Campusnesia.co.id - Siwalan, Pekalongan (06/08/2024) - Stunting adalah sebuah kondisi dimana pertumbuhan fisik dan kognitif anak terganggu. Stunting ini terjadi pada anak umur 1-3 tahun. Kasus stunting di Indonesia saat ini sangatlah tinggi. Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan negara. Adapun penyebab dari stunting adalah: asupan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, dan mineral yang kurang, pola makan yang tidak seimbang, tidak memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Kemudian, dampak bagi stunting ini sangatlah berpengaruh, diantaranya adalah pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan imun tubuh.
Program edukasi pencegahan stunting ini terdapat beberapa keilmuan yang berpartisipasi dalam program ini, diantaranya adalah hukum, kimia, teknik pangan, teknik geologi, antropologi, msp, dpt dan akuntasi perpajakan. Kasus stunting di Indonesia memiliki regulasi yang bertujuan untuk menurunkan tingkat stunting. Salah satu langkah strategisnya adalah dengan meluncurkan program nasional yang fokus pada peningkatan gizi, sanitasi, serta akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai.
Selain itu, pemerintah juga mendorong kerja sama lintas sektor, termasuk dengan sektor pendidikan, untuk memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup serta informasi yang tepat tentang pola makan sehat. Kemudian, dilanjut kepada pembahasan mengenai makronutrien yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, adalah komponen utama dalam diet yang berfungsi sebagai sumber energi dan zat pembangun tubuh. Asupan makronutrien yang cukup dan seimbang harus ditekankan dalam upaya pencegahan stunting, dengan penekanan pada keberagaman sumber makanan.
Kemudian, juga dijelaskan mengenai isi piringku. Konsep "Isi Piringku" adalah pedoman sederhana yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia untuk memastikan asupan gizi seimbang dalam setiap hidangan. Materi ini mengedepankan pentingnya mengkonsumsi makanan yang terdiri dari berbagai kelompok makanan, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Lalu, stunting juga dipengaruhi oleh kualitas air bersih. Air bersih memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan stunting. Konsumsi air yang tercemar dapat menyebabkan infeksi yang berulang pada anak-anak, seperti diare, yang dapat menghambat penyerapan nutrisi.
Oleh karena itu, akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik harus menjadi prioritas dalam program pencegahan stunting. Dilanjut materi dari sudut pandang antropologi dimana stunting tidak hanya berdampak pada fisik anak-anak yang terdampak, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan sosial mereka. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih rendah, dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi produktivitas kerja serta kemampuan mereka untuk berkontribusi dalam masyarakat.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pencegahan stunting sejak dini untuk membentuk generasi yang sehat dan berdaya saing. Tidak lupa membahas tentang pencerdasan keuangan untuk memenuhi gizi seimbang. Edukasi mengenai pengelolaan keuangan keluarga juga menjadi aspek penting dalam pencegahan stunting. Keluarga perlu diberdayakan untuk mengelola anggaran secara efektif sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang. Dengan demikian, selain fokus pada edukasi gizi, perlu juga adanya program-program yang mengajarkan keterampilan keuangan kepada masyarakat, terutama bagi keluarga dengan anak-anak di bawah usia lima tahun yang rentan terhadap stunting.
Penulis:
TIM II KKN UNDIP DESA SIWALAN
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar