Kompos dan Pupuk Cair: Membangun Konektivitas Antara Pertanian dan Koservasi Lingkungan

 


Campusnesia.co.id -Sanggang (26/07/2023) – Minggu ke-3 kegiatan TIM II KKN UNDIP diisi dengan pelaksanaan program monodisiplin oleh Amelia Retno Sawitri (21) pada hari Rabu, 26 Juli 2023 pukul 19.30 WIB bertema “Sosialisasi Pembuatan Kompos dan Pupuk Cair: Membangun Kesadaran Masyarakat Tentang Keberlanjutan Lingkungan dan Pertanian”. Pelaksanaan program ini dilatar belakangi oleh pengelolaan sampah yang belum maksimal di Desa Sanggang. 

Sampah merupakan salah satu objek yang sering kita temui dan berasal dari berbagai aktivitas manusia yang tidak lagi memiliki nilai kegunaan bagi mereka yang menghasilkannya. Sampah dapat berupa bahan organik maupun anorganik. 

Sampah organik merupakan sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bersala dari organisme hidup atau produk alami yang dapat membusuk dan mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme, misalnya sisa makanan, daun jatuh, ranting, limbah tumbuhan, limbah pertanian seperti Jerami, dan lain sebagainya, sedangkan sampah anorganik terdiri dari bahan yang tidak berasal dari organisme hidup dan tidak mudah terurai oleh mikroorganisme. 

Sampah-sampah tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan permasalahan lingkungan lainnya. Pengelolaannya pun menjadi semakin penting karena pertumbuhan populasi dan perubahan gaya hidup manusia yang semakin konsumtif. 

Data yang didapatkan dari SIPSN MENLHK (2022) mengenai capaian kinerja pengelolaan sampah dari 269 Kabupaten/ Kota se-Indonesia menunjukkan bahwa baru 18 juta ton/ tahun dari 29 juta ton/ tahun sampah yang sudah terkelola. 

Hal ini menunjukkan masih ada separuh sampah yang belum dikelola maupun ditangani dengan baik. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya fakta mengenai kecenderungan masyarakat Desa Sanggang yang sering membakar sampah sisa rumah tangga di pelataran rumahnya. 

Tanpa disadari, kegiatan tersebut akan berdampak buruk pada lingkungan berupa polusi tanah dan polusi udara. Polusi tanah berasal dari sisa pembakaran sampah rumah tangga yang sukar terurai oleh mikroorganisme tanah, sedangkan polusi udara berasal dari asap yang ditimbulkan selama proses pembakaran sampah berlangsung yang akan berakibat pada tercemarnya udara sekitar, kesulitan bernapas, dan berbagai permasalahan lainnya. 

Permasalahan tersebut melatar belakangi dilaksanakannya program sosialasi pembuatan kompos dan pupuk cair untuk memanfaatkan limbah rumah tangga khususnya sayur mayur dan buah-buahan, daun, ranting, dahan pohon kering, dan sebagainya. 


Program ini dilaksanakan agar warga lebih mengetahui dan memahami proses pembuatan kompos dan pupuk cair sebagai cara menumbuhkan rasa kecintaan terhadap lingkungan, membantu penghijauan, dan mengembalikan kesuburan tanah seabagai upaya konservasi lingkungan. 

Kompos dan pupuk cair dipilih sebagai salah satu program monodisiplin karena Amelia Retno Sawitri (21) TIM II KKN UNDIP melihat adanya potensi lain berupa banyaknya lahan yang dimanfaatkan untuk perkebunan durian, kelengkeng, juga alpukat. Adanya sosialisasi pembuatan kompos dan pupuk cair ini dinilai akan mampu membantu dalam mengembangkan perkebunan tersebut.  

 
Program ini dihadiri oleh 13 anggota kelompok tani dari 10 dusun di Desa Sanggang termasuk Bapak Hendrik Simartama dari Yayasan Obortani Semarang, selaku pendamping kegiatan di Desa Sanggang sejak tahun 2019. 


Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dihadapan kelompok tani dan diawali dengan pengenalan diri, kegiatan dilanutkan dengan pemaparan materi menggunakan power point dan poster yang telah dilengkapi dengan keterangan mengenai alat bahan dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk membuat kompos dan pupuk cair.  

Tahapan tersebut antara lain persiapan kompos, pencampuran dengan air dan EM4, pencampuran dan pengadukan, perendaman dan fermentasi, penyaringan, dan pemakaian pupuk cair. Keduanya tergabung dalam satu proses karena pupuk cair ini dihasilkan dari leachate kompos (cairan hasil dari proses penguraian dan perkolasi air melalui tumpukan kompos yang telah mengandung nutrisi terlarut dari kompos). 

Kegiatan diakhiri dengan penutup dan sesi tanya jawab lebih lanjut dari materi yang disampaikan. Semua anggota yang hadir pada program ini mendengarkan dengan saksama materi yang disampaikan serta terlihat antusias dan cukup tertarik dengan materi yang diberikan. 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon