Keajaiban dari Limbah Kayu: Mahasiswi KKN Undip Populerkan UMKM Naira Karya di Desa Purworejo


Gambar 1. Wawancara etnografi dengan Pak Dunawar 

Campusnesia.co.id - Purworejo, Pekalongan - Desa Purworejo, yang terletak di kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, kini memiliki sebuah kebanggaan dalam bentuk UMKM limbah kayu yang bernama Naira Karya. Khalisa Alya Syahira, seorang mahasiswi dari Universitas Diponegoro (Undip), telah menjalankan program kerja monodisiplin yang inovatif dalam rangkaian KKN Tim 2 2024. Karyanya berupa etnovideografi yang mengangkat kisah inspiratif Pak Dunawar, pemilik Naira Karya, sebuah usaha kerajinan dari limbah kayu.

Khalisa, yang sedang menempuh pendidikan di jurusan antropologi sosial, telah memanfaatkan ilmu dan kemampuannya dalam penelitian etnografi untuk membuat video dokumenter mengenai perjuangan Pak Dunawar. Etnovideografi ini tidak hanya menampilkan perjalanan usaha Naira Karya dari awal hingga mencapai kesuksesan, tetapi juga mempromosikan kearifan lokal yang ada di Desa Purworejo.

Naira Karya bermula dari pemanfaatan limbah kayu yang dilakukan secara kecil-kecilan oleh Pak Dunawar. Berkat kerja keras dan kreativitasnya, usaha ini telah berkembang menjadi penjualan furniture dan perabotan rumah yang kini dikenal di berbagai kota di luar Pekalongan. Meski telah mencapai kesuksesan yang cukup besar, cakupan pasar Naira Karya masih kurang dikenal secara luas, terutama dalam bentuk digital dan media.

“Etnovideografi ini merupakan bentuk apresiasi saya terhadap kearifan lokal yang ada di Purworejo. Saya ingin masyarakat luas mengetahui bahwa dari desa kecil ini, ada sebuah usaha yang sangat potensial dan patut mendapat apresiasi,” ujar Khalisa dalam wawancaranya. Melalui video etnografi ini, Khalisa berharap Naira Karya dapat lebih dikenal dan dihargai, baik oleh masyarakat dalam desa maupun luar desa.

Metode yang digunakan Khalisa dalam pembuatan etnovideografi ini adalah penelitian etnografi, di mana ia terjun langsung untuk menggali kisah dan informasi mendalam mengenai Naira Karya. Proses ini tidak hanya memperkaya pengetahuannya sebagai mahasiswa antropologi, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi perkembangan UMKM di desa tersebut. “Saya ingin hasil karya saya ini bisa menjadi contoh bagaimana ilmu antropologi dapat diaplikasikan secara nyata untuk membantu masyarakat,” tambah Khalisa.

 
Gambar 2. Pengambilan video etnografi Naira Karya

Pak Dunawar dan tim Naira Karya merasa sangat terbantu dengan adanya etnovideografi ini. Mereka mengakui bahwa branding digital dan media promosi merupakan salah satu kelemahan yang mereka hadapi. “Kami sangat berterima kasih kepada Khalisa. Berkat etnovideografi ini, usaha kami bisa lebih dikenal dan diakui,” kata Pak Dunawar. Ia juga berharap video ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai dan mendukung usaha lokal seperti Naira Karya. 

Dengan etnovideografi ini, Khalisa tidak hanya membantu mempromosikan Naira Karya tetapi juga memperkenalkan potensi desa Purworejo kepada dunia luar. “Saya berharap, dengan adanya video ini, Purworejo dapat dikenal sebagai desa yang memiliki kearifan lokal yang kuat dan usaha kreatif yang patut dibanggakan,” ujar Khalisa. 

Selain itu, etnovideografi ini juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk menggunakan ilmu yang mereka pelajari di kampus dalam proyek-proyek yang bermanfaat bagi masyarakat. Khalisa menekankan pentingnya pelestarian kearifan lokal melalui pendekatan ilmiah dan modernisasi. “Pelestarian budaya dan kearifan lokal adalah tanggung jawab kita bersama. Melalui proyek ini, saya ingin menunjukkan bahwa setiap langkah kecil kita bisa memberikan dampak besar,” Ucap Khalisa.

Pembuatan etnovideografi ini membuktikan bahwa teknologi dan media digital dapat menjadi alat yang efektif dalam mempromosikan kearifan lokal dan usaha kreatif. Karya Khalisa Alya Syahira ini diharapkan dapat terus memotivasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan serta kearifan lokal di lingkungan mereka masing-masing. Dengan demikian, warisan budaya yang berharga ini tidak akan terlupakan dan terus hidup di tengah perkembangan zaman.



Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon