Campusnesia.co.id - Desa Madugowongjati, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang (03/08/2023) - Kasus stunting atau gangguan pada pertumbuhan anak masih menjadi permasalahan yang serius di Indonesia. Masalah mengenai stunting harus segera ditangani karena dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.
Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), diketahui bahwa prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 mencapai angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Meskipun begitu, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2024 adalah 14%.
Tingginya kasus stunting menjadi perhatian mahasiswa Universitas Diponegoro yang sedang menjalani KKN di Desa Madugowongjati. Terlebih lagi, berdasarkan data dari catatan administrasi desa pada bulan Juni 2023, sebanyak 167 baduta (bayi di bawah dua tahun) di Desa Madugowongjati berpotensi mengalami stunting.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kasus yang lebih tinggi di Desa Madugowongjati, mahasiswa KKN menggalakan program "GEMAS Atasi Stunting (Gerakan Madugowongjati Sehat Atasi Stunting)" pada hari Kamis, 03 Agustus 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh kader posyandu, ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis), dan ibu yang memiliki anak berisiko stunting.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari perwakilan kepala desa dan ketua kader posyandu. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian edukasi mengenai pemenuhan asupan gizi selama 1000 HPK oleh Ibu Anindhita Setyaningrum, S.Psi., M.Kes dari BKKbN Kec. Gringsing. Materi yang disampaikan yaitu dampak stunting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, risiko ADB pada masa kehamilan, pentingnya tablet penambah darah bagi ibu hamil, manfaat dan perbedaan jenis ASI, serta pentingnya MPASI.
Pada rangkaian acara yang kedua, mahasiswa KKN mendemonstrasikan cara memasak makanan pendamping ASI yang sebelumnya telah disurvei secara mandiri berdasarkan artikel dan jurnal ilmiah yaitu resep macaroni schotel daun kelor dan bolu pisang keju kukus. Pemilihan menu ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nafsu makan anak terhadap sayuran dan buah-buahan.
Oleh karena itu, para mahasiswa tersebut mengolah dua bahan tersebut agar lebih menarik bagi anak-anak. Bahan dasar yang digunakan yakni daun kelor dan pisang kepok berasal dari “LANGSING” atau Lahan Pangan Atasi Stunting yang merupakan lahan cadangan makanan berkalori tinggi asli tanah Madugowongjati yang sebelumnya telah dibudidayakan oleh mahasiswa KKN di program kerja KKN pertama mereka. Bahan ini sengaja dipilih untuk memberikan contoh kepada masyarakat Madugowongjati bahwa untuk menciptakan MPASI yang sehat dan bergizi juga dapat diperoleh dengan cara yang mudah dan murah.
Di akhir acara, mahasiswa membagikan makanan yang telah didemonstrasikan dan buku weekly meal plan yang berisikan 7 resep MPASI berbahan dasar daun kelor dan pisang kepok yang terdiri dari bolu pisang keju kukus, pancake pisang, setup pisang, kolak pisang, macaroni schotel daun kelor, puding lumut daun kelor, dan bubur MPASI daun kelor.
Dengan dilaksanakannya program kerja ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi selama 1000 HPK sehingga kedepannya tidak ada lagi kasus stunting di Desa Madugowongjati, sehingga tingginya kualitas para generasi penerus bangsa dapat lebih merata di seluruh penjuru negeri.