Campusnesia.co.id - Petanjungan, 14 Agustus 2024 - Dalam rangka memperkuat implementasi penggunaan website klasifikasi gizi balita berbasis grafik Kartu Menuju Sehat (KMS), mahasiswa TIM II KKN Universitas Diponegoro menciptakan modul pelatihan yang didedikasikan untuk kader kesehatan Desa Petanjungan. Modul ini dirancang untuk memberikan panduan langkah demi langkah dalam penggunaan website tersebut, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan teknologi digital.
Inisiatif ini dibuat oleh Abyan Izzah Azzam Hastono, mahasiswa KKN dari Program Studi Informatika angkatan 2021, sebagai tanggapan atas kebutuhan akan pelatihan intensif bagi kader kesehatan desa. Meskipun website klasifikasi gizi balita telah diluncurkan, Abyan menyadari bahwa tidak semua kader kesehatan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi yang dikembangkan.
"Modul ini kami buat untuk memastikan bahwa setiap kader kesehatan di Desa Petanjungan dapat menggunakan website dengan baik dan benar. Kami memahami bahwa tidak semua orang familiar dengan teknologi ini, sehingga diperlukan panduan yang jelas dan mudah diikuti," ujar Abyan Izzah Azzam Hastono.
Modul pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting dalam penggunaan website, mulai dari pengenalan fitur-fitur yang ada, cara memasukkan data balita, hingga interpretasi hasil klasifikasi gizi berdasarkan parameter Kartu Menuju Sehat (KMS). Abyan juga menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai data gizi balita agar kader kesehatan dapat memanfaatkan website secara optimal.
Dalam sesi pelatihan yang diselenggarakan sebagai bagian dari program kerja KKN, Abyan memberikan penjelasan rinci mengenai modul tersebut dan mendemonstrasikan penggunaan website secara langsung. Para peserta pelatihan, yang terdiri dari kader kesehatan desa, diberikan kesempatan untuk berlatih menggunakan website dengan bimbingan langsung dari Abyan.
Hasil dari pembuatan modul ini adalah tersedianya panduan komprehensif yang dapat digunakan sebagai referensi oleh kader kesehatan kapan saja. Modul ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam penggunaan website serta meningkatkan kepercayaan diri kader kesehatan dalam mengelola data gizi balita secara digital.
Dampak dari modul pelatihan ini diharapkan dapat terasa dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek, pelatihan ini akan mempercepat adopsi teknologi website oleh kader kesehatan, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam memantau status gizi balita. Dalam jangka panjang, modul ini berpotensi meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Desa Petanjungan, serta mendorong pengembangan kapasitas teknologi di kalangan masyarakat.
Namun, Abyan juga menyadari tantangan yang mungkin dihadapi dalam proses pelatihan ini, seperti keterbatasan waktu dan sumber daya. Oleh karena itu, ia mendorong adanya dukungan berkelanjutan dari pihak desa dan universitas untuk memastikan bahwa pelatihan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Dengan adanya modul pelatihan ini, Desa Petanjungan diharapkan dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan digitalisasi di bidang kesehatan, serta memastikan bahwa semua kader kesehatan desa dapat memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya dalam hal pemantauan gizi balita.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar