Mahasiswi KKN Undip Kenalkan Edible Coating Untuk Optimalisasi Kemasan Produk UMKM Tempe Desa Jaten

Foto Bersama Mas Dimas, Pemilik UMKM Tempe 
di Dusun Ringinanom, Desa Jaten

Campusnesia.co.id - Wonogiri, 30 Juli 2024 - Sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) menginisiasi sebuah program inovatif di Desa Jaten, Kabupaten Wonogiri. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah penyimpanan tempe organik yang selama ini dikeluhkan pelaku UMKM tempe di Desa Jaten. Program berjudul “Optimalisasi Kemasan Tempe Organik Menggunakan Edible Coating” ini diinisiasi oleh Aura Debby Syaluna Regita (21), mahasiswi jurusan Teknologi Pangan. 

UMKM tempe organik di Desa Jaten mengalami kendala dalam menjaga kualitas dan umur simpan produk mereka. Tempe dengan kemasan daun pisang dan koran berisiko mengalami kerusakan yang menyebabkan penurunan kualitas dan menjadikan umur simpan tempe relatif singkat. Umumnya tempe mampu bertahan hingga dua hari di suhu ruang. Setelah kapang tempe Rhizopus oligosporus mati, bakteri perombak protein akan tumbuh, membuat tempe menjadi berbau menyengat serta timbul bercak hitam. Akibatnya, tempe kehilangan kesegarannya dan nilai jual menjadi menurun.

Melihat permasalahan ini, Aura berinisiatif memperkenalkan teknologi edible coating sebagai solusi. Edible coating adalah lapisan tipis bersifat edible (dapat dimakan) yang berfungsi melindungi produk dari risiko kontaminasi serta menghambat transpirasi uap air dan gas. Edible coting pada tempe dilakukan dengan cara pelapisan larutan coating pada daun kemasan tempe. Teknologi ini diharapkan dapat memperpanjang umur simpan tempe sekaligus mempertahankan kualitasnya, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Pada program yang berlangsung selama satu jam ini, Aura memberikan pendampingan kepada produsen tempe di Desa Jaten. Kegiatan dimulai dengan penyampaian informasi mengenai edible coating, dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan larutan edible coating yang berbahan dasar pati sagu, gliserol, dan bawang putih bubuk. Tidak hanya itu, produsen tempe juga diajarkan cara pengaplikasian larutan ini pada kemasan tempe untuk mencegah kebusukan dan memperpanjang masa simpan produk.

Program ini mendapat sambutan positif dari pelaku UMKM di Desa Jaten. Mas Dimas, selaku pemilik UMKM tempe organik di Dusun Ringinanom, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Aura. "Kami sangat terbantu dengan adanya program ini. Kami mendapatkan pengetahuan baru mengenai inovasi kemasan untuk produk tempe yang menjadi solusi atas masalah penyimpanan yang kami hadapi selama ini. Semoga kedepannya kami dapat mengaplikasikan teknologi ini dalam produksi kami.” Ujar Mas Dimas.

Aura berharap program yang diinisiasikannya tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi para produsen tempe, tetapi juga dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya teknologi edible coating ini, diharapkan pelaku usaha tempe organik dari Desa Jaten dapat memperluas pangsa pasarnya.

Program ini juga diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi limbah makanan akibat kerusakan produk pangan, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.



Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon