Dibalik Minyak Jelantah Tersimpan Unsur Hara untuk Tanaman, Mahasiswa KKN Tim II Undip Edukasi Warga Tentang Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Pupuk



Campusnesia.co.idDesa Pundungrejo, 26 Juli 2023 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II dari Universitas Diponegoro melaksanakan pelatihan inovatif tentang pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi pupuk organik cair pada tanggal Jumat, 26 Juli 2024 pukul 13.30 – 14.30 WIB. Acara yang diadakan di rumah pak RT Dukuh Banaran ini diikuti oleh 20 dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga hingga kelompok wanita tani. Para peserta antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan pupuk organik cair, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses fermentasi. Pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi pupuk organik cair ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memberikan keterampilan baru bagi masyarakat untuk mengolah limbah menjadi produk yang bernilai tambah. Dengan demikian, masyarakat dapat secara mandiri membuat pupuk organik cair untuk kebutuhan pertanian mereka.

Di daerah pedesaan, minyak jelantah seringkali dibuang langsung ke lingkungan atau digunakan untuk pakan ternak. Padahal, minyak jelantah memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produktivitas pertanian Minyak jelantah yang selama ini dianggap sebagai sampah ternyata memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan teknologi yang tepat, minyak jelantah dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah, salah satunya adalah pupuk organik cair. Pupuk organik cair dari minyak jelantah memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, pembuatan pupuk organik cair juga dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.

Kegiatan ini diawali dengan pemaparan tentang dampak negatif minyak jelantah terhadap lingkungan jika dibuang sembarangan. Kemudian penjelasan alat dan bahan yang digunakan serta kandungan atau peran setiap bahan dalam proses fermentasi. Bahan-bahan utama yang digunakan antara lain minyak jelantah, EM4, bekatul, molase dan air. Selanjutnya masuk ke tahap demonstrasi pembuatan pupuk organik dari minyak jelantah oleh mahasiswa KKN Tim II Undip dari prodi Agroekoteknologi. Langkahnya diawali dengan mencampurkan seluruh bahan ke dalam ember sambil diaduk sampai rata, campuran bahan kemudian dituang ke dalam jerigen. Tutup jerigen dilubangi untuk dimasukkan selang kecil dan dihubungkan ke botol yang terisi air, tujuannya untuk mengontrol suhu selama proses fermentasi berlangsung. Proses fermentasi berlangsung selama 21- 30 hari. 

Tanda fermentasi yang berhasil adalah warna coklat tua atau kehitaman, tidak berbau busuk tetapi bau masam manis khas POC seperti tape, tidak ada lapisan minyak di permukaan, tidak ada cacing, serangga atau jamur. Selain itu apabila digoyang maka muncul gelembung - gelembung kecil dalam jumlah banyak membentuk busa. Pupuk organik ini bisa untuk semua tanaman dengan dosis 10 ml - 15 ml dan rentang waktu 1 -2 minggu sekali. Namun perlu diingat bahwa pupuk organik dari minyak jelantah ini hanya digunakan sebagai pupuk tambahan. Artinya tetap harus menambahkan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos dan pupuk anorganik seperti NPK yang tujuannnya untuk menjaga suplai pupuk selama tanaman hidup.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan limbah minyak jelantah secara lebih bijak dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, pupuk organik cair yang dihasilkan juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon