Campusnesia.co.id - Kab. Pekalongan (27/7) – Mahasiswa KKN Tim 2 Undip bernama Edho Rahmat Firmansyah, dari Program Studi Rekayasa Perancangan Mekanik, Sekolah Vokasi, dan KKN Tim II Kelompok 10 Desa Karangasem, P2KKN, Universitas Diponegoro Semarang.
Mengenalkan program KKN ini adalah Prototype Alat Pencacah Sederhana sebagai bahan baku pembuatan kompos dalam pengolahan sampah organik, kepada Masyarakat Kelompok Tani, Dusun Sirogo, Desa Karangasem, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan pada Kamis 27 Juli 2023.
Sampah Organik merupakan permasalahan yang sering ditemukan di lahan pertanian. Jika sampah tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berdampak pada kebersihan lingkungan maupun kesehatan.
Pengelolaan sampah organik yang tepat adalah kunci dalam menjaga kebersihan dan keamanan ekologis sekitar kita. Umumnya warga mengelolah sampah dengan membakarnya di lahan pertanian mereka, tetapi solusi ini sangat jauh dari solusi ideal dimana dapat menimbulkan emisi rumah kaca, dan sistem mikroorganisme didalam tanah akan mati. Diperlukan adanya solusi yang inovatif dan ramah lingkungan seperti komposting.
Komposting adalah sebuah program untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk dengan memanfaatkan sampah dapur, sayur-sayuran, dan buah-buahan dengan bantuan senyawa EM4 ke dalam wadah pembuatan kompos yang disebut komposter.
Dalam rangka meningkatkan kebersihan di area lahan pertanian karena hasil penen padi, di Dusun Sirogo, Desa Karangasem, mahasiswa KKN Tim 2 Undip 2022/2023 yang mencanangkan alat pencacah sampah organik sederhana untuk memudahkan warga dalam pengelolahan sampah secara mandiri serta dapat menghasilkan pupuk kompos.
Dokumentasi kegaiatan sosialisasi
Pada tanggal 27 Juli 2023, mahasiswa KKN Tim 2 Undip ini mensosialisasikan pentingnya dalam mengelola sampah organik dan sampah dapur serta cara pembuatan alat pencacah sampah sederhana kepada masyarakat dan kelompok tani di Dusun Sirogo, Desa Karangasem. Sosialisasi ini dihadiri oleh masyarakat dan kelompok tani yang notabenenya banyak menghasilkan sampah organik jenis jerami padi karena setelah kegiatan hasil penen padi.
Sosialisasi tersebut menjelaskan latar belakang sampah organik di Dusun Sirogo, Desa Karangasem, tujuan dan manfaat alat, komponen alat, cara kerja alat, dan langkah-langkah cara mengoperasikan alat pencacah sampah organik. Antusias peserta sangat tinggi karena terdapat sesi tanya jawab dengan pembicara dan mendapatkan arahan dari Ketua Kelompok Tani dan Kepala Dusun Sirogo, Desa Karangasem.
Pembuatan alat pencacah sampah organik yang memerlukan alat komponen seperti Mesin gerinda tangan, tempat penampung, baut dan mur, pisau pemotong, dan mesin bor. Langkah pembuatan alat tersebut diawali dengan mendesain menggunakan aplikasi software Solidwork 3D, proses pelubangan tempat penampung untuk memasukan as mesin gerinda tangan, proses pengelasan dan memotong pisau pemotong ke mesin gerinda tangan, proses pengencangan mur khusus gerinda, dan alat pencacah sampah organik sudah siap untuk digunakan.
Poster alat pemecah sampah
Pembuatan alat pencacah sampah organik sederhana dari gerinda tangan termasuk dalam upaya dari SDGs (Sustainable Development Goals) yang ke 12. Hal ini dikarenakan pembuatan alat tersebut sebagai upaya untuk mengurangi limbah rumah tangga termasuk dalam “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab” (Tujuan SDGs yang ke 12).
SDGs merupakan sesuatu rencana aksi global yang telah disepakati oleh para pemimpin dunia untuk mengakhiri dari kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan.
Penulis:
Edho Rahmat Firmansyah
(40040220650055)