Campusnesia.co.id - Griya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VIII sesi 2. Acara ini digelar pada hari Sabtu (20/7/24).
Sesi ke 2 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai membangun spirit akademik dan masa depan AI. Kegiatan pagi ini diawali dengan sapaan hangat dan sambutan oleh Ika Lailatun Nikmah sebagai host selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.20 ini disampaikan langsung oleh Annas Rolli M sebagai pemateri pertama. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Astuti Rahayu selaku moderator.
“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan." Jelas pemateri, Annas Rolli M.
Pemateri pertama kali ini membahas mengenai membangun spirit akademik. Diawali dengan pembahasan terkait problem dunia akademik di Indonesia yang terdiri dari kualitas pendidikan, sumber daya terbatas, biaya pendidikan, kesenjangan regional, persoalan penelitian dan inovasi, birokrasi dan kebijakan, keterbatasan keterlibatan industri, kurangnya pengakuan internasional, dan juga tantangan teknologi. Selain itu, beliau juga menyasarkan teruntuk para pejuang beasiswa untuk memulai persiapan perkuliahan di luar negeri.
Diselingi dengan sambutan oleh Feby Alfiana selaku CEO griya Peradaban, kemudian dilanjutkan dengan pemateri kedua. Adapun pemateri kedua membahas terkait masa depan AI yang dipimpin langsung oleh Hilman Najib. Mengutip sedikit dari apa yang di sampaikan oleh pemateri bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kehidupan kita, tetapi juga membawa risiko yang perlu dikelola dengan hat-hati. Perlunya pendekatan yang tepat, maka dapat dipastikan AI tetap menjadi kawan yang membantu kita mencapai masa depan yang lebih baik.
Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 42 peserta ini ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember.
“Bukan spesies paling kuat yang akan bertahan, bukan pula mereka yang paling pandai, tetapi mereka yang paling responsive terhadap perubahan.” (Zahro/Griya Peradaban)