Mahasiswa KKN UNDIP 2024 Membuat Pembaruan Informasi Di Monumen Mandiro Noto Untuk Mengembangkan Pengetahuan Sejarah Lokal Kepada Warga Desa Kedawung Hingga Mondokan, Sebagai “Kota Pejuang”




Campusnesia.co.id - Sragen, 8 Agustus 2024 Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 2 Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024 yang dilaksanakan di Desa Kedawung, Kecamatan Sragen, Kabupaten Mondokan, mengajukan salah satu program kerja yang penting dan signifikan bagi warga masyarakat sekitar Desa Kedawung. Athirah Ghassani Rahadatul Aisy, mahasiswa dari Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, berinisiatif  dengan membuat panel informasi mengenai sejarah Monumen Mandiro Noto dan sejarah hingga tugas Pasukan Pager Desa sebagai salah satu program kerja selama KKN.

Siapa sangka dalam desa ini berdirinya sebuah monumen kecil dengan cerita dan pelajaran yang penting untuk diketahui dan diceritakan. Monumen Mandiro sekarang dirawat dan dikelola dengan baik oleh warga sekitar dan tentunya langsung oleh Camat Mondokan, Pak Agus Endarto.   Dari banyak ragam tempat dan wilayah yang mengalami peristiwa bersejarah di Kabupaten Sragen ada suatu bukti sejarah yang penting dari masa kemerdekaan RI yang patut diketahui oleh warga sekitar hingga di luar Sragen, suatu ikon pada Desa Kedawung dan kian kabupaten Sragen. Monumen Mandiro merupakan sebuah bukti bahwa Sragen telah menjadi saksi peristiwa bersejarah yang mempunyai dampak terhadap sejarah kemerdekaan Indonesia, dan betapa pasukan dan warga desa berjuang dan mempertahankan kemerdekaan dalam pertempuran gerilya yang kian diabadikan dalam sebuah monumen, Monumen Mandiro Noto Tjanda Bhirawa, yang terletak di Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen pada Jl. Raya Mondokan No. 1, Kalibuk, Desa Kedawung. 


Dilakukannya kegiatan ini pada tanggal 8 Agustus 2024, untuk mengembangkan dan meluaskan pengetahuan hingga konteks sejarah dalam monumen yang berdiri di Taman Mandiro agar warga sekitar hingga semua orang yang mengunjungi monumen ini dapat mengenali dan mempelajari peristiwa dari adanya peninggalan bukti sejarah tersebut. Hingga pelaksanaan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh minimnya panel informasi dan konteks untuk masyarakat dan pengunjung agar bisa baik-baik memahami sejarah yang pernah terjadi di Mondokan, Sragen. Dengan demikian dalam mengatasi dan melakukan upaya tersebut, ada proses pengumpulan informasi dan bahan-bahan hingga bantuan langsung oleh Camat Mondokan, Pak Agus Endarto, menyampaikan usulan

“Ini penyampaian yang sangat komunikatif jadi sudah cukup. Karena memang banyak orang belum tau” dengan harapan bisa memperluaskan wawasan fakta dan sejarah bagi semua orang dan generasi selanjutnya. Panel informasi ini diharapkan akan mengacu ke audiens yang ingin mengetahui dan sekaligus mempelajari suatu peristiwa dan peninggalan yang menjadi bukti ikon pejuang, Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. 

Kehadiran dari panel informasi ini menjadi kegiatan yang tidak hanya membuat suatu desain, tetapi mencetak dan menampilkan dengan akrilik lembar di dinding monumen langsung, dua hasil desain panel informasi mengenai Monumen Mandiro, Tjanda Bhirawa dan sebelahnya, panel informasi berkait dengan Pasukan Gerilya Desa atau “Pager Desa” dengan harapan dan tujuan yang akan mengasih sebuah kajian dan konteks yang akan membantu dan membuat warga dan pengunjung memahami secara umum sejarah dan makna di belakang berdirinya monumen tersebut. Panel ini ditampilkan pada 8 Agustus, sore dini hari di dinding belakang monumen, tepatnya depan air mancur Taman Mandiro. Kami berharap dengan adanya tampilan dan upaya program ini dapat memberikan dan bermanfaat terhadap masyarakat dengan adanya  sebuah kajian yang bisa dibaca oleh semua yang tertarik dan berkunjung.


Penulis: 
Athirah Ghassani Rahadatul Aisy
(Sejarah 2021, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro)

DPL: 
Ir. Ibnu Pratikto, M.Si.

Lokasi KKN: 
Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen

Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon