya rendah, serta dampak minim terhadap lingkungan dibandingkan metode lain seperti fogging, yang dapat menyebabkan resistensi nyamuk dan mencemari ekosistem.

Langkah evaluasi keberlanjutan program pengendalian nyamuk dengan Ovitrap di Desa Kendalsari dimulai dengan pemantauan rutin efektivitas perangkap dalam menurunkan populasi nyamuk. Data mengenai jumlah telur yang terperangkap, perkembangan larva, serta penurunan kasus DBD dikumpulkan secara berkala dan dianalisis untuk melihat dampak signifikan program ini. Selain itu, evaluasi juga mencakup penilaian terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam merawat dan menggunakan Ovitrap. Keterlibatan warga dalam menjaga alat ini menjadi kunci keberlanjutan program. Diharapkan, melalui evaluasi ini, program dapat diadaptasi dan disempurnakan sesuai kebutuhan lokal agar dampaknya tetap konsisten dan berkelanjutan.

Untuk memastikan keberlanjutan program pengendalian nyamuk menggunakan Ovitrap di Desa Kendalsari, diperlukan peningkatan keterlibatan masyarakat melalui sosialisasi yang berkelanjutan dan pelatihan intensif. Pemerintah desa dan pihak terkait sebaiknya memberikan dukungan berupa penyediaan bahan-bahan serta monitoring rutin terhadap penggunaan Ovitrap. Selain itu, perlu adanya pengintegrasian program ini dengan upaya lain seperti kampanye 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang) untuk meningkatkan efektivitas pencegahan. Mendorong kolaborasi antara masyarakat, kader kesehatan, dan pihak berwenang dapat memperkuat rasa kepemilikan warga terhadap program ini, sehingga tercipta komitmen jangka panjang dalam pengendalian populasi nyamuk.

Program pengembangan Ovitrap sebagai metode pengendalian nyamuk berbasis partisipasi masyarakat di Desa Kendalsari terbukti efektif dalam mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penyebaran DBD. Dengan menggunakan larutan gula merah dan ragi sebagai media, Ovitrap menjadi solusi yang ramah lingkungan, mudah diterapkan, dan ekonomis. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat serta dukungan berkelanjutan dari pihak terkait. Dengan pengelolaan yang baik dan dukungan yang memadai, Ovitrap dapat menjadi alat yang berkontribusi besar dalam menurunkan kasus DBD dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat desa secara keseluruhan.



Penulis : 
TIM KKN II UNDIP Desa Kendalsari
Kec Petarukan. Kab. Pemalang

DPL :
DPL: Muhammad Arief Zuliyan S.IP., LL.M

Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon