Mahasiswa Undip Sulap Daun Pepaya Jadi Pestisida Nabati, Solusi Cerdas dan Ramah Lingkungan




Campusnesia.co.id - Desa Wringinitung, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah  saat ini tengah menghadapi masalah serius dalam penanganan hama yang menyerang tanaman padi dan jagung. Para petani di wilayah ini merasa kewalahan karena serangan hama semakin meningkat, sementara harga pestisida kimia yang efektif dalam mengendalikan hama tersebut semakin melambung tinggi. Hal ini menyebabkan banyak petani kesulitan untuk membeli pestisida kimia, terutama ketika hasil panen mereka tidak besar dan harga jual komoditas di pasaran tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Dalam kondisi seperti ini, para petani mulai mencari alternatif lain yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan untuk melindungi tanaman mereka, dan salah satu solusi yang kini banyak digunakan adalah pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya.

Pestisida nabati yang terbuat dari daun pepaya menjadi pilihan utama karena selain mudah dibuat, bahan-bahannya juga sangat mudah ditemukan di sekitar lingkungan mereka. Proses pembuatannya melibatkan bahan sederhana seperti daun pepaya tua yang berwarna hijau tua, air, botol, dan sabun cuci piring. Cara pembuatannya meliputi pengambilan daun pepaya yang sudah tua, memotongnya menjadi potongan kecil, dan menumbuknya hingga halus. Daun yang sudah halus kemudian dimasukkan ke dalam botol yang berisi air dan didiamkan selama 24 jam, sebelum akhirnya ditambahkan tiga tetes sabun cuci piring. Sabun cuci piring berfungsi sebagai bahan perekat yang membantu larutan pestisida menempel lebih baik pada tanaman.


Penggunaan pestisida nabati ini memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal menjaga keseimbangan ekosistem. Pestisida nabati dari daun pepaya tidak mengandung bahan kimia sintetis yang dapat mencemari tanah dan air, sehingga penggunaannya tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Selain itu, pestisida ini aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena tidak meninggalkan residu beracun pada tanaman yang disemprot. Para petani di Desa Wringinitung menyadari bahwa penggunaan pestisida kimia dalam jangka panjang dapat merusak kualitas tanah dan air, sehingga beralih ke pestisida nabati merupakan langkah bijak untuk menjaga kelestarian alam sekaligus melindungi kesehatan mereka.

Selain ramah lingkungan, pestisida nabati dari daun pepaya juga memiliki keunggulan dalam hal biaya. Bahan-bahan yang diperlukan sangat mudah didapat dan harganya pun jauh lebih murah dibandingkan dengan pestisida kimia. Para petani tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli bahan-bahan pembuatan pestisida ini, karena daun pepaya biasanya tersedia melimpah di sekitar kebun mereka. Dengan biaya yang lebih rendah, para petani dapat menghemat pengeluaran dan mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan pertanian lainnya, seperti pembelian bibit atau pupuk. Hal ini menjadi solusi yang sangat membantu di tengah harga komoditas yang fluktuatif dan hasil panen yang tidak selalu memadai.

Dengan menggunakan pestisida nabati ini, para petani di Desa Wringinitung tidak hanya mendapatkan solusi untuk mengatasi masalah hama, tetapi juga turut berperan dalam menjaga keberlanjutan pertanian yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Mereka juga semakin sadar akan pentingnya melestarikan sumber daya alam dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan kimia sintetis dalam pertanian. Melalui upaya ini, para petani berharap dapat terus menjaga produktivitas pertanian mereka, meningkatkan kualitas hasil panen, dan pada saat yang sama, menjaga keseimbangan ekosistem agar tetap lestari untuk generasi mendatang.



Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon