Campusnesia.co.id - Wonogiri, 8 Agustus 2024 - Sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) di Desa Tanjungsari, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri berhasil mengubah pandangan kita tentang puntung rokok dengan menciptakan inovasi pestisida alami dari limbah tersebut.
Program pestisida organik dari limbah puntung rokok ini merupakan salah satu program multidisiplin mahasiswa KKN UNDIP Tim II atau program kolaborasi antara program studi Biologi, Teknik Lingkungan dan dengan program studi Kimia. Program ini diselenggarakan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri pada 8 Agustus 2024 dengan sasaran kelompok tani Desa Tanjungsari.
Desa Tanjungsari termasuk kedalam daerah yang sangat subur sehingga banyak masyarakat di daerah ini yang menggunakan tanahnya sebagai lahan pertanian. Namun dewasa ini, lahan-lahan pertanian sudah banyak tercemar oleh bahan kimia akibat pemakaian pestisida sintetik dalam berusaha tani. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk mengurangi ketergantungan masyarakat Desa Tanjungsari dalam penggunaan pestisida sintetik sekaligus memanfaatkan limbah puntung rokok yang mencemari lingkungan, salah satunya dengan penggunaan dan pengembangan biopestisida.
Cara pembuatan pestisida ini dimulai dengan pengumpulan puntung rokok yang masih memiliki sisa tembakau atau filter, sebaiknya yang belum terlalu lama terkena udara terbuka. Puntung rokok kemudian direndam dalam air dengan perbandingan 1:1 di wadah yang tertutup, untuk menghindari kontaminasi debu atau kotoran. Proses perendaman berlangsung selama 7 hingga 10 hari untuk mengekstrak nikotin. Setelah itu, larutan disaring untuk memisahkan puntung rokok dari cairan pestisida yang terbentuk. Cairan hasil penyaringan ini siap digunakan setelah diencerkan dengan air dan ditambahkan beberapa tetes sabun cair.
Dalam pengaplikasiannya, cairan pestisida diencerkan dengan menambahkan 1 liter air bersih untuk setiap 10 ml ekstrak pestisida, serta beberapa tetes sabun cair. Larutan ini kemudian disemprotkan pada bagian tanaman yang terkena hama atau penyakit, dengan aplikasi optimal pada pagi hari menuju siang saat suhu sekitar 30°C. Penyemprotan dilakukan dua minggu sekali, atau tiga kali seminggu untuk tanaman yang terserang hama lebih parah. Jarak antara pemberian pestisida dengan waktu panen sebaiknya 4-5 hari untuk memastikan racun hilang, dan sisa larutan disimpan di tempat yang sejuk dan gelap untuk menjaga efektivitasnya.
Pestisida alami dari puntung rokok memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan pestisida kimia sintetis, antara lain:
a. Ramah lingkungan: Dibandingkan dengan pestisida sintetis, pestisida organic dari puntung rokok lebih ramah lingkungan karena berasal dari bahan alami dan tidak mengandung bahan kimia sintetis yang dapat mencemari tanah dan air.
b. Efektif: Nikotin yang terkandung dalam puntung rokok adalah senyawa alami yang memiliki sifat insektisida sehingga mampu mengendalikan berbagai jenis hama tanaman dengan cara yang alami.
c. Ekonomis: Bahan baku mudah didapatkan dan proses pembuatannya sederhana
d. Berkelanjutan: Membantu mengurangi limbah puntung rokok dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Program inovatif ini mendapat apresiasi positif dari masyarakat Desa Tanjungsari dan pihak terkait. Bapak Edi Suwarto selaku Sekretaris Desa Tanjungsari menyampaikan kekagumannya terhadap kreativitas mahasiswa KKN UNDIP.
"Inovasi ini sangat bermanfaat bagi para petani di desa kami. Selain mengurangi penggunaan pestisida kimia, juga dapat meningkatkan hasil panen," ujar Bapak Edi Suwarto, Sekretaris Desa Tanjungsari.
Masyarakat desa Tanjungsari sangat antusias dalam menerima pelatihan yang diberikan khususnya tentang pengolahan puntung rokok menjadi biopestisida. Dengan pengetahuan yang telah diperoleh dari pelatihan tersebut diharapkan nantinya masyarakat desa Tanjungsari dapat memperoleh pengetahuan bagaimana caranya mengolah sampah puntung rokok menjadi biopestisida.
Penulis:
Rif’atus Salma (FH/Hukum), Wina Wandira (FSM/Biologi)
Mahasiswi KKN Tim II Undip 2024
Editor:
Achmad Munandar