Campusnesia.co.id - Temanggung (27/07/2024) - Shadam Ihsan Arjiansah Mahasiswa KKN UNDIP melakukan sosialiasi dan praktik dalam membuat sabun mandi dari minyak jelantah bersama Kelompok Wanita Tani Dewi Sri 2 yang berada di Dusun Catgawen Desa Caturanom, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.
Minyak jelantah termasuk dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) karena penggunaannya yang berulang kali dapat menghasilkan senyawa berbahaya, seperti radikal bebas dan asam lemak trans, yang berpotensi merusak kesehatan manusia dan lingkungan. Minyak jelantah yang dibuang sembarangan bisa mencemari air dan tanah, serta merusak ekosistem.
Minyak jelantah, yang umumnya dianggap sebagai limbah rumah tangga, kini dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan, yaitu sabun mandi. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi limbah minyak goreng bekas, tetapi juga memberikan alternatif sabun yang murah, aman, dan berkualitas untuk masyarakat. Sabun yang dihasilkan dari minyak jelantah memiliki sifat pembersih yang baik dan aman digunakan untuk kulit.
“Selama ini minyak jelantah saya buang saja ke wastafel, ternyata dapat dimanfaatkan menjadi sabun”, ujar Ibu Tutik
Proses pembuatan sabun dari minyak jelantah melibatkan reaksi kimia yang disebut saponifikasi, di mana minyak bereaksi dengan alkali (biasanya natrium hidroksida atau NaOH) untuk menghasilkan sabun. Dalam proses pembuatannya, minyak jelantah yang telah disaring untuk menghilangkan kotoran dicampur dengan air dan larutan alkali. Campuran ini kemudian diaduk hingga mengental dan dibiarkan mengeras sebelum dipotong menjadi batang-batang sabun. Beberapa produsen bahkan menambahkan bahan alami seperti minyak esensial, pewangi alami, dan pewarna dari tumbuhan untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik sabun tersebut.
Manfaat penggunaan sabun dari minyak jelantah tidak hanya terbatas pada kebersihan tubuh. Dengan mengolah minyak bekas menjadi sabun, masyarakat dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan, sekaligus mengurangi pencemaran air dan tanah. Inisiatif ini juga membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi komunitas yang ingin memulai usaha kecil-kecilan dalam produksi sabun.
“Dalam sosialisasi ini menjadi landasan kami dalam memikirkan bisnis baru untuk menambahkan pendapatan kas Kelompok Wanita Tani”, ujar Ibu Istiadah.
Sabun mandi dari minyak jelantah memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, sehingga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, sabun ini juga memiliki sifat antibakteri dan antijamur, sehingga dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan eksim.
Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan, sabun mandi dari minyak jelantah menjadi inovasi yang patut diapresiasi. Pengembangan produk ramah lingkungan ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari solusi global untuk mengurangi limbah dan menjaga kelestarian alam.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar