Campusnesia.co.id - Wonogiri, 2 Agustus 2024 - Mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Universitas Diponegoro menggelar program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jaten dengan misi utama memberikan pendampingan dalam pemilihan dan penggunaan bahan tambahan pangan yang tepat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan pangan yang dikonsumsi.
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat semakin meningkat. Di sisi lain, penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan dalam berbagai produk makanan juga semakin luas. Meskipun bahan-bahan ini berperan penting dalam industri makanan, penggunaannya yang tidak tepat atau berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
Di Desa Jaten, ibu rumah tangga yang menjadi penanggung jawab utama dalam penyediaan makanan untuk keluarga sering kali tidak menyadari risiko dari penggunaan BTP yang tidak sesuai. Kurangnya pengetahuan ini berpotensi menyebabkan kesalahan dalam memilih dan menggunakan BTP, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kesehatan anggota keluarga, terutama anak-anak.
Melihat permasalahan tersebut, Aura Debby Syaluna Regita, mahasiswi Teknologi Pangan Universitas Diponegoro, mengambil inisiatif untuk mencanangkan program pendampingan dalam pemilihan dan penggunaan BTP yang tepat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu Dasa Wisma dalam memilih BTP yang aman dan sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan di lumbung pertemuan kelompok Dasa Wisma Dusun Majan pada Jumat 2 Agustus 2024. Kelompok Dasa Wisma dipilih sebagai sasaran utama karena para ibu dalam kelompok ini memiliki pengaruh besar dalam mengatur pola makan keluarga dan sering menjadi pusat informasi serta edukasi di lingkungan mereka.
Pada sesi pertama, mahasiswi membagikan leaflet tentang bahan tambahan pangan. Leaflet ini berisi informasi dasar mengenai berbagai jenis BTP, termasuk pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Setelahnya, mahasiswi memberikan pemahaman dasar mengenai bahan tambahan pangan. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan terhadap jenis-jenis BTP, bahan-bahan yang berpotensi berbahaya, cara mengidentifikasi pangan yang mengandung BTP berbahaya dan dampaknya terhadap kesehatan, serta alternatif yang lebih sehat.
Salah satu sesi utama dari program ini adalah demonstrasi pembuatan pewarna makanan alami dari bahan pangan seperti daun pandan, buah naga, dan wortel. Setelah demonstrasi, para ibu diajak untuk mempraktikkan penggunaan pewarna alami tersebut pada pembuatan jajanan tradisional getuk. Melalui kegiatan ini, ibu-ibu tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis tetapi juga keterampilan praktis dalam memilih dan menggunakan bahan tambahan pangan yang tepat.
Kegiatan KKN ini mendapat respon positif dari ibu-ibu Dasa Wisma Dusun Majan. Ibu-ibu Dasa Wisma mengaku memperoleh pengetahuan baru yang sangat berguna dalam menjaga kesehatan keluarga melalui pemilihan bahan pangan yang lebih aman. Aura selaku mahasiswi penginisiasi program berharap informasi yang dibagikan dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anggota Dasa Wisma dalam memilih dan menggunakan BTP yang tepat, khususnya pada makanan dan jajanan anak.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar