Campusnesia.co.id - SUKOHARJO – Stunting dianggap sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, memiliki dampak serius terhadap perkembangan fisik dan kognitif. Masalah ini menjadi perhatian global karena akan berpengaruh terhadap generasi mendatang.
Pengetahuan masyarakat akan kandungan gizi ikan khususnya ikan air tawar dapat dikatakan kurang karena masyarakat umumnya hanya mengetahui bahwa ikan memiliki duri yang cukup melimpah sehingga cukup sulit untuk dikonsumsi.
Selain itu, pengolahan ikan umumnya hanya diolah dengan cara digoreng ataupun dimasak berkuah karena kurangnya inovasi masyarakat dalam mengolah hasil perikanan maka terpikirkan akan pembuatan program kerja monodisiplin mengenai demonstrasi pembuatan ekado yang berbahan dasar ikan air tawar yaitu ikan nila.
Demonstrasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan minat masyarakat khususnya anak-anak dalam mengkonsumsi ikan karena mengingat tingginya aknga stunting di Indonesia. Ikan memiliki kandungan gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena mengandung vitamin, mineral, dan sumber protein tinggi yang berasal dari hewani. Ikan merupakan hasil protein hewani yang tinggi jika dibandingkan dengan protein hewani lainnya, sehingga ikan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pencegahan stunting secara dini.
Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro menjalankan program “Pemberdayaan kelompok dalam pengolahan ikan nila sebagai inovasi diversifikasi produk olahan hasil akuaponik” dengan sasaran Ibu-Ibu PKK dan anak-anak yang dihadiri 35 orang di Pendopo Balai Desa Kamal yang dilaksanakan pada Kamis (10/8/2023) pukul 13.00-14.30 yang sekaligus dilaksanakannya pelaksanaan program kerja multidisiplin dengan judul “Pencegahan Stunting Melalui Pemenuhan Gizi Keluarga Menggunakan Sistem Budidaya Akuaponik pada Lahan Terbatas”.
Hasil pelaksanaan program kerja monodisiplin berjudul “Pemberdayaan kelompok dalam pengolahan ikan nila sebagai inovasi diversifikasi produk olahan hasil akuaponik” yaitu ekado dengan bahan dasar ikan nila yang difillet dan digiling.
Dari penilaian Ibu-Ibu peserta menilai bahwa ekado tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk anak agar dapat mengonsumsi ikan dalam bentuk yang berbeda sehingga dapat menarik perhatian anak serta dapat mengatasi masyarakat yang sulit mengonsumsi ikan karena bau amisnya.
Proses pembuatan ekado juga dianggap cukup praktis dan bahan-bahan yang digunakan relatif lebih mudah didapatkan. Ilmu yang disampaikan juga dapat menjadi masukan dan pengetahuan lebih detail akan kandungan gizi ikan air tawar, khususnya ikan nila.
Penulis: Nabila Faizatussalma | Teknologi Pangan | Fakultas Peternakan dan Pertanian
DPL: Bogi Budi Jayanto, S.Pi., M.Si.
Lokasi : Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo