Menuju Masa Depan Bebas Stunting! Pelatihan Gyoza Lele dan Visualisasi Data Menjadi Kunci Pencegahan Stunting Pada Anak

Gambar 1. Dokumentasi TIM II KKN UNDIP 2024 
bersama Ibu-Ibu Hamil dan Ibu Balita Setelah Penyuluhan 
mengenai Stunting dan Pelatihan PMT Gyoza Lele, Minggu (04/08/2024)
(foto: dokumentasi pribadi)


Campusnesia.co.id - Pekalongan, Minggu (04/08/24) – Permasalahan stunting pada anak di Desa Kadipaten merupakan suatu hal yang menjadi fokus utama pemerintah desa dalam mengatasi stunting. Maka dari itu, TIM II KKN Universitas Diponegoro merancang suatu solusi dalam bentuk program kerja multidisiplin yang didasarkan pada visualisasi data anak kurang gizi dan pelatihan pembuatan gyoza lele untuk peningkatan gizi anak sebagai langkah pencegahan stunting di Desa Kadipaten.

Program ini dicetuskan berlandaskan hasil survei langsung ke seluruh posyandu serta melibatkan Perangkat Desa Kadipaten. Berdasarkan survei tersebut, angka anak kurang gizi di Desa Kadipaten tergolong cukup tinggi sehingga hal tersebut menjadi landasan TIM KKN Universitas Diponegoro mencetuskan program kerja ini. Program ini juga disampaikan dan disetujui oleh seluruh perangkat desa dan pihak kesehatan desa setempat. Disetujuinya program kerja ini merupakan langkah awal TIM II KKN Universitas Diponegoro 2024 untuk melaksanakan program kerja tersebut.

Salah satu langkah awal yang dilakukan TIM KKN adalah dengan menggunakan teknologi visualisasi data. Data anak kurang gizi yang dikumpulkan dari berbagai sumber fasilitas kesehatan diolah dan disajikan dalam format grafik yang mudah dipahami masyarakat umum, yaitu data pie dan peta persebaran anak kurang gizi  untuk menunjukkan prevalensi anak kurang gizi di berbagai lokasi. Dengan cara ini, masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah desa dapat melihat dengan jelas lokasi mana saja yang memerlukan respons dan intervensi paling cepat.

Kepala Desa Kadipaten, Bapak Faiz Makmun, mengatakan, “Visualisasi data membantu kami untuk lebih memahami sebaran masalah stunting di desa ini. Dengan informasi yang jelas dan mudah dipahami, kami dapat merencanakan intervensi yang lebih efektif.”

Guna meningkatkan pemahaman ibu hamil serta kader posyandu terkait stunting dan meningkatkan asupan anak kurang gizi, TIM II KKN Universitas Diponegoro mengadakan penyuluhan terkait stunting dan pelatihan pembuatan gyoza lele di Desa Kadipaten. Pada penyuluhan tersebut, Tim II KKN Undip memberikan materi terkait pengenalan, tanda gejala, dampak, penanganan, serta pencegahan stunting baik untuk ibu hamil dan orang tua yang memiliki anak balita. 

Pemberian edukasi kepada orang tua mengenai stunting dinilai sangat penting untuk mencegah dan mengurangi prevalensi stunting di Desa Kadipaten. Stunting tidak hanya berpengaruh pada tinggi badan anak, tetapi juga dapat menghambat kemampuan belajar dan perkembangan intelektual mereka. Dengan pemahaman yang baik, orang tua dapat lebih proaktif dalam memastikan anak mendapatkan gizi yang cukup dan lingkungan tumbuh kembang yang mendukung.
 
Gambar 2. Produk Inovasi Gyoza Lele 
(foto: dokumentasi pribadi)

Selain pengadaann visualisasi data dan pemberian materi tentang stunting, Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro juga memberikan inovasi menu untuk menunjang gizi anak dan ibu hamil, yaitu gyoza lele. Pembuatan PMT gyoza lele, terinspirasi dari makanan jepang yang umumnya diisi dengan daging dan sayuran, tetapi kali ini mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro menginovasikannya dengan menggunakan ikan lele. Adapun komposisi lengkap dari gyoza ikan lele adalah ikan lele, wortel, daun bawang, bawang putih, kaldu jamur, tepung tapioka, kulit pangsit (bentuk lingkaran), putih telur, saus tiram, dan garam. 

Proses pemasakan gyoza lele tergolong cukup mudah dan cepat karena perlu mengukus selama 10 menit dan memanggang selama 4 menit. Perlu diperhatikan bahwa pembuatan gyoza lele memerlukan daging ikan lele yang halus dan sudah dipisahkan dari durinya sehingga perlu ketelatenan dan ketelitian dalam pemisahannya. 

Kandungan gizi yang terdapat dalam gyoza lele yaitu setiap 100 gram lele mengandung energi 164,2 kkal (7% AKG), protein sebesar 10,8 gram, lemak sebesar 5,1 gram, karbohidrat 21,7 gram, dan zat besi 4,4 gram. 

“Gyoza lele ini sangat inovatif untuk pencegahan stunting di Desa Kadipaten, untuk kedepannya menu ini juga dapat menjadi tambahan referensi menu PMT bagi para kader maupun puskesmas wiradesa dalam program pemberian PMT rutin untuk ibu hamil maupun balita”, tutur Ibu Eva selaku Kader Posyandu Desa Kadipaten.

Program kerja ini diharapkan mampu memberikan kontribusi secara signifikan bagi masyarakat Desa Kadipaten, terutama untuk pemenuhan gizi pada balita dan ibu hamil. Selain itu, program ini diharapkan tidak hanya berjalan dengan lancar tetapi juga dapat berfungsi secara berkelanjutan sebagai kreasi baru dalam pemberian makanan tambahan (PMT) sehingga mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi sasaran yang membutuhkan dan meningkatkan kualitas gizi mereka secara berkelanjutan. 




Penulis: 
Tim II KKN Undip 2023/2024 

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Ni Kadek Dita Cahyani, S.Si, M.Si, Ph.D. 

Lokasi: 
Desa Kadipaten
Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.

Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon